Pedagang Es di Kampus Ini Berhasil Lulus dengan Predikat Cumlaude

On Behalf Of Hendry Risjawan

TRIBUNNEWS.COM – Untuk menutup biaya hidup di Solo dan membayar biaya kuliah, Widri berjualan es Sari kacang Ijo di kampusnya. Meski begitu, ia tak malu dan malah memotivasinya belajar lebih giat. Hasilnya, laki-laki asal Sragen itu lulus dengan predikat cumlaude.

Mengenakan pakaian olahraga berwarna merah putih, Witri Suwanto (26), menyambut kedatangan Tribun Jateng di lorong kampus Universitas Tunas Pembangunan (UTP) Surakarta, Rabu (30/10/2013).

Setelah berbasa-basi, obrolan berlanjut ke acara wisuda yang digelar pada Senin (28/10/2013). “Alhamdulillah, saya lulus dengan predikat cumlaude,” katanya.

Warga kampung Jagan, Gentan Banaran, Plupuh, Sragen itu lulus dari bangku kuliah setelah menyelesaikan seluruh mata kuliah di Jurusan Pendidikan Keolahragaan, spesifikasi Tenis, selama tiga tahun sembilan bulan. “Targetnya bisa lulus 3,5 tahun meleset,” ujar pemuda yang memeroleh nilai A pada 18 mata kuliah tersebut.

Widri sebenarnya sudah lulus SMA pada 2006, tapi baru bisa kuliah 2009. Selama tiga tahun ia harus bekerja untuk menyiapkan biaya masuk kuliah. Saat sudah resmi menjadi mahasiswa UTP, ia membiayai seluruh kebutuhan pendidikannya dari cucuran keringat berjualan es sari kacang hijau.

Widri menceritakan, ia mulai merintis usaha berjualan es Sari kacang hijau sejak lulus SMA. Saat itu ia melihat peluang berdagang di depan kampus UTP. Setelah beberapa lama berjualan es, ia mendapat tawaran bekerja sebagai marbot (penjaga masjid) di Masjid Kantor Pajak Yogyakarta.

Setelah tiga tahun mengabdi bekerja di Yogyakarta dan bisa menabung. Widri pun memutuskan hijrah ke Solo untuk mewujudkan mimpinya berkuliah dan mendaftar di UTP Surakarta. "Gaji Rp 900 ribu dari Kantor Perpajakan dan saat jual es, saya pakai biaya awal kuliah selama satu semester," ungkap bungsu dari tiga bersaudara itu.

Setelah masuk kuliah, Widri praktis tak lagi mempunyai pendapatan untuk membiayai kuliahnya. Uang di tangan yang tersisa Rp 800 ribu, kemudian digunakan untuk modal berjualan es sari kacang hijau di depan kampus tempatnya belajar.

"Setelah satu semester, saya nggak ada biaya lagi. Orangtua juga cuma tani dan nggak sanggup membiayai. Akhirnya saya jualan sari kacang ijo dan jual pakaian untuk mencukupi kebutuhan saya sendiri," akunya.

Jika mahasiswa lain berangkat ke kampus sekitar pukul 07.00, Widri pun sudah tiba di depan kampus sekitar pukul 06.00. Bukan untuk membaca buku kuliah atau mengerjakan tugas, tapi untuk membuka lapak es sari kacang hijau di sekitar pintu gerbang kampus.

Saat ada jam kuliah, Widri menutup sementara lapaknya dan menitipkannya pada satpam kampus, dan berjualan lagi setelah keluar kelas. Selain teman di kampusnya, pelanggan setianya adalah para dosen di UTP. Bahkan banyak di dosen pelanggannya yang memberikan uang lebih saat membeli es sari kacang hijaunya.

Selama berjualan es di kampus, Widri kadangkala harus menanggung rugi karena cuaca tidak bersahabat. Bila menghadapi situasi seperti itu, laki-laki itu pun memilih membagikan es kacang hijau pada teman-teman kuliahnya secara gratis.

Biasanya, lanjut Widri, sehari setelah membagi-bagikan es kacang hijaunya, dagangannya malah makin lancar dan laris. “Kalau rata-rata sehari bisa mendapat keuntungan sekitar Rp 100 ribu. Cukup untuk biaya kuliah dan biaya hidup di Solo,” katanya.

Meski harus berjualan es di depan kampusnya dan para konsumennya adalah teman kuliahnya, Widri mengaku tidak pernah merasa rendah diri. Bahkan ia makin termotivasi untuk belajar lebih baik. Hasilnya, ia berhasil menyelesaikan studinya hanya dalam tiga tahun sembilan bulan dengan predikat cumlaude.

Sebagai bentuk suka citanya menyelesaikan kuliah, setelah resmi diwisuda Senin (28/10/2013) lalu, Widri memenuhi nazarnya menggenjot becak dari Solo menuju Sragen dalam waktu empat jam.

Kini, putra ketiga dari pasangan Paino Notowiyono dan Mulyati tersebut ingin merantau ke Australia untuk belajar beternak sapi. Untuk mendukung cita-citanya, Widri kini harus bolak balik Solo-Kediri untuk kursus bahasa Inggris.

"Aku punya jiwa wirausaha yang tinggi dan menurutku beternak sapi itu prospeknya bagus," tandas peraih IPK 3,55. (Tribun Jateng/Galih Priatmojo)

 

 

Tanpa korupsi, gaji rakyat bisa Rp. 30 juta sebulan

 

3 x 1/2 menit

On Behalf Of arie prawiro

 


  Dari Dokter Ahli Syaraf.


Para ahli sering berpesan
Setiap orang hrs memperhatikan 3 x ½ menit.

Kenapa demikian ?  3 x ½ menit
adalah sesuatu yg cuma²
tetapi akan banyak mengurangi angka kematian secara tiba² !

Sering kali terjadi seseorang siangnya masih sehat walafiat,
tetapi malamnya meninggal.

Tdk jarang kita mendengar cerita orang, kemarin saya masih ngobrol dgn dia,
kenapa tiba² dia meninggal ?

Penyebabnya adalah ketika bangun malam utk ke kamar mandi sering dilakukan secara terlalu cepat.
Begitu berdiri, otak kekurangan darah.

Mengapa perlu "3x ½ Menit" ?
Karena pola ECG (Electro Cardiogram) seseorang normal pada siang hari, tetapi
bangun tengah malam untuk melaksana kan hajat tiba² gambar ECG itu dpt beda.

Karena dgn tiba² bangun, otak akan menjadi anaemic, dan mengalami gagal jantung karena kekurangan darah.

Dianjurkan oleh para ahli utk menjalan kah "3 kali ½ menit", yakni:

1. Bila terbangun jgn langsung turun dari tempat tidur, tetapi berbaringlah selama ½ mnt

2. Duduk di tempat tidur selama ½ mnt 

3. Turunkan kaki, duduk di tepi ranjang selama ½ menit.

Selewat 3 x ½ menit yg dilakukan tanpa harus membayar sesen pun, otak tdk akan anaemic, dan jantung tdk akan mengalami kegagalan, mengurangi kemungkinan jatuh dan meninggal ketika bangun tengah malam.

Pernah setelah membaca tulisan ini, seorang usia lanjut menangis menyesali kenapa tdk mengetahui hal ini jauh2 hari.

Dua tahun lalu dia bangun tengah malam utk buang air kecil, di kamar mandi tiba² terasa dunia berputar dan jatuh, akibatnya dia sekarang mengalami kelumpuhan dan tdk bisa meninggalkan tempat tidur, tulang punggungnya mengalami cedera, kalau saja dia mengetahui hal ini sebelumnya, tentu tdk harus menderita selama ini.

 

Semangat Sumpah Pemuda Vs Tantangan Zaman

On Behalf Of Hendry Risjawan


Melihat realitas kepemudaan masa kini, banyak pihak yang meragukan eksistensi pemuda kini dan masa depan. Kecemasan dan kegelisahan ini terkait dengan melemahnya kiprah dan kontribusi pemuda dalam pembangunan. Makna Sumpah pemuda tak lagi di jadikan pertanggungjawaban pemuda dalam mengisi pembangunan, tetapi hiasan sejarah yang kering akan makna. Selayaknya spirit Sumpah Pemuda dipahami sebagai konsep dasar jati diri pemuda yang pada setiap zaman memiliki tuntutan dan tantangan tersendiri. Reaktualisasi nilai-nilai Sumpah Pemuda akan terus diuji oleh kompleksitas dan tantangan zaman. Spirit Sumpah Pemuda bukan sesuatu yang bersifat statis, melainkan dinamis dan dialektis. 

Oleh sebab itu, reinterpretasi dan reaktualisasi semangat Sumpah Pemuda merupakan suatu keniscayaan. Pragmatisme pemuda era sekarang telah menjebak pemuda dalam pusaran tiada akhi r dan menumpulkan idealisme. Sumpah yang membuktikan betapa besar semangat pemuda Nusantara untuk bersatu dalam satu kesatuan, satu pemerintahan, satu wilayah, yaitu NKRI. Peringatan Sumpah Pemuda penting agar kita diingatkan kembali bahwa sumpah suci itu bukanlah sesuatu yang lantas memanjakan kaum muda dan membuat pemuda terninabobokan dengan kebesaran sejarahnya.

Setidaknya Sumpah Pemuda menjadi pijakan bagi kaum muda agar turut berpartisipasi dalam pembangunan. Menurut Imam Al-Ghazali bahwa pemuda jangan memiliki suatu kebangaan karena mendapatkan fasilitas dari orang lain tetapi harus memilki suatu kebangaan berkat hasil usaha sendiri. Dengan demikian pemuda yang merupakan tunas harapan bangsa memiliki prinsip keyakinan yang kuat dengan penuh pendirian akan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri agar jangan tergoda oleh setiap ganguan yang akan menghambat keberhasilan.

Bagi bangsa kita perkembangan pendidikan yang mengembangkan kepribadian yang bercirikan kebangsaan yaitu pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaran dan hasil penddikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia. Dengan memiliki karakter atau watak yang bercirikan ke Indonesian maka para pemuda sebagai generasi penerus pemegang tampuk pemerintahaan di masa yang akan datang sudah terpatri dalam jiwa dan raganya untuk mencapai sikap dan perilaku yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia dan memilki jiwa nasionalisme dan rasa kebangsaan yang tinggi untuk mewujudkan cita-cita luhur perjuangan para the founding father bangsa Indonesia.

Akhirnya, setiap pemuda Indonesia harus memilki sikap dalam dirinya untuk memajukan negaranya seperti yang di ungkapkan oleh Jhon F. Kennedy yaitu, “ask not what your country can do for you. But ask what you can do for your country” yang bermakna jangan tanya apa yang tanah airmu dapat memberikan kepada mu tetapi tanyakanlah apa yang dapat berikan k epada tanah air mu, sedangkan bung karno berpesan kepada kaum pemuda,beri aku 1.000 orang tua, akan aku cabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 orang pemuda, akan aku goncangkan dunia.” (Ir. Soekarno),dan Pada saatnya nanti para pemuda harus siap menerima estafet kepemimpinan pada masa depan. Masa depan gemilang yang penuh perubahan. Semoga semangat Sumpah Pemuda masih bergelora di dada pemuda.

 

 

Sisi Kelam Bekerja di Google, Apple, dkk

On Behalf Of Bro Yunus

 

http://newopenx.detik.com/delivery/lg.php?bannerid=288&campaignid=3&zoneid=181&loc=1&referer=http%3A%2F%2Finet.detik.com%2Fread%2F2013%2F10%2F28%2F131152%2F2397195%2F398%2Fsisi-kelam-bekerja-di-google-apple-dkk%3Fi991101105&cb=edd3cc45fdBekerja di Google, Apple atau Facebook mungkin jadi dambaan banyak orang. Gaji dan gengsi tinggi menjadi alasan utamanya. Belum lagi sederet fasilitas yang akan didapatkan.

Namun tidak selamanya pekerja para raksasa teknologi itu bahagia. Beberapa angkat bicara secara anonim untuk mengupas sisi negatif dan perasaan stress saat menjadi karyawan mereka.

Seperti apa curhat para karyawan raksasa teknologi tersebut? Berikut rangkumannya yang disarikan detikINET dari berbagai sumber.

 1. Facebook

 Facebook pernah dinobatkan sebagai tempat kerja terbaik di Amerika Serikat. Namun sebagian karyawan merasa tidak senang bekerja di sana terkait beberapa alasan.


"Memang ada makanan dan minuman gratis, tapi lupakan saja. Tempat kerja di Facebook buruk. Ruangan karyawan yang besar dipenuhi orang berdempetan dengan privasi nol," komplain seorang pekerja.

Masalah privasi ini rupanya dikeluhkan banyak pekerja, karena meja kerja mereka terlalu berdekatan dan menimbulkan rasa tidak nyaman. Selain itu, Mark Zuckerberg selaku pendiri dan CEO Facebook dinilai terlalu angkuh pada karyawan.

"Pimpinan bersikap seolah mereka lebih jauh lebih tinggi pada setiap orang di sekelilingnya," tulis seorang pekerja.

Namun demikian, banyak yang menilai hal tersebut bukan masalah besar. Gaji tinggi dan makan gratis tiga kali sehari jelas diminati.

2. Google

 

Google juga dikenal memanjakan karyawannya dengan gaji tinggi, kantor keren serta fasilitas yang melimpah. Namun tidak semua suka bekerja di raksasa mesin cari internet ini.

"Anda membaca banyak hal mengagumkan dari bekerja di Google. Namun sebelum aku keluar, tempat itu penuh dengan orang bertalenta yang tidak dianggap dan struktur yang penuh politik dan kejam," sebut Scott, mantan pekerja Google.

Karyawan juga bekerja sangat keras hingga akhir pekan. Di sisi lain, meskipun bayarannya sudah cukup tinggi, mereka masih merasa kurang.

"Sepertinya orang bekerja di Google bukan untuk uang. Mereka bekerja di Google karena ingin mengubah dunia," sebut seorang pekerja yang mengeluhkan bayaran tidak sesuai.

"Pendapatan Google sampai miliaran. Berikan 2% saja pada pekerja agar mereka lebih bahagia," tulis seorang karyawan yang menghitung bagian untuk karyawan Google hanya 1% dari keuntungan.

3. Microsoft

 Menjadi karyawan Microsoft jelas menjadi kebanggaan tersendiri. Namun tidak demikian bagi para karyawannya yang kecewa.


Misalnya Microsoft melakukan review brutal pada pekerjanya. "Lingkungan kerja menjadi stress tinggi. Pekerja menjadi ketakutan secara konstan jika diberi nilai rendah tanpa bisa mengontrolnya," sebut seorang pekerja.

Adapun para bos sering berteriak dan menyalahkan pekerja. Hal ini seperti sudah menjadi budaya di Microsoft dan membuat karyawan tertekan.

Microsoft juga menekankan karyawannya bekerja sangat keras. Dengan kantor yang didesain bagi pekerja untuk mengabdikan diri dengan jam kerja panjang.

"Entah disengaja atau tidak, ada budaya atau mindset yang mengharuskan Anda bekerja selama 24/6," ucap seorang karyawan.

 4. Apple

 Bekerja di Apple jelas merupakan prestis besar karena mereka adalah salah satu perusahaan paling bernilai di dunia. Namun tidak semua karyawan puas, terutama yang bekerja di APple Store.


"Dari tokonya di seluruh dunia, Apple menjual sampai USD 16 miliar. Namun kebanyakan pekerja Apple hanya menikmati sedikit dari keuntungan tersebut," tulis David Segal, wartawan New York Times.

"Sekitar 30 ribu dari 43 ribu pekerja Apple bekerja di Apple Store, sebagai bagaian dari ekonomi servis, dan banyak dari mereka hanya digaji USD 25 ribu per tahun," lanjut David.

Jumlah gaji USD 25 ribu per tahun terhitung kecil di Amerika Serikat. Sebagai perbandingan, gaji karyawan Apple Store hanya separuh dibandingkan gaji karyawan toko Verizon yang juga berjualan ponsel. 

Padahal, eksekutif Apple dibayar begitu tinggi. Tahun 2012, CEO Apple Tim Cook menerima bayaran sampai USD 378 juta.

 

 

Begini Cara Kami Demo Buruh

On Behalf Of Dadang Kadarusman

 

 

Pagi ini saya melihat berita tentang demo buruh di Jakarta. Demo lagi? Ya demo lagi. Tuntutannya; kenaikan Upah Minimum Provinsi dari 2,2 juta menjadi 3,7 juta. Dengan asumsi bahwa demo buruh itu tidak ditunggangi oleh pihak lain, maka para pendemo itu tentu pendapatan bulanannya dari bekerja masih dibawah Rp. 3,7 juta. Pertanyaannya adalah; Jika kelak gajinya sudah mencapai 3,7 juta, apakah para buruh itu akan berhenti berdemo?  

 

Saya tidak tahu jawaban yang pasti. Tapi berkaca pada kenyataan hidup, kita tidak akan pernah merasa cukup dengan apa yang kita dapatkan. Maka bisa diperkirakan bahwa demo itu, akan terus berlangsung sampai kapanpun. Terlepas dari tuntutan buruh itu diikuti atau tidak.

 

Anda, gajinya masih dibawah 3,7 juta? Jika iyya, maka mungkin demo itu tentang nasib Anda juga. Tapi apakah Anda tertarik untuk ikut berdemo? Boleh kok, kalau Anda mau demo untuk memperjuangkan nasib. Tapi, jika saya boleh sarankan; belajarlah untuk paham bahwa mogok kerja dan turun kejalan bukanlah satu-satunya cara berdemo. Ada loh cara demo yang lebih baik dan lebih efektif untuk membuat perusahaan membayar 3,7 juta bahkan lebih tinggi dari itu. Tanpa mesti berteriak-teriak. Tanpa perlu turun ke jalan. Anda percaya?

 

Sebaiknya Anda percaya. Karena sudah terbukti, banyak sekali kolega Anda yang sekarang sudah dibayar lebih dari 3,7 juta. Mereka, tidak turun kejalan untuk mendapatkan angka itu. Jika mereka bisa, maka itu artinya Anda juga bisa.

 

“Lah, itu kan karena mereka langsung diterima kerja dengan gaji tinggi!” Anda benar jika perpikir begitu. Faktanya memang ada orang yang bekerja langsung digaji lebih dari 3,7 juta. Tapi, pendapat Anda itu tidak sepenuhnya benar. Karena faktanya, ada lebih banyak lagi karyawan yang pada awalnya digaji UMR saja; namun dalam perjalanan karirnya mereka kemudian mendapatkan bayaran yang jauuuuuuuh lebih tinggi dari itu.

 

Saya berani mengatakan hal itu karena: (1) saya menyaksikan banyak sekali orang yang seperti itu, dan (2) saya sendiri pun begitu. Pertama kerja dibayar UMR. Sepuluh tahun kemudian, pendapatan tahunan saya dari pekerjaan itu sudah lebih tinggi berkali-kali lipat. Tidak pernah mogok kerja. Tidak pernah mengamuk. Tidak pernah menuntut perusahaan untuk menaikkan gaji. Perusahaanlah yang justru menaikkan gaji itu dengan kemauan mereka sendiri.

 

Kok bisa begitu? Bisa. Caranya? Demo.

Loh, kok demo juga. Iyya, sama-sama demo. Tapi ini demonya beda. Jika kebanyakan karyawan yang ingin naik gagi itu demo dijalanan dan meninggalkan pekerjaannya. Maka saya dan teman-teman lainnya justru berdemo dikantor. Cara demonya juga nggak pake teriak-teriak. Nggak pake spanduk. Nggak pake ngeblok jalan umum. Dan nggak pake menyabotasi fasilitas publik.

 

Saya dan teman-teman, berdemo dengan alat kerja. Proses kerja dan hasil kerja. Kami menunjukkan kepada management diperusahaan kami bahwa  kami benar-benar bisa bekerja dengan sangat baik. Bahwa kami mampu memberikan hasil kerja yang sangat baik. Bahwa kami, bisa menjadi aset yang bernilai tinggi di perusahaan. Dan semuanya itu, kami tunjukkan dengan cara kerja yang baik, hasil kerja yang baik, serta sikap dan perilaku kerja yang baik.

 

Ada banyak keuntungan, jika Anda berdemo dengan cara kami. Selain tidak kepanasan tidak kehujanan, demo cara kami juga tidak membuat management antipati pada kami. Anda, kalau demo dengan cara tradisional – mogok dan teriak-teriak itu – nggak bakal dapat simpati dari pengambil keputusan. Belum lagi jika muka Anda muncul di tivi. Atau nama Anda terpampang dikoran-koran. Dijamin deh. Tidak ada perusahaan yang mau mempekerjakan Anda jika suatu saat Anda melamar pada mereka.

 

Manfaat lainnya? Melalui demo cara kami ini, kami mengasah keterampilan kami sampai pada kualifikasi yang benar-benar sulit untuk disaingi oleh karyawan lainnya. Kami belajar dan terus melatih diri. Kami tidak henti menajamkan keterampilan kami. Dan kami terus menunjukkan kemampuan kami. Bersikap proaktif. Bersedia mengambil tanggungjawab pribadi. Hasilnya? Kami menjadi profesional yang lebih terampil.

 

Setelah semua demo yang kami lakukan itu, apakah kami selalu mendapatkan apa yang kami inginkan? Kadang-kadang iyya. Kadang-kadang juga tidak. Harus kami akui bahwa; diantara rekan kami yang sudah demo dengan metode kami itu masih juga disepelekan oleh perusahaannya. Kami sakit hati? Tidak. Sebaliknya, kami semakin terpacu untuk menunjukkan bahwa kami benar-benar para profesional yang layak dihargai tinggi. Dan. Kadang-kadang, perusahaan lainlah yang menghargai kami.

 

Bukan kami tidak loyal pada perusahaan. Tapi, faktanya perusahaan lain lebih menghargai kami daripada perusahaan ini. Maka, setelah demo yang indah itu; kami dibajak oleh perusahaan yang benar-benar paham bagaimana memperlakukan karyawan hebat seperti kami. Berapa bayaran yang kami terima melalui demo cara kami? Berkali-kali lipat dari sekedar 3,7 juta yang dituntut oleh para pendemo tradisional itu.

 

Anda mengira kami digaji tinggi sejak awal? Anda keliru jika mengira demikian. Gaji awal kami sama seperti Anda dan para buruh yang lainnya. UMR. Tidak lebih. Tapi terbukti, bahwa cara kami berdemo ini jauh lebih efektif. Lebih elegan. Dan – ini yang terpenting – lebih menghasilkan.

 

Maka saran kami kepada Anda sahabatku. Mari kita sama-sama berdemo menuntut hak dan pembayaran yang layak. Tapi, mari lakukan dengan cara kami. Bukan dengan berhenti bekerja. Atau turun kejalan raya. Apalagi sampai meruntuhkan pagar pabrik segala. Cara demo kami sederhana; mengasah keterampilan, unjuk kemampuan kerja, dan menjaga sikap serta perilaku yang tetap baik ditempat kerja. Jika perusahaan kami menghargai kami, maka kami tinggal lama disana. Jika tidak. Maka perusahaan lain akan membayar kami lebih tinggi.

 

Jadi. Jika Anda masih gemar turun ke jalan. Mulai sekarang. Kembalilah ke kantor Anda. Dan mulailah berdemo dengan cara yang kami lakukan. Insya Allah. Keterampilah Anda akan semakin bertambah. Kinerja Anda akan semakin meningkat. Sikap dan perilaku Anda akan semakin baik. Dan  Nilai diri Anda akan semakin tinggi. Sehingga kelak, sungguh sangat mudah bagi Anda untuk mendapatkan bayaran yang layak.

 

 

Memimpin Dari Hati

On Behalf Of Bro Yunus

 

Kepemimpinan adalah pengaruh. Kemampuan seseorang memengaruhi orang lain. Seorang pemimpin spiritual menyadari bahwa fokusnya bukan lagi terletak pada diri sendiri, tetapi pada orang-orang yang dipimpinnya. Ia adalah seorang pemimpin yang memerhatikan bagaimana orang lain dapat tumbuh, berkembang, dan mencapai visi bersama dengan nilai-nilai kehidupan yang disebarkan.

 

"Kita semua dilahirkan untuk suatu alasan, tetapi tidak semua kita menemukan sebabnya. Keberhasilan dalam kehidupan tidak ada hubungannya dengan apa yang Anda dapatkan atau capai sendiri. Keberhasilan adalah apa yang Anda lakukan bagi orang lain." (Danny Thomas).

 

Sebagai pemimpin, Anda berkewajiban mendorong orang lain untuk mencapai tujuan-tujuan, dan mendorong perubahan ke arah yang lebih baik. Jangan pernah bekerja sendirian. Tidak ada pemimpin tipe Lone Ranger. Jika Anda sendirian, Anda tidak sedang memimpin siapa pun!

 

Memimpin Orang Lain

Salah satu kesalahan yang biasa dilakukan pemimpin adalah berusaha memimpin orang lain sebelum mengembangkan hubungan dengan mereka. Sementara Anda bersiap untuk mengembangkan orang lain, luangkanlah waktu untuk saling mengenal. Mintalah mereka berbagi cerita dengan Anda, temukanlah apa yang menggugah mereka, kekuatan dan kelemahan mereka, sifat-sifat mereka, impian-impian mereka, harapan mereka dalam pekerjaan dan sebagainya. Itu akan mengembangkan hubungan Anda dengan cara yang tidak pernah ada sebelumnya.

 

William Wolcott berkunjung ke New York pada 1924, dan membuat catatan perjalanan. Saat berada di kantor sahabatnya, tiba-tiba ia mendapatkan ilham untuk membuat sketsa. Ia segera meminta secarik kertas yang ada di meja sahabatnya itu. “Bisakah saya memintanya? Sahabatnya menjawab, “Itu bukan kertas sketsa, itu hanya kertas pembungkus biasa.” Karena tidak ingin kehilangan ilham, Wolcott mengambil kertas pembungkus tersebut dan berkata,”Tidak ada yang biasa-biasa saja jika kita tahu bagaimana menggunakannya.”

 

Pada kertas pembungkus itu, ia membuat dua sketsa. Kemudian, salah satu sketsa itu dijual dengan harga US $500 dan yang lainnya dengan harga US $1000, jumlah yang sangat besar pada 1924.

Setiap orang, jika dalam pengaruh positif orang lain, sama seperti kertas pembungkus biasa di tangan seorang artis besar. Tidak peduli dari apa kertas tersebut dibuat, kertas itu dapat menjadi harta yang sangat berharga.Tidak setiap orang yang Anda pengaruhi akan berpikir sama dengan Anda.

Anda harus menolong mereka, bukan saja percaya mereka dapat berhasil, tetapi juga memperlihatkan kepada mereka, bahwa Anda ingin mereka berhasil. Pemimpin Spiritual memelihara hubungan dengan orang lain dengan menumbuhkan kepeduliaan yang tulus. Mereka memimpin dengan empati, kasih sayang, dan rasa hormat.

 

a. Jaga Hubungan Baik

 

1. Memahami Orang Lain

Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda, dan setiap individu tidak mungkin dihadapi dengan cara yang sama. Karenanya, memahami mereka, dan memelajari bagaimana membina mereka sesuai dengan kepribadian mereka, dapat membantu Anda menolong mereka mencapai tujuan.

 

2. Mengasihi Orang Lain

Anda tidak dapat benar-benar menjadi pemimpin efektif kecuali Anda mengasihi mereka. Henry Gruland berkata, “Menjadi seorang pemimpin artinya lebih dari sekadar ingin memimpin. Para pemimpin mempunyai rasa pengertian terhadap orang lain, dan kemampuan yang tajam untuk menemukan yang terbaik dari dalam diri orang lain… bukan yang terburuk… dengan benar-benar mempedulikan orang lain”

 

3. Menolong Orang Lain

Pusatkan diri Anda pada apa yang Anda dapat tanamkan dalam diri orang lain, bukan apa yang Anda bisa terima dari mereka.

 

b. Berikan Hati Anda

 

Harapan adalah karunia terbesar yang dapat kita berikan kepada orang lain, bahkan jika orang lain gagal melihat arti diri mereka sendiri, mereka masih mempunyai alasan untuk tetap berusaha dan bekerja keras untuk mencapai potensi mereka di masa depan. Pemimpin Spiritualitas adalah pemimpin yang memberikan harapan dan pengertian.

“Kita membutuhkan pemimpin-pemimpin yang tahu bagaimana ‘membaca’ hati, dan yang dapat memberikan kepada mereka rasa tenang, rasa percaya, pengertian akan mereka, dan kejujuran yang sesungguhnya dibutuhkan mereka...” (Samual Brengle).

Apa yang Anda percayai terlihat dengan cara Anda bertindak. “Perlakukanlah orang lain seperti penampilannya, dan Anda akan membuatnya semakin buruk. Tetapi perlakukanlah seseorang seolah-olah ia telah mencapai potensinya, dan Anda akan menjadikan dia menjadi sebagaimana seharusnya.” (Wolfgang von Goethe).

 

c. Kembangkan Potensi Mereka

 

Berikan perhatian Anda pada kekuatan orang lain. Pujilah kualitas-kualitas positif. Munculkan bakat-bakat terpendam mereka. Doronglah mereka mengembangkan potensi masing-masing. Pusatkan perhatian pada peningkatan kekuatan mereka. Anda sedang mengembangkan hubungan yang kuat dengan mereka, dan mereka mulai bertumbuh serta mendapatkan rasa percaya diri. Setelah percaya diri muncul, baru Anda dapat membicarakan tentang kelemahan-kelemahan mereka dan menanganinya dengan bijaksana satu per satu.

Ingatlah, semua orang punya potensi untuk berhasil. Sebagai pemimpin, tugas Anda melihat potensi-potensi itu, menemukan apa yang belum ada, dan melengkapinya dengan apa yang diperlukannya.

 

“Membina hubungan dengan orang lain tidak rumit, hanya membutuhkan usaha.”

 

Jadilah penuntun, panutan, pelopor, penolong, pemerhati, pemrakarsa tindakan, pekerja keras, pencetus ide, penyelaras hubungan, pembuat keputusan bijak, penggali potensi, pemberi bantuan, pelatih, pecinta pengetahuan, pemberi bimbingan spiritual (imam), pemberani, pengabdi kejujuran, pembuat perubahan, pemegang janji, pemaaf, pelaku rendah hati, pembuat kebahagiaan, dan perilaku positif lainnya.

 

Jadilah pemimpin!

Dengan kepemimpinan yang baik, segala sesuatu dapat diperbaiki.

Selamat memimpin. Sukses milik Anda sekarang!

 

 

Belly Fat

 

Apakah itu Belly Fat?
Tumpukan lemak yang terlokalisir pada perut atau yang lebih populer dikenal dengan sebutan Belly Fat, tidak hanya terkumpul di bawah kulit namun juga menyelubungi organ-organ di dalam perut.

Apakah berbahaya?
Belly Fat sendiri dapat meningkatkan risiko:
• Penyakit jantung dan pembuluh darah
• Kencing manis
• Kanker saluran cerna
• Gangguan tidur
 
Apakah usia dan faktor genetik juga berperan dalam timbulnya Belly Fat?
Berat badan ditentukan oleh keseimbangan antara yang apa yang dimakan dengan energi yang dibakar. Faktor usia dan genetik juga berperan besar dalam hal ini. Saat usia bertambah, seseorang akan kehilangan massa-otot, terutama jika tidak aktif secara fisik. Hilangnya massa otot akan menurunkan kecepatan tubuh dalam menggunakan dan membakar kalori.

Apakah hanya bir yang dapat menyebabkan terbentuknya Belly Fat atau Beer Belly?
Jawabannya, tidak. Mengonsumsi alkohol dalam jumlah yang berlebih, apapun jenisnya (termasuk bir) dapat meningkatkan penumpukan lemak pada area perut.

Bagaimana untuk mengetahui apakah Belly Fat?
Pada pria, jika ukuran lingkar pinggang lebih dari 102 cm mengindikasikan konsentrasi lemak pada perut yang tidak sehat dan meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan.

Bagaimana menghilangkan lemak di perut?
Otot perut dapat dibentuk dengan cara sit-up atau dengan menggunakan alat lainnya di gym. Namun, hal itu tidak dapat serta merta menghilangkan lemak yang membungkus organ-dalam. Untuk menghilangkannya, dapat dicoba cara antara lain sebagai berikut:
• Diet sehat
Perbanyak konsumsi sayuran, buah, gandum dan protein. Batasi lemak-jenuh yang terdapat pada daging dan produk susu seperti mentega dan keju. Pilihlah lemak-tak-jenuh seperti pada kacang-kacangan, ikan dan minyak zaitun
• Menjaga porsi makan
Kurangi porsi makan dan makanlah dalam porsi kecil namun sering
• Aktivitas fisik
Untuk orang dewasa, dianjurkan untuk melakukan aktivitas aerobik sedang seperti jalan cepat, paling tidak 150 menit/minggu atau aktivitas aerobik berat seperti jogging, paling tidak 75 menit/minggu.

Kesimpulan:
• Lemak pada area perut dapat dihilangkan, namun memang dibutuhkan usaha dan kesabaran.
• Dengan menurunkan berat badan dan Belly Fat, maka akan diperoleh hidup yang lebih sehat dan terhindar dari berbagai penyakit.

(dr. Trinof Hendri/Health Department)

Sumber : Klikdokter.com

 

Entrepreneur Reflections

On Behalf Of denny wijaya
 

 

1.       Rahasia Orang Bodoh

 

Ijinkan saya memulai dengan kutipan seorang motivator entrepreneur, yaitu Bob Sadino

Berikut kutipan perkataan Bob Sadino mengenai Rahasia Menjadi Pengusaha :

 

Orang Pintar vs Orang Bodoh versi Bob Sadino

 

1. Terlalu Banyak Ide – Orang “pintar” biasanya banyak ide, bahkan mungkin telalu banyak ide, sehingga tidak satupun yang menjadi kenyataan. Sedangkan orang “bodoh” mungkin hanya punya satu ide dan satu itulah yang menjadi pilihan usahanya.

 

2. Miskin Keberanian untuk memulai – Orang “bodoh” biasanya lebih berani dibanding orang “pintar”, kenapa ? Karena orang “bodoh” sering tidak berpikir panjang atau banyak pertimbangan. Dia nothing to lose. Sebaliknya, orang “pintar” telalu banyak pertimbangan.

 

3. Telalu Pandai Menganalisis – Sebagian besar orang “pintar” sangat pintar menganalisis. Setiap satu ide bisnis, dianalisis dengan sangat lengkap, mulai dari modal, untung rugi sampai break event point. Orang “bodoh” tidak pandai menganalisis, sehingga lebih cepat memulai usaha.

 

2.       Maunya Dikerjakan Sendiri – Orang “Pintar” berpikir “aku pasti bisa mengerjakan semuanya”, sedangkan orang “bodoh” menganggap dirinya punya banyak keterbatasan, sehingga harus dibantu orang lain.

 

Sumber : http://rotasinews.com/orang-pintar-vs-orang-bodoh-versi-bob-sadino/

 

Menjadi seorang boss, dalam banyak seminar, buku-buku rujukan menjadi entrepreneur, dikatakan “harus” memakai otak kanan lebih dominan, dimana otak kanan mengarah ke imajinasi, action, mudah bergaul dengan orang, simple, praktis, tidak mengerjakan semua sendiri (Team Player), sesadar apakah kita, kalau sebenarnya karakter-karakter atau sifat sifat tersebut adalah meta program?

 

1.       Contemplative / Action-Oriented (Thinker / “Do”er)

Purdi E Chandra, pemilik jaringan Franchice Primagama dan Founder Entrepreneur University mengatakan “Buka dulu, baru mikir” dan “Usaha belum dibuka, sudah ditutup lagi (dalam pikiran)”. Setelah kita melewati tahap pertama, yaitu menghadapi rasa takut, maka selanjutnya adalah berubah “karakter”nya dari thinker menjadi “do”er. Banyak sekali orang yang mau jadi pengusaha, sudah tau apa yang mau dilakukan, ada modal, siap terima resiko, tapi nda buka-buka karena kebanyakan dipikir-pikir, dianalisa terus. (sadar woii.. bisnis itu dibuka, bukan dianalisa!!).

Mau sebaik apapun analisanya, toh yang tahu berhasil atau tidak adalah Tuhan. Buka duluan baru dipikir. Toh pada akhirnya akan sama saja, kalau dibuka ternyata nda jalan, ya “dipikirkan” supaya jalan,kalau ternyata jalan ya pasti “dipikirkan” supaya lebih ramai lagi, buka cabang lagi.

Dan disinilah kunci sukses buka bisnis :

 “It’s about the Quality of the feedback and the quality of our response toward the feedback – Coach Ang Denny”

 

2.       General / Specific

Seorang Entrepreneur seperti seorang pemimpin, yang berpikir lebih general atau global, yang memikirkan hal-hal detail adalah teamnya (karyawannya). Misal saat menentukan belanja keperluan kantor, hal-hal teknis, dsb. Bahkan seorang pengusaha biasanya tidak terlalu menguasai teknik, karena memiliki staff yang lebih pintar dari beliau. Contohnya apakah seorang pemilik hair salon, perlu jadi waria dulu untuk buka hair salon.

 

3.       Independent / Team player

Seorang pengusaha sejati adalah seorang yang ahli memimpin dan berkomunikasi dengan orang lain, karena yang menggerakkan bisnis beliau sejatinya adalah TEAM, bukan pengusaha tersebut. Hal ini cenderung berkebalikan dengan pendidikan konvensianal, yang bahkan sampai pada perguruan tinggi menekankan pada prestasi personal, akademik personal, sehingga pelajar dilatih supaya memiliki meta-program independent.

Sehingga, apa-apa diurus sendiri, iya kalau usahanya masih kecil, kalau uda besar, membuat susah untuk meninggalkan bisnisnya dan tenggelam dalam bisnisnya sendiri, dan susah untuk mendelegasikan tugas-tugas atau mempercayai orang lain.

 

Saya teringat dengan teman-teman sekolah saya, yang saat sekolah prestasi akademik mereka biasa saja malah cenderung “nilai merah”, namun mereka suka bersosialisasi dan berorganisasi, dulu saat saya sekolah, saya menilai masa depan mereka bakal curam dibandingkan teman-teman saya yang nilainya tinggi-tinggi dan prestasi belajarnya luar biasa.

 

Namun, 10 tahun kemudian, saat saya bertemu mereka kembali, ternyata kondisinya berkebalikan dengan yang selama ini saya kira. Mereka yang saya rasa masa depannya curam, malah sekarang menjadi pengusaha, dengan bisnisnya besar dan memiliki banyak staff. Sedangkan teman-teman saya yang lebih pintar dan saya kira lebih menjanjikan, mohon maaf, malah menjadi staff, syukur-syukur manajer, dengan penghasilan yang ,jelas, jauh dibawah teman-teman saya yang pengusaha.

 

Satu kualitas yang membedakan mereka adalah Independent atau Team player

 

4.       Matching / Mismatched

 

Di Jaman yang semakin kompetitif sekarang ini, seorang pengusaha adalah seorang yang mampu membuat bisnisnya berbeda, unik dan memiliki nilai tambah.  

 

Sebut saja bisnis seperti Rawon Setan, Rumah Makan Penjara, atau di luar negeri kita mengenal Richard Branson yang sifatnya kadang bisa nyeleneh, seperti beberapa saat lalu ia berani tampil dengan pakaian pramugari wanita.

 

Maka yang diperlukan adalah pengusaha yang berani berbeda, berpikir terbalik, berbuat berbeda dari yang lain, dan ini merupakan meta program yang dominan “Mismatched”.

 

Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana bila kita mau jadi pengusaha, namun memiliki meta program yang berlawanan dengan meta program “ideal” seorang pengusaha?

 

Saat diawal saya belajar NLP, yang saya tahu, meta program tidak bisa diubah, namun, setelah saya mengenal meta coaching system, Dr. Michael Hall mengajarkan suatu teknik yaitu “Expanding Meta Program” merupakan teknik memperluas meta program kita dengan menggunakan teknik NLP dan Meta States.

 

Saya menjadi teringat akan coach Stefanoes dari Tuban, yang ketika di dalam kelas, beliau ditanya akan spesialisasi beliau, dan beliau menjawab spesialisasi beliau adalah meta program coach. Pada saat itu saya belum menyadari betapa pentingnya meta program, baru setelah saya mendampingi banyak pengusaha, saya menyadari bahwa meta program ini SANGAT PENTING bagi mereka yang ingin jadi pengusaha.

 

 

Menemukan pemimpin baru

On Behalf Of Harry Uncommon

Spartacus, begitu sangat fenomenal memimpin budak-budak dalam melawan imperator Crassus, yang mewakili penguasa kejam, Republik Roma waktu itu. Spartacus meski akhirnya mati tertombak pasukan Romawi, namun Crassus hampir saja kalah ketika duel satu lawan satu. Spartacus, seorang gladiator pemberani, heroic dan militan hidup tahun 70 SM, ia tak pernah takut mati. Ia selalu maju paling depan. Keterampilannya berperang sangat tinggi. Karakternya pejuang sejati. Ia mempengaruhi perubahan radikal dari status budak menjadi orang merdeka. Di era modern, ia mirip sekali dengan Hugo Chavez presiden Venezuela, pejuang sejati.  Chavez menjalankan revolusi Bolivarian. Sepanjang masa kepemimpinannya, ia telah menerapkan konstitusi baru, menasionalisasi sejumlah industri penting, meningkatkan anggaran kesehatan dan pendidikan dan mengurangi tingkat kemiskinan secara besar-besaran. Ia icon pemimpin di Amerika latin.

 

Spartacus di era lama dan Chavez di era modern,  sama-sama bisa menjadi inspirasi radikal bagi pemimpin baru di Indonesia. Mengapa? Menjadi pelajaran bagi kita semua, ternyata kita telah keliru memilih pemimpin yang tepat.  Apa yang tepat? Pertama, Indonesia  membutuhkan karakter heroic dan militan ala Soekarno yang revolusioner untuk kita bisa merdeka, dari budak secara ekonomi. Kedua,  saya rasa kita harus punya optimisme ingin mewujudkan prediksi McKinsey Global Institute bahwa Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi maju tahun 2030 [85 tahun sejak merdeka].

 

Untuk kebangkitan dan kebanggan Indonesia, kita butuh pemimpin pemberani, heroic-warrior dan militan.   Kita tak lagi butuh  pemimpin yang biasa-biasa saja. ”Leadership, it is really about you first” kata John Maxwell, pencerah kepemimpinan abad ini. Dan ini sangat kontekstual relevan untuk memberi jawaban akan krisis kepemimpinan bangsa kita.  Urutan kriteria kepemimpinan, karakter beres dulu, setelah itu kompetensi dan passion bisa diasah tajam. 

 

Pemberani

Kita sedang menunggu-nunggu negarawan gladiator yang tak takut mati, apalagi hanya rumahnya yang diteror bom. Jika perlu, mobilnya dipasangi bompun, ia tak takut mati demi kebenaran. Ia tahu persis ”where to play?” Ia akan berhadapan dengan banyak musuh dan teman. Pikirannya harus berani, ucapannya harus berani, tindakannya harus benar-benar berani dan pengambilan keputusannya juga super berani. Ia berani luar-dalam.  Tony Allan dalam ”Wise Lord of The Sky: Persian myth”,  mengatakan pemimpin pemberani harus memakai ”basic instinctnya” untuk menaklukkan, mengalahkan dan menguasai rasa takutnya sendiri. Ia juga tahu, ”what matters most?” Pemimpin pemberani, akan memerdekakan Indonesia dari budaya takut dan tertekan, kemalasan berfikir, pengaturan pihak asing yang tidak adil, lilitan budaya korupsi dan kenyamanan yang sama sekali semu.  Ukuran keberhasilannya,  ia harus bisa merubah keinginan konsumtif rakyat menjadi karya produktifitas nasional yang tinggi [salah satunya korupsi diberantas habis, hutang luar negeri turun, ekspor naik, PDB naik dan income/capita naik, sampai terjadi pertumbuhan ekonomi riil yang stabil].     

 

 


Heroic-warrior

Kita butuh eksekutor yang tahu ”how to win?” Ia harus punya strategi untuk membawa dan mengawal perubahan negeri ini sampai berhasil. Oleh karena itu ia harus berani berkorban hidup asketis seperti Jenderal Soedirman dan Bung Hatta ketika melawan Belanda.  Ia harus brutal dan nekat, tidak kalem, untuk melawan ”dehumanisasi” bangsa Indonesia.  Ia model petarung ”fighting like a lion and a champion,"  yang memiliki kuku tajam dan terus-terusan lapar. Ia adalah tipe pendebat, pejuang dan penakluk apa saja yang membuat Indonesia terus bodoh, terus miskin, tersandera dan tertinggal. Ukuran heroismenya adalah ia harus berhasil membalikkan keadaan negeri yang hidup dari import menjadi export. Yang hanya mengandalkan kekayaan alamnya menjadi negeri dengan kekuatan SDMnya yang baru. Ciri kekuatan SDM yang baru seperti Jepang, Singapura, Korea dan China, mereka mampu mememenuhi kebutuhannya sendiri,  misalnya stop impor kedelai, jagung, beras, susu, garam, gula, terigu dan menggerakkan pertanian yang maju untuk ekspor.

Ia juga harus mengerti ”how to connect?” Hubungannya dengan followernya harus kuat dan menguatkan satu sama lain, karena ia akan mengandalkan kerja bersama dengan para orang dalam yang dapat dipercaya. Ia membutuhkan dukungan kuat dari arus bawah.

 

Militan

”If your actions inspire others to dream more, to learn more, to do more and to become more, then you are a leader,” John Quincy Adams, eks Presiden Amerika th 1825-1829. Apa yang harus dibuktikan? Bagi yang sudah masuk ”papan atas” bursa calon pemimpin, ia harus mampu dalam 5-6 bulan ke depan menjual dirinya habis-habisan bahwa ia militan terhadap ”first thing first.” Dan ia  harus semakin ”gigih” mempertahankan kinerja tingginya,  agar dampak kepemimpinannya semakin dirasakan oleh rakyat.  Ia harus mempraktekkan ”what impact?” dan ”what focus?”   Jim Collins dalam ”Great by Choice,” tahun 2011, menemukan bahwa ”disiplin fanatik” membantu pemimpin korporasi tetap fokus dan berdampak hebat.  Saya sependapat dengan George Bradt  dalam artikelnya di Forbes.com tentang “the five most important questions for brave leader,” bahwa pemimpin berani harus berdampak dan punya fokus berkaliber tinggi, agar sukses.

 

Raoul Oberman, Chairman dari McKinsey Global masih percaya terhadap kebangkitan Asia, termasuk Indonesia.  Negara Inggris perlu 250 tahun untuk bisa menggandakan produk domestik brutonya. Namun, China hanya perlu 12 tahun untuk melipatgandakan PDB-nya. "Inilah kebangkitan Asia,” analisisnya.  Di era ”substantial turn-around” ini, kita tidak lagi bisa menerima pemimpin yang tidak memiliki karakter pemberani, heroic-warrior dan militan. Bangkitlah Indonesia.  

 

 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ARTIKELIUS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger