Prasangka

ada banyak sekali bentuk prasangka kelas sosial di masyarakat. namun saya sedikit membahas bentuk prasangka kelas sosial kasus yang baru baru ini terjadi 

 

Prasangka kepada kelas sosial bawah 
banyak beredar meme buruh yang sedang demo menggunakan motor mahal . lalu kalimat penjelasannya gimana nggak kurang lha beli motor mahal gitu. 
kalimat kalimat yang menyindir atau mencemooh demo buruh yang meminta kenaikan gaji dengan alasan mereka harus hidup bersahaja dengan gajinya yang kecil. harus bersyukur dan jangan berlebih lebihan beli motor mahal segala, pengeluaran tidak sesuai dengan penghasilan dan lain sebagainya menunjukkan prasangka kelas menengah terhadap buruh yang dianggap kelas bawah. dan mengambil sampel sebagian kecil buruh untuk menggeneralisasi semua buruh untuk tidak meminta kenaikan gaji yang layak.

jika dengan alasan hidup bersahaja mengapa tidak mengkritik kelas menengah atau kelas atas yang pamer liburan ke luar negeri? 
mengapa pula tidak mengkritik kelas menengah yang mencicil rum ah dan mobil sekaligus yang juga tidak sesuai pengeluaran dan penghasilan? 
dan apakah hanya kelas menengah saja yang harus punya rumah? sedangkan buruh harus terus mengontrak dan tidak boleh naik gajinya?

nah jika anda tidak suka ada buruh yang naik motor mahal dan mencemooh mereka cukup untuk menggambarkan prasangka kelas sosial anda

prasangka kepada kelas sosial atas 
baru baru ini beredar gambar mobil lamborghini yang mengalami kecelakaan menabrak gerobak di pinggir jalan. di tambahi dengan keterangan "mentang mentang orang kaya", "kendaraan mahal tidak mencerminkan otaknya" dan gambar ini cukup banyak berseliweran di time line saya dan cukup menunjukkan prasangka kepada kelas sosial atas. padahal belum tentu juga itu adalah kesalahan dari pengendara lamborghini bukan? mereka mengambil sampel 1 kecelakaan yang kebetulan adalah lamborghini ke las mobil mahal untuk menggeneralisasi bahwa orang kaya = sombong suka kebut kebutan, menzolimi orang miskin dll. 
jika yang menabrak adalah mobil avanza atau motor apakah anda akan mengatakan hal yang sama? 
berapa banyak kecelakaan dengan pelaku orang kelas atas? berapa banyak yang kelas menengah? berapa banyak yang kelas bawah? 
alih alih mengutuk perilaku lengahnya dalam mengemudi sebagian orang malah mengutuk "orang kaya" nya 
apakah jika jadi orang kaya tidak boleh lengah dalam mengemudi?

jika pelaku pelanggaran adalah orang yang dianggap kelas sosialnya berbeda dengan anda anda langsung mencemooh, menshare, dan menunjukkan prasangka anda. namun jika hal yang sama terjadi dilakukan oleh orang yang kelas sosialnya sama, maka anda menutup mata, informasi lewat begitu saja, anda tidak mensharenya, tidak mengutuk atau mencemoohnya.

 

Adang Adha 

 

Hedonic Treadmill

Tulisan mantan rektor ITB, Prof. Akhmaloka
-------------------------
Hedonic Treadmill

• Kenapa makin tinggi income seseorang, ternyata makin menurunkan peran uang dalam membentuk kebahagiaan?

Kajian-kajian dalam ilmu financial psychology menemukan jawabannya, yg kemudian dikenal dengan nama: "hedonic treadmill".

Gampangnya, hedonic treadmill ini adalah seperti ini:
•Saat gajimu 5 juta, semuanya habis.
•Saat gajimu naik 30 juta per bulan, eh semua habis juga.

Kenapa begitu?

Karena ekspektasi dan gaya hidupmu pasti ikut naik, sejalan dg kenaikan penghasilanmu.Dengan kata lain, nafsumu utk membeli materi/barang mewah akan terus meningkat sejalan dg peningkatan income-mu. Itulah kenapa disebut hedonic treadmill.

Seperti berjalan diatas treadmill, kebahagiaanmu tidak maju-maju!

Nafsu materi tidak akan pernah terpuaskan.

Saat income 10 juta/bulan, mau naik Avanza. Saat income 50 juta/bulan pengen berubah naik Alphard.

Itu salah satu contoh sempurna tentang jebakan hedonic treadmill.

Hedonic treadmill membuat ekspektasimu akan materi terus meningkat.

Itulah kenapa kebahagiaanmu stagnan, meski income makin tinggi.

Ada eksperimen menarik: seorang pemenang undian berhadiah senilai Rp 5 milyar dilacak kebahagiaannya 6 bulan setelah ia mendapat hadiah.Apa yang terjadi? 6 bulan setelah menang hadiah 5 milyar, level kebahagaiaan orang itu SAMA dengan sebelum ia menang undian berhadiah. Itulah efek hedonic treadmill.

Jadi apa yang harus dilakukan agar kita terhindar dari jebakan hedonic treadmill?
Lolos dari jebakan nafsu materi yg tidak pernah berujung ?

Terapkanlah gaya hidup yg bersahaja!

Sekeping gaya hidup yg tidak silau dengan gemerlap kemewahan materi.

Mengubah orientasi hidup ! makin banyak berbagi , semakin banyak memberi kepada orang lain, teruji justru semakin membahagiakan...

Bukan -lah banyak mengumpulkan materi yg membuat kebahagiaanmu terpuaskan!
When enough is enough.

Kebahagiaan itu kadang sederhana: misal masih bisa menikmati secangkir kopi panas, memeluk anggota keluarga yg sehat, tersenyum memulai hari hari, menyapa dan mengasih tip ke tukang sampah, lanjut membaca "makanan" spiritual sepanjang perjalanan menuju tempat tugas berbakti utk bangsa dan agama, maka betapa indahnya hidup ini !

Selamat menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya.

Semoga bermanfaat....
__._,_.___


by: "Sobri Al Majid" <sobri_am@yahoo.com>

 

 

Alasan Kenapa Rapat Jadi Ritual Bisnis Terburuk

Rapat dianggap merupakan komponen esensial dari sebuah bisnis. Dari rapat level tinggi yang mendiskusikan arah perusahaan, sampai rapat level rendah yang bertujuan mendelegasikan kerja. Rasanya harus bangun pagi-pagi dan memakai pakaian terbaik untuk rapat.

Sayangnya, rapat buruk untuk bisnis. Bukan berarti semua rapat yang pernah Anda ikuti sia-sia, namun, kebanyakan rapat lebih membawa manfaat buruk dibanding baik.

1. Rapat merupakan distraksi

Contohnya, Anda ada jadwal rapat sekitar jam 10 pagi, dan salah satu pekerja Anda punya tugas pada jam 09:45. Ia bisa saja menggunakan pikirannya untuk berfokus pada cara menangani tugasnya, namun ia terpaksa berhenti melakukan pekerjaannya karena harus datang rapat.

Beberapa pekerja mungkin bisa mengantisipasi, namun pada umumnya rapat menyebabkan rusaknya potensi produktifitas.

2. Topik rapat yang simpang siur

Tidak peduli besar kecilnya anggota rapat dan telitinya agenda, rapat Anda sangat mungkin untuk menyimpang topiknya. Semua fungsi pun hilang. Sampai saat ini, tidak ada rapat yang hanya membahas topik secara linear.

3. Rapat selalu mengundang orang yang tidak penting

Ini tidak bisa dihindari, orang-orang yang merencanakan rapat sangat sering main lempar orang sebagai anggota rapat walau mereka tidak ada relevannya. Semakin banyak orang semakin menyulitkan untuk fokus.

4. Rapat menghabiskan waktu

Konferensi selama satu jam tidak terdengar begitu lama. Namun mentalitas ini tidak sesuai dengan gambar besar. Misalnya ada 7 orang di rapat itu, perusahaan sudah hilang tujuh jam. Mengasumsikan rapat ini diadakan per minggu, Anda sudah membuang waktu 360 jam dengan 'rapat'.

5. Rapat tidak berpengaruh

Karakteristik negatif dari rapat paling penting dari semuanya. Orang bilang rapat itu "kerja", namun itu salah. Dari semua bahasan tentang kerja dan penyelesaian masalah, semuanya hanya membuat rumit dan tidak menyelesaikan apa-apa.

Jika tidak bisa membayangkan harus meniadakan rapat samasekali, coba ubah sistem rapat Anda. Potong waktunya, rapat dengan orang yang penting-penting saja, dan fokus pada apa yang benar-benar ingin diselesaikan.

 

Cahya Ramadhan

 

 

GOAL SETTING

goal setting adalah metode untuk menentukan tujuan hidup kita di dunia, apa yang kita dambakan untuk menyatakan keberadaan kita. Goal setting membantu kita memisahkan hal penting dari hal-hal yang kurang penting, tidak relevan, maupun yang justru menjerumuskan kita ke dalam kegagalan mengisi dan membuat hidup kita semakin berarti dari hari ke hari. Tak kalah penting, goal-setting memotivasi dan meningkatkan rasa percaya diri kita berdasarkan serangkaian keberhasilan terencana yang telah kita peroleh dan kita tingkatkan kualitasnya secara terus menerus.

Bagaimana menentukan tujuan hidup kita? Berikut adalah tahapan metode goal setting:

  1. Pastikan bahwa tujuan Anda bekerja adalah untuk sesuatu yang benar-benar Anda inginkan, bukan sekadar sesuatu yang terdengar bagus
  2. Suatu tujuan semestinya tidak bertentangan dengan tujuan yang lain
  3. Tentukanlah goal dalam bidang-bidang kehidupan kita
  4. Tulislah aneka goals dalam berbagai bidang kehidupan Anda itu dalam kalimat-kalimat positif, bukan negatif
  5. Tulislah setiap goal kita itu selengkap dan serinci mungkin
  6. Dalam arti mana pun, tempatkan goals itu pada ketinggian yang cukup wajar
  7. Ini adalah yang paling penting: Tulislah goals itu, jangan omdonato dan hanya menjadikannya angan-angan di awang-awang

 

Tujuan sudah tertulis. Lalu?

Tanyakanlah kepada diri sendiri:

Apakah goals itu sudah tertulis dengan kalimat positif? Ingat bahwa positive-thinkingakan membawa kita kepada sikap positif dalam mencapai keberhasilan maupun tersandung kegagalan.

Apakah goals itu sudah tertulis secara lengkap dan rinci? Tak perlu panjang lebar. Satu kalimat yang lengkap saja sudah cukup. Gunanya adalah untuk memudahkan kita sendiri dalam mengingat tujuan kita berikut rincian yang harus kita perjuangkan dalam keseharian hidup dan pekerjaan kita.

Apakah goals itu sudah tertulis sesuai dengan skala prioritas kita? Jika kita memiliki banyak goals, maka penyusunannya sesuai skala prioritas membantu kita untuk semakin fokus pada tujuan utama dan tidak mudah berhenti ketika sejumlah goalslainnya sudah kita capai.

Apakah goals itu realistik dan operasional, sesuatu yang kita bisa capai atau tak lebih dari sekadar mimpi di siang bolong?

Apakah goals itu benar-benar dapat menunjukkan seluruh aspek kinerja yang akan kita perjuangankan pencapaiannya dan bukan hasil kerja kita belaka? Kinerja yang baik diharapkan dapat memberikan hasil yang baik pula. Tetapi berfokus pada hasil kerja saja dengan mudah akan menjadikan kita bekerja hanya demi hasil dan mengabaikan proses yang baik untuk mencapainya. Cepat atau lambat, kebiasaan berfokus kepada hasil belaka tidak mendewasakan kita dan dapat menjadi bumerang yang sangat merugikan.

__._,_.___


by: may aini <som.indonesia@gmail.com>

 

 

Bagaimana Anda Merencanakan Masa Depan?

          "Saya tidak pernah menetapkan sebuah tujuan untuk diri saya sendiri baik untuk karier ataupun kehidupan pribadi saya. Tetapi saya selalu tahu bahwa apapun yang saya lakukan, itu akan selaras dengan apa yang saya rasa penting."Begitulah jawaban seorang entrepeneur terhadap pertanyaan kami tentang bagaimana ia merencanakan masa depan. Ia adalah pemilik tunggal sebuah firma konsultan yang sangat berhasil juga dalam kehidupan pribadinya.

            Ia "merencanakan" masa depannya berlandaskan pemahamannya yang sangat jelas tentang apa yang penting baginya nilai-nilai keyakinan, cara ia ingin menjalani hidupnya. Ia telah membuat jejak jalan bagi dirinya sendiri, jalan yang tidak memiliki tonggak-tonggak kilometer, seperti jenis pekerjaan tertentu, tetapi memiliki tonggak- tonggak petunjuk yang ia gunakan ketika membuat keputusan-keputusan hidup, dan ia mengandalkan tingkat kesadaran diri yang tinggi dan bakat untuk menemukan kesempatan yang baik.

            Bangkitkan pendekatan wiraswasta tadi dengan pendekatan Denise Cesare, CEO Blue Cross di timur laut Pennsylvania. Sejak muda, Cesare selalu mempunyai tujuan yang spesifik dan jelas dan sebuah visi di mana akhirnya ia akan berlabuh. "Akunting publik adalah profesi dimana kita harus menanjak atau terkesampingkan. Jadi ketika saya memasukinya, tujuan jelasnya adalah menjadi partner. Kemudian, ketika saya memasuki dunia pemeliharaan kesehatan, saya melihat diri saya, suatu saat, berada di puncak perusahaan. Saya memusatkan perhatian pada di mana saya ingin berada, tetap memlihara citarasa humor, dan setiap kali maju selangkah menuju tujuan."

            Dan itulah yang ia lakukan. Pada setiap persimpangan, ia menjalani jalan menuju sukses untuk bagian jalan tertentu di dalam kariernya, dan selalu dengan mata yang menatap pada tujuan. Ia pandai membaca lingkungannya, berorientasi pada pencapaian, dan tahu cara mengelola gejolak perubahan.

            Diujung lain kisaran ini adalah orang-orang yang samasekali tidak mempertimbangkan masa depan, sekurang-kurangnya tidak dengan cara perencanaan seperti yang kita kenal. Mereka menciptakan masa depan sembari berjalan, seakan memberontak dan bertahan pada hak untuk melakukan apa saja yang ingin mereka lakukan. "Saya tidak ingin membuang waktu dengan mengkhawatirkan apa yang akan terjadi selanjutnya, "kata seorang pemimpin prusahaan barang keperluan sehari-hari. Itu tidak berarti bahwa ia tidak sukses di dalam kehidupan pribadi maupun profesionalnya. Tetapi ia cenderung memikrkan sukses dalam artian saat kini, memperbolehkan pemahamannya tentang dinamika yang sekarang ada untuk membimbing perilakunya.

            Karena itu, tidak ada cara yang "benar" untuk merencanakan masa depan; penelitian telah menunjukkan bahwa perencanaan masa depan adalah proses yang sangat pribadi. Ketika orang mencoba mengikuti suatu model yang telah dibuat orang lain, maka rencana pembelajaran mereka biasanya akan segera terselip di alas laci meja. Dalam hal merumuskan sebuah agenda yang bermanfaat bagi masa depan Anda, tidaklah asa satu rumus yang cocok untuk semua orang.

Artinya, kita telah menemukan bahwa di dalam setiap gaya perencanaan yang digunakan orang, terkandung kompetensi-kompetensi yang layak untuk dipelajari. Misalnya, seorang perencanaan yang visioner atau pengarah akan mahir membuat gambar masa depan yang penuh arti gambar yang berlandas nilai, keyakinan dan perasaan yang mendalam tentang apa yang penting di dalam hidup. Seorang perencana yang berorientasi pada nilai tujuan akan mendapatkan apa yang mereka inginkan; penelitian ilmu sosial mengatakan bahwa tjuan yang spesifik dan bisa diukur akan cenderung lebih mungkin dicapai. Pengetahuan tentang cara menetapkan tujuan bisa membantu orang untuk memfokuskan energinya, ketika dan di mana diperlukan.

            Disisi lain, perencana yang berorientasi pada tindakan bisa mencapai keberhasilan tingkat tinggi dalam waktu yang singkat. Terlebih lagi, kebebasan yang terkandung di dalam perencanaan seperti itu akan menambah unsur kebetulan yang meningkatkan kreativitas. Akhirnya, meskipun kita akan tergoda untuk tidak memperdulikannya, tetapi "keharusan" perencanaan reflektif sudah menjadi bagian hidup bagi banyak orang, jadi lebih baik kita mempertimbangkannya ketika kita berpikir tentang masa depan.   

                                                                                                                                                       

Sumber: PRIMAL LEADERSHIP, Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan Emosi; Daniel Goleman

 

 

Bagaimana Mewujudkan Ide Bisnis

Sumber http://garudapreneur.com/artikel/bagaimana-mewujudkan-ide-bisnis

Dalam banyak kejadian, ide bisnis tetap menjadi ide bisnis karena ada proses lain yang tidak dilanjutkan. Ide bisnis yang Anda miliki wujudnya masih sangat abstrak, masih jauh dari jelas. Anda perlu membuatnya menjadi konkrit. Proses merubah sesuatu yang abstrak menjadi konkrit membutuhkan ilmu dan keahlian tersendiri. Bila Anda memiliki ilmu dan keahlian ini, maka "nilai" diri Anda akan jadi sangat mahal.

Saat ini ada banyak model yang telah dibuat untuk membantu orang dalam mewujudkan ide bisnis mereka. Salah satu yang cukup populer dan sederhana adalah menggunakan Business Model Canvas (BMC) karya Alexander Osterwalder.

Apa Itu Model Bisnis?

Model bisnis belakangan ini telah menjadi kalimat yang sedang tren dikalangan entrepreneur, khususnya startup (usaha rintisan). Oleh karena itu sebelum kita membahas BMC, mari kita cari tahu terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan model bisnis.

Kebanyakan orang beranggapan produk/jasa yang bagus sangat penting bagi sebuah bisnis. Saking bagusnya produk/jasa tersebut dapat menjual dirinya sendiri, seolah-olah menjadi magnet bagi datangnya pelanggan.

Faktanya, produk/jasa yang yang bagus sangat jarang dapat menjual dirinya sendiri. Produk/jasa yang kurang bagus, bila memiliki model bisnis yang tepat, akan dapat mengalahkan penjualan produk/jasa yang bagus.

Jika Anda hendak membangun sebuah apartemen, maka diperlukan fondasi yang memang dirancang untuk dapat menopang apartemen. Bila fondasinya untuk rumah tinggal biasa, apakah sanggup menopang apartemen? Kurang lebih sedemikian penting suatu model bisnis bagi bisnis itu sendiri.

Menurut Alexander Osterwalder, model bisnis dijelaskan sebagai deskripsi yang masuk akal terhadap bagaimana suatu organisasi: Menciptakan, Menyampaikan/Memberikan/Menggapai dan Menangkap satu (atau lebih) nilai.

Business Model Canvas

Lalu bagaimana Anda dapat membuat sebuah model bisnis bagi bisnis Anda? BMC merupakan tools untuk memetakan sebuah proses bisnis secara sederhana dengan bagian-bagiannya yang perlu dipikirkan secara matang agar sebuah ide bisnis dapat diwujudkan. Tools ini menjadi menarik karena melibatkan unsur visual dalam perancangannya, sehingga setiap orang yang melihatnya akan melihat gambaran yang sama. BMC terdiri dari 9 blok. Seperti ditunjukan gambar di bawah ini:

Untuk memulainya tidak ada aturan baku yang pasti. Tetapi biasanya kami mulai dengan blok Customer Segments atau blok Value Proposition. Bila memulai dari blok Customer Segments artinya Anda mulai dari target market; Anda melihat ada peluang dari segment market tertentu atau pasar tersebut memiliki masalah apa yang hendak diselesaikan. Baru kemudian Anda ciptakan produk atau jasanya. Tetapi bila mulai dari blok Value Proposition, Anda mulai dari ide jasa atau produk yang Anda sudah miliki. Baru kemudian mencari target marketnya.

Mungkin beberapa dari Anda masih awam terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam BMC. Oleh karena itu, dalam tulisan ini, kami akan menggantinya menjadi pertanyaan agar dapat memudahkan pemahaman Anda.

Customer Segments menjadi "Siapa yang hendak Anda selesaikan masalahnya?" dan Value Preposition menjadi "Nilai lebih apa yang ingin Anda tawarkan kepada pelanggan Anda?"

Mari kita ambil contoh; "Siapa yang hendak Anda selesaikan masalahnya?" Misalnya anda memilih segment Ibu rumah tangga. Buatlah daftar masalah apa yang dihadapi seorang ibu rumah tangga.

Tips membuat daftar tersebut adalah dimulai dari apa yang menjadi tugas seorang ibu rumah tangga (yang berhubungan dengan anak).

Misalkan daftar tugas ibu rumah tangga adalah sebagi berikut:

  1. Merawat anak
  2. Memasak untuk keluarga
  3. Mengatur keuangan keluarga
  4. Mengajar anak belajar
  5. Jemput anak sekolah

Anda masih ingat di bab awal? Bahwa sesungguhnya masalah adalah sebuah peluang usaha? Bila kata "tugas" diasumsikan sebagai "masalah" maka kita akan melihat daftar tersebut sebagai peluang usaha yang dapat dibuat.

Daftar solusi terhadap masalah ibu rumah tangga:

  1. Merawat anak -> Baby Sitter
  2. Memasak untuk keluarga -> Katering
  3. Mengatur keuangan keluarga -> Financial planner for mom
  4. Mengajar anak belajar -> Bimbingan belajar
  5. Jemput anak sekolah -> Antar jemput

Dari daftar di atas, maka pertanyaan berikutnya adalah "Masalah apa yang hendak Anda bantu selesaikan dari daftar tugas ibu rumah tangga di atas?" Katakanlah Anda memilih ingin meyelesaikan masalah mengajar anak belajar. Maka "Hal bernilai apa yang ingin Anda tawarkan kepada pelanggan Anda?" Bila jawabannya adalah bimbingan belajar atau bimbel. Bimbel seperti apa yang memiliki nilai lebih yang berbeda dibandingkan dengan bimbel lainnya? Apa yang memisahkan bimbel Anda dari yang lainnya sehingga para ibu rumah tangga mau memilih dan mempercayakan anaknya ke bimbel Anda?

Beberapa alternatif yang dapat menjadi nilai lebih:

  1. Tutor memiliki sertifikasi profesi mengajar sehingga anak berada di tangan yang tepat.
  2. Tutor memiliki metode mengajar yang unik sehingga anak cepat menangkap pelajaran.
  3. Tutor memiliki ilmu yoga sehingga setiap 1 jam sekali ada break dengan olah raga yoga sehingga murid tidak hanya cerdas, juga sehat.
  4. Silahkan tambahkan terus apa lagi hal-hal yang memberikan nilai tambah.

Anda boleh menambahkan lagi nilai-nilai apa yang saja dapat diberikan kepada calon pelanggan Anda. Semakin bernilai "Value Proposition" yang mampu Anda ciptakan untuk mengatasi masalah pada "Customer Segments" semakin besar pula produk Anda dapat diterima.

Langkah selanjutnya adalah bagaimana menghubungkan "Value Proposition" dan "Customer Segments" melalui "Channel" dan "Customer Relationship".

Sebagus apapun produk atau jasa Anda bila tidak ada yang mengetahuinya hanya menjadi sia-sia belaka. Untuk itulah Anda perlu memikirkan bagaimana caranya agar produk atau jasa Anda dapat menjangkau target konsumen.

Blok "Channel" dapat dirubah menjadi pertanyaan "Melalui cara seperti apa dan melalui saluran distribusi apa Anda memperkenalkan produk kepada pelanggan?"

Berikut beberapa cara untuk memperkenalkan bimbel yang Anda dirikan:

  1. Broadcast pengumuman bahwa Anda punya bimbel ke contact list yang Anda miliki.
  2. Pasang iklan di sosial media dengan membuat sasaran pembaca iklan yang sangat spesifik.
  3. Pasang iklan di mesin pencari dengan menyasar kata kunci tertentu (keyword).
  4. Memberikan free seminar kepada kelompok arisan ibu-ibu tentang bagaimana mengajar anak tanpa perlu emosi.
  5. Bekerja sama dengan sekolah-sekolah dengan memberikan free bimbel selama 3 bulan untuk anak-anak dengan rangking terakhir.
  6. Silahkan tambahkan cara-cara lain yang dapat Anda lakukan.

Blok "Customer Relationship" dapat dijelaskan dengan pertanyaan "Bagaimana menjaga dan mempertahankan hubungan bisnis Anda dengan pelanggan?"

Berikut beberapa cara untuk mempertahankan hubungan dengan pelanggan:

  1. Memberikan laporan setiap selesai bimbel kepada orangtua.
  2. Mengirimkan artikel dan tips pendidikan dan pola asuh kepada orangtua.
  3. Memberikan konsultasi minat dan bakat anak secara gratis.
  4. Silahkan tambahkan cara-cara lain yang dapat Anda berikan.

Empat blok di sisi kanan menggodok produk dan target pasar yang Anda sasar berikut bagaimana cara menjangkau dan mempertahankan pelanggan Anda.

Tiga blok di sisi kiri membantu Anda memikirkan proses apa yang perlu diperhatikan dari sisi internal perusahaan agar apa yang telah disusun di empat blok sebelumnya dapat terwujud.

Blok "Key Activities" dapat dijelaskan dengan pertanyaan "Aktifitas utama apa saja yang harus dilakukan agar ide bisnis yang telah disusun dapat terwujud?"

Berikut beberapa aktifitas utama yang harus dilakukan:

  1. Soft selling dengan cara broadcast artikel atau tips tentang pendidikan secara terjadwal ke contact list yang Anda miliki.
  2. Memberikan seminar dan konsultasi bakat dan minat secara gratis ke sekolah-sekolah.
  3. Menawarkan free seminar ke kelompok arisan ibu-ibu
  4. Merekrut dan menyeleksi tutor bimbel.
  5. Mengadakan pelatihan rutin untuk para tutor bimbel.
  6. Silahkan tambahkan aktiftas utama apa lagi yang harus ada.

Blok "Key Resource" dapat dijelaskan dengan pertanyaan: "Hal apa saja yang dibutuhkan agar bisnis Anda dapat berjalan?"

Berikut beberapa hal utama yang dibutuhkan untuk membuat bisnis berjalan:

  1. Para tutor yang memiliki kwalifikasi
  2. Materi pelajaran yang tepat guna
  3. Tim penjualan yang berpengalaman
  4. Silahkan tambahkan hal-hal utama apa lagi yang dibutuhkan.

Blok "Key Partner" dapat dijelaskan dengan pertanyaan: "Siapakah mitra yang akan membantu Anda?"

Berikut beberapa mitra kunci yang membantu Anda:

  1. Sekolah
  2. Komunitas Orangtua
  3. Komunitas Guru
  4. Silahkan tambahkan siapa lagi yang menjadi mitra kunci

Dua blok yang berada di paling bawah merupakan blok "Revenue Stream" dan blok "Cost Structure". Kedua blok ini menggambarkan penerimaan dan pemasukan.

Blok "Revenue Stream" dapat dijelaskan dengan pertanyaan "Seberapa besar pendapatan yang mampu dihasilkan?"

Berikut adalah beberapa cara mendapatkan penghasilan:

  1. Uang pendaftaran
  2. Uang kursus
  3. Uang test bakat dan minat
  4. Silahkan tambahkan lagi apakah ada jalur penghasilan lain yang dapat ditambahkan.

Blok "Cost Structure" dapat dijelaskan dengan pertanyaan "Berapa biaya yang Anda butuhkan untuk menjalankan bisnis"

Berikut adalah beberapa biaya yang harus dikeluarkan:

  1. Gaji tutor
  2. Komisi marketing
  3. Biaya operasional kantor
  4. Silahkan tambahkan lagi biaya apa saja yang timbul.

Hasil akhir dari kegiatan ini ada 3 kemungkinan. Yang pertama, semua sesuai seperti yang direncanakan. Apabila ini yang terjadi, maka silahkan lanjutkan proses ke tulisan yang akan datang.

Kemungkinan kedua, seindah apapun 7 blok yang Anda buat di atas bila terjadi selisih minus antara pemasukan dan pengeluaran maka Business Model Canvas yang Anda buat tidak layak untuk diwujudnyatakan. Tapi Anda tidak perlu kecewa. Justru beruntung karena sudah mengetahuinya sejak dini, tidak perlu habis waktu dan uang untuk kemudian mendapatkan kenyataan yang pahit.

Kemungkinan ketiga, Anda tetap meneruskan ide bisnis ini dengan melakukan penyesuaian di bagian-bagian tertentu. Dan mulai dari proses awal lagi.

Perlu kami tekankan sekali lagi bahwa Business Model Canvas (BMC) ini hanyalah salah satu alat bantu untuk menyusun ide bisnis. BMC ini baru awal perjalanan sebuah ide menuju konkrit. Proses perjalanan masih panjang sebelum bisnis ini benar-benar dapat diwujudkan.

Berita baiknya, BMC ini secara cepat dapat membantu proses berpikir dan berdiskusi antar sesama anggota tim. Karena semua orang melihat gambaran yang sama. Sehingga Anda dan tim dapat melakukan tindakan preventif sebelum sebuah ide bisnis dilaksanakan. Mau dibatalkan atau tetap maju dengan sejumlah perbaikan.

Bayangkan berapa besar biaya dan waktu yang akan habis sia-sia jika proses pengujian ide bisnis langsung dieksekusi tanpa mempertimbangkan hal-hal di atas?


by: Henry Yonathan <henry.yonathan@gmail.com>

 

 

Musafir Cerdas

Seorang musafir lewat di suatu kampung. Ia melihat penduduk kampung lagi berkumpul ramai sekali. Mereka sepertinya lagi mengadakan musyawarah besar.

Setelah mencari tahu, ternyata penduduk kampung itu lagi membicarakan siapa yang mau menjadi ketua kampung. Ia menjadi heran, kenapa orang-orang ini justru mencari siapa yang mau menjadi pemimpin, karena menurut kebiasaan orang malah rebutan untuk jadi pemimpin.

Rupanya ada suatu tradisi aneh di kampung itu. Setiap seorang pemimpin selesai menjalankan tugas, ia akan dibuang ke suatu tempat yang sangat berbahaya. Di padang pasir yang dipenuhi binatang buas dan berbisa. Setiap orang yang masuk ke sana mustahil bisa keluar lagi dengan selamat.

Setelah berpikir sejenak ia menawarkan diri untuk jadi pemimpin di kampung itu. Tentu saja penduduk kampung menjadi heran sekaligus senang. Dengan penuh yakin ia menanda tangani perjanjian untuk menjadi pemimpin dan siap dibuang setelah 10 tahun menjalankan tugas.

Namun musafir ini ternyata seorang yang sangat cerdas. Pantas sekali ia berani menawarkan diri jadi pemimpin negeri itu.

Di tahun pertama dan kedua ia mengumpulkan dana yang sangat besar. Pada tahun ketiga ia menugaskan orang untuk membuat jalan ke padang pasir tempat yang akan dijadikan tempat pembuangannya. Tahun keempat ia membersihkan tempat itu dari binatang buas dan berbisa. Tahun kelima ia memerintahkan orang untuk mengalirkan air dan menanaminya dengan berbagaimacam tumbuh-tumbuhan. Tahun keenam sampai kedelapan ia menyulap daerah itu menjadi kota yang sangat megah dan membuat istana yang indah untuk tempat ia ketika dibuang nanti.

Akhirnya pada tahun kesembilan ia justru merindukan jabatannya segera berakhir, karena ia tidak sabaran lagi untuk menempati rumah masa depannya.

Itulah gambaran dunia dan akhirat bagi orang yang sadar. Orang yang merasa cemas akan kematian karena ia membiarkan rumah masa depannya dipenuhi bina tang buas dan berbisa. Rumahnya hancur berantakan, bahkan dipenuhi api. Tapi bila kita persiapkan dengan segala amal shaleh, justru akan membuat kerinduan untuk segera menuju ke sana. Ia malah merasa asing dan tidak betah di dunia yang fana ini, karena harap menempati kampung nan indah di seberang sana.

Orang yang cerdas adalah yang mempersiapkan diri untuk kehidupan yang tiada berakhir. Dan orang yang teramat bodoh adalah orang yang mengorbankan kehidupan yang abadi demi kesenangan yang hanya sekejap. 

 

Regards, Life for Success

Hendry Risjawan

 

# ATAU yang Spesial!

Seringkah kita mendengar kata ATAU?
Sering banget donk Pak..

Sadarkah Anda sering bertemu salesman mobil, asuransi, ataupun bisnis lainnya saat membuat janji temu dengan Anda mengatakan Atau?

Ya... Yaa..

"Ketemu senin atau selasa Pak?"
"Jam 10 atau jam 1 Pak?"

Apa sih yg Spesial dengan kata ATAU?

Ternyata kata ATAU adalah kata untuk membuat pilihan yang sebenarnya mengarahkan.

Mengarahkan untuk tetap iya dengan pilihan yang diinginkan penanya.

Nah, coba kalo ga pakai kata atau, jadi ketemu besok ga Pak? Wah bisa-bisa jawabannya "Ga Jadi".

So, mulai gunakan kata ATAU ya.

Mau belajar banyak kata yang dapat merubah hidup Anda??

Belajarlah Neuro Lingustic Programming (NLP) @ 28-29 November 2015.


Sukses Bahagia untuk kita bersama!
Best Regards,


Sobri Al Majid, S.Si, CHt, CT.NNLP, CPS
_._,_.___


by: "Sobri Al Majid" <sobri_am@yahoo.com>

 

 

Departemen Non-SDM Sebagai Penentu

Sudah sering saya mendengar keluhan para profesional yang bekerja di departemen SDM (sumber daya manusia) bahwa mereka harus "membersihkan" masalah-masalah seputar SDM di departemen lain. Sebaliknya, saya pun sering mendengar keluhan para profesional di departemen non-SDM bahwa mereka harus "membersihkan" masalah-masalah seputar SDM yang seharusnya dilakukan oleh departemen SDM. Saya pun menjadi penasaran apa sih persisnya yang dikeluhkan oleh departemen SDM dan non-SDM? Siapa harus melakukan apa?

 

Mari kita inventarisir masalah-masalah klasik seputar SDM di banyak perusahaan. Mulai dari keterlambatan karyawan, absensi, moral dan semangat kerja yang rendah, reaktif ketimbang proaktif, sulit menyumbang ide-ide, lebih banyak menuntut ketimbang bekerja sebaik-baiknya, dan lainnya. Masalah-masalah ini menjadi momok para manajer dan tim kerja. Nanti penanganan masalah-masalah ini akan kami petakan menurut fungsi dan kewenangan departemen SDM dan non-SDM.

 

Sebelumnya   mari   kita   lihat   posisi   departemen   SDM   di   perusahaan. Departemen  SDM  merupakan  departemen  pelayanan.  Melayani  departemen  non- SDM seputar akuisisi, pengelolaan dan pemberdayaan SDM serta mempertahankan SDM berkualitas bagus di perusahaan. Termasuk juga pengembangan organisasi dan budaya kerja yang tepat. Apa persisnya produk layanan departemen SDM?

 

Departemen  SDM  "bermain"  di  tingkat  kebijakan  dan  berperan  sebagai internal consultant  bagi  departemen  non-SDM.  Kebijakan-kebijakan  ini  di  susun mengacu   pada   strategi   bisnis   dan   strategi   masing-masing   departemen.   Ada keselarasan  antara  tujuan-tujuan  bisnis  dan  unit  kerja  dengan  sistem  manajemen SDM. Departemen SDM menyusun sistem manajemen SDM dan kebijakan atas input dari departemen non-SDM.

 

"Produk"  dan  layanan  departemen  SDM  di  bidang  rekrutmen  &  seleksi, pelatihan & pengembangan SDM, kompensasi & penggajian, hubungan industrial, manajemen karir & suksesi harus mampu mendukung aktivitas bisnis departemen non-SDM.  Ada  hubungan  yang  terukur  antara  sistem  manajemen  SDM  dengan kinerja bisnis dan departemen. Departemen SDM harus menjalin komunikasi & hubungan  mendalam  dengan  departemen  non-SDM  untuk  memperoleh  insight tentang  TOWS  (threath-opportunity-weakness-strength)  departemen  bersangkutan dan tantangan-tantangan yang dihadapi yang menghambat target kinerja. Nah, semua insight yang diperoleh kemudian dihubungkan dengan sistem manajemen SDM yang mendukung kinerja departemen.

 

Bagaimana posisi dan peran departemen non-SDM dalam sistem manajemen SDM di perusahaan? Bila departemen SDM adalah pembuat dan penyusun sistem manajemen dan kebijakan SDM, pengembangan organisasi dan budaya kerja, maka departemen  non-SDM  memainkan  posisi  dan  peran  sebaliknya.  Departemen  non- SDM memposisikan dirinya sebagai pemberi input bagi sistem manajemen SDM dan implementor dari sistem.

 

Input ini  berupa  strategi  unit  kerja  untuk  mencapai  target  kinerja,  proses bisnis, indikator  kinerja utama, tantangan tehnis dan non-tehnis yang dihadapi unit kerja, kriteria SDM untuk menghadapi tantangan-tantangan ini. Seluruh informasi ini harus diketahui dan dipahami oleh departemen SDM. Informasi-informasi ini bukan hanya terkini namun juga asumsi-asumsi atas situasi di masa depan.

 

Peran lain yang dimainkan departemen non-SDM adalah sebagai pelaksana dari sistem manajemen SDM dan kebijakan-kebijakannya. Terutama dalam perencanaan SDM, penyusunan analisis jabatan hingga job description, rekrutmen dan seleksi, pelatihan dan pengembangan SDM, manajemen karir dan suksesi, pengembangan   organisasi,   dan   budaya   kerja.   Beberapa   diantaranya   dilakukan bersama-sama dengan departemen SDM. Sebagai pelaksana, manajer non-SDM harus memastikan sistem manajemen dan kebijakan-kebijakan SDM dijalankan sebaik- baiknya di unit kerjanya.

 

Apa yang dibutuhkan manajer non-SDM dan timnya agar mampu menentukan sistem manajemen dan kebijakan SDM yang tepat di unit kerjanya? Apa yang dibutuhkan manajer non-SDM agar bisa melaksanakan dengan sebaik-baiknya sistem manajemen dan kebijakan SDM di unit kerjanya? Apa yang dibutuhkan manajer non- SDM untuk mengelola dan mempertahankan SDM-SDM yang terbaik di unit kerjanya? Nantikan tulisan saya yang ke-2.

Salam SDM !

 

Rezi A. Soripada

Management Educator, Consultant & Author

__._,_.___


by: Sarah Proaktif <proaktifsarah@yahoo.co.id>

 

 

Kekuatan VS Kelemahan

Saat memberikan konseling dan program pelatihan (coach), kami sering mendapat pertanyaan sbb:
Apa itu kelemahan saya?
Apakah benar kelemahan harus diperbaiki?
Mengapa kekuatan sulit kita kenali dan menggunakannya?
Bagaimana cerita keberhasilan dan kegagalan seorang pemimpin karena "kekuatan dan kelemahan"-nya?

Untuk menjawab hal tersebut, kami memberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai apa itu kekuatan seseorang yang bisa dideteksi dengan beberapa alat psychology dan terutama dengan metode Behavioral Styles Management/Manajemen Perilaku. Kami menggunakan istilah kendaraan utama/paling cepat ybs dengan istilah "mobil" dan kendaraan paling lambat dengan istilah "becak". Bisa saja seseorang memiliki beberapa "mobil" tetapi pasti memiliki "becak". Demikian pula, walau seseorang memiliki beberapa "becak" pasti juga memiliki "mobil". Hal ini merupakan rahasia yang sangat luar biasa saat kita memikirkan bagaimana Tuhan memberikan begitu banyak kesempatan kita dibalik kesempitan. Memang tidak semua orang mampu melihat kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan orang lain secara obyektif dan menggunakannya untuk sesuatu yang berguna.

Kekuatan seseorang tersebut bisa dikatakan "modal" apabila ybs bisa mengenali-nya dan menggunakannya atau melipatgandakannya sehingga bisa disebut "potent". Sebaliknya kekuatan seseorang tersebut bisa juga menjadi perangkap atau racun sehingga membuat ybs menjadi "impotent".

Kekuatan seseorang tersebut belum bisa dikenali karena kalau diumpamakan, ibarat tubuh dan mulut seseorang secara fisik perlu untuk dirawat. Apabila tidak dirawat, kemungkinan besar ybs belum merasakan masalah dengan "bau badan dan bau mulutnya" tetapi tidak perlu lama-lama bagi orang lain untuk mengenali seseorang yang jarang mandi dan gosok giginya bukan? Oleh karena itu dalam tulisan kami sebelumnya tentang "Bangun Tidur Kuterus Mandi..." (Lihat di http://bestcharacters.blogspot.com/2010/10/bangun-pagi-kuterus-mandi-tidak-lupa.html ) untuk mengerti persoalan karakter seumpama demikian lama mengajarkan seorang anak MANDIRI (mandi sendiri dan gosok gigi) selama 6-7 tahun untuk sebuah kegiatan yang cuma 10-15 menit.

Kembali soal kekuatan yang sebenarnya memiliki 2 akibat: Potential atau Impotential, Modal atau Racun. Kekuatan seorang pemimpin saat dia gunakan Wibawa-nya akan menghasilkan kekuatan yang bisa kita lihat dalam sejarah. Mereka menjadi dikenang dengan kata-kata mutiaranya seperti: Vini Vidi Vici, Time is Money, No Pain No Gain, All by Myself, I've Got The Power dsb... Tulisan ini tidak mencoba menghakimi baik atau jahat-nya seseorang apalagi dari hasil buah karyanya karena kita belajar bagaimana keberhasilan tersebut dilihat orang lain dan memang sejarah mencatatnya. Kita lihat juga keberhasilan dari salah satu kekuatan yang menjadi sikap: WIBAWA ini juga hancur bukan karena kelemahannya tetapi karena "jigong" atau "bau badan dan bau mulut" karakternya itu sendiri. Sudah sering kita lihat para pemimpin dan pembuat sejarah cerita sedih dari masa kejayaannya ternyata bersumber dari kekuatan karakternya ybs itu sendiri yang sekaligus juga membuka celah masuknya para musuh termasuk musuh dalam selimut. Nama lain dari "jigong" kekuatan Wibawa contohnya bisa kita sebut adalah "Premanisme", "Brutalisme", "Kesewenang-wenangan" dsb. Hal ini bisa terjadi karena bisa saja dari reaksi berantai dari seseorang yang tidak tahu bahwa berkat pasti datang kepada semua orang seperti hujan dan sinar matahari, tetapi bagaimana membuatnya berlipat-ganda diperlukan kesadaran obyektif bahwa "mengapa kita dipercaya lebih dituntut tanggung jawab yang lebih".

Contohnya, Bill Gates menulis kata sbb: Bila Anda terlahir miskin itu bukan kesalahan Anda, tetapi bila Anda mati dalam kemiskinan itu adalah kesalahan Anda. Coba kita renungkan dengan sikap yang positif dan benar, berarti ada kemungkinan seseorang bisa saja terlahir kaya, tetapi bila ybs belum mati saja sudah menjadi tidak kaya berarti ada yang salah dalam mengelolanya bukan?

Berdasarkan hasil pengamatan kami, sumber terjadinya masalah tersebut selalu dari kekuatan seseorang misalnya sikap Wibawa tadi tidak diperdalam dan dipelajari dengan teman kerjanya. Yang terjadi "jigong" mulai muncul yaitu mulai menabrak wewenang yang seharusnya di perbaharui, kemudian teman kerja mulai dikurangi tetapi teman main (termasuk main perasaan) makin banyak. Maka tidak heran proses yang terjadi adalah pembusukan yang bila tidak dicegah mengakibatkan habisnya sumber daya, waktu dan kesempatan.

Kami tidak sependapat bahwa contoh kelemahan seorang pria adalah 3 Ta: Wanita, Tahta dan Harta. Tetapi Jigong Kekuatan seseorang tersebut yang menjadi celah dan dibaca oleh musuh seorang pria tersebut dengan obyek 3 Ta tadi maka sudah pasti mangsa akan mudah dicaplok.

Cukup mengherankan, secara fakta ironis keberhasilan seseorang/kelompok menjebak karakter atau membunuh karakter dilakukan dan diekspose lebih banyak dari pada keberhasilah seseorang/kelompok dalam mengembangkan dan membangkitkan banyak orang. Untungnya masyarakat masih bisa sangat merindukan sikap positif (WIBAWA) seorang pemimpin seperti yang kita lihat dalam kasus Penyelamatan 33 petambang yang terperangkap dalam tambang dikedalaman hampir 700 meter selama 66 hari oleh karena inisiatif Wibawa Presiden Cile Sebastian Pinera, karena belum pernah terjadi kalau korban bisa bertahan hidup selama itu dan sekaligus Presiden sampai turun tangan! Dunia masih menulis di banyak surat kabar selama 1 minggu mengenai drama yang luar biasa tersebut bisa mengalahkan semua sinetron dalam negeri yang bersifat sebaliknya mengagung-agungkan "jigong" karakter sehingga bisa berseri-seri baik di TV maupun panggung politik negara kita.

Dengan tulisan singkat ini, penulis mau mencoba memberikan peran serta kepada seluruh teman-teman yang budiman, jangan berprasangka dengan yang namanya kekuatan yang ada di dalam diri kita dan dalam orang lain. Manfaatkanlah maka otomatis PeDe kita akan meningkat dengan signifikan seyakin kita yang baru mandi dan gosok gigi untuk ketemu dengan orang lain. Demikian pula bila kekuatan tersebut tidak kita pakai, maka pasti bersifat "racun" baik untuk diri sendiri maupun orang lain.Jadi bagaimana kalau kita masih ditanya dan memang masih punya yang namanya kelemahan (becak) itu indikasi bahwa kita butuh teman. Oleh karena itu segeralah cari mereka yang punya kekuatan untuk mengatasi kelemahan kita tentunya secara obyektif bukan?

 

Salam Karakter,

Ir. William Wiguna, CPHR., CBA., CPI.

 

Selling to Today's Customers

By: Brian Tracy


What is selling? In its simplest terms, selling is the process of helping a person to conclude that your product or service is of greater value to him than the price you are asking for.


How Markets Work

Our market society is based on the principles of freedom and mutual benefit. Each party to a transaction only enters into it when he feels that he will be better off as a result of the transaction than he would be without it.


The Three Options

In a free market, the customer always has three options with any purchase decision. First, the customer can buy your product or service. Second, the customer can buy the product or service from someone else. Third, the customer can decide to buy nothing at all.


Convincing the Customer

For the customer to buy your particular product or service, he or she must be convinced that it is not only the best choice available but he must also be persuaded that there is no better way for him to spend the equivalent amount of money. Your job as a salesperson is to convince the customer that all these conditions exist and then to elicit a commitment from him to take action on your offer.

 

Customize Your Sales Presentation

The field of professional selling has changed dramatically since World War II. In a way, selling methodologies are merely responses to customer requirements. At one time, customers were relatively unsophisticated and poorly informed about their choices. Salespeople catered to this customer with carefully planned and memorized sales presentations, loads of enthusiasm and a bag full of techniques designed to crush resistance and get the order at virtually any cost.


Treat Them With Respect

But the customer of the 1950s has matured into the customer of the 21st century. Customers are now more intelligent and knowledgeable than ever before. They are experienced buyers and they have interacted with hundreds of salespeople. They are extremely sophisticated and aware of the incredible variety of products and services that are available to them, as well as their relative strengths and weaknesses of those products. Many of them are smarter and better educated than most salespeople and they are far more careful about making a buying decision of any kind.

The Need For Speed

In addition, they are overwhelmed with work and under-supplied with time. Because of the rapidly increasing pace of change, down-sizing, restructuring and the competitive pressures surrounding them, customers today are harried and hassled. They are swamped with responsibilities, impatient, suspicious, critical, demanding, and spoiled. To sell to today's customer requires a higher caliber of sales professional than has ever before been required. And it is only going to become tougher and more complicated in the months and years ahead.


Action Exercises

Here are two things you can do immediately to put these ideas into action.

First, think continually about how you can convince your customer that your product or service is the very best available. Why does he buy, or refuse to buy?

Second, upgrade your knowledge and skills every day so you can sell more effectively. Remember, your customers only get better when you get better.

 

 

Krilangkun

Oleh: Andrias Harefa

 


Deffy Lisa Hardjono, Cibubur, bertanya, "Setiap kali saya membaca aktivitas Prof yang berjuang untuk pendidikan, terutama untuk anak-anak yang tidak mampu namun berbakat tinggi, saya selalu bertanya dari mana Prof sendiri mendapat segala energi dan motivasi untuk perjuangan itu ".

 

Yang ditanya, Profesor Yohanes Surya pun menjawab, "Motivasi itu berasal dari keyakinan bahwa kalau kita menginginkan sesuatu (kita berada dalam kondisi kritis) dan kita melangkah dan melangkah dengan tekun, maka terjadilah mestakung (semesta mendukung) dimana lingkungan sekitar kita (termasuk sel-sel tubuh kita) mengatur diri, mendukung agar apa yang kita inginkan itu akan terpenuhi."

Begitulah kutipan dari tanya jawab dengan tokoh pilihan KOMPAS edisi Kamis, 27 Mei 2010 silam. Profesor Yohanes Surya sangat yakin bahwa Indonesia bisa me njadi salah satu negara terbaik dalam pengembangan sains dan teknologi kalau sebuah critical mass sudah terpenuhi, yakni sekitar 30.000 PhD. Itulah sasaran tembaknya. Lalu ia melangkah dan bertekun dalam bidang tersebut.

Tidak perlu dibahas prestasi dan reputasi yang telah dimiliki oleh Prof. Yo sebagai tokoh sentral, motivator ulung, pelatih sukses nomor wahid, yang membawa sejumlah siswa Indonesia merebut posisi terhormat dalam Olimpiade Fisika dan sekarang menjadi Penasihat Tim Olimpiade Fisika. Memang, tidak kurang kritik pedas yang dilontarkan berbagai pihak yang berbeda pandangan dengan Prof. Yo dalam soal apa yang harus diperjuangkan untuk memperbaiki pendidikan di negeri ini. Bagaimana pun, yang mau kita bicarakan dalam artikel pendek ini adalah resep sukses seorang Prof. Yo.

 

Resep sukses Prof. Yo, seperti berulang kali dikatakannya secara lisan maupun tertulis dalam berbagai kesempatan, tersimpan dalam tiga kata kunci: sasaran-kritis, melangkah, dan bertekun. Sederhana, namun cespleng luar biasa!

Orang sukses, kata Prof. Yo, mesti berani menetapkan sasaran. Bukan sembarang sasaran, tetapi sasaran yang membuatnya berada di situasi kritis. Artinya, ini sasaran yang bukan ecek-ecek. Bukan sasaran yang asal-asalan atau sekadar asal ada. Sasaran itu harus menempatkan kita pada situasi kritis, kalau tak tercapai risikonya bikin malu tujuh turunan (kalau menikah da n punya anak, tentu). Sasaran yang mendebarkan hati dan jantung, yang membuat bulu kuduk berdiri. Sasaran yang membuat kita memikirkannya ketika baru bangun tidur, dan memikirkannya sepanjang hari, bahkan terus memikirkannya sampai ketiduran atau tidur beneran. Sasaran yang pencapaiannya akan mengharumkan nama keluarga, nama suku dan nenek moyang, nama perusahaan/organisasi, bahkan, kalau perlu nama bangsa dan negara juga dipertaruhkan.

 

Sasaran ini makin tinggi makin baik. Seperti anjuran Bung Karno, "Gantungkan cita-citamu setinggi langit." Jadi, jangan membuat cita-cita hanya sebatas langit-langit rumah yang tingginya hanya 3 meteran. Tetapkan sasaran setinggi mungkin, yang menempa tkan Anda dalam kondisi kritis, itulah anjuran pertama.

Setelah sasaran ada, melangkahlah maju. Bertindaklah. Jangan malah pergi ke dukun atau minta dukungan peramal yang sendirinya tidak bisa meramalkan masa depannya. Pikirkan sesuatu yang bisa dilakukan untuk mendekatkan kita pada sasaran yang telah ditetapkan itu. Mulai dengan langkah-langkah paling kecil pun tak mengapa.

Dalam melangkah ini, syukurilah setiap kemajuan, betapa pun kecilnya. Berdoalah pada Tuhan, minta pimpinanNya. Bangunlah keyakinan pada kemampuan diri dan bimbingan ilahi. Belajarlah juga kepada pencopet, yang juga yakin bisa mencopet tanpa ketahuan. Sebab kalau tak yakin, tentu pencopet akan batal mencopet, bukan? Na h, kalau pencopet yang berbuat suatu kejahatan saja bisa yakin, mengapa kita yang punya cita-cita baik, mulia, dan luar biasa tidak yakin? Yakinlah akan kemampuanmu. Yakinlah akan bimbingan Tuhanmu. Melangkahlah maju dengan keyakinan itu.

 

Setelah melangkah, dan mendapatkan banyak tantangan-halangan-hambatan disana-sini, lalu apa? Bertekun. Bukan ter-kun, tidak sukses ke dokter ke dukun. Bukan. Tekun. Persisten. Jangan menyerah, kecuali sampai ke tujuan. Jangan bimbang kalau ada gelombang. Jangan gemetar dengar bunyi halilintar. Jangan menyerah dikala terasa susah. Jangan menjerit walau terasa sakit.

Dalam ketekunan itu juga ada fokus. Seperti sinar matahari yang tidak bisa membakar kertas. Akan tetapi, jika sinar matahari itu difokuskan lewat sebuah kaca pembesar, maka sinar itu akan mampu tidak hanya membakar kertas, tetapi juga daging akan matang terbakar.

 

Dengan sikap tekun, fokus, dan pantang menyerah ini, Prof. Yo mengingatkan tokoh pemenang Nobel Fisika dari Jepang, Masatoshi Koshiba. Ketika SMA dia "dihina" gurunya karena tidak bisa fisika. Hinaan itu membuatnya dalam kondisi kritis. Ia menetapkan sasaran untuk bisa fisika. Ia belajar dan belajar dan beajar. Meski lulus dari Tokyo University dengan nilai terenda h, Koshiba akhirnya menemukan momentum untuk menjadi profesor fisika ditempat ia pernah mendapatkan nilai terendah itu. Suatu ironi yang menginspirasi. Dan ketika ia dibuatkan KAMIOKANDE, lab untuk neutrino, ia berhasil membuktikan keberadaan partikel elementer yang disebut neutrino sehingga melahirkan bidang penelitian baru, yakni astronomi neutrino. Hasil penemuan ini diganjar dengan hadiah Nobel Fisika tahun 2002.

 

Begitulah, Profesor Yohanes Surya sudah membuktikan berulang kali dalam hidupnya, dan dalam pengamatannya kepada banyak tokoh dunia lainnya, bahwa resep sukses ini manjur: Kri-Lang-Kun. Tetapkan sasaran yang membuat Anda dalam situasi KRI-tis, kemudian meLANGkahlah, dan berteKUN.

 

Berani mencoba?

__._,_.___


by: Sarah Proaktif <proaktifsarah@yahoo.co.id>

 

 

Metafora di NLP

Metafora dalam NLP secara umum dapat diartikan sebagai suatu bentuk perumpamaan, kiasan atau ibarat. Merupakan proses chunking aside untuk membuat perbandingan atau hubungan yang mungkin jelas atau "terselubung" antara beberapa hal.

 

Dalam hal ini, metafor bisa mengambil sifat-sifat tertentu dari suatu hal untuk diterapkan dalam hal lain yang dimaksudkan. Misal, suatu metafora sederhana adalah: "Waktu akan bisa menyembuhkan luka batinmu."

 

Perhatikan disini bahwa waktu adalah suatu  hal yang tidak mungkin bisa melakukan sesuatu, tapi diberikan suatu kualitas yang seolah-olah mampu melakukan sesuatu. Pikiran sadar mengenali ini sebagai hal yang nggak mungkin, maka pikiran sadar akan mengabaikannya dan membiarkan pikiran bawah sadar yang memprosesnya melalui proses kreatif menciptakan makna. Tiba-tiba terjadi insight: "Oh, aku disuruh beristirahat, dan melakukan aktivitas lain. Sejalan dengan waktu berlalu, kondisi psikologisku akan pulih..."

Nah, karena sifatnya yang unik, metafor bergerak melampaui pikiran sadar, dan bekerja di level bawah sadar. Metaphor bertindak  mengelabui otak kiri dan pesannya menembus otak kanan dan alam tak sadar.

 

Kompleks Metafora

Metafor dalam bentuk yang lebih canggih bisa dilakukan dengan cara bercerita. Milton Erikson menggunakan cerita dalam menangani klien-kliennya, cerita merupakan metafora yang kompleks, karena didalamnya bisa dilakukan berbagai manuver untuk mempengaruhi pendengarnya.

Dalam membuat metafora kompleks:

  • Awal : yaitu cerita yang similar dengan problem dari si Klien.
  • Akhir: yaitu merupakan resolusi problem Klien.

Hubungan keduanya: yaitu resource yang dibutuhkan untuk menyelesaikan problem.

_._,_.___


by: sinergi_nlp@yahoo.co.id

 

 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ARTIKELIUS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger