Hidup itu seperti membuat Guci

Gani Anthony

 

Pernah lihat Guci China ? Tentunya pernah, dan reaksi pertama kita adalah tentang keindahan dan kecantikannya.
Pernah tidak melihat cara pembuatannya ? Ada yang pernah dan ada yang belum...atau bahkan ada yang tidak tahu caranya membuat.
Baiklah, sedikit saya cerita tentang pembuatan guci (tapi kalau ada salah ya mohon dimaafkan...karena saya bukan ahli buat Guci dan memang tidak sedang mengajarkan cara membuatnya...hehehe) : Semua tahu bahwa Guci dibuat dari tanah liat. Tanah tersebut dibentuk sedemikian rupa, bolak balik diputar, dibanting, dan dipoles sehingga menjadi sebuah guci. Prosesnya masih terus berlangsung dengan pembakaran sehingga akhirnya jadilah Guci yang siap didekorasi.

Lalu apa maksudnya dengan thread ini ?

Kali ini saya ingin share bahwa sebenarnya hidup kita ini ibarat Guci. Loch mengapa demikian ?

Saya ambil contoh dari diri saya sendiri saja deh :
Saat ini, keluarga saya melihat saya sebagai orang sukses (bukan pamer ya..tapi memang begitu kenyataannya). Menurut mereka, saya ini sudah sukses, setidaknya dibandingkan saudara saya lainnya. Tapi bagaimana saya bisa sukses adalah bukan menjadi pokok pembicaraan mereka.
Kesuksesan itu ibaratnya Guci yang sudah jadi dan didekorasi. Semua orang pasti berdecak kagum melihat keindahannya bukan. Nah sama halnya dengan kesuksesan, semua berdecak kagum kalau kita sukses. Tetapi sama seperti Guci, apakah orang peduli dan tahu bahwa semua keindahan diperoleh dari perjuangan dan penderitaan ?
Sebelum menjadi Guci yang cantik, si Guci adalah hanya seonggok tanah liat. Sama halnya seperti kita, sebelum kita sukses, banyak sekali langkah yang sudah kita jalani. Dimulai dari lulus pendidikan dari dasar sampai tinggi, terus magang kerja, kemudian diangkat sebagai karyawan kontrak, terus menjadi karyawan tetap, naik menjadi staff ahli, naik menjadi supervisor, naik sebagai manajer, dst dst.

Jadi, kita ini ibarat tanah liat yang awalnya tidak berharga, dan setelah melalui proses panjang akhirnya menjadi sebuah guci yang indah. Selanjutnya, kalau sekarang ini banyak yang masih belum memandang kita sebagai Guci yang indah maka kita-pun tidak boleh lantas putus asa. Tetapi kita terus tekun berjuang dan berjuang. Sampai kapan kita berjuang ? Kita harus terus berjuang, artinya kalau kita sudah berhasil membuat guci yang bagus maka buatlah guci bagus lainnya sampai kita sudah ditentukan berhenti membuat guci oleh Yang Maha Kuasa.

Share this article :
 

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ARTIKELIUS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger