9 Merek Laptop Yang Paling Awet

From: bunaiya@menaragroup.com

1. ASUS

Nama ASUS sepertinya cukup populer, baik dalam kalangan desktop maupun laptop. ASUS mendapat peringkat pertama karena dalam hasil uji coba, tingkat kerusakan dalam 2 tahun adalah dibawah 10%, sedangkan dalam 3 tahun adalah 15.6%. Walaupun ASUS berada di Peringkat 3 sebagai Top Vendor Dunia, namun tampaknya ASUS tidak akan kalah dalam hal kualitas daya tahan. Produk ASUS sendiri yang paling terkenal adalah ROG (Republic of Gamers) sebagai salah satu prasyarat Gaming Computer.
Quote:

 

2. Toshiba

Toshiba tentunya sangat populer dengan tingkat keawetannya, dan juga harganya. Banyak yang beranggapan harga Toshiba sesuai dengan kualitasnya. Toshiba berada di peringkat kedua dengan persentase dibawah 10% dalam 2 tahun, dan 15.7% dalam 3 tahun. Perbedaan tipis dengan ASUS sebesar 0.01% tampaknya memang sudah membuktikan kalau Toshiba memang dirancang untuk tahan lama.
Quote:
3. SONY

 

SONY cukup terkenal dengan salah satu produk laptopnya, yaitu VAIO. SONY menempati urutan ketiga dalam persentase tingkat kerusakan laptop. Dalam uji coba 2 tahun, SONY mendapatkan persentase diatas 10%, sedangkan dalam 3 tahun, persentasenya naik menjadi 16.8%. Walaupun tidak terpaut tipis dari ASUS dan Toshiba, SONY bisa dikatakan salah satu laptop terawet yang pernah ada
Quote:

 

4. Apple

Apple terkenal dengan sistem operasinya sendiri, yaitu Macintosh, serta merk laptopnya sendiri. Uji coba yang dilakukan pada merk ini menghasilkan persentase diatas 10% pada 2 tahun dan 17.4% dalam jangka waktu 3 tahun. Hal ini membuktikan bahwa Laptop Apple masih dapat dikatakan awet bagi penggunaan sistem operasi selain Windows
Quote:

 

5. DELL

DELL sepertinya lebih terkenal dengan salah satu produk gaming-nya, yaitu Alienware, suatu laptop yang benar-benar menawarkan performa gaming layaknya barang yang berasal dari luar bumi. Tinkat kerusakan DELL dalam 2 tahun adalah diatas 10%, sedangkan dalam 3 tahun, sudah mencapai 18.3%. Sepertinya, inilah Laptop yang paling menengah dalam tingkat kerusakannya.
Quote:


6. Lenovo

Nama besar IBM masih saja membayangi produk ini. IBM yang sudah berubah menjadi Lenovo tentu saja harus menyamakan kualitasnya dengan produk terdahulunya. Walaupun begitu, persentase kerusakan 2 tahun sebesar sekitar 12.5% dan persentase 3 tahun sebesar 21.5% agaknya menjadikan Lenovo kurang begitu meyakinkan.
Quote:


7. ACER

ACER merupakan laptop yang setidaknya paling umum digunakan dalam kalangan konsumen. Selain harganya yang relatif murah, ACER juga menawarkan perangkat yang lengkap. Namun sayangnya, ACER tidak terlalu bagus dalam hal awet karena persentase kerusakannya adalah hampir 15% dalam jangka waktu 2 tahun saja. Sementara itu, persentasenya akan meningkat menjadi 23.3% dalam waktu 3 tahun. Walaupun begitu, ACER mendapat gelar peringkat ke-2 dalam Top Vendor Dunia.
Quote:


8. Gateway

Gateway merupakan salah satu vendor laptop dengan tingkat kerusakan yang hampir buruk dalam uji coba kali ini. Dalam 2 tahun, persentasenya hampir 15%, namun dalam 3 tahun akan naik menjadi 23.5%. Tingkat kerusakannya mungkin hampir sama dengan ACER
Quote:


9. HP

HP merupakan Top Vendor Pertama di dunia, namun sangat disayangkan bahwa HP mendapat predikat laptop yang paling mudah rusak dalam uji coba kali ini. Persentase kerusakan HP adalah diatas 15% dalam 2 tahun, sedangkan persentase kerusakan dalam 3 tahun adalah 25.6%. Tampaknya HP harus bergegas memperbarui komponennya agar tidak cepat mudah rusak.

 

Quote:
Hasil ini berdasarkan penelitian dan uji coba yang dilakukan oleh Square Trade, sebuah penyedia jaminan garansi untuk barang elektronik di Amerika, yang telah menguji coba 9 merk laptop ternama di dunia dengan masing-masing 1000 laptop per merknya.
Masing-masing laptop diuji daya tahannya dengan variabel waktu per 2 tahun dan 3 tahun.

 

 

TALENTA DAN KARAKTER PRIBADI

Oleh : Eko Jalu Santoso

Kebaikan adalah bentuk khusus dari kebenaran dan keindahan. Ia adalah kebenaran dan keindahan dalam bentuk perilaku manusia.
- H.A. Overstreet -

Seringkali seseorang lebih mengandalkan kecerdasan dan talentanya untuk meraih keberhasilan dalam karier maupun dunia bisnis. Sesungguhnya untuk menggapai kesuksesan dalam pekerjaan dan bisnis, bukan hanya diperlukan kecerdasan dan telenta yang kuat semata, melainkan juga harus ditambahkan memiliki karakter yang baik.

Memiliki kecerdasan dan talenta yang kuat semata, meskipun mungkin dapat mendukung keberhasilannya, namun belum menjamin keberhasilan yang penuh makna dan memberikan kemuliaan seseorang. Sebaliknya seseorang yang memiliki kecerdasan dan talenta yang kuat, serta didukung dengan karakter yang baik, keberhasilannya akan memberikan makna dan memuliakannya. Karena kekuatan kebaikannya tidak akan pernah bisa disembunyikan dari siapa pun. Karena kekuatan kebaikannya akan memancar keluar dan menarik banyak peluang-peluang bagus dan kemudahan mendekat.

Manusia yang berkarakter baik, artinya mereka memiliki keindahan dalam perilaku dan kebenaran dalam tindakan. Karena kebaikan itu sangat berhubungan erat dengan keindahan perilaku manusia. Karenanya selain memiliki talenta dan kecerdasan, berlakulah baik, bertindaklah mulia agar kekuatan kebaikannya memancar dari diri Anda.

Dalam praktik nyatanya dalam kehidupan pekerjaan dan bisnis misalnya, karakter yang baik dapat tercermin dari senantiasa mengedepankan perilaku kejujuran, bisa dipercaya, memiliki ketekunan, memiliki kepedulian atau empati, kerjasama yang baik, bertanggung jawab dan mengembangkan sifat-sifat kemuliaan yang bersumber dari dalam hatinya.

Cara terbaik dalam membangun kebaikan pribadi adalah dengan mengedepankan nilai-nilai kebaikan yang kita yakini dalam hati dalam setiap perilaku kehidupan. Dengan mengedepankan nilai-nilai kebenaran tentang hal-hal yang kita lakukan. Kalau implementasinya dalam organisasi adalah dengan mengedepankan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran tentang hal-hal yang kita lakukan bersama dengan para anggota organisasi maupun dengan orang lain yg berhubungan dengan organisasi bisnis. Itulah cara terbaik dalam mengembangkan kebaikan pribadi dan dalam memperlakukan orang lain, apakah anggota organisasi, para pemasok, para konsumen maupun kepada calon pelanggan kita.

Untuk menjadi pribadi unggul dan sukses  mulia dalam pekerjaan maupun dunia bisnis, teruslah mempertajam kecerdasan, mengasah talenta Anda dan mengembangkan karakter pribadi yang baik. Karena karakter pribadi yang baik kekuatannya tidak dapat disembunyikan dari siapapun. Inilah modal bagi kesuksesan dalam pekerjaan dan berbisnis, bahkan menjadi modal dalam mencapai kemuliaan dalam kehidupan. SEMOGA BERMANFAAT.

 

Entrepreneurial Mindset

By.  Rumadi Hartawan

An entrepreneurial mindset is described by a conglomerate of meta-physical dispositions, also known as entrepreneurial spirit, meant to cause the innovative and energetic practice to identify or create an opportunity and take action aimed at realizing it. The philosophical themes - existentialism, axiology, pragmatism, ethics - are thereby understood to be strange attractors influencing the construction of the entity's persona as well as the concrete practices of the entity

Important for entrepreneurship is the "creative mindset" (Faltin, 2007) that helps entrepreneurs to create new ideas and bring these to the market in a way appropriate to create value for an external audience. Psychological research highlights that true creativity comes not from the kind of area in which one is active but whether one can conceive of something that is both "new and appropriate" (Amabile, 1996). In this way, a entrepreneurial mindset is a philosophy by which individuals engage in creative acts regardless of the type of work they are engaged in. Thus, the entrepreneurial mindset might exist in cooking just as well as web-2 innovating, it is the philosophy and the action it generate that counts - not the context.

This can be contrasted to a "managerial mindset" which deals with creating order and efficiency through controlling, evaluating, and administrating practices (Sarasvathy, Simon and Lave, 1998). An entrepreneurial mindset is distinct from 'entrepreneurial cognitions' in that the former signify a philosophy of personal identity and values whereas the latter signify a group of heuristics or decision-making tools that entrepreneurs use to evaluate and exploit business opportunities. An entrepreneurial mindset is also distinct from Entrepreneurial orientation (EO) which is a collective identity in young entrepreneurial firms that fosters innovativeness, pro-activeness and risk-taking among participants in the firm (Lumpkin and Dess, 1996).

Five Characteristics of the Entrepreneurial Mindset

What makes a person an entrepreneur? Is it simply the fact that they own a business of their own? Is it that they are willing to risk their own money to get their products/services out to a customer base? Is their a mindset that makes a person an entrepreneur? If so, can anyone learn it or is it something you are born with?

Entrepreneurs know the way out! The biggest problem is to help people unleash the Entrepreneurial Mindset in their own lives. Entrepreneurs do not think like worker bees. They have several characteristics that cause them to stand out in the crowd:

1• Entrepreneurs are free thinkers (some call them dreamers). They are people who always think beyond the moment and look for better, unique, or more efficient ways to do things.

2• Entrepreneurs are problem solvers. Looking for better, unique, or more efficient ways to do things always lead from the dream to an idea to fulfill the dream.

3• Entrepreneurs are innovative in their approach to change. They subscribe to the definition of insanity that says, "Insanity is continuing to do the same things you have always done, in the same ways you have always done them and expect different results."

4• Entrepreneurs are willing to fail to eventually win. Not everything they consider to be good or right works out in the end. However the real entrepreneur learns from failure and moves ahead to the next right project.

5• Entrepreneurs abandon the employee mindset that looks to short term paychecks to building a powerful money making business that works for you 24 hours a day/7 days a week!

Entrepreneurs are not born, they are built. They first learn how to dream and then dream about things that are important to themselves. Then they work to bring their dreams to a viable business plan.

Anyone can join the ranks of the world's greatest dreamers. The tools and knowledge are available to anyone who wants to learn. The secret is whether or not you are willing to learn the lessons that will change your mindset. Will you?

Let's become an ENTREPRENEUR!

 

 

Work HARD, Work SMART

Bekerja keras itu adalah sesuatu yang harus dilakukan untuk mencapai sukses. Tapi yang tidak kalah pentingnya, kita juga harus

melakukan kerja keras kita dengan benar juga. Kadang-kadang banyak orang yang bekerja keras luar biasa pada cara, tujuan

atau pendekatan yang salah, sehingga tidak pernah sukses dan pada akhirnya putus asa.

 

Kalau orang bilang practice makes prefect, tetapi kalau imperfect practice (practice yang tidak benar) yang anda lakukan,

maka hasinya tidak akan pernah perfect. Ada sesuatu yang lebih dari sekedar bekerja keras. Tapi bekerja dengan smart, atau

smart working.

 

Kita bisa melihat kegiatan kita sehari-hari. Mungkin bertahun – tahun kita sudah bekerja keras, pukul tujuh sudah pergi kantor

sembilan malam baru pulang. Apalagi kalau ada makan malam dengan klien, lembur, luar kota, dan lain-lain. Tapi kenapa kita masih

belum sukses juga?

 

Bertanyalah kepada diri Anda sendiri, apakah yang Anda lakukan itu sudah benar? Sudah tepatkah cara yang anda lakukan itu untuk

mencapai sesuatu kesuksesan? Kata orang, "effort is the single most overrated trade in producing success". Bekerja keras

dianggap oleh orang-orang akan selalu membawa sukses. Padahal, sukses itu tidak datang hanya dari kerja keras saja, tetapi dari

banyak faktor lain seperti efisiensi, arah yang kita tuju, persiapan, kebenaran, produk dan kesempatan yang timbul.

 

Ada sebuah perusahaan yang cukup bagus dan ramai. Suatu ketika perusahaan itu membuka cabang satu, dua bahkan hingga lima.

Dengan bekerja luar biasa, kenyatannya perusahaan tersebut tambah rugi. Dia heran kenapa? Setelah dianalisa, ternyata produk

yang dijual profit-nya sedikit. Lalu dia mulai berpikir, bagaimana caranya memperbaiki situasi ini. Ini yang penting.

 

Kadang-kadang kita harus berhenti bekerja keras untuk mau berpikir lebih tenang dan masuk ke pemikiran dan mempertanyakan pada

diri sendiri. Apa yang harus saya perbaiki? Apa yang salah pada apa yang saya lakukan? Karena dengan hanya bekerja keras saja

tidak akan membawa sukses. Tetapi bekerja keras dengan benar, mau menganalisa diri, melihat orang lain, belajar dari semua lini

dengan benar, barulah Anda dapat mencapai sukses. Ini sangat penting, dan walaupun semua orang tahu, kadang-kadang kita

melupakannya karena rutinitas harian kita. Maka apapun yang Anda lakukan sama dengan apa yang anda lakukan kemarin, tidak

pernah dianalisa lagi. Maka hasilnyapun akan kurang lebih sama dengan yang Anda hasilkan dulu.

 

Kalau Anda ingin melakukan perbaikan, Anda harus melakukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang dulunya belum pernah Anda lakukan.

Jangan hanya sekedar menjalankan rutinitas hidup. Melakukan rutinitas yang sama bahkan akan lebih berbahaya, karena setelah lewat

5 atau 10 tahun Anda baru sadar kalau telah salah.

 

Maka cobalah ambil sepotong waktu Anda meski hanya satu atau dua jam untuk berpikir dengan tenang. Lalu mengevaluasi terhadap apa

yang sudah Anda lakukan selama ini. Tidak hanya sekedar bekerja dengan keras, tetapi juga bekerja dengan benar.

 

Pertanyaan yang tertinggal adalah :

 

·         Menginginkan hasil yang berbeda tetapi mengapa masih melakukan dengan cara-cara yang sama, pengetahuan dan keahlian yang sama,

strategi yang sama ?

·         Mengapa tidak memulai untuk mengubah cara, strategi, pendekatan, penambahan pengetahuan dan keahlian ?

·         Ketika tidak mencapai hasil yang diinginkan mengapa target dan outcome-nya yang dirubah atau lebih fleksibel, bukan cara untuk

Mencapai outcome  / target yang diubah?

 

Cobalah untuk memahami bahwa pilihan cara bekerja untuk mencapai hasil yang inginkan merupakan pilihan keputusan yang terbaik

Dan efektif saat itu, tetapi ingatkan dunia setiap saat berubah hingga dipaksa atau tidak, kita tetap akan meneriman perubahan

Yang terjadi ? Kalau sudah demikian, apakah cara bekerja kita masih dianggap cukup efektif dan SMART ? It’s your choice!

 

Have a positive day!

 

Salam Inspirasi

Mohamad Yunus

 

 

Batas 18 MENIT - Rentang Perhatian Audiens.

Pernahkah Anda merasa jenuh, mengantuk atau Anda melamun tidak karuan, pada saat mengikuti seminar, mendengarkan perkuliahan dari guru/dosen Anda, atau ketika Anda menghadiri meeting dengan pimpinan Anda…?

 “Jika Anda merasa pernah …!! Jangan lakukan hal itu kepada Audiens Anda …!!”

Semua perencanaan, bakat dan pendidikan tinggi Anda akan sia-sia jika Anda tidak mengetahui satu hukum alam yang sederhana dan sangat menentukan dalam melakukan presentasi atau berbicara di depan umum.

Tahun 1970-an Angkatan Laut AS melakukan suatu pengkajian untuk mencari tahu berapa lama orang bisa mendengarkan pembicaraan orang lain. Tujuannya adalah untuk memanfaatkan dengan sebaik-baiknya waktu Instruktur maupun Siswa dalam sisem pendidikan Angkatan Laut. Hasilnya mengejutkan banyak orang. Jawabannya bukan satu jam atau bahkan setengah jam. Jawabannya : hanya 18 menit.

Angkatan Laut menyimpulkan bahwa dalam ruang kelas, presentasi, atau ruang kuliah, kemampuan audien untuk memusatkan perhatian pada apa yang dikatakan oleh pembicara, kemudian mengingkat apa yang telah dikatakan tersebut, ternyata menyusut deras setelah 18 menit. Sayangnya sedikit sekali orang yang mengetahui pengkajian tersebut.

Andaikan semua orang tahu, kita pasti bisa menyelamatkan puluhan juta jam yang tersia-sia dalam berbicara/mengajar atau produktivitas bisnis yang hilang setiap tahun di Indonesia.

Tetapi bagaimana kalau karena alasan-alasan tertentu, kita tidak dapat membatasi apa yang akan kita katakan selama 18 menit ? misalnya indoor training, mengajar/perkuliahan, presentasi dengan dewan direksi, atau presentasi analis yang mungkin lebih dari 40 menit atau sepagi penuh, sesiang penuh dan bahkan sehari penuh.

Ada beberapa cara untuk mensiasati batas 18 menit, diantaranya :

1..      Lakukan tanya jawab ; presentasikan hal-hal yang paling penting dan mendasar selama 15 menit, lalu luangkan waktu 30 menit dengan tanya jawab, untuk memperjelas dan menebus kekurangan yang belum Anda sampaikan.

2.     Ceritakan kisah bisnis selama 1 menit untuk mempertegas tema Anda. Pinjamlah petunjuk kecil yang dilakukan Bp. Mario Teguh, Andri Wongso, James Gwee, atau yang lainnya.

3.     Bawalah Alat Bantu. Potongan kliping, gambar atau film yang memperjelas tema anda. Ini akan mengembalikan pikiran audien yang keawang-awang dan memaksa mereka membuka mata.

4.      Berikan games atau aktivitas yang melibatkan interaksi audien yang dapat dihubungkan dengan tema saat itu, sehingga audien tidak lesu dan kembali bersemangat.

5.      Atau Anda punya cara dan pengalaman lain untuk mengatasi hal tersebut. (any else ?)

Setelah itu Anda dapat melanjutkan kembali aktivitas presentasi/mengajar anda.

“Semoga bermanfaat”

 

 

Hendro Haryono

 

 

Menciptakan Sebuah Kenangan Indah

Ken Blanchard, penulis buku terkenal "One Minute Manager", pada suatu saat
membagikan sebuah kisah tentang apa yang dapat terjadi ketika para karyawan
di sebuah perusahaan meniru gaya kepemimpinan yang melayani, tak peduli
posisi karyawan tersebut di dalam hierarki organisasi.

Seorang konsultan bisnis sedang melatih lebih dari 3.000 karyawan di sebuah
grup supermarket di wilayah Barat Tengah Amerika Serikat, agar mereka
bekerja dengan tujuan untuk menciptakan kenangan bagi para pelanggan mereka.

Johnny, 19 tahun, adalah seorang petugas di bagian pembungkusan barang
belanja yang memiliki penyakit down syndrome. Tanggapannya yang pertama
terhadap nasihat konsultan itu adalah, "Saya ini hanya seorang petugas di
bagian pembungkus". Walaupun demikian, ketika ia pulang ke rumahnya ia
membagikan perkataan konsultan itu dengan ibunya. Mereka mulai merenungkan
apa yang dikatakan konsultan itu tentang bagaimana menciptakan kenangan
indah bagi para pelanggan. Johnny mempunyai kebiasaan mengumpulkan
kisah-kisah penuh inspirasi yang ia sering baca. Ia memutuskan bahwa ia akan
mulai mencetak perkataan-perkataan inspirasional itu dan menaruh kertas
inspiratif itu di kantong belanjaan pelanggannya. Ketika para pelanggan
datang melewati jalur pembayaran dan Johnny membungkus barang belanjaan
mereka, tak lupa Johnny menaruh kertas inspiratif itu di kantong belanjaan
mereka, sambil berkata, "Saya sudah menaruh beberapa kisah inspiratif di
dalam kantong ini dengan harapan hal itu dapat menambah semangat anda hari
ini. Terima kasih karena anda belanja di sini."

Setelah berlangsung beberapa minggu, sesuatu yang luar biasa mulai terjadi.
Pada suatu hari manajer toko memperhatikan bahwa semua pelanggan mengantri
di satu kasir saja, sedangkan kasir lainnya kosong. Ia mulai panik, mengira
bahwa mesin-mesin kasir lain sedang rusak. Setelah diselidiki ternyata bukan
itu masalahnya. Sesungguhnya, para pelanggan ingin melewati konter Johnny
agar mendapatkan kisah inspiratif untuk hari itu.

Seorang wanita mendatangi manajer toko itu dan berkata, "Biasanya saya
belanja ke sini seminggu sekali, tetapi sekarang saya datang setiap hari."

Teladan Johnny menyebar ke departemen lain di supermarket itu. Bagian
penjualan bunga membagikan sekuntum bunga kepada setiap pembeli bunga.
Bagian penjualan daging menempelkan stiker Snoopy dengan ucapan tertentu
yang menarik pada setiap pembelian daging. Tindakan dari seorang petugas
pembungkus belanjaan telah mengubah suasana di supermarket itu.

Apakah anda telah menciptakan kenangan indah kepada orang lain hari ini?

 

Have a positive day! 

 

Salam berbagi,

Mohamad Yunus, CHt, MNLP, CPHR

 

 

Plus-Minus Redenominasi

Oleh A Tony Prasetiantono

Sebenarnya, redenominasi rupiah—yaitu penyederhanaan satuan rupiah dengan cara menghilangkan tiga angka nol—bukanlah kebijakan yang berurgensi tinggi.

Dalam kondisi sekarang, ketika rupiah ”terbebani” banyak angka nol pun, perekonomian Indonesia masih tumbuh 6,3 persen, inflasi 4,3 persen, suku bunga acuan 5,75 persen, kredit bank berekspansi 23 persen, serta cadangan devisa 112 miliar dollar AS. Memang masih ada berbagai masalah, misalnya fiskal (APBN) yang terbebani subsidi energi Rp 306 triliun, defisit neraca perdagangan 1,5 miliar dollar AS, dan defisit transaksi berjalan 20 miliar dollar AS. Namun, secara keseluruhan, perekonomian Indonesia terhitung ”baik-baik saja”. Karena itu, redenominasi tidak mendesak.

 

Dua cara

 

Namun, jika harus memilih, apakah rupiah dibiarkan seperti sekarang atau diredenominasi, saya memilih rupiah yang lebih sedikit mengandung angka nol. Lebih mudah menuliskannya, hemat pencatatan secara akuntansi, serta lebih gampang mengonversikannya ke dalam mata uang asing. Berdasarkan pengalaman, ketika berbincang dengan orang asing, saya sering kesulitan mengonversikan bilangan bertriliun-triliun rupiah menjadi satuan dollar AS, euro, atau yen.

Meski dalam nada canda, saya cukup risih apabila ada kawan asing mengatakan, ”Untuk menjadi jutawan di Indonesia ternyata tidak sulit.” Ia benar, karena uang jutaan rupiah bisa dikantongi atau ditenteng ke mana-mana. Padahal, di luar negeri, jutawan adalah frase yang merujuk orang kaya. Namun, di Indonesia, memiliki uang jutaan rupiah tidak berarti kaya. Orang kaya adalah para miliarder atau bahkan triliuner.

 

Dengan pengalaman pergaulan internasional seperti itu, kadang tebersit pikiran, kapan kurs rupiah menjadi sederhana, misalnya 1 dollar AS ekuivalen Rp 10 atau bahkan Rp 1? Bisakah dan kapan itu bisa dilakukan?

Ada dua cara. Pertama, kita terus memperbaiki kinerja perekonomian, antara lain memperbesar surplus perdagangan, surplus transaksi berjalan, dan menarik banyak modal asing sehingga berujung penguatan cadangan devisa. Bila ini dilakukan berkelanjutan, rupiah pun akan menguat melalui mekanisme pasar.

 

Masalahnya, berapa lama itu bisa kita lakukan? Apakah menunggu sampai cadangan devisa menembus 1 triliun dollar AS, atau bahkan seperti China yang kini cadangan devisanya hampir 3,3 triliun AS? Pasti makan waktu amat panjang.

Cara kedua, redenominasi, yakni ”memaksa” penghapusan beberapa nol (sesuai kebutuhan dan kelayakan) sehingga kurs rupiah lebih ramping. Melakukan ini tentu tak bisa sembarangan. Namun, jelas jauh lebih ringan daripada harus memupuk cadangan devisa hingga 1 triliun dollar AS.

 

Berdasarkan pengalaman sebelumnya, memang tak pernah ada negara yang mirip Indonesia yang melakukannya sehingga tak mudah mengadopsinya begitu saja. Umumnya negara yang pernah melakukannya adalah negara yang relatif kecil, baik dari ukuran ekonomi, jumlah penduduk, maupun luas dan persebaran wilayah. Contoh kisah sukses adalah Turki dan beberapa negara Amerika Latin.

Ada argumentasi bahwa umumnya negara yang melakukan redenominasi adalah mereka yang bermasalah dengan inflasi tinggi, bahkan hiperinflasi (inflasi di atas 50 persen per bulan), seperti dialami Argentina (1980-an), Brasil (1980-an dan 1990-an), Zimbabwe (2010). Sementara di Indonesia inflasi sekarang justru rendah (4,3 persen). Menurut saya, kedua kondisi ini tak bertolak belakang.

Bagi negara yang inflasinya tinggi, masalah yang dihadapi adalah lemahnya mata uang, misalnya Turki mengalami 1 dollar AS ekuivalen 1,6 juta lira (1994), sedangkan bagi Indonesia, meski inflasi rendah, kurs rupiah lemah dengan beban angka nol banyak. Di Asia Tenggara, hanya mata uang Vietnam (dong) yang lebih lemah daripada rupiah, yakni 1 dollar AS ekuivalen 20.000 dong.

 

Jadi, negara yang inflasinya besar ataupun kecil bisa saja melakukan redenominasi, sejauh punya kepentingan sama: ingin menyederhanakan tampilan angka nol pada mata uangnya.

 

Inflasi kita kini memang rendah, tetapi jangan lupa, kita pernah menderita inflasi besar, 78 persen (saat krisis 1998) dan 17 persen (saat harga BBM naik 2005). Akibatnya, rupiah dari Rp 2.000 per dollar AS (1996) pernah merosot jadi Rp 17.000 (Januari 1998) dan kini Rp 9.700 per dollar AS.

 

Empat persoalan besar

 

Kita menyadari, redenominasi tidaklah bisa digulirkan dengan mudah. Setidaknya ada empat persoalan besar. Pertama, sosialisasi harus dilakukan secara luas dan memakan waktu lama. Ketika mata uang euro dilahirkan 1999, zona euro (17 negara) butuh waktu transisi sekitar lima tahun. Dalam kasus Indonesia, ”medan”-nya tentu lebih sulit karena faktor level pendapatan, pendidikan, dan geografis. Bisa dibayangkan masa transisi yang kita perlukan bakal lebih panjang.

Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan menetapkan masa transisi (2013-2015), penarikan rupiah lama (2016-2018), dan penggunaan rupiah baru (2019-2022). Saya sarankan, bila perlu, digeser menjadi lama. Lebih baik agak lama, tetapi aman, daripada tergopoh-gopoh, tetapi menimbulkan gejolak.

 

Kedua, kebijakan redenominasi baru akan efektif jika mendapat dukungan penuh para pemangku kepentingan. Saat ini saya mencium gelagat dukungan yang kurang kuat dari Komite Ekonomi Nasional (KEN).

BI dan Kemkeu harus lebih dulu ”memegang” KEN, juga dunia usaha, perguruan tinggi, dan lapisan masyarakat lain agar redenominasi berjalan efektif. Presiden, wakil presiden, dan jajaran kabinet juga harus dikerahkan untuk mendukung upaya ini. Tanpa dukungan kehendak kuat dari para pemangku kepentingan, jadwal redenominasi bisa lebih panjang lagi.

 

Ketiga, seperti sudah banyak diingatkan, redenominasi rawan inflasi. Bisa diduga akan selalu ada pengusaha nakal yang tak disiplin mengonversikan harga lama ke harga baru. Misalnya harga lama Rp 220.000 dikonversikan ke harga baru Rp 25, padahal mestinya Rp 22.

Gubernur BI Darmin Nasution menyatakan ada semacam ”operasi pasar” untuk menertibkannya. Di luar itu, menurut saya, mengedukasi penjual dan pembeli yang dilakukan dengan masa transisi yang cukup akan menjadi kunci sukses. Saya masih yakin hal ini bisa ”diamankan”.

Keempat, bisa-tidaknya redenominasi dijalankan tergantung kredibilitas dan kinerja perekonomian Indonesia. Jika pemerintah dan BI gagal mengendalikan variabel ekonomi makro utama, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, suku bunga, APBN yang sehat dan berkelanjutan, redenominasi bakal terancam.

 

Ekspresi para pelaku ekonomi terhadap rendahnya kredibilitas bisa ditunjukkan dengan memindah kekayaannya ke mata uang asing, alias terjadi pemborongan valuta asing. Selanjutnya, jika cadangan devisa merosot, rupiah pun akan terdepresiasi. Jadi, kuncinya adalah bagaimana pemerintah meningkatkan kinerja perekonomian. Jika ini terjadi dan kemudian disertai penambahan cadangan devisa secara berkelanjutan, bisa menjadi jaminan keberhasilan redenominasi.

 

Kebijakan redenominasi, dengan syarat-syarat di atas, tetap layak dilakukan, tentunya dengan menempuh perjuangan yang tidak ringan. Pemerintah dan BI, selamat bekerja mengawal proses panjang ini. Tiada kata jera dalam perjuangan. (A Tony Prasetiantono Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik, UGM)

 

 

Apa Sikap Anda Terhadap Gosip ?

Seseorang menceritakan gosip mengenai rekan kerja dan pimpinannya. Dalam beberapa hari saja, dengan cepat seluruh

orang di perusahaan tersebut mengetahui ceritanya. Tentu saja rekan kerja dan pimpinan yang namanya tersebut dalam

rangkaian cerita  merasakan kecewa dan sakit hati.

 

Beberapa hari kemudian, karyawan yg menyebarluaskan gossip tersebut menyadari bahwa ternyata cerita itu hanya

Isapan jempol semata alias gosip dan cerita itu tak benar.

 

Dia sangat menyesal, lalu datang kepada seorang sahabat yang bijaksana untuk mencari tahu apa yang harus dilakukannya

Untuk memperbaiki kesalahannya itu.

 

Sahabat yang bijak itu berkata, "Pergilah ke pasar atau supermarket dan belilah 1 buah kemoceng bulu ayam”, ”kemudian

dalam perjalanan pulang dari pasar ke rumah atau kantor, cabutilah bulu ayam di kemoceng & buanglah satu persatu

disepanjang  jalan menuju pulang."

 

Meski kaget mendengar saran itu, si penyebar gosip tetap melakukan apa yg disuruh kepadanya.

 

Keesokan harinya karyawan tersebut melaporkan apa yg sudah dilakukannya.

 

Sahabat bijak itu berkata lagi, "Sekarang pergilah dan kumpulkan kembali semua bulu ayam yg kamu buang kemarin

Dan bawa kepadaku"

 

Karyawan itu pun menyusuri jalan yg sama, tapi angin telah melemparkan bulu-bulu itu ke segala arah.

 

Setelah mencari selama beberapa jam, ia kembali dengan tiga potong bulu saja.

 

"Lihat kan?" kata sahabat bijak itu, "sangat mudah melemparkannya, namun tak mungkin mengumpulkannya kembali,

begitu pula dgn gossip. Tak sulit menyebarluaskan gossip, namun sekali gossip terlempar, 7 ekor gajahpun

tak mampu menariknya kembali."

 

PESAN MORAL dan cerita singkat diatas

 

Jika dianalogikan dengan sesuatu bergosip dimpamakan seperti orang yang senang memakan daging saudaranya yang sudah mati. Secara kasat mata, bergossip menggunakan lidah yang  hanyalah bagian kecil dari organ tubuh manusia. Ia lentur, tidak bertulang. Namun, dibalik ‘kelembutannya’ itu, tersimpan kedahsyatan yang mampu menghantarkan seseorang  ke pintu gerbang kebahagiaan, sekaligus bisa menjerumuskan si empunya  ke dalam kehinaan hidup “Wahai lisan, ucapkanlah yang baik-baik, niscaya kamu akan beruntung! Diamlah dari mengucapkan yang buruk,buruk, niscaya kamu akan selamat sebelum menyesal!”

Ibarat laksana sebuah pedang yang terhunus, ia akan bermanfaat ketika si pemilik memanfaatkannya untuk sesuatu yang berguna. Begitu pula sebaliknya, ia justru akan berubah menjadi beban siapa saja, ketika ia tidak mampu memanfaatkannya dengan baik, atau menggunakan  untuk ‘membabat’ siapa/apa saja, tak peduli dirinya sendiri. Tentu yang demikian ini, sangat membahayakan bagi keselamatan dirinya, ataupun orang lain di lingkungan kerja atau dimanapun. begitulah kira-kira analogi dari pada lisan.

Dan perlu diketahui, sejatinya lisan itu lebih berbahaya dari pedang, lebih beracun dari pada bisa, sebab, ia bisa membunuh  tanpa harus melukai, bisa melumpuhkan, tanpa ada perlawanan (fisik). Kenapa?, karena lemparan peluru-peluru (baca: kata-kata) nya, langsung menghujam pada titik kelemahan manusia, hati.

 

Diantara wujud kesempurnaan yang hakiki sebagai seorang manusia adalah yang mampu menjaga, memelihara dan menjunjung tinggi kehormatan, harga diri, harkat dan martabat orang lain secara adil dan sempurna. Kehormatan dan harga diri merupakan perkara yang prinsipil bagi setiap manusia. Setiap orang pasti berusaha untuk menjaga dan mengangkat harkat dan martabatnya. Ia tidak rela untuk disingkap aib-aibnya atau pun dibeberkan kejelekannya. Karena hal ini dapat menjatuhkan dan merusak harkat dan martabatnya di hadapan orang lain. Hindarilah jauh-jauh untuk melakukan perbuatan yang dapat menjatuhkan, meremehkan, atau pun merusak kehormatan orang lain siapapun dia. Karena tidak ada seorang pun yang terjaga dari kesalahan dan lepas dari segala kekurangan dan kelemahan.

 

Suatu fenomena yang lumrah terjadi baik di masyarakat, di lingkungan kerja, atau dimana pun hal ini cenderung disepelekan dan mudah sekali terjadi dalam keseharian kita, padahal akibatnya cukup besar dan membahayakan, karena dengan perbuatan ini akan tersingkap dan tersebar aib seseorang, yang akan menjatuhkan dan merusak harkat dan martabatnya.

 

”Lidah memang suatu anggota yg kecil, tapi sangatlah besar pengaruhnya”. Bila kita salah menggunakan, maka hancurlah semua yg ada disekitar kita. Lidah yang lembut adalah pohon kehidupan, tapi lidah yg buruk  akan melukai hati orang lain! kita harus berbicara yang baik dan benar atau lebih baik diam jika tak mampu. 

 

Bergosip adalah penyakit lisan, yang bisa membahayakan nasib kita (si empunya lisan) dan orang lain. Senantiasa meminta pertolongan kepada Yang Maha Kuasa  atas bahaya lisan kita  dan berfikir terlebih dahulu (akan manfaatnya atau dampak negatif yang diakibatnya) sebelum bertutur. Ketika kita menyadari akan kekeliruan ucapan kita, cepatlah sadari, dan berjanji untuk tidak mengulanginya. Jauhkanlah diri dari kebiasaan mengucapkan hal-hal yang tidak bermanfaat dan sebainya tidak berbicara berlebihan atau melebih-lebihkan sesuatu.

 

Semoga bermanfaat dan bisa memberikan sedikit pencerahan. (by Mohamad ”Bear” Yunus)

Have a positive day! 

 

Salam berbagi,

Mohamad Yunus, CHt, MNLP, CPHR

 

 

Anchoring - Salah Satu Tool State Management

By  Jumala Multazam

 

State Management merupakan bagian penting dalam menapaki jalan menuju sukses. Banyak tools yang bisa dipergunakan, salah satunya adalah yang ditawarkan oleh NLP yang disebut Anchoring.

 

Dalam diskusi ini kita akan melihat salah satu alat dasar NLP yang akan sangat ampuh dalam membantu Anda untuk lebih percaya diri, antusiasme dan menyenangkan saat bertemu orang. Dan setelah Anda menerapkan teknik NLP yang akan Anda pelajari ini, Anda akan merasa mudah untuk membuat kesan pertama yang hebat pada sebuah pertemuan dan kesempatan di depan orang banyak, kapanpun Anda inginkan.

Kita akan mempelajari cara yang mudah tentang teknik anchoring (membuat dan menggunakan jangkar), cara sederhana yang memungkinkan Anda untuk mengubah perasaan yang tidak diinginkan dengan perasaan baru yang didesain dalam hitungan menit, menit ataukah detik ya.....  Sekarang saya akan menjelaskan bagaimana membangun anchor NLP. Setiap langkah yang ringkas ini harus diikuti dengan tepat untuk memastikan Anda membuat anchor yang kuat.

Membuat Anchor NLP

1. Identifikasi kondisi emosional yang Anda inginkan misalnya percaya diri, ketenangan, antusiasme. Langkah ini sangat penting.
Anda perlu mendefinisikan secara spesifik perasaan apa yang Anda inginkan. Misalnya ingin merasa kuat dan antusias yang spesifik, jika anda mengatakan bahwa tidak ingin merasa cemas atau tegang itu tidak banyak membantu karena Anda masih tidak tahu apa yang Anda inginkan sebenarnya. Jadi tuangkan perasaan yang anda inginkan dengan kalimat positif dalam otak anda.

Pilih keadaan yang diinginkan secara spesifik perasaan seperti apa yang Anda inginkan, misalnya anda ingin percaya diri. Carilah waktu tertentu dalam hidup Anda yang telah lalu, ketika Anda merasakan hebat dan percaya diri. Pilih peristiwa yang ingtannya masih kuat dengan perasaan emosi yang kuat agar lebih mudah membayangkannya kembali, serta lebih mudah merasaknnya. Isi ceritanya tidak penting, yang penting adalah perasaannya percaya diri. Temukan beberapa pengalaman yang sangat kuat dan kemudian pilih salah satu yang paling kuat.

Bayangkan sekarang dan seolah-olah peristiwa itu terjadi lagi pada saat ini dan anda masuk terlibat dalam kejadian itu. Perhatikan apa yang terlihat, perhatikan apa yang Anda dengar, rasakan apa yang Anda bisa anda rasakan pada kejadian itu. Biarkan itu menjadi seolah-olah nyata kembali. Sekarang perhatikan, ternyata perasaan (state) anda membubung dan rasa percaya diri semakin mepuncak, dan kemudian menurun kembali.

Sekarang ulangi proses ini sekali lagi, hanya kali ini pada saat perasaan percaya diri (state) menjelang puncak kemudian buatlah gerakan yang unik dengan jari-jari di satu tangan misalnya mengepalkan tangan kanan sambil mengatakan sebuah kata untuk membangkitkan semangat misalnya dengan lirih katakan “COOOL MAAN.....”.
Sambil terus menjaga bayangan peristiwa itu dan rasa percaya diri menuju puncak. Tahan state selama beberapa saat, lepaskan jangkar dan kemudian break state (mengubah keadaan emosi Anda dengan memikirkan sesuatu yang sama sekali berbeda atau dengan mengubah postur tubuh Anda).

Lakukan hal ini sekitar lima kali untuk membangun sebuah anchor NLP yang kuat. Pengulangan ini sangat penting.

Uji  dan aktifkan anchor anda dengan membuat gerakan yang unik seperti pada saat membuatnya, yaitu kepalan tangan kanan lengkap dengan ucapan lirih “COOL MAAN....”.  Anda akan tahu bahwa Anda telah berhasil ketika perasaan percaya diri muncul ketika anda mengaktifkan anchor. Anda harus merasakan keadaan larut dalam waktu 10-15 detik. Jika perasaan itu tidak memuaskan kemudian pilih pengalaman berbeda yang lebih tepat memberikan state yang sesuai.

Untuk memastikan Anda berhasil membuat anchor dan anchor anda bekerja dengan baik, Anda perlu belajar tentang 6 tahap rahasia keberhasilan membuat anchor NLP.

Rahasia NLP Anchoring

-    Gunakan hanya emsosi yang intens yaitu pengalaman sangat mengesankan dan emosional.
-    Pilih sebuah pengalaman yang murni dan tidak dicampur dengan perasaan lainnya.
-    Gunakan anchor unik.
-    Waktu sangat penting, rekam dengan anchor sebelum puncak dan lepas sebelum turun.

-    Sebanyak mungkin berlatih achoring untuk menjadi terampil, gunakan sekitar 30 menit per sesi.
-    Terus diperkuat secara berkala karena anchor bisa memudar intensitasnya dari waktu ke waktu.

Menggunakan anchor NLP dapat membuat perbedaan besar bagi kemampuan Anda untuk berhubungan dengan orang. Aktifkan anchor saat dibutuhkan, yaitu misalnya anda mau presentasi, mau menyanyi, mau wawancara, dan lainya.  Anda juga dapat melakukan stacking anchor (menumpuk anchor). Dengan anchor yang sama, gerakan dan kata-kata yang sama, anda bisa ulangi lagi proses di atas namun sekarang menggunakan gambar James Bond yang tersenyum penuh wibawa.

 

Proses perekaman state/ emosi bisa dilakukan kapanpun dan di manapun, dan anda bisa menggunakannya pada saat diperlukan dengan tidak kentara dalam keadaan tidak diperhatikan orang lain. NLP anchoring adalah keterampilan hidup yang akan berfungsi untuk apa pun yang perlukan. Ia relevan untuk kehidupan kerja, keluarga dan hubungan sosial lainnya.

 

Luangkan waktu juga untuk meninjau kembali misi hiidup dan value Anda. Kemudian menentukan keadaan emosional yang Anda butuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Buat daftar dari perasaan-perasaan penting yang anda perlukan dan jadwal sekitar 30 menit untuk menyiapkan anchor untuk masing-masing.

 

Dan anda telah memiliki alat yang luar biasa unutk mengelola kesiapan emsosi anda. Selamat dan sukses dengan alat baru pengelola emosi yang luar biasa.

 

 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ARTIKELIUS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger