Question and Answer - Seputar Penilaian Prestasi Kerja

1.   Apa pengaruhnya bila Penilaian Kerja tidak ada di suatu organisasi,  baik dari sisi semangat kerja karyawan maupun produktifitas organisasi?  

Jawab :
Pengaruhnya?  Biasanya Penilaian Kinerja berujung pada berapa % kenaikan gaji seorang  karyawan, atau bisa juga berujung pada berapa bonus yang didapat oleh  karyawan. Logikanya dengan semakin semakin baik kontribusi seorang  karyawan, maka gaji atau bonusnya akan semakin besar.  Jadi menjawab pertanyaan di atas, tidak adanya sistem penilaian kinerja,  akan menyukarkan HRD dalam melihat mana karyawan yang bagus, mana yang  tidak. Akibatnya dalam memperhitungkan kenaikan  gaji/bonus/promosi tidak berdasarkan data yang kuat. Sangat mungkin hanya  berdasarkan hubungan baik antara karyawan dengan bos-nya saja. Bisa  dibayangkan jika hal ini terjadi, maka karyawan yang merasa dirinya sudah  berkontribusi banyak menjadi malas bahkan lalu memutuskan untuk pindah  kerja. Sebaliknya, bisa juga HRD (karena tidak ada sistem penilaian yang jelas),  mengambil keputusan menaikkan gaji karyawan secara pukul rata, semua sama  besarnya. Jika ini yang diambil bisa dibayangkan karyawan akan semakin  malas untuk bekerja... "lha wong kerja asal-asalan aja sama dapetnya  dengan kerja rajin kok"  Buntut-buntutnya adalah perusahaan juga yang kena,.. dalam hitungan  produktifitas, tentu produktifitas karyawan tersebut akan menurun.

 

2.   Bagaimana pengaruh Penilaian Kerja terhadap keadilan Penggajian? penggajian seperti apakah yang adil sehingga moral dan semangat kerja  karyawan semakin meningkat?

Jawab :
Pengaruh Penilaian Kinerja thd Keadilan penggajian?  Wah tentunya sangat berpengaruh, sifat hubungannya bahkan positif; artinya  jika kita berhasil membuat sistem penilaian kinerja yang baik-adil (bagi  si karyawan dan perusahaan) maka bisa dijadikan dasar/masukkan untuk gaji  karyawan tersebut ( terutama jika berhubungan dengan prosentase kenaikan  gajinya ya). Sedangkan kalau bicara sistem gaji yang adil maka mesti  dilihat lagi lingkup pekerjaan-tanggung jawab yang bersangkutan,.. hmm ini  lain topik ya bung,. hahaha  Sistem penggajian yang adil?  Seperti yang saya sebutkan diatas, banyak langkah yang harus dilakukan,  mulai dari job analisis, untuk melihat lingkup pekerjaannya, kemudian  jenis pekerjaan itu di bobot, dibandingkan dengan yang lainnya (baik keatas-maupun kesamping).  

 

3. Sebaiknya faktor apa saja yang bisa menentukan keadilan seseorang  yang digaji?, dan perangkat apakah yang bisa memfasilitasi keadilan  penggajian?

Jawab :
saya hanya bisa menjawab seperti yang no.2 tadi. Mungkin rekan lain  ada yang bisa menambahkan; bagaimana membuat struktur gaji yang ok?

 

4.      Bagaimana menyusun Penilaian Kerja?, pihak siapa saja yang perlu  dilibatkan dalam penyusunannya?, bagaimana mekanismenya?

Jawab :
Hahaha.. mantap sekali pertanyaannya..  Menyusun Penilaian Kinerja?  Saya membaginya menjadi 2 bagian; pertama sistem penilaiannya itu sendiri,  kedua proses penilaiannya.

Mari kita lihat satu persatu; sistem penilaian.  Baiknya dalam sistem penilaian kinerja ini berisi target-target (sering juga disebut dengan KRA=Key Result Area atau KPI-Key Performance  Indikator) yang harus dicapai oleh sikaryawan. Dari mana list target ini?  besarannya tentunya turunan dari target besar perusahaan yang diturunkan kedalam level departemen, sampai level individu. Sedangkan ragamnya bisa  kita lihat melalui job desc-nya. Karena bicara target, maka ukuran kinerja ini harus terukur, jelas  sebutkan angkanya. Jadi sifatnya kuantitatif, jangan menggunakan kata-kata  yang bersayap-kualitatif (mis: menjadi lebih baik, dsb) tentukan kriteria  baik itu seperti apa?.  Nah kejelian dari seorang atasan untuk membuat draft  dari KRA/KPI ini.  Jangan terlalu banyak, tujuannya agar sikaryawan bisa fokus dengan  targetnya.

 

Bagian kedua, proses penilaiannya;  Di awal tahun, sebaiknya antara atasan dan si karyawan duduk bareng untuk menentukan secara bersama-sama target apa yang akan di capai. Jadi  sifatnya jangan hanya top down saja. Betul atasan mempunyai wewenang untuk  menentukan, tetapi alangkah baiknya jika yang bersangkutan juga diajak utk  mikir agar ada komitment dalam dirinya.  Nah ditengah semester diadakan rwview atas hasil yang sudah dicapai,..  Dan diakhir tahun dinilai hasil akhirnya.

 

5.  Masih relevankah menilai karyawan dari cara-cara di luar mekanisme  Penilaian Kerja? Relevan tidak?   

menurut saya tergantung dari jenis/sistem penilaiannya?  Jika sistem penilaian kinerja hanya berdasarkan: rasa-rasanya, berdasarkan  kedekatan, saja nampaknya sih sudah kurang relevan.  Jadi yang menjadi faktor kuncinya bukan lagi pada: ada tidaknya sistem  penilaian kinerja karyawan, Tetapi bagaimana sistem penilaiannya,..

 

6.   Apakah memberikan imbalan penghargaan harus mutlak dengan 'uang'?,  setahu saya dalam menghargai karywan tidak hanya dari situ saja, karena  seperti dalam Teori Maslow, manusia (karyawan) memiliki jenjang kebutuhan  yaitu dari materi hingga aktualisasi diri.  Dalam hal itu, bagaimana  Departemen Personalia berperan?  Apakah UU Ketenagakerjaan mengatur  hak-hak karyawan yg demikian?  Pasal dan ayat berapa?

Jawab :
Hanya uang?  Tentu tidak... banyak kok bentuk reward yang bisa diberikan pihak  management terhadap buruhnya..  Semisal:sistem karir yang jelas, berbagai macam tunjangan  (kesehatan-fasilitas dll)  Yang jelas, minimal dulu, penuhi semua tuntutan normatif dalam UU no.13,  dan turunan-turunannya; misalnya ketentuan Upah Minimum Sektoral Propinsi,  dan lain sebagainya.  Mengenai pasal-pasalnya bisa di lihat sendiri di UU tersebut.  Silahkan masuk ke web site nya apindo, di sana banyak dimuat tentang aturan-aturan ini..

 

7.  Apa saja fasilitas pengembangan karyawan?

Jawab :
Banyak,.. Tergantung concern dari pihak management.  Secara umum, kalau kita bicara fasilitas pengembangan,. yah kita  menyediakan infrastruktur agar karyawan bisa berkembang (secara knowledge  dan skill) nya; caranya bisa dengan sistem mutasi-promosi yang pas, sistem  perencanaan karir yang bagus, program training yang bagus.. Sedangkan bangunan fisiknya bisa dibuat: education centre dengan fasilitas  yang baik, fasilitas untuk belajar online (knowledge management), sport  centre,.. dll

 

8.  Sejauh mana pentingnya sanksi terhadap kerapian pengelolaan manajemen karyawan?

Jawab :
Pada awalnya penting.  Karena kalau kita bicara data; yah harus akurat; yah memang  kenyataan-nya a, bukan a' atau a yang lainnya.  Nah mungkin semangatnya aja yang mesti diubah sedikit; ada orang yang  pernah cerita kesaya, diperusahaannya, kesalahan justru dihargai....  (bukan ditutup2 ini). Jadi diperusahaan itu, justru mereka belajar dari  kesalahan. Berbagai kesalahan dipampang untuk dibaca oleh semua  orang,dengan harapan orang lain tidak melakukannya lagi.  

 

9.  Kerapian pengelolaan manajemen karyawan bisa dilihat dan terukur  dari apa?

Jawab :
Ukurannya;  diantaranya: secara administrasi: data karyawan benar (sesuai dengan  kenyataannya) artinya tidak ada orang yang salah gaji, segala urusan klaim  kesehatan-dll benar, tidak ada yang salah. 
secara prosedural: sistem yang diterapkan dijalankan dengan benar; artinya  jika untuk menaikkan gaji seseorang harus menggunakan dan mengisi form  usulan gaji, maka yah prosedur itu harus dijalankan.

 

10. Sejauh mana fungsi-fungsi SDM seharusnya dilaksanakan?, apakah  fungsi-fungsi (prinsip-prinsip) SDM yang selama ini ada dalam buku-buku  manajemen adalah standard untuk semua perusahaan dan organisasi?  Sejauh mana fungsinya bisa berjalan?

Jawab :
Untuk yang ini harus dilihat kondisi perusahaannya; tidak semua perusahaan  siap dengan segala macam fungsi-fungsi M SDM, di beberapa tempat mungkin  fungsi seorang team HRD lebih pada urusan administrasi:  absen-gaji-cuti-lembur dan sejenisnya..  di lain tempat HRD nya sudah masuk kedalam  wilayah development  karyawannnya dengan menerapkan program training yang baik,jenjang karir  yang baik dan sebagainya; dan di lain tempat bisa saya HRD nya sudah menjadi strategic partner,  artinya HR bisa menentukan kemana perusahaan akan berkembang; sehingga ia  bisa menentukan jenis orang macam apa yang dibutuhkan,..

Semoga bermanfaat.  Dan selamat ber PA ria di awal tahun 2013 dan hindari sejauh mungkin hal-hal bias yang dapat terjadi selama proses PA serta gunakan sistem PA yang sesuai dan efektif, Good luck ya teman2 Praktisi HR!

Have a positive day!


Salam Inspirasi,
Mohamad Yunus, CPHR, CHT, MNLP

 

Share this article :
 

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ARTIKELIUS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger