Jawara Goblok Dengan Momentum Suksesnya



Salah satu tokoh terkemuka di dunia wirausaha Indonesia, adalah Bob Sadino, alias Bambang Mustari Sadino. Dia merupakan pemilik tunggal sekaligus pendiri dari kelompok perusahaan “KemChick”, yang menjual berbagai jenis bahan pangan berkualitas tinggi.

Kesuksesannya yang kita lihat sekarang ini, bukanlah semata-mata hasil dari kerja keras beliau selama 40 tahun.

Sebab, di dalam perjalanan panjang perjuangannya tersebut, terdapat sebuah celah waktu pendek, yang ternyata menjadi kunci bagi keseluruhan sukses yang diperolehnya di kemudian hari. Celah waktu itu adalah apa yang disebut sebagai “Moment Of God” (MOG), sebagaimana yang dialami oleh hampir seluruh tokoh sukses di dunia.

MOG yang dialami oleh Oom Bob – begitu biasanya saya menyapa beliau – adalah dari jenis “alignment”, di mana ada sesosok orang lain yang secara “kebetulan dan tidak sengaja”, seakan-akan membukakan pintu tol “Highway To Success” baginya. Dalam kasus Oom Bob ini, sosok orang lain dimaksud adalah Sri Mulyono Herlambang, salah seorang sahabat beliau sendiri (ref: Belajar Goblok Dari Bob Sadino, Dodi Mawardi).

Bob Sadino sejatinya terlahir dari keluarga cukup berada, karena orang tuanya merupakan ambtenaar (pegawai negeri) yang di jaman Belanda sangat dihormati orang. Masa sekolah mulai dari TK sampai SMA, bahkan sampai kemudian bekerja di PT Unilever pun berjalan dengan lancar-lancar saja tanpa masalah berarti. Gejolak jiwa sebagai pemuja kebebasanlah yang akhirnya merubah ritme kehidupan Bob yang tenang tenteram menjadi penuh gunjang-ganjing petualangan.

Avonturisme Oom Bob bermula ketika ia meninggalkan PT Unilever untuk bergabung menjadi karyawan PT Djakarta Lloyd. Sebagai karyawan perusahaan pelayaran, tak pelak lagi ia harus melanglang buana, antara lain ke Belanda dan Jerman. Di Eropa, Sang Jawara Goblok (julukan unik beliau) ini menghabiskan waktu tidak kurang dari 9 tahun lamanya sehingga memperoleh banyak teman di sana. Namun, kehidupan mapan di negeri maju selama bertahun-tahun pun tidak bisa meredam jiwa kebebasannya yang tidak betah bekerja di bawah perintah orang lain.

Tahun 1967 Bob bersama isteri pulang ke Jakarta, dengan membawa dua unit mobil Mercedes Benz. Salah satu mobil tersebut kemudian dijual demi membeli sebidang tanah di Kemang, sedang yang satu lagi dikaryakan sebagai taksi.

Cara hidup demikian sebenarnya sudah cukup menenteramkan hati Bob Sadino, karena penghasilan dari taksi Mercedesnya cukup untuk membiayai kehidupan sehari-hari. Sayang seribu sayang, beberapa waktu kemudian bencana datang. Mobil Mercy kesayangannya mengalami kecelakaan dan hancur luluh. Hatinya pun hancur luluh, bahkan kehidupannya ikut luluh lantak berantakan. Sejak itu ia harus menjalani kehidupan serba sulit. Demi mencari sesuap nasi, pekerjaan apa pun dia lakoni. Mulai dari tukang bangunan, jualan telur, bahkan sampai mencari ikan di rawa-rawa dilakukannya juga.

Keseharian yang penuh keprihatinan itu akhirnya terdengar oleh teman-temannya. Tidak saja di Indonesia, tapi juga di mancanegera. Sri Mulyono Herlambang yang tinggal di Belanda menyarankan agar Bob Sadino beternak ayam saja. Pada waktu itu, ayam negeri belum dikenal di tanah air, maka tidak tanggung-tanggung sang sobat mengirimkan 50 ekor bibit ayam negeri kepadanya. Peristiwa inilah yang kemudian membukakan pintu tol kesuksesan bagi Oom Bob.

Telur-telur yang dijualnya sangat diminati masyarakat, baik oleh orang-orang asing yang tinggal di seputaran Kemang, mau pun oleh masyarakat pribumi pada umumnya. Dengan kegairahan serta ketekenunnya berusaha, beberapa tahun kemudian nama Bob Sadino pun mulai muncul sebagai salah seorang pengusaha terkemuka di Indonesia.

Seperti yang saya sampaikan pada artikel sebelumnya, kisah Oom Bob ini sengaja saya tampilkan agar kita merasa lebih dekat dengan tokoh-tokoh yang mengalami “Momentum Tuhan”. Karena tokohnya ada di Indonesia, akses untuk berjumpa atau bicara menjadi lebih mudah bagi kita. Bob adalah orang yang rendah hati, tidak sulit untuk ditemui dan enak untuk diajak bicara. Di atas itu semua, passion nya untuk membina masyarakat dalam berwirausaha juga sangat menggebu. Foto yang disertakan di sini menunjukkan saat saya selesai berdiskusi berjam-jam dengan beliau, sekaligus meminta endorsement untuk buku karya saya tahun 2012 yang lalu, berjudul “Bisnis Itu Permainan, Bukan Ilmu Pengetahuan”. Semoga bermanfaat.

Rusman Hakim

 

 

Kali ini saya sarankan untuk tidak mendengar kata-kata shakespiere!

by: Hari Subagya

Arti Sebuah Nama dengan lem merek “LGDU”

 

"Striving for success without hard work is like trying to harvest where you haven't planted" --David Bly

 

Jangan sepelekan nama. Nama adalah bunyi yang paling indah bagi pemiliknya dan kalau anda mengingat namanya, maka anda menghormatinya, sedang kalau anda lupa namanya, maka orang tersebut akan mengetahui kalau dirinya tidak penting atau merasa tidak dianggap.

 

Kalau anda sedang menjual, maka nama customer anda menjadi sangat penting. Saya akan memberi anda lem merek “LGDU” untuk membantu agar nama customer anda lengket dalam ingatan.

 

Lihat dan dengar. Lihat pada orang tersebut, dan ingat kuat-kuat karakter yang unik dari orang tersebut: Gemuk, Kurus, Tinggi , pendek,  atau botak. Dengar baik-baik namannya, suruh teman atau orang lain mengucapkan namanya kalau anda tidak mendengar.


Gambaran dalam pikiran—hubungkan nama orang tersebut dengan sesuatu yang mudah diingat. Misalnya Suryono dengan Matahari-coret (tidak ada sinar matahari)


Dramatisir
. Dramatisasi gambaran orang tersebut, bikin lelucon atau sesuatu yang dahsyat dan kesan bahaya, agar gampang mengingat dan melekat.


Ulang—Ulang nama orang tersebut dalam hati beberapa kali.  Coba gunakan nama tersebut dalam beberapa percakapan. Memperkenalkan ke orang lain juga cara yang baik untuk mengulang nama tanpa kelihatan kita sedang mengingat nama orang tersebut.

 

Sekali lagi saya tekankan kalau anda mengingat dan menyebut dengan baik dan benar nama prospek anda, maka anda akan dilihat sebagai sales yang baik dan sopan, mereka akan merasa senang dan dihormati, untuk itu sebuah keharusan bagi anda untuk mengingat dengan baik nama-nama prospek anda.

 

Tidak hanya itu. Untuk case tertentu, anda juga harus tahu posisi dan jabatanya. Apalagi jika anda menjual sebuah produk atau jasa pada sebuah perusahaan. Sering kali anda bertemu dengan beberapa orang dari beberapa level.

 

Dalam berbagai kasus, mungkin pertemuan anda ini menjadi bertingkat-tingkat. Pertama mungkin anda bertemu dengan manager, kemudian bisa saja anda harus berlanjut ke level director dan bisa jadi naik lagi ke tingkat owner. Hal yang paling penting adalah : Jangan anda melupakan “pembuka pintu pagarnya”. Tetaplah hargai dan berterima kasihlah. Siapa tahu anda akan bertemu lagi dengannya dalam case yang berbeda, atau di perusahaan yang berbeda, atau anda yang sudah pada perusahaan yang berbeda.

 

Terlepas dari semua itu, jika penjualan anda berhasil, sudah sepantasnya anda berterima kasih untuk  bantuan dan peranya. Kemudian anda bisa tetap menjaga hubungan baik dan hal ini tetap akan membukakan peluang-peluang yang baru. Tidak hanya itu “Pembuka pagar” ini akan memberikan nilai positif pada anda.

 

Cobalah untuk mengingat dan menyebut nama-nama dengan benar dan baik. Suara anda memanggil namanya, adalah suara terindah bagi pemiliknya.

 

Kali ini saya sarankan untuk tidak mendengar kata-kata shakespiere!


 

__._,_.___

 

 

Temukan Cinta Dalam Pekerjaan Anda!

By : Cahya Ramadhan.

 

    Bagaimana Caranya agar memiliki pekerjaan yang menyenangkan sehingga anda juga bahagia melakukannya? Jawabannya adalah cintailah pekerjaan anda! Hidup anda pun akan bahagia.

    Mencintai pekerjaan akan membuat anda semangat dalam bekerja. Orang semangat dalam bekerja akan memberikan motivasi yang tinggi untuk sukses.

Lalu, bagaimana jika anda sudah terlanjur tidak mencintai pekerjaan anda atau anda sudah terlanjur bekerja di tempat yang tidak anda sukai?

    Bila anda tidak mencintai pekerjaan anda, maka cintailah orang-orang yang bekerja disana. Anda bisa merasakan kegembiraan dari sebuah pertemanan anda dengan teman sekantor anda. Bila anda tidak mampu untuk mencintai teman-teman sekantor anda. Maka cintailah ruangan atau desain kantor anda. Mungkin kantor anda terasa nyaman dan indah, jadi mengapa anda tidak mencintainya?

    Kalau anda masih tidak menemukan cinta juga, mungkin ada sisi lain lagi yang bisa anda cintai seperti ketika anda mencintai komputer pribadi anda dikantor atau anda bisa juga mencintai setiap pengalaman pulang pergi ke kantor anda setiap hari. Perjalanan yang menyenangkan mungkin bisa membuat timbulnya cinta.

    Saya yakin, pasti ada sisi dimana kita bisa mencintai pekerjaan anda. bila anda masih tidak menemukan apapun yang bisa anda cintai, mengapa anda masih tetap mempertahankan pekerjaan anda? Pekerjaan adalah bagian dari hidup anda. Pekerjaan itu wajib anda cintai. Jika dengan susah payah anda tidak mampu untuk mencintainya. Tidak ada alasan untuk anda mempertahankan pekerjaan anda.

    Anda punya hak untuk memilih pekerjaan apapun. Syaratnya adalah pekerjaan itu harus anda cintai. Agar anda bisa melakukannya dengan sepenuh hati. Jika anda melakukannya dengan sepenuh hati maka kemungkinan sukses akan semakin besar.

 

 

Artikel Penting Untuk Para (Calon) Trainers Spesialis Mengajar Peserta (Yang) Mabuk

Profesi pengajar, termasuk sebagai seorang trainer, sering memungkinkan kita untuk mengalami cukup banyak peristiwa unik. Peristiwa-peristiwa unik tersebut bisa membuat kita tersenyum, tertawa, atau bahkan memeras otak ketika mengalaminya. Saya sendiri telah mengalami beberapa kejadian unik mulai dari membantu peserta yang tiba-tiba nyeri pinggang (beneran) ketika diminta bicara, AC mati, laptop ngadat, mengalah tidak diberi proyektor ketika mengajar di kelas paralel bersama trainer-trainer lain (hehehee ..) karena jumlah proyektor tidak mencukupi, sampai yang paling anyar, yaitu memimpin pelatihan dimana sebagian besar peserta mabuk.

Kejadian itu terjadi beberapa waktu yang lalu, diawali dengan persetujuan saya kepada seorang sales sebuah event organizer. Ia menelpon ketika saya tengah menunggu lampu hijau di sebuah persimpangan.

“Pak Nug, klien saya memerlukan seorang pembicara untuk menginspirasi kinerja pelayanan prima mereka.” Kata sang sales sambil menyebutkan nama kliennya.

Karena lampu merah sedang beralih ke hijau, tanpa pikir panjang saya iyakan undangan tersebut. Menjelang hari H saya baru menyadari bahwa klien dari EO tersebut adalah sebuah klub malam dan restoran. Mereka akan mengadakan gathering di luar kota dan di tengah acara tersebut mereka mendatangkan pembicara, yaitu saya.

“Waduh!” Tiba-tiba saya merasa tidak enak karena selama ini saya memang menghindari klien-klien dari industri tersebut. Apalagi, kemudian, saya mendapat konfirmasi dari pihak EO bahwa semuanya sudah disetujui.

“Ya sudah. Kepalang basah. Saya niatkan untuk mengetuk kesadaran mereka saja. Toh ada beberapa ustaz yang bahkan berdakwah di lokalisasi.” Kata saya dalam hati, mencoba menghibur diri.

Singkat kata, hari yang ditunggu telah datang.

Saya berangkat menuju lokasi. Sesampainya di lokasi, Human Resources Manager dari perusahaan itu menyambut saya. Ia menerangkan bahwa tempat untuk acara ternyata masih belum selesai dipersiapkan oleh pihak hotel. Ia memperkirakan baru dua jam lagi tempat akan siap.

“Tidak masalah.” Ucap saya kepada sang HR Manager. Sebenarnya ada masalah. Saat itu saya melihat beberapa peserta tengah ngobrol sambil ditemani oleh botol-botol dan gelas-gelas minuman red label. HR Manager itu menangkap apa yang saya perhatikan.

“Iya, Pak Nug. Di perjalanan tadi anak-anak juga sudah membuka beberapa botol. Saya tidak bisa melarang karena suasananya memang suasana di luar kerja dan mereka sedang gathering.”

Peserta mabuk tentu saja akan sulit memperhatikan apa yang disampaikan seorang pembicara. Saya masih mempunyai dua jam untuk memikirkan apa yang harus saya lakukan agar materi bisa mereka serap. Itu kabar baiknya. Kabar buruknya adalah, kalau dari tadi mereka sudah mulai memasukkan minuman beralkohol 40% ke aliran darah mereka, dua jam dari sekarang apa yang akan terjadi?

Waktu dua jam saya gunakan untuk menemukan cara yang saya anggap efektif untuk menyampaikan materi pada orang-orang mabuk (seakan-akan ADA cara yang efektif ..). “Apapun yang terjadi harus saya hadapi. Saya sudah sampai ditempat ini. Yang salah juga saya karena mengiyakan sebuah undangan tanpa berpikir dahulu.” Begitu saya menenangkan diri.

Dua jam berlalu. Saya sudah berdiri di depan para peserta yang tengah berjuang dengan kesadaran mereka. Acara saya awali dengan membujuk mereka untuk membuka botol-botol air dalam kemasan dan meminumnya sampai habis. Berhasil.

Saya juga sudah berpesan kepada sang HR Manager untuk mengontak pihak hotel agar mem-free flow­-kan kopi kepada seluruh peserta. Beberapa pramuria .. ehh.. pramusaji terus berkeliling untuk terus mengisi gelas-gelas kopi yang ada di tempat duduk peserta. Berhasil.

Entah karena air serta kopi yang menekan efek alkohol dalam tubuh mereka atau karena tubuh mereka yang sudah meningkat toleransinya terhadap minuman beralkohol, yang jelas saya melihat para peserta di hadapan saya ini masih mempunyai cukup ‘kesadaran’ untuk menerima materi. Kendati demikian, saya juga sangat sadar bahwa mereka tidak akan pernah mencerna apa yang saya sampaikan bila saya memakai cara yang biasa.

Saya memutuskan untuk menggunakan beberapa game dan aktifitas sekaligus menggali pengalaman mereka ketika mereka bekerja. Mereka juga saya minta untuk bergantian mengajarkan kepada teman-teman mereka sendiri tentang bekerja dan melayani dengan baik. Peran saya saat itu lebih banyak melakukan daur ulang terhadap apa yang mereka sampaikan kepada teman-temannya, dengan versi yang lebih service excellence dan simpel (untuk diterima otak terpengaruh alcohol). Para peserta terlihat cukup antusias menjalani semua proses penyampaian materi. Ketika melakukan aktifitas penutup, beberapa peserta juga terlihat meneteskan air mata, pertanda mereka terlarut dengan apa yang mereka dengar.

Empat jam berlalu dengan lancar (gangguan-gangguan kecil tentu saja ada, mengingat kondisi peserta yang memang tidak 100% sadar). Peserta terlihat gembira (entah karena materi yang mereka terima atau karena alkohol dalam darah mereka). HR Manager tadi juga terlihat sangat senang. Saya? Tentu saja merasa lega karena acara telah selesai dan saya bisa segera pergi dari tempat itu. Ya. Belum pernah dalam karir sebagai trainer maupun sebagai pembicara, saya begitu ingin segera meninggalkan tempat acara seperti saat itu.

Dalam perjalanan pulang saya banyak tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepala mengingat beberapa momen yang terjadi hari ini. Untung saat itu malam hari sehingga pengguna jalan lain, atau bapak-bapak polisi, tidak memperhatikan. Bisa-bisa saya disangka mabuk dan diberhentikan. Ada banyak pelajaran yang saya petik saat itu dan pelajaran puncak yang saya ambil hari itu adalah, “Hindari mengiyakan sebuah program sebelum mengetahui dengan jelas siapa kliennya dan seperti apa kondisi yang akan kita hadapi.”

Situasi unik, aneh, menantang bisa saja hadir di depan kita saat menjalankan peran serta tugas. Pengalaman dan antisipasi mengajarkan kita untuk selalu siap menghadapi situasi apapun. Kata orang bijak, “Anda tidak bisa menghentikan gelombang laut, tetapi Anda bisa belajar berselancar.”

Apa saja pengalaman unik yang pernah Anda ketika menjalankan profesi?

No drunk living!

Selamat berbagi.

Nugroho Nusantoro

 

Luck Factor

Di dunia ini ada orang-orang  yang memiliki Luck Factor yang besar. Kita menyebutnya sebagai orang yang beruntung. Apapun yang dia kerjakan, seakan-akan sudah terjamin keberhasilannya. Bahkan ada pula yang seperti mendapatkan apa yang dia inginkan tanpa harus bersusah payah mengusahakannya. 

Kita kesampingkan dulu faktor “diluar nalar” yang menyertai perbincangan tentang keberuntungan seseorang. Mari Kita coba melihatnya dari sudut pandang keilmuan dan penelitian yang sudah dilakukan oleh beberapa psikolog dan peneliti kejiwaan. 

Ada beberapa buku yang khusus membahas tentang Luck Factor. Dua diantaranya adalah yang ditulis oleh Dr Richard Wiseman dan Max Gunther. Kali ini Saya akan mereview sedikit isi buku Max Gunther “Luck Factor” 

Menurut Max Gunther, “Beruntung” adalah sebuah kejadian mendadak yang mampu mengubah Kita menjadi lebih baik dengan cara yang tidak masuk akal.

Max Gunther meneliti 2 kelompok orang yang dianggap beruntung dan yang tidak beruntung. Dan Dia membuat daftar sifat-sifat dan karakter dari orang-orang tersebut.

 

Penelitian pada Orang yang BERUNTUNG menunjukkan adanya karakter :

1.       Rajin

2.      Melakukan sesuatu dan bekerja secara sungguh-sungguh demi kepuasan batin, bukan sekedar uang saja

3.       Suka menolong dan mempunyai fokus besar terhadap kehidupan disekitarnya.

4.       Positive Thinking

5.       Selalu kelihatan bersemangat dan tidak mudah menyerah

6.       Punya idealisme, tidak plin-plan, selalu mantap pada keputusannya.

7.       Percaya Diri

8.       Sabar, tahu betul bahwa tidak semua hal bisa dipersingkat.

9.       Sadar, bahwa ada tahap-tahap tertentu untuk dapat meraih sesuatu.

 

Sedangkan pada orang yang KURANG BERUNTUNG karakter yang ditemukan adalah:

1.        Suka menyepelekan sesuatu

2.       Bekerja cenderung karena uang/imbalan. Jika tak ada uang/imbalan dibalik sebuah pekerjaan atau aktifitas, dia akan menghindarinya.

3.       Mementingkan diri sendiri/ enggan fokus pada orang lain.

4.       Negative Thinking / justru terlalu Positive Thinking.

5.       Bingung memutuskan sesuatu dan cenderung lebih percaya pada keputusan orang lain daripada keputusan sendiri.

6.       Mudah putus asa/ malah terlalu nekat.

7.       Tidak sabaran, mengharapkan semuanya serba praktis dan cepat hasilnya.

 

Dari penelitian yang dilakukannya, Max Gunther menyimpulkan bahwa:

“KEBERUNTUNGAN bukan cuma sekedar nasib. KEBERUNTUNGAN tidak hanya datang begitu saja, melainkan BISA DICIPTAKAN oleh manusia itu sendiri”. 

Semasa Saya masih kecil, Saya sering membaca sebuah cerita komik yang berjudul Donald Duck, atau lebih dikenal sebagai Donald Bebek. Figur tokoh yang temperamental dan seringkali tertimpa kesialan, baik karena kecerobohannya sendiri atau karena menjadi korban keisengan ketiga keponakannya hehehe… Wah ketahuan deh di jaman apa Saya dibesarkan 

Si Donald ini mempunyai sepupu bernama Gladstone, atau diterjemahkan dengan nama “Untung”. Bebek yang sangat santai hidupnya tapi selalu beruntung. Dimanapun mereka berdua berada, selalu ada keberuntungan yang menghampiri Si Untung dan ada masalah yang menimpa Si Donald. Ckckck…. kasihan ya Si Donald  

Di jaman sekarang, ternyata faktor-faktor penarik keberuntungan seperti yang dialami Si Untung tadi bisa dilatih dan dibiasakan. Adalah Dr Richard Wiseman, dalam bukunya yang berjudul “Luck Factor” yang melakukan penelitian untuk mencari faktor-faktor apa yang menyebabkan seseorang bisa lebih beruntung dibandingkan orang lain. 

Dr Wiseman mengumpulkan 2 kelompok orang, kelompok pertama adalah orang yang merasa selalu beruntung, kelompok kedua adalah orang-orang yang selalu merasa sial. Kedua kelompok itu menjalani tes-tes yang sama. Dan ternyata memang ada faktor-faktor yang membuat kelompok orang beruntung selalu menarik keberuntungan.

 

Menurut Dr Wiseman, ada 4 faktor yang membedakan orang beruntung dari yang “sial”. Yaitu :

 

1. Sikap Terhadap Peluang

Orang beruntung ternyata lebih terbuka terhadap peluang. Mereka lebih peka terhadap adany a peluang, pandai menciptakan peluang, dan gesit menangkap peluang yang datang.

Bagaimana hal ini dimungkinkan? Ternyata orang-orang yg beruntung memiliki sikap yang lebih santai/rileks dan terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru.

Orang beruntung, lebih terbuka terhadap interaksi dengan orang-orang yang baru dikenal, dan rajin menciptakan jaringan-jaringan sosial baru.

Orang yang “sial” lebih tegang sehingga tertutup terhadap kemungkinan- kemungkinan baru.

 

2. Orang Beruntung menggunakan Intuisi dalam membuat keputusan.

Orang yang beruntung lebih mengandalkan intuisi daripada logika. Keputusan-keputusan penting yang diambil oleh orang beruntung ternyata sebagian besar dilakukan atas dasar bisikan “hati nurani” (intuisi) daripada hasil otak-atik angka yang canggih. 

Orang yang “sial” biasanya sulit mendengarkan bisikan hati nurani karena sudah dipusingkan dengan beban pikiran yang ruwet.

Metoda untuk mempertajam intuisi dapat dilakukan misalnya melalui latihan meditasi yang teratur, merutinkan sholat malam dan memperdalam ibadah. Pada kondisi mental yang tenang, dan pikiran yang jernih, intuisi akan lebih mudah diakses. Dan makin sering digunakan, intuisi kita juga akan semakin tajam.

Contoh intuisi : peka pada isyarat TUBUH saat akan mendapat suatu rejeki besar, peka pada PERASAAN antusias pada suatu hal, peka membaca tanda-tanda di sekitar Kita dalam bentuk peristiwa-peristiwa yang saling berkaitan.

 

3. Orang Beruntung, selalu berpikir positif dan berharap yang terbaik.

Orang beruntung, selalu berprasangka baik pada apapun yang terjadi dalam hidupnya. Dia percaya dan yakin semua itu mempunyai maksud yang baik.

Dengan begitu mereka lebih kuat menghadapi ujian hidup yang menimpa mereka, lebih positif dalam menjalin hubungan dengan orang lain dan selalu optimisme penuh harapan baik.

 

4. Orang Beruntung mengubah hal yang buruk menjadi hal yang baik.

Orang-orang beruntung sangat terampil dan hebat dalam menghadapi situasi buruk dan mengubahnya menjadi kebaikan.

Bagi mereka setiap situasi selalu ada sisi baiknya. Bagi mereka tidak ada kejadian buruk, yang ada adalah umpan balik yang menguntungkan dan menghebatkan.

Begitulah hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr Richard Wiseman. Kita bisa menerapkannya dalam keseharian hidup Kita. Mulai lah dengan menuliskan keberuntungan-keberuntungan yang Kita dapatkan hari ini, rasakan kebahagiaannya dan latih diri Kita untuk memiliki sifat-sifat dan karakter ORANG YANG BERUNTUNG

 

 

Regards, Life for Success

Hendry Risjawan

 

 

Dari Pemulung Menjadi Jutawan

Kunci orang sukses hanya satu: keyakinan, karena keyakinan bisa melahirkan kenyataan.

Sebagian besar anak-anak di negeri ini pernah punya cita-cita yang sama, yakni ingin menjadi dokter, insinyur, penyanyi, dan sejenisnya. Namun, berbeda dengan mayoritas anak kecil lainnya, Sunarno mengaku tidak punya cita-cita masa kecil. Kemiskinan membuat segalanya dijalani saja seperti air yang mengalir. Kemiskinan juga memaksanya cuma bisa menamatkan SD. Lebih prihatin lagi, sejak usia belasan tahun lelaki kelahiran Solo, 5 Agustus 1961 ini sudah yatim piatu. Kemudian ia terpaksa ikut orang yang mau menolongnya. Pindah dari satu kota ke kota lain, menjadi kacung atau melakukan apa saja untuk sekadar menyambung hidup.

Beruntung semua itu tidak lama dijalani Sunarno. Jiwanya yang mendambakan kebebasan, bosan menjadi kacung yang selalu disuruh-suruh. Ketika ia memutuskan untuk kembali ke Solo, pilihan pekerjaan yang bisa dilakukan sangat terbatas. Maka jadilah ia pemulung yang mencari nafkah dengan mengorek-orek sampah. Dengan penghasilan Rp 8.000,00 per hari, sudah barang tentu ia harus tinggal di daerah kumuh, tak jauh dari tempat pembuangan sampah.
Setiap hari ia harus mengais-ngais sampah, mengumpulkan barang bekas. Menurutnya, pada masa itu plastik dan kardus adalah barang yang banyak jadi incaran. Di samping balung (tulang sapi) yang nilai jual kembalinya tinggi. Setiap hari, bersama teman-teman, ia menanti datangnya truk sampah. Begitu mobil “pembawa rezeki” tiba, mereka berlari mendekat lalu berebut barang-barang bekas—siapa cepat, dia dapat.

Sunarno pernah merasa begitu bahagia ketika mendapatkan bonggol kubis (kol). Soalnya, benda itu diperoleh setelah mengalahkan beberapa saingan. Lewat “kompetisi” yang ketat ia berhasil mendapatkannya. “Hati saya bangga dan puas karena itu suatu prestasi. Senangnya tak terkira, mungkin sama bahagianya dengan orang naik Mercy atau Volvo,” ujar ayah tiga anak ini dalam sebuah wawancara dengan media.

Tahun 1994, sinar terang perubahan hidup mulai tampak. Suatu hari tetangganya memperkenalkan bisnis Multi Level Marketing (MLM) Forever Young. Hampir setiap hari tetangga sebelah bercerita, walau kadang ia tidak bisa menangkap maksudnya. Maklum, cuma tamatan SD. Jangankan mengerti, untuk menghafal nama MLM yang berbahasa Inggris itu saja susah sekali. “Seminggu belum hafal,” katanya tertawa, “tapi lantaran sering dengar dan lihat, lama-lama mengerti juga.”

Setelah belajar dengan tekun dan ditempa dalam berbagai pelatihan, dalam hatinya timbul keyakinan. Mulailah ia menjalankan bisnis ini sepenuh hati. Pagi hari, dengan pakaian kumal seadanya, ia mencari barang-barang bekas di bak-bak sampah. Siangnya, setelah mandi dan berpakaian agak rapi, pergi memprospek orang.

Ada banyak tantangan yang harus dilaluinya dalam berusaha. Mulai dari dibilang ngeyel sampai dicaci-maki. Namun itu tidak mengecilkan hatinya, sebab sejak kecil ia sudah terbiasa dengan kompetisi dan tantangan.
“Itulah yang mendorong saya untuk maju. Orang gagal itu biasanya nggak mau menghadapi tantangan. Kalau nggak siap mental, yang paling mudah dilakukan adalah berhenti,” jelasnya.

Ternyata prestasinya di bisnis MLM relatif cepat melambung. Tuhan Mahapemurah. Dalam kurun 27 bulan, ia berhasil menempati peringkat tertinggi sebagai Senior Network Director. Jaringannya yang tersebar di seluruh Indonesia, lebih dari 100 ribu orang. Seiring dengan itu, penghasilan di atas Rp15 juta per bulan, sepeda motor, mobil, rumah, dan berbagai bonus wisata ke luar negeri telah dinikmatinya. Mungkin di negeri ini dialah satu-satunya pemulung yang berhasil menjadi jutawan.      

Sunarno masih sering tampak terharu bila diminta menceritakan masa silamnya yang luar biasa itu. Bahkan uniknya, ketika mendapat fasilitas rumah dari Forever Young, ia sengaja memilih daerah yang dahulu ia huni agar tidak lupa pada sejarah hidupnya. Ia memilih tinggal di Jl. Pelangi Dalam No.17, Perumnas Mojosongo, Solo. Di lingkungan tempat tinggalnya, ia dikenal sebagai warga yang dermawan.

Menurut Sunarno, kunci keberhasilannya hanya satu: keyakinan. Karena keyakinan itu seakan-akan kenyataan. Ia mempertahankan motivasinya dalam berusaha dengan selalu bertanya, “Kalau orang lain bisa, mengapa saya tidak bisa? Pasti ada caranya kalau mau belajar. Pasti bisa!” Sekarang malah sebaliknya, para mitra bisnis dalam jaringannya selalu merujuk padanya. “Pak Narno yang pemulung saja bisa, kok saya tidak bisa.”

Bagi Sunarno, hidup itu sederhana saja. Kita harus punya cita-cita, yaitu sukses dalam sejumlah bidang. “Tapi untuk itu diperlukan tindakan, rencana, tujuan, komitmen, keyakinan, mengenal diri, dan cinta. Ini semua merupakan mata rantai yang tak terpisahkan.” Cita-citanya sendiri, yang baru terbentuk setelah ia bergabung dengan bisnis MLM, adalah ingin berbakti pada bangsa dan negara. “Ukuran saya bukan penghasilan lagi. Tapi tanggung jawab kepada negara untuk menciptakan suasana yang baik lewat usaha MLM. Misi saya ingin menolong orang yang tidak punya, karena falsafah hidup untuk mengasihi dan melayani.”  

Selain itu, Sunarno ingin mengukir sejarah supaya tetap dikenang walau kelak sudah tiada.
Maka dari itu, dalam kamusnya tidak ada kata terlambat untuk belajar. Ia bersama istri tercinta kemudian mengambil penyesuaian SMP dan SMA, bahkan mengambil kuliah rangkap. Pagi kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Solo, malam kuliah di Fakultas Hukum Unisri.

“Saya tertarik di pertanian karena melihat Indonesia jauh tertinggal di bidang itu. Padahal kondisi alamnya sangat kaya. Orientasi saya adalah membudayakan pola tanam organik dan dari hasil pertanian ini kita bisa memberikan sumbangan kepada negara,” paparnya. Sementara kuliah di fakultas hukum untuk mengetahui mana benar dan mana yang perlu diluruskan. Sebelum Sunarno meraih gelar kesarjanaan yang dicita-citakan, yang jelas dengan semangat belajarnya yang mengagumkan itu, ia sudah layak menjadi “sarjana” universitas kehidupan ini.

*) Andrias Harefa
Author: 40 Best-selling Books; Speaker-Trainer-Coach: 22 Years Plus
Alamat www.andriasharefa.com – Twitter @ aharefa

 

Stroke

 

Hidup Lebih SEHAT

Tips "Hidup lebih sehat"

 

Jadwal yang disarankan untuk meminum dua liter air setiap hari :

30 menit sebelum makan pagi : 1 gelas
2,5 jam setelah makan pagi : 1 gelas
30 menit sebelum makan siang : 1 gelas
2,5 jam setelah makan siang : 1 gelas
30 menit sebelum makan malam : 2 gelas
2,5 jam setelah makan malam : 1 gelas
30 menit sebelum tidur : 1 gelas

Minum air sebelum makan memiliki dua kepentingan :
1.
Akan mengurangi nafsu makan karena perut anda terasa penuh.
2. Memberikan manfaat positif bagi pencernaan anda.

Menghindari sikap negatif untuk hidup yang lebih sehat :
Perasaan-perasaan mematikan berpengaruh terhadap kesehatan tubuh kita.

Dampak-dampak dari perasaan-perasaan mematikan yang tidak pernah
terpikir oleh kita sebelumnya adalah :

KEMARAHAN, dapat menyebabkan :

-Rheumatoid arthritis
-Serangan jantung
-Penyakit jantung
-Gagal jantung
-Kanker
-Tekanan darah tinggi
-Stroke
-Tukak lambung

Dr. Robert Eliot, seorang ahli kardiologi ternama, menemukan bahwa
ketika "para pereaksi panas" itu memendam perasaan-perasaan mereka, itu
pada akhirnya berubah menjadi permusuhan dan kemarahan.
Ketika itu
terjadi, tekanan darah meningkat tajam, resiko serangan jantung dan
stroke akan lebih tinggi.
Maka, lepaskan kemarahan dan mintalah
pengampunan, jangan menyimpan kemarahan sampai matahari terbenam.

KEBENCIAN dan IRI HATI, dapat menyebabkan :

-Tekanan darah tinggi
-Sakit kepala migran
-Penyakit jantung
-Tukak lambung
-Kanker.

Ketika seseorang mengalami kemarahan yang berlebihan, kekhawatiran dan
stress yang diakibatkan oleh kebencian, tingkat adrenalinnya meningkat,
tekanan darah juga meningkat dan dengan begitu jantung-khususnya
serangan jantung- bertambah bagi mereka yang hidup dalam kemarahan.

Orang-orang itu menghadapi resiko penyakit jantung dua kali lebih tinggi
dibanding orang lain. Sebagai tambahan, ketika seseorang mengalami
kekecewaan, kemarahan atau ketakutan saat makan, perasaan-perasaan
negatif ini merangsang system saraf simpatiknya, yang pada gilirannya
menyebabkan berkurangnya pengeluaran enzim-enzim pancreas, yang
menciptakan kesulitan dalam pencernaan makanan.

Ini menyebabkan perut kembung, adanya gas, sakit ulu hati, dan masalah
pencernaan lainnya. Stress yang berlebihan yang disebabkan oleh
perasaan-perasaan negatif cukup berbahaya karena itu meningkatkan
tingkat kortisol kita, yang kemudian menekan system kekebalan tubuh
kita. Ketika system kekebalan kita tertekan, sel kanker mulai terbentuk
dan berkembang.

Kebencian dan iri hati merupakan perasaan-perasaan yang merusak.

KESOMBONGAN, dapat menyebabkan :

-Penyakit mental
-Stroke
-Serangan jantung
-Kematian

Menurut pandangan saya, perasaan yang paling mematikan adalah
kesombongan.

Kerendahan hati dan ucapan syukur kepada Pencipta akan melindungi anda
dari perasaan yang paling mematikan - kesombongan .

KETAKUTAN dan KEKHAWATIRAN (ANXIETY), dapat menyebabkan :

-Penyakit jantung
-Penyakit mental
-Kepanikan
-Depresi
-Serangan jantung
-Fobia.

Tubuh anda bisa menanggapi ketakutan dan kekhawatiran dengan memicu
pelepasan hormon adrenalin secara berlebihan, yang menyebabkan
percepatan denyut jantung, penigkatan ventilasi paru yang abnormal,
telapak tangan berkeringat, dan meningkatnya kontraksi system
pencernaan. Ketakutan dan kekhawatiran yang berkesinambungan dapat
menyebabkan keadaan peningkatan ini terjadi terlalu lama, dan dapat
menyebabkan kelelahan adrenalin, kelelahan,
kegelisahan dan kepanikan, gejala sulit buang air besar dan sakit kepala
karena ketegangan. Kelelahan fisik dan emosional dan kelemahan system
kekebalan tubuh anda dapat terjadi, dan hasil akhirnya adalah penyakit.

DEPRESI, dapat menyebabkan :

-Kanker

Penelitian telah menunjukkan bahwa pria memiliki kecenderungan untuk
melepaskan kemarahan mereka, sementara wanita cenderung
menyembunyikannya. Adalah benar bahwa kanker dapat menyerang semua
orang, tetapi salah satu factor yang paling umum yang ditemukan para
peneliti sebelum kanker menyerang adalah 'kurangnya penyaluran emosi'.
Ibu rumah tangga memiliki peluang 54% lebih besar terkena kanker
dibanding populasi pada umumnya dan 157% lebih besar dibanding dengan
para wanita yang bekerja di luar rumah.

Langkah-langkah untuk mengembangkan hati yang gembira untuk menghasilkan
kesehatan yang baik dan jauh dari penyakit:

-Memaafkan
-Mengendalikan lidah
-Bersahabatlah dengan orang-orang yang positif
-Berilah makanan yang sehat ke dalam pikiran anda
-Kehidupan berohani yang akan mengubah kehidupan anda dengan banyak beribadah

  Berbuat kebaikan

 

Have a positive day!

Salam,
Mohamad “BEAR” Yunus
"You create your own reality"

 

 

Ma'af.. Yakin Masih Manusia?

 

 

 

 

 

 

 


Berapa usia fisik kita sekarang?

20an? 30an? Atau  40an?

Saya yakin pertanyaan itu sangat mudah dijawab – bahkan saat ini facebook juga memaksa kita untuk ingat usia kita berapa. Baiklah. Pertanyaan itu memang remeh. Sebaiknya saya ganti saja dengan pertanyaan yang bisa membuat kita berpikir, paling tidak sedikit mengernyitkan dahi.

Berapa banyak kadar ke-manusia-an kita sampai usia sekarang ini?

DHUARRRR! .. kaget dengan pertanyaan seperti itu? Iya?  Saaa.. mma.

Saya sendiri juga kaget ketika pertanyaan itu tiba-tiba muncul di dalam diri saya dan tertuju kepada diri saya sendiri. Saya betul-betul jengah dengan pertanyaan itu. Saya terusik dengan jawaban yang saya dapat pada waktu itu. Luar biasanya adalah bahwa keterusikan itu membantu saya untuk memahami lebih baik lagi tentang diri saya dan bagaimana saya bisa lebih baik lagi.

 Berapa banyak kadar ke-manusia-an Anda sampai usia sekarang ini?

Secara fisik, sejalan dengan bertambahnya usia, kita mengalami fase-fase bayi, batita, balita, anak-anak, remaja, dewasa, matang, dan manula. Kurang lebih seperti itu. Kita bisa saja suka tersenyum-senyum memandangi foto-foto kita ketika masih anak-anak atau remaja (atau ketika kita masih muda, rambut masih lebat, dan badan masih atletis dulu.. hmmm). Sementara bila kita mencoba menakar berapa banyak kadar kemanusiaan kita pada usia-usia tertentu, perasaan yang lebih campur aduk bisa saja kita alami. Mari kita coba mulai ukur.

Untuk mengukur kita perlu standar pembanding. Standar yang saya pakai adalah peran dan fungsi mahluk yang bernama manusia.  Peran dan fungsi yang secara universal kita setujui adalah bahwa manusia adalah pemimpin dunia sehingga peran utamanya adalah mengelola dunia sekaligus mengantarkannya pada kondisi yang lebih baik. Ini bisa membantu kita untuk menyimpulkan bahwa masing-masing dari diri kita adalah pemimpin dan harus bisa mengelola diri untuk menuju kondisi yang lebih baik melalui TINDAKAN kita. Titik!

Tindakan kita adalah hasil keputusan akal kita. Ketika kita bicara akal kita membicarakan hasil kerja otak dan hati kita. Tindakan yang baik adalah hasil otak yang baik dan hati yang baik. Karenanya kita selalu harus melatih dan mewaspadai kualitas otak dan, bahkan, hati kita. Caranya bagaimana? Kembali ke pembanding di atas. Selalu analisa apakah ide, pikiran, dan dorongan-dorongan yang timbul di dalam diri kita sedang mengarahkan kita pada kondisi yang lebih baik dan lebih bermanfaat. Bila tidak, maka kita perlu waspada bahwa kadar kemanusiaan kita sedang mengalami penurunan!

Turun dan naiknya kadar manusia itulah yang menyebabkan seorang yang berusia 35 tahun menunjukkan tindakan seorang anak berusia 4 tahun, impulsive, sangat minim peran akal, atau hanya mementingkan diri sendiri. Ini berarti kadar manusianya sedang turun. Bisa juga menyebabkan seorang yang berusia 25 tahun menunjukkan tindakan seorang yang berusia 80 tahun, merasa ‘nrimo’, tidak banyak berinisiatif atau minim usaha karena merasa ‘semua sudah ada yang ngatur’. Sementara seorang yang berusia 80 tahun bisa saja menunjukkan tindakan hebat seorang yang masih berusia muda, masih berkarya memberi manfaat, tetap memberdayakan pikiran dan raganya untuk kreasi dan inovasi, sebagai implementasi dari kegiatan spiritualnya.

Naik dan turunnya kadar kemanusiaan bisa sangat ekstrim. Bisa saja turun sehingga, sebenarnya, kita sudah menjadi lebih buruk daripada binatang. Ingat beberapa kasus mutilasi yang menggegerkan negara ini? Ya. Itu bukan tindakan yang biasa dilakukan oleh seekor harimau lapar terbuas sekalipun. Itu adalah tindakan yang hanya bisa dilakukan oleh orang yang mengalami dehidrasi kadar kemanusiaan sehingga dia berubah menjadi mahluk yang lebih rendah dari hewan. Mengerti bagaimana kita bisa mengalami penurunan atau dehidrasi (kadar) kemanusiaan adalah hal yang strategis agar kita mampu menghindarinya.

Manusia adalah mahluk paling sempurna, mahluk paling lengkap. Segala potensi dimiliki oleh manusia, termasuk potensi menjadi bencana bagi diri sendiri dan yang lain. Di dalam diri kita, di dalam aliran darah kita, setiap saat ada daya yang ‘liar’ yang menjadi pencetus tindakan kita. Ketika daya itu mampu dikelola atau ditundukkan dengan baik oleh akal maka kita menjadi manusia pemimpin dunia yang memberi banyak manfaat untuk diri kita maupun yang lain. Ketika akal kita tidak mampu menundukkan daya itu, maka kita mengalami penurunan kadar kemanusiaan. Seperti yang saya jelaskan sebelumnya, bisa saja kita mengalami penurunan sehingga kemanusiaan kita adalah kemanusiaan anak-anak atau ABG walaupun dari segi usia kita (semestinya) sudah matang. Yang lebih parah lagi tentunya ketika kita mengalami dehidrasi kemanusiaan yang kronis sehingga kita berubah menjadi hewan atau bahkan lebih buruk lagi.

Betul. Daya itu tadi ada di DALAM DIRI kita, mengalir bersama darah kita. Perkataan “dia membuatku marah” (sambil menunjuk orang lain) adalah kata-kata yang tidak tepat karena yang mendorong amarah adalah daya itu tadi. Kemarahan  terjadi karena akal kita tidak mampu menundukkan daya itu sehingga kadar kemanusiaan kita menurun. Tak ada sesuatu di luar diri kita yang bisa membuat kita melampiaskan amarah bila akal kita mampu mengelola daya itu. Masuk akal?

Sekarang kita sudah mampu mengetahui mengapa kita harus selalu menganalisa apakah ide, pikiran, dan dorongan-dorongan yang timbul di dalam diri kita sedang mengarahkan kita pada kondisi yang lebih baik dan lebih bermanfaat. Bila kita gagal melakukan analisa, maka akal kita akan diperdaya dan kemudian setelah sadar (artinya kadar kemanusiaan kita berangsur bertambah) kita baru menyesal. Setelah kita terbiasa melakukan analisa seperti di atas, kita akan lebih mampu mengelola diri kita. Kita lebih bisa menundukkan daya itu. Kita lebih BERDAYA. Kita benar-benar menjadi MANUSIA.

Satu hal lagi. Saya tidak tahu apakah memungkinkan bagi kita untuk selalu berada pada kondisi sempurna kadar manusianya. Yang saya tahu adalah bahwa kadar kemanusiaan itu benar-benar fluktuatif dan ada kalanya memang akal kita ditelikung oleh daya liar tadi. Yang paling penting adalah seberapa cepat kita bisa sadar dan segera kembali memompa kadar kemanusiaan ke dalam diri kita. Jadi fokus kita sebaiknya adalah bagaimana SECARA RATA-RATA kita mempunyai kadar manusia yang relatif bagus. Apapun fungsi dan peran kita dalam kehidupan sehari-hari, kita akan bisa menjalankannya dengan sangat baik bila kita secara rata-rata mempunyai kadar manusia yang bagus. 

Awal yang bagus untuk memperbaiki rata-rata itu adalah dengan memperhatikan gambar yang saya buat, kemudian bertanya pada diri kita sendiri, “Sampai saat ini, secara rata-rata berapa banyak kadar kemanusiaanku?”

Selamat mencari jawaban.

Nugroho Nusantoro

www.thehumatechnology.com

 

Mau Jadi Sirup atau Gula Pasir ?

 

Mau jadi Sirup atau Gula Pasir ?

 

Tak ada yang lebih gusar melebihi makhluk Tuhan yang bernama gula pasir.

Pemanis alami dari olahan tumbuhan tebu ini membandingkan dirinya dengan

makhluk sejenisnya yang bernama sirup.

 

Masalahnya sederhana. Gula pasir merasa kalau selama ini dirinya tidak

dihargai manusia. Dimanfaatkan, tapi dilupakan begitu saja. Walau ia

sudah mengorbankan diri untuk memaniskan teh panas, tapi manusia tidak

menyebut-nyebut dirinya dalam campuran teh dan gula itu. Manusia cuma

menyebut, "Ini teh manis." Bukan teh gula. Apalagi teh gula pasir.

 

Begitu pun ketika gula pasir dicampur dengan kopi panas. Tak ada yang

mengatakan campuran itu dengan kopi gula pasir. Melainkan, kopi manis.

Hal yang sama ia alami ketika dirinya dicampur berbagai adonan kue dan

roti. Gula pasir merasa kalau dirinya cuma dibutuhkan, tapi kemudian dilupakan.

 

Ia cuma disebut manakala manusia butuh. Setelah itu, tak ada penghargaan

sedikit pun. Tak ada yang menghargai pengorbanannya, kesetiaannya, dan

perannya yang begitu besar sehingga sesuatu menjadi manis. Berbeda sekali

dengan sirup. Dari segi eksistensi, sirup tidak hilang ketika bercampur.

Warnanya masih terlihat. Manusia pun mengatakan, "Ini es sirup." Bukan es manis.

 

Bahkan tidak jarang sebutan diikuti dengan jatidiri yang lebih lengkap,

"Es sirup mangga, es sirup lemon, kokopandan," dan seterusnya. Gula pasir pun

akhirnya bilang ke sirup, "Andai aku seperti kamu. "Sosok gula pasir dan

sirup merupakan pelajaran tersendiri buat mereka yang giat berbuat banyak untuk

orang banyak. Sadar atau tidak, kadang ada keinginan untuk diakui, dihargai,

bahkan disebut-sebut namanya sebagai yang paling berjasa. Persis seperti yang

disuarakan gula pasir.

 

Kalau saja gula pasir paham bahwa sebuah kebaikan kian bermutu ketika tetap

tersembunyi. Kalau saja gula pasir sadar bahwa setinggi apa pun sirup dihargai,

toh asalnya juga dari gula pasir. Kalau saja gula pasir mengerti bahwa sirup

terbaik justru yang berasal dari gula pasir asli. Kalau saja para penggiat

kebaikan memahami kekeliruan gula pasir, tidak akan ada ungkapan, "Andai

aku seperti sirup!

 

Dalam kehidupan keseharian kita entah di kantor, di likungan rumah, maupun

lingkungan profesi sekalipun, seringkali kita mendapati ada orang-orang tertentu

seperti gula pasir yang banyak berjasa bagi orang lain tetapi tidak terliat, tidak

mendapatkan apresiasi yang layak, dihargai sumbangsihnya, maupun yang lebih

ekstrim adalah dianggap sosok pelangkap semata, bahkan dicibir dan diremehkan.

 

Tak mengapa! Gula pasir tetaplah bagaikan sosok mutiara di antara lapiran pekat

Lumpur atau buah kelapa diantara rimbuan pohon di hutan belantara... yang

Tetap memancarkan cahaya ketulusan hati.

 

(Aku suka sekali dengan metofora si Gula Pasir ini, Yunus Bear)

 

 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ARTIKELIUS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger