HARI IBU

Alkisah seorang ibu yang amat sangat mencintai anak anaknya. Diusianya sekitar tiga puluh liama an perempuan ini menjadi janda, ditinggal pergi oleh sang suami yang tutup usia.  Mendadak menjadi penanggung jawab nafkah dan pendidik dari lima orang anaknya yang masih kecil membuat perempuan ini bersedia dipersunting oleh pria lain yang sekaligus juga menambah jumlah putra putrinya menjadi tujuh orang.

 

Diusianya menjelang empat puluh tahun, perempuan ini kembali menjadi janda. Perkawinannya kedua sama sekali tidak mengurangi kesulitan hidupnya, bahkan memperparah keadaan ekonomi keluarganya karena harus menghidupi tujuh orang anak anaknya. Namun demikian perempuan ini amat sangat mencintai anak anaknya.  Dia bersedia menuruti selera makan setiap anak anaknya.  Lauk tahu dibuat beraneka masakan, tahu disemur untuk putranya yang tua, tahu disambal goreng untuk putrinya, tahu diisi sayur untuk kesukaan si kecil dan tahu di sop untuk bayinya yang belum punya gigi. Kecintaan dan ketulusan perempuan ini yang amat sangat kepada anaknya membukakan pintu rizki Tuhan kepada keluarganya.

 

Tuhan maha pemurah, entah bagaimana caranya namun akhirnya keseluruhan anaknya dapat menyelesaikan sekolah menengah atas.  Satu persatu anaknya meninggalkan rumah karena mendapat pendamping hidup.  Dan lagi lagi Tuhan ingin membalas penderitaan perempuan ini melalui anak menantunya yang berkelebihan rizki, orang diseputar tempat tinggalnya sempat cemburu dengan keadaannya yang berbalik menjadi senang.

 

Kini perempuan itu berusia enam puluh tujuh tahun. Dalam lima tahun ini tidak kurang dari tujuh kali sudah dirawat di rumah sakit dan satu kali koma, perempuan itu terus menderita dengan penyakit stadium empat.  Entah mengapa, dalam sakitnya yang begitu berat dan penderitaannya yang cukup panjang tak satupun anaknya yang terlihat bersimpati, alih alih ikhlas menawarkan diri untuk merawat si ibu atau mengajak untuk tinggal dirumah anak.  Jadilah si ibu melamun sepanjang hari dan terus merindukan kehadiran anak anak di sisinya.

 

Syukurlah seorang menantu perempuannya berbekal ilmu agama, perempuan tua yang terus sakit itu pun diajaknya tinggal dirumahnya.  Sang menantu terus mencari tau rahasia Tuhan atas penderitaan mertuanya yang cukup dalam. Dari penelurusannya yang panjang, sang menantu menduga sebab dari penderitaan itu adalah kecintaan ibu mertuanya yang begitu besar kepada anak anaknya, yang mengalahkan cintanya kepada Tuhannya sendiri.  Tak dijumpainya bekas bekas didikan agama di keseharian suaminya, tidak terdengar tutur kata yang santun dari ipar iparnya, kuatnya rasa iri pada orang lain sangat mewarnai percakapan keluarga suaminya.

 

Oh Tuhan...jangan biarkan kami menjadi ibu yang mencintai apapun lebih dari cinta kami kepada Mu dan Rasul Rasul mu... semoga cinta yang kami berikan kepada keluarga Engkau balas dengan cinta Mu yang lebih besar. Selamat hari ibu...

 Juliana H

 

Share this article :
 

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ARTIKELIUS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger