Musashi - The water book

Gani Anthony

 

The water book berisikan cara-cara untuk meraih kemenangan. Dalam hal ini, Musashi menyebutkan bahwa seorang samurai disamping menguasai strategi pertarungan , juga dituntut untuk mengetahui bagaimana menggunakan strategi tersebut untuk meraih kemenangan.

 The water book mengandung filosofi yang luas, seluas air dan inti dasarnya adalah penguasaan terhadap situasi, pengenalan lingkungan, pengenalan terhadap lawan, pengenalan diri sendiri, dan ketepatan dalam mengaplikasikan strategi adalah kunci utama untuk mencapai kemenangan di dalam pertarungan. Selanjutnya, isi dari the Water Book adalah : 

 

The spiritual bearing strategy

Disebutkan bahwa ketenangan emosi adalah kunci kemenangan, yang artinya adalah dalam menghadapi pertarungan maka samurai harus mempunyai kestabilan emosi, tetap tenang meskipun dilecehkan lawan. Di dalam kehidupan sehari-hari, yang juga merupakan medan pertarungan, kita juga dituntut untuk tenang dalam menghadapi segala sesuatu. Kita tidak perlu gemetar saat ditegur Boss, tidak perlu takut manakala Boss meminta untuk menghadiri rapat dengan salah satu petinggi pemerintahan, tidak perlu over acting manakala hadir di resepsi Boss, tetap tenang saat ban mobil kempes, dan banyak lagi. Singkatnya adalah selalu bersikap natural, tidak dibuat-buat, dan tenang dalam menghadapi sesuatu. 

 

The physical bearing strategy

Di dalam pertempuran, seorang samurai harus mampu mengatur posisi badannya untuk memenangkan pertempuran, misalnya : tatapan mata harus tajam tanpa berkedip, kepala tegak, dll. Dengan menunjukan posisi fisik yang kokoh dan meyakinkan maka kemenanganpun sebagian sudah diraih. Dalam kaitannya dengan hidup sehari-hari, kitapun dituntut untuk mempunyai penampilan fisik yang meyakinkan. Penampilan fisik ini tidak berarti bahwa kita hrus mempunyai badan atletis, perut six pack. Tetapi penampilan fisik di sini adalah penampilan fisik kita dalam suatu keadaan, misalnya : kalau rapat ya jangan loyo, di kantor harus selalu segar dan tidak ngantukan, tidak kuyu atau kucel saat ketemu tamu penting, tidak loyo saat ketemu customer, dll. 

 

The Gaze in strategy

Musashi menyebutkan adanya dua prinsip yaitu kan (mengamati) dan ken (melihat). Seorang samurai haruslah cermat dalam mengamati dan melihat gerak gerik lawannya. Sekecil apapun haruslah diketahui untuk mencapai kemenangan. Hidup sehari-haripun memerlukan kan dan ken. Kita haruslah cermat untuk mengamati keinginan customer kita, cermat dalam melihat tujuan pembicaraan teman kita, dan cermat dalam mengamati segala yang terjadi di sekitar kita. Kecermatan dalam mengamati dan melihat situasi sekitar (teman, customer, dll) akan menimbulkan pemahaman kita yang akhirnya akan membawa kita untuk dapat menangani dan menghadapi semua situasi sosial dan pekerjaan dengan baik. Holding the long sword – The way of the long sword“Samurai harus pandai memegang pedang, bahkan hanya dengan dua jaripun dapat memainkan pedang panjang”. Inti dari filosofi ini adalah : dalam hidup ini kita haruslah menjadi ahli di suatu bidang. Kita boleh mempunyai banyak ilmu, kita boleh mempunyai pengetahuan luas, tetapi haruslah ahli pada bidang tertentu. Misalnya : kalau kita diminta untuk menjadi akuntan, padahal kita belum pernah maka sebaiknya kita tidak menerimanya; Atau kalaupun terpaksa menerima maka kita haruslah mau untuk belajar tentang akuntansi. Singkatnya, “jangan melakukan suatu pekerjaan yang tidak kita kuasai, Jangan lah menjadi orang yang sok tahu” 

 

Footwork

“Samurai haruslah mempunyai gerakan kaki yang lincah” Di dalam hidup ini, kitapun dituntut untuk mempunyai gerakan kaki selincah samurai, yang artinya adalah cepat dalam mengantisipasi setiap perubahan di sekitar kita. Misalnya : sebagai pemimpin di kantor harus cepat tanggap terhadap complain dari staf dan pemimpin yang baik harus sigap sehingga mengambil suatu kebijakan sebelum complain tersebut terjadi. Seorang marketing harus sigap dalam menangkap keinginan customernya, sehingga dapat menawarkan produk yang sesuai dengan keinginan customer. 

 

The five attitudes – Attitudes and no attitudes Musashi menyebutkan adanya lima sikap seorang samurai yaitu : upper, middle, lower, left, dan right. Akan tetapi Musashi juga menyebutkan bahwa untuk memenangkan pertarungan, seorang samurai tidak perlu mempedulikan sikap mana yang akan digunakan tetapi seorang samurai harus berkonsentrasi penuh tentang cara memotong leher musuhnya. Dalam hidup sehari-hari, kita juga harus mempunyai sikap samurai ini, yang artinya adalah kita harus selalu focus pada satu target dan selalu berusaha keras untuk mencapainya. Tanpa adanya focus pada satu target maka kita dianggap hidup tanpa arah. Dengan kata lain, setiap orang haruslah mempunyai arah dan tujuan hidup, dan berjuang sekuat tenaga untuk berjalan sesuai arah dan berjuang sekuat tenaga untuk meraih tujuan hidupnya. Misalnya : kalau kita ingin memiliki pabrik, maka harus focus pada usaha untuk mewujudkannya. Bukannya hanya bermimpi saja tetapi juga mengusahakannya. Atau kalau kita menghadapi masalah maka kita harus focus pada cara pemecahannya dan bukan pada masalah yang terjadi. Kecenderungannya adalah kita selalu berkutat dan membahas masalah yang ada dan tidak mencari jalan keluarnya. 

 

To hit the enemy in one timing

Samurai harus mampu memotong leher lawannya pada waktu yang tepat. Artinya samurai harus tahu kapan harus mengayunkan pedang dan kapan harus bertahan. Inilah inti dasar dari filosofi “to hit the enemy in one timing”. Selanjutnya, di dalam hidup sehari-hari, kita juga dituntut untuk bertindak di saat yang tepat, kita tidak boleh tergesa-gesa dalam memutuskan sesuatu, serta tidak boleh ceroboh dalam mengambil kesimpulan atau keputusan. 

 

Sebagai summary dapat disebutkan : 

 *kita harus tenang dalam menghadapi segala macam bentuk situasi* *kita harus bersikap wajar dalam menjalani hidup ini, dan tidak over acting* 

 *kita harus pandai dalam menjaga penampilan kita. Tidak perlu badan harus atletis dengan perut six pack, tetapi berpenampilan sesuai dengan keadaan* 

 *kita harus selalu menyimak. Menyimak segala yang terjadi di lingkungan kita, menyimak semua complain, menyimak keinginan teman kantor, menyimak perintah direksi atau atasan, dll* 

 *dengan menyimak maka kita akan memahami lingkungan, memahami kebutuhan orang lain, memahami perasaan orang lain, memahami keinginan atasan dll…sehingga kita dapat bertingkah laku yang menyenangkan sekitar* 

 *kadang kita tahu sedikit tapi bicara banyak, kadang yang tahu banyak malah diam. Dalam hidup, kuasailah suatu ilmu, menjadi ahli di satu bidang, dan yang penting adalah jangan selalu sok tahu segala sesuatu padahal tidak tahu*  

*sigap dan cepat tanggap*  

*hidup dengan arah dan tujuan*  

*tepat waktu, tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan, tidak ceroboh dalam bertindak, dan mengambil keputusan di saat yang tepat*

 

Share this article :
 

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ARTIKELIUS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger