Cerita Sebelum Tidur Berbahaya

Sumber : www.roemahnlp.com

Sudah turun temurun memberikan cerita kepada anak saat menjelang tidur. Berbagai cerita beredar. Baik yang secara lisan dari mulut ke mulut, hingga yang sudah dibukukan. Dari jaman yang sudah lama sekali hingga cerita yang baru. Simak saja salah cerita yang sudah merambah seluruh nusantara, bahkan negara tetangga, tentang fabel Si Kancil.
Si Kancil yang sangat piwai memperdayai berbagai binatang lainnya dengan segala macam trik, yang terkadang juga licik. Namun selalu saja, dalam banyak kisah Si Kancil selalu menjadi pemenang. Wah cerita ini bisa terasa begitu serunya saat kita masih kecil. Saya termasuk salah satu yang kadang mendengar kisah Si Kancil. Entah dari mana, ayah saya mendapatkan inspirasi cerita itu. Sebagai tanda saja, ternyata kakak saya yang selisih umur hingga 10 tahunan juga pernah mendengar cerita itu. Artinya, cerita itu jauh lebih tua dari usia saya. Entah berapa juta orang yang sudah mendengar kisahnya. Dan berlipat jumlahnya tentunya yang pernah mendengar cerita sebelum tidur.
Dan kita pernah mendengar tentunya, saat menjelang tidur, seseorang baik kecil ataupun besar, mengalami proses dari penurunan gelombang otak dari Beta, Alpha, Theta hingga Delta. Proses dari kondisi "sadar" hingga sudah "tidak sadar". Berarti ada posisi peralihan beberapa saat menjelang "tidak sadar". Sedang pada posisi Alpha dan Tetha, maka seseorang akan jauh lebih mudah menyerap sebuah informasi, baik berupa cerita, afirmasi, nasehat, dll. Pada kondisi ini, terjadi by pass dari panca indera ke fikiran. Namun, setelah posisi Tetha Dalam, merupakan posisi menjelang Delta. Dimana, saat ini seluruh panca indera juga akan beristirahat. Tidak ada informasi yang bisa diserap dan diteruskan ke fikiran.
Hal tersebut, akan menjadi pembatas, saat kapan informasi masih mengalir dan akan terhenti. Selain itu juga, pada posisi Alpha dan Tetha ini, informasi akan langsung masuk kedalam memory dalam. Yang secara otomatis (bawah sadar) akan berpengaruh dalam kehidupan. Kita masih ingat peranan fikiran bawah sadar, memiliki 88% pengaruh.
Sekarang, kita simak ilustrasi berikut ini. Saat seseorang menceritakan kisah Si Kancil, misalnya. Cerita tersebut dari awal sejak Kancil berjalan-jalan ke pesawahan dan ladang sekitar hutan. Kebetulan dia melewati sebuah ladang timun milik seorang petani. Dia melihat adanya timun yang sangat segar, walau sore hari masih cukup terlihat jelas timun-timun tersebut. Banyak lagi jumlahnya. Si Anak yang mendengar cerita tersebut sudah mulai mengantuk cukup berat. Pada posisi ini mungkin gelombang otaknya sudah pada kondisi Theta dalam.
Lalu cerita dilanjutkan. Si Kancil mulai berfikir culas, untuk mencuri timun-timun itu. Toh Pak Tani yang menanam sudah pulang ke rumah. Lalu dia masuk, melalui salah satu celah pagar yang cukup besar, dan segera mendapati timun yang segar-segar.
"Wah luar biasa, enak dan segar timu ini", kata Kancil.
"Ternyata mencuri, tetap terasa enak dan segar. Tidak usah bayar lagi. Nikmatnya!", lanjutnya.
Pada saat cerita sampai disini, Anak yang sudah mengantuk sekali, ternyata sudah tertidur. Sehingga tidak mendengar lagi cerita sambaungannya. Bagaimana Kancil, terjebak perangkap oleh Pak Tani.
Informasi (bisa jadi sugesti) yang kuat masuk terakhir ke anak tadi, "Ternyata mencuri, tetap terasa enak dan segar. Tidak usah bayar lagi. Nikmatnya!". Bagaimana kalau ini menjadi sebuah keyakinan yang tertanam? Dan memang secara otomatis, hal ini tertanam. Walau orang tua atau siapa saja, juga menanamkan hal yang lebih baik dan positif, untuk memberikan kekuatan kontra terhadap keyakinan negatif atau buruk. Namun alangkah lebih baik, jika tidak ada sedikitpun keyakinan negatif yang masuk, atau setidaknya diminimalkan.
So, bagaimana solusinya?
Okey, saat memberkan cerita kepada anak menjelang tidur, ceritakan dengan posisi duduk berhadapan dengan anak. Ceritakan sebaik mungkin dengan expresi dan fisiologis terbaik. Ini sekaligus mengajarkan pola komunikasi yang totalitas. Setelah selesai ceritanya, berikan resume cerita dan pesan yang bisa diterima, berdasar cerita tersebut. Dan akhiri pesan agar senantiasa berdoa, bersyukur, pasrah diri dan mengingat Tuhan menjelang tidur. Baru kita persilahkan, anak kita tidur dengan baik.
Selamat bobo.... dan semoga menjadi inspirasi yang penuh manfaat.

 

Ubah Perilaku Anak dengan Film Kesenangan


Kalau banyak orang tua sedang berkumpul, sering sekali terdengar saling menceritakan kelebihan hingga keluhan perilaku anaknya. Ada yang sangat senang menggambar, mewarnai, menulis, belajar membaca, nonton televisi, main game, dll. Banyak sekali. Tidak jarang saat salah satu sedang menyampaikan kelebihan anaknya, maka yang lain juga tidak mau ketinggalan mencerikan dengan bumbu yang lebih sedap. Juga jika salah satu ibu bercerita tentang keluhan dari perilaku anaknya. Yang lain berebut, sehingga seolah keluhannya lebih gila atau bahkan lebih berat dibanding dengan ibu lainnya. Eh.. maaf jadi bahas ngrumpinya para ibu, yang kayaknya para bapak juga demikian.. he he
Ngomong-ngomong keluhan orang tua atas anaknya, ternyata jika digali lebih jauh hal ini ierjadi sangat sering. Dari berbagai golongan. Wah sekarang kita tentunya tidak sedang membahas masalah, harus mulai berpindah fokus pada penyelesaian.
Sebut saja Ibu ini dengan Novi. Dengan canggung Novi menceritakan perihal puterinya yang baru satu-satunya. Perilaku puterinya telah membuat lelah berfikir bagaimana mendapatkan solusi. Berbagai metode sudah dilakukan, namun hasilnya belum juga maksimal. Dengan canggung dan terasa berat, akhirnya Novi juga menceritakan. Entah berat karena terlalu pesimis mendapatkan solusi atau entah karena apa.
Putrinya anak yang cerdas. Berbagai mata pelajaran sekolah di kelas 1 SD saat ini dengan mudahnya bisa diterima. Seperti juga halnya saat di Play Group dan TK. Memang sudah tampak kecerdasannya. Sangat sering mendapatkan pujian baik dari para guru ataupun orang tua teman-temannya.
Namun pada saat awal kepindahan lingkungan baru di SD, hal ini menjadi sesuatu yang membuat Novi dan keluarga menjadi berfikir berlipat dari biasanya. Rupanya si Puteri menjadi sangat "manja" saat di sekolah. Dari mulai harus ditunggui dari sejak masuk hingga pulang sekolah, sering merasa kehilangan, bahkan bisa menjadi tangis yang histeris saat mengetahui orang tuanya tidak menunggui di tempat biasanya. Bukan saja orang tua yang harus mencari jalan keluar, para gurupun ikut berfikir keras.
Kegemaran Puteri yang cerdas ini menonton beberapa jenis film. Ada yang sangat disukai walau sudah menonton entah berpuluh kali, tetap saja diputar ulang. Novi diminta memilih salah satu jenis film yang paling favorit diantara yang menjadi langganan untuk ditonton. Selain itu juga melakukan pengamatan, pada scene tertentu dari film yang sangat membuat emosi Puteri tersebut memuncak, baik rasa yang sangat senang atau gembira ataupun rasa kaget atau bersedih.
Pertemuan berikutnya dari setiap scene yang mampu membangkitkan emosi tertentu dengan intensitas yang lebih tinggi, diambil cukup 3 yang paling dominan dari yang ada. Dari scene tersebut, dilakukan pemotongan film saat ditengah scene yang membuat pick emotion. Dengan salah satu software, edit media ini, diselipkan kata-kata positif berupa nasehat singkat dengan kalimat positif yang isinya, perubahan pada puteri yang dikehendaki. Begitu juga pada scene yang lainnya.
Yang menjadi tujuan utama proses ini adalah, saat si Puteri sedang dalam emosi yang terbawa oleh film yang ditontonnya, maka dengan fokus yang kuat pada adegan yang terjadi, ada daerah kritis dalam fikiran yang terbuka. Bahasa mudahnya, terbukanya pintu alam bawah sadar. Dan saat tersebut bisa saja gelombang otak pada posisi Alpha atau Theta. Saat ini digunakan untuk memberikan instruksi by pass kepada puteri, dengan media tulisan. mengingat si Puteri sudah sangat pandai membaca, maka pesan ini sampai dan bisa difahami dengan baik.
Cara ini juga bisa digunakan kepada anak-anak yang menyukai film baru. Sebelum ditonton, editlah film tersebut dengan memperhatikan kemungkinan besar titik scene yang membuat pick emotion pada anak tersebut. Edit, berikan nasehat atau apapun dengan kalimat positif pendek dan jelas. Berdayakan hobi menonton film anak, untuk memasukkan believe dan hal-hal positif.
Ya trik yang sangat mudah sekali. Sehingga untuk saat ini, menjadi hal yang bisa dilakukan oleh kita semua di rumah. Sehingga harapan dan keinginan dari perilaku anak bisa kita set dengan baik. Mari kita lakukan.... semoga memberikan manfaat untuk kita semua. (Yant Subiyanto, ST, CM-NLP, CH, CHT)
 

Perverse Motivation

By Brian Tracy

Everyone likes to buy, but no one wants to be sold. People don't like to feel that they are the recipients or the victims of a sales presentation. Most customers are independent in their thinking, and they don't like to think that they are being manipulated, pressured, or coerced into doing anything. They like to feel as though they are making up their own minds based on good information that has been presented to them.

Sales Helper

The best salesperson is perceived as a helper who assists prospects in getting what they want and need. Remember, it is the perception of the customers that, more than anything else determines how the customer behaves toward a salesperson. You must do everything possible to appear to be helping rather than selling.

Salespeople are Teachers

Top salespeople are teachers who show their customers how products and services work to satisfy their needs. The more you are perceived as a teacher, the more likely it is that you will also be perceived as a consultant or an advisor. You will be seen as a trusted counselor who can be depended upon to help customers get what they want by means of the product or service that you are selling.

Don't Pressure the Customer

If ever your customers feel, even for a moment, that you are trying to sell them into buying something, they will instantly resist and withdraw. The most important part of selling is the quality of the trust bond that exists between you and your customers. You can't afford to do anything that threatens that trust bond. It is important that the customer feels that they are being informed about something that will benefit them, rather than feel pressured to buy a product that is being pushed upon them.

Design Presentation

Design your presentation in such a way that you are always showing, explaining, and asking questions to assure agreement and understanding. See yourself as a teacher with a willing and able student, eager to learn.

Action Exercise

Think of yourself as a teacher and your sales presentation as a "lesson plan." Always begin your presentation with agreement on the value or benefit that the customer seeks that your product or service can deliver.

 

NLP Dalam Hypnotherapy

Sumber: PortalNLP.com

Artikel ini mungkin mengangkat kembali tema lama, yaitu mengenai relasi antara NLP dan Hypnosis. Akan tetapi saya tetap beranggapan tidak ada salahnya untuk diulas kembali, untuk memperkaya wawasan dari para pembelajar NLP. Minimal akan membantu mereka yang masih berkutat di ranah teorititis, dan masih gamang untuk meng-aplikasi-kan NLP.

Sebelumnya saya paparkan sedikit, sekadar sebagai latar belakang. Saya adalah praktisi Hypnotherapy, dan juga pernah sedikit mempelajari NLP dengan metode belajar gado-gado, alias campur-sari dari berbagai sumber. Mulai dari seminar resmi, membaca buku secara otodidak, surfing di dunia maya, diskusi dengan teman-teman para pakar yang ada di portal ini, juga ditambah dengan sedikit ngarang-ngarang teori sendiri …. he he …..! Pokoknya NLP Rock 'n Roll !

Lha kalau saya yang Rock 'n Roll saja nekad-nekad saja mengaplikasikan NLP, maka seharusnya anda-anda yang lebih NLP-er, apa lagi yang sudah digodok mas Ronny FR selama tujuh hari, harusnya lebih josss lagi …….! Ok ?!

***

Dalam Hypnotherapy, terutama dalam praktek profesional, kita akan menghadapi Client dengan tanggung-jawab profesional pula, karena Client telah mengeluarkan sejumlah biaya dan tentu saja menyisihkan waktu secara khusus.

Pada prakteknya seorang Hypnotherapist akhirnya akan "bermain" dalam ruang yang fleksibel, termasuk penggunaan berbagai metode yang "agak bukan hypnotherapy", yang terpenting pokoknya Client "dapat menjadi lebih baik" !

Juga akhirnya seorang Hypnotherapist menjadi wajib untuk melengkapi berbagai pengetahuan lain, mulai dari ranah manajemen, sains populer, psikiatri umum, bahkan mungkin perlu memahami prinsip-prinsip Taoism, sedikit-sedikit istilah Tareqat, dan mungkin mengerti perbedaan antara Zoroaster, Kong Hu Cu, dan Buddhism. Mengapa ? Karena salah satu hal yang akan menunjang keberhasilan dari Hypnotherapy, adalah Client "percaya" bahwa kita benar-benar serba-tahu !

***

Secara teknis proses Hypnotherapy yang saya lakukan selalu melibatkan 3 teknik utama, yaitu : (1). Hypnosis & Hypnotherapy konvensional (2). NLP (3). Ericksonian. Saya sengaja membedakan antara Hypnosis & Hypnotherapy konvensional dengan Ericksonian, yang dalam hal ini adalah Ericksonian yang lebih dekat dengan versi Stephen Giligan. Kenapa ? Karena memang saya memandang Ericksonian sebagai suatu seni yang agak berbeda dengan Hypnosis konvensional, dan menurut saya Ericksonian adalah suatu seni yang "tidak terlihat" tetapi "terasakan" !

Artikel ini akan lebih banyak membahas penggunaan prinsip-prinsip NLP dalam proses Hypnotherapy. Dan maaf sebelumnya jika terdapat istilah-istilah yang mungkin tidak standar, karena memang pengetahuan NLP saya benar-benar acak-adul …. alias hajar bleh ……!

***

Building Rapport

Dalam proses Hypnosis, "kenyamanan pikiran bawah sadar" menempati peranan yang teramat sangat penting. Pada umumnya kegagalan proses Hypnosis (baik di panggung atau di ruang therapy) hanya dikarenakan sang Hypnotist tidak piawai untuk men-setup "pikiran bawah sadar" Subyek agar "nyaman" dan "terelasi" dengan sang Hypnotist.

Pengetahuan NLP di seputar bagaimana membangun "Rapport" akan sangat membantu. Seorang Hypnotherapist harus piawai dalam menerapkan teknik Calibration, Matching, Mirroring, dll, sejak awal bertatap muka dengan Client.

Bahkan salah satu motto dalam Hypnotherapy adalah : "Buatlah Client menjadi jatuh cinta dengan anda !". Tentu yang dimaksudkan adalah jatuh cinta dalam makna kontekstual therapy, yang akan membuat mudahnya proses therapy ! Bagaimana cara tercepat untuk membuat orang jatuh cinta kepada anda ? Ya apa lagi kalau bukan teknik-teknik NLP untuk Building Rapport ?

Hal yang perlu diingat, bahwa teknik-teknik tersebut harus benar-benar dibawakan secara alamiah dengan kompetensi yang tinggi. Karena jika anda terlihat menjadi artificial dalam menerapkannya, maka yang terjadi akan sebaliknya, karena pikiran bawah sadar sangat peka dan dapat "melihat" apakah sesuatu berlangsung alami atau bukan alami. Hati-hati !

***

Meta-Model, Milton-Model, dan Reframing

Tahapan berikutnya dari proses Hypnotherapy adalah : "Intake Interview", yaitu wawancara untuk mengetahui permasalahan Client.

Pada tahapan ini seorang Hypnotherapist harus meletakkan "belief" dan "subjective experience"-nya terlebih dahulu untuk sementara, bahkan juga meletakkan sesaat prinsip "benar" dan "salah".

Seorang Hypnotherapist harus memiliki kejelian dan kenetralan dalam mengeksplorasi permasalahan dari Client.

Nah untuk inilah pengetahuan mengenai Meta Model akan sangat membantu Hypnotherapist untuk "menggali" dan menyimpulkan "apakah yang sebenarnya terjadi" !

Sekali lagi semuanya harus dilakukan secara mengalir. Hypnotherapist harus menguasai teknik Chunk-Up & Down, juga berpindah dari Meta-Model ke Milton Model atau sebaliknya.

Ada yang mengatakan bahwa sesungguhnya tugas seorang Hypnotherapist adalah melakukan "Reframing", baik secara harafiah dalam makna teknis (misal content & context), ataupun reframing yang dibawakan pada tahapan "Suggestion Therapy".

Tidak jarang proses Reframing ini justru terjadi pada saat proses "Intake Interview", saat penerapan Meta-Model yang tepat yang akan membuat Client menemukan sendiri "aha …"-nya.

***

Representational Systems

Tahapan berikutnya dari Hypnotherapy adalah : "Exporing Client Modalities". Dimana tahap ini Hypnotherapist meng-collect berbagai hal yang nantinya diperlukan pada saat proses therapy, antara lain untuk penyusunan script yang sesuai, mulai Induction Script, Deepening Script, termasuk juga Therapeutic Script yang akan diterapkan.

Pengenalan VAK Client, dan bila mungkin juga "strategi berpikir" Client akan sangat membantu penyusunan Script yang efektif.

Nah, tentu semua telah memahami, ini adalah pengetahuan di bagian-bagian awal NLP.

Ini akan membuat Hypnotherapist dapat memilih kira-kira Script manakah di bawah ini yang paling tepat bagi Client :

"Bayangkan cahaya berwarna terang memasuki diri anda …."

Atau

"Rasakan getaran energi dari alam semesta memasuki diri anda ….."

***

Meta-Program

Secara umum pengenalan terhadap Meta-Program dari Client akan sangat membantu dalam proses diskusi, maupun saat penyusunan Script. Menyusun motivational-script untuk Client dari tipe "Towards" tentu 180 derajat berbeda dengan Client dari tipe "Away From".

Nah disini lagi-lagi pengetahuan Meta-Model kembali berperan dalam interview untuk "memotret" meta-program dari Client.

***

Perceptional Positions

Dalam Hypnotherapy dikenal istilah "mencari akar permasalahan di masa lalu", dimana mungkin ini merupakan salah satu teknik propietary Hypnotherapy, karena menggunakan teknik "Regression" yang harus dilakukan dalam kondisi "Deep Trance", dan harus menempatkan Client dalam kondisi "Revivication" atau "mengalami kembali secara nyata". Teknik ini hanya dapat dilakukan oleh Hypnotherapist yang benar-benar terlatih, karena jika terjadi kesalahan teknis, justru akan membangkitkan traumatik.

Nah, katakanlah Hypnotherapist telah berhasil menemukan "akar permasalahan" yang di Hypnotherapy disebut dengan "Initial Sensitizing Event" & "Subsequent Sensitizing Event", maka apa yang harus dilakukan ?

Pada intinya Hypnotherapy memandang bahwa manusia memiliki "path" yang berasal dari masa silam (masa kecil) yang berhubungan dengan apa yang "dirasakan" pada hari ini. Sehingga salah satu teknik Hypnotherapy adalah "mendamaikan" atau "menyelaraskan" kembali hal-hal yang "tidak selaras" di masa silam.

Pada kasus dimana "Initial Sensitizing Event" berupa suatu kejadian yang menyakitkan yang melibatkan beberapa pihak, maka NLP, khususnya teknik "Perceptual Positions" dapat dipergunakan, tentu dengan modifikasi sedikit disana-sini jika diperlukan. Mungkin jadi NLP versi Gestalt, atau Gestalt versi NLP ya ?

***

 Milton Model

Dan tentu saja teknik-teknik yang terdapat dalam "Milton Model" dapat dipergunakan secara luas, mulai dari menerapkan "Waking Hypnosis" yang terkadang sangat efektif untuk me-release depresi & stress. Menerapkan Chunk-Up saat induksi atau saat "Suggestion Therapy". Sampai dengan penerapan metafora yang merupakan salah satu kekuatan dari teknik Ericksonian.

Saya pribadi sangat favorit dengan Milton-Model, dan tentu saja Ericksonian.  Terutama untuk kasus Stress dan Depresi, saya nyaris selalu menggunakan teknik Ericksonian yang dapat menghasilkan  "Shifting Consciousness" atau Trance dalam posisi membuka mata, tetapi berbeda dengan yang dimaksud di Davis-Husband pada "Ability To Open Eyes Without Affecting The Trance". Hampir seluruh Script inti saya juga mengandung "plesetan" atau "metafora" ala Erickson. Karena gaya semacam ini nyaris anti "salah", karena "nggak jelas-jelas amat" ….. he he …..

***

Masih banyak sekali contoh-contoh dari penerapan NLP di bidang Hypnotherapy yang kalau ditulis seluruhnya mungkin justru membuat anda semua menjadi bosan. Misalkan penerapan "Creating Change With Sub-Modalities" yang dapat diimplementasikan secara kreatif dalam Hypnotherapy, penerapan "Six Step Reframming" dalam kondisi Trance, dsb.

Baiklah, kiranya contoh-contoh sederhana yang dicuplik dari praktek riel ini dapat mengilhami para NLP-er untuk dapat mentransformasikan jurus-jurus NLP secara kreatif pula dalam bidang-bidang lainnya.

Kata Mas Ronny FR, NLP itu bak Transistor, Resistor, Capasitor, Induktor, Transformator, dll. Tinggal kita mau membuat apa ? Tinggal dirangkai ! Mau membuat Power Supply ya boleh, mau membuat Amplifier ya silakan disusun sendiri ! Bener ora Mas …..? Nak salah .. tulung di-koreksi …!  He .. he … soalnya  pakar yang satu ini adalah salah satu referensi penting saya untuk NLP. Paling tidak kalau saya bingung soal NLP, saya tinggal tanya ke beliau ini. Enak kan ? Nggak usah ikut mikir ! Langsung ngerti ! He … he …..

***

Btw …. bagi yang senang dengan Sulap ….. silakan membuat pertunjukkan yang menarik dengan menggabungkan teknik sulap kartu, dengan teknik forcing yang didasari oleh Milton-Model ! Jauh lebih joss dibanding dengan teknik forcing konvensional ! Anak-anak muda pesulap Bali saya kenalkan teknik ini ….! He .. he ….. (Note : di dunia Sulap dikenal istilah "Forcing", yaitu teknik untuk "memaksa" agar seseorang berpikir sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Sang Pesulap).

 

Self Leadership

By. Teddy Prasetya Yuliawan

Manusia adalah makhluk beralasan.

Kalimat di atas cukup lama terngiang dalam benak saya, membuat saya trance bukan kepalang mencari makna yang menyimpulkannya. Entah dari mana ia bermula, baru belakangan saya mampu melihat titik terang yang menggairahkan.

Mari kita tengok perilaku manusia (baca: kita sendiri). Mengapa ia muncul? Mengapa saya melakukan sesuatu, dan tidak melakukan yang lain? Mengapa saya memilih satu hal dan membiarkan hal yang lain? Mengapa saya menyukai seseorang dan tidak yang lain?

Pertanyaan-pertanyaan di atas pun menggelayuti pikiran saya hingga berujung pada pertanyaan: Adakah  perilaku manusia yang muncul tanpa alasan?

Orang makan karena lapar. Orang tidur karena ngantuk. Orang kerja karena menyambut rezeki. Orang sekolah karena ingin pandai. Orang menikah karena ingin membangun keluarga dan berketurunan. Orang beragama karena ingin damai. Dan seterusnya.

Well, mungkin ada, mungkin tidak. Dianggap tidak pun, ia selalu bisa dicari alasannya. Maka mungkin memang kalimat di atas ada benarnya, manusia adalah makhluk beralasan. Kita perlu alasan untuk berpikir, merasa, dan bertindak. Tanpa alasan, kita akan berhenti. Ah, padahal berhenti pun juga merupakan alasan.

Pertanyaan 'mengapa' ini pula lah yang rupanya mendorong Richard Bandler dan John Grinder membedah model terapi Fritz Perls, Virginia Satir, dan Milton Erickson, hingga melahirkan NLP di akhir dekade 1970-an.

"Mengapa mereka bisa melakukan sesuatu berbeda dari yang lain?"

Lalu dilanjutkan, "Apa perbedaan yang membedakan mereka dari yang lain?"

Dan, NLP pun lahir. Karena alasan. Menggunakan bahasa NLP, alasan adalah bentuk keyakinan yang umumnya berstruktur cause-effect atau complex equivalence (sila baca buku INI bagi yang belum paham). Dan keyakinan, memang berfungsi menaungi berbagai bentuk keterampilan dan perilaku. Sebuah perilaku bisa muncul atau tidak, amat tergantung pada apakah ia masuk dalam daftar yang ada dalam keyakinan yang menuanginya.

Membahas hal ini, saya teringat beberapa kali membantu klien yang setelah diintervensi dengan berbagai cara yang saya anggap ampuh, belum memunculkan hasil yang menggembirakan. Dalam kondisi demikian, salah satu pertanyaan favorit saya kemudian adalah, "Anda percaya Tuhan Maha Sempurna?"

"Tentu," demikian jawaban standar, bahkan dari seorang yang tidak taat agama sekalipun.

"Menurut Anda, mungkinkah Tuhan iseng memberi Anda kondisi ini? Atau mungkinkah ia salah orang, sehingga seharusnya bukan Anda yang menerimanya?" tanya saya kemudian.

"Tidak mungkin."

"Lalu, menurut Anda, dengan ke Maha Sempurna-an-Nya, apa alasan Dia member Anda kondisi ini?" tanya saya dengan sungguh-sungguh.

Cukup sering sesi saya segera berakhir setelah saya mengajukan pertanyaan tersebut. Karena rupanya pertanyaan demikian mengajak seseorang untuk keluar dari kotak masalahnya, menuju sebuah state of mind alam keserbamungkinan. Ia yang tadinya mentok mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi, seketika mendapatkan pencerahan. "Sulit bagi saya menemukan solusi jika saya hanya mengandalkan diri sendiri. Mengapa tidak saya serahkan pada Tuhan untuk membimbing saya? Bukankah ia Maha Mengetahui dan Maha Kuasa?"

Dari titik inilah konsep Self Leadership Mastery berawal. Setiap manusia adalah pemimpin. Maka alasan keberadaan manusia adalah untuk menjadi pemimpin.

Memimpin apa?

Memimpin apa yang dititipkan padanya.

Apa saja?

Semuanya. Jiwanya, tubuhnya, pikirannya, perasaannya. Itu yang paling mendasar.

Saat mulai dewasa dan bersekolah, ia dititipi ilmu.

Loh, kok dititipi ilmu? Ya karena begitu lulus ia dituntut untuk menggunakan ilmunya, dalam bentuk bekerja.

Setelah menikah ia dititipi keluarga, suami/istri, anak, kakak, adik, dan lain lain. Belum lagi ia dititipi tetangga, kawan, karyawan (jika punya perusahaan sendiri), dan seterusnya.

Adakah manusia yang hidup tanpa titipan? Tentu tidak. Maka sangat logis jika setiap manusia adalah pemimpin, yang akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang dipimpinnya. Persis seperti pemimpin perusahaan yang selalu dimintai pertanggungjawaban oleh pemegang saham.

Sisi lain, dikatakan titipan sebab ia tidak benar-benar memilikinya. Ketika sampai waktunya, setiap hal yang ia miliki akan bisa diambil tanpa bisa ia kontrol. Maka tugas pemimpin memang mengelola titipan agar ia dimanfaatkan menurut keinginan sang pemilik.

Maka sesi pertama "Self Leadership Mastery" adalah sesi saat saya mengajak setiap orang untuk menyelami alasan keberadaannya. Apa saja yang dimiliki? Bagaimana kah ia harus digunakan? Bagaimana kah ia bisa memuaskan Sang Pemilik?

Bagaimana caranya?

Nah, mari kita praktikkan langsung sebuah latihan favorit saya.

Mulailah dengan berdiri di sebuah tempat yang memungkinkan Anda untuk melangkah sebanyak 5 langkah ke belakang.

Pikirkan sebuah situasi yang Anda ingin mempunyai lebih banyak pilihan, yang Anda memiliki keraguan bahwa Anda sudah menggunakan semua sumber daya yang Anda miliki, yang Anda merasa bahwa Anda bukanlah Anda yang sebenarnya. Anda juga bisa menggunakan latihan ini untuk lebih memastikan bahwa Anda sudah menyelaraskan semua sumber daya yang Anda miliki.

Mulailah dengan memikirkan lingkungan di tempat Anda merasakan munculnya masalah tersebut.

Deskripsikan lingkungan tempat Anda berada.

Di manakah Anda?

Siapa saja yang ada di sekeliling Anda?

Apa saja hal yang bisa tandai di tempat ini?

Lihat apa yang Anda lihat, dengar apa yang Anda dengar, dan rasakan apa yang Anda rasa di tempat tersebut.


Ambil satu langkah ke belakang.
Biarkan pemahaman Anda tentang lingkungan tadi berada pada tempatnya di hadapan Anda. Kini Anda berada dalam tempat yang membuat Anda memikirkan perilaku Anda.

Nah, sekarang, di tempat ini, dengan tetap memikirkan situasi yang sama, apa saja yang sedang Anda lakukan?

Pikirkan Anda sedang bergerak, mengambil tindakan, dan berpikir.

Pikirkan bagaimana perilaku Anda menyesuaikan diri dengan lingkungan Anda.

Lihat apa yang Anda lihat, dengar apa yang Anda dengar, dan rasakan apa yang Anda rasa demi melakukan hal-hal tersebut.


Ambil satu langkah lagi ke belakang,
ke sebuah tempat yang sebentar lagi akan membantu Anda memahami berbagai kemampuan yang Anda miliki.

Pikirkan berbagai keterampilan yang Anda miliki.

Apa saja kah keterampilan itu?

Bagaimana sikap mental yang Anda miliki?

Bagaimana kualitas berpikir Anda?

Kemampuan komunikasi dan interpersonal apa saja yang Anda miliki?

Kualitas apa saja yang Anda miliki yang sejauh ini sudah menjadikan hidup Anda lebih baik?

Hal apa saja—dalam konteks apapun—yang dapat Anda lakukan dengan baik?

Lihat apa yang Anda lihat, dengar apa yang Anda dengar, dan rasakan apa yang Anda rasa demi melakukan hal-hal tersebut.


Melangkah ke belakang lagi, berefleksilah kepada keyakinan dan nilai-nilai yang Anda miliki.

Apa saja yang penting bagi Anda?

Apa saja yang bermakna bagi Anda?

Keyakinan yang membangun apa saja yang Anda miliki terhadap diri Anda sendiri?

Keyakinan yang membangun apa saja yang Anda miliki terhadap orang lain?

Prinsip apa saja yang sangat Anda pegang teguh?

Lihat apa yang Anda lihat, dengar apa yang Anda dengar, dan rasakan apa yang Anda rasa demi melakukan hal-hal tersebut.


Anda bukanlah perilaku Anda, pun bukan pula keyakinan Anda. Ambil satu langkah ke belakang, dan p
ikirkan keunikan personal Anda, identitas diri Anda.

Apa misi Anda dalam hidup?

Orang seperti apa kah Anda?

Rasakan menjadi diri Anda sendiri sepenuhnya, dan apa yang ingin Anda capai dalam hidup.

Ekspresikan dalam metafora—simbol atau apapun yang muncul dalam pikiran Anda yang dapat menggambarkan diri Anda.


Ambil langkah terakhir,
sebuah langkah yang sejenak lagi akan membuat Anda terhubung pada sesuatu yang tak terbatas.

Pikirkan bagaimana Anda terhubung dengan sesuatu yang tak terbatas. Beberapa orang merasakan keterhubungan dengan sesuatu yang begitu besar, jauh lebih besar dari dirinya. Sebuah perasaan terhubung yang menghimpun keseluruhan diri Anda bersama makhluk-makhluk lain, sehingga Anda merasa begitu kecil.

Rasakan perasaan terhubung ini. Metafora apakah yang tepat untuk menggambarkan hal ini?


Ambil perasaan terhubung ini sembari Anda melangkah maju ke lokasi tempat
Anda memikirkan  identitas diri Anda (satu langkah di depan), dengan tetap mempertahankan posisi tubuh persis seperti pada langkah terakhir . Perhatikan, dengarkan, dan rasakan perubahan yang muncul.

 

Sekarang, ambil perasaan diri Anda yang baru ini, berikut metaforanya, untuk melangkah ke lokasi tempat keyakinan dan nilai-nilai berada. Pertahankan posisi tubuh Anda seperti sebelumnya.

Apa saja yang penting bagi Anda sekarang?

Apa saja yang Anda yakini sekarang?

Apa yang Anda inginkan untuk Anda anggap penting?

Apa yang Anda inginkan untuk Anda yakini?

Keyakinan dan nilai-nilai apa saja yang menggambarkan identitas Anda?

 

Ambil perasaan keyakinan yang baru ini dan melangkahlah ke level keterampilan, dengan tetap mempertahankan posisi tubuh sebelumnya.

Bagaimana menurut Anda, keterampilan Anda akan bertransformasi dan semakin meningkat serta semakin dalam?

Bagaimana Anda akan menggunakan keterampilan tersebut dalam level yang paling maksimal?


Pertahankan posisi tubuh Anda, dan melangkahlah ke level perilaku.

Bagaimana Anda akan berperilaku sehingga menggambarkan keselarasan yang sudah Anda rasakan sekarang?


Terakhir, melangkahlah ke tempat Anda pertama kali berdiri, tempat Anda memikirkan lingkungan Anda.

Bagaimana semuanya terasa berbeda ketika Anda membawa keselarasan ini ke lingkungan tempat Anda berada?

Tandai perasaan Anda demi membawa keselarasan ini.

Aha, apa yang Anda rasakan sekarang? Beberapa rekan yang telah melakukannya di kelas-kelas saya biasa mengatakan bahwa mereka merasa memiliki tubuh dan pikiran yang lebih utuh daripada sebelumnya. Semua terasa menyatu dan selaras. Beberapa yang rutin melakukan latihan ini bahkan bercerita bahwa mereka mampu mengambil keputusan baru yang selama ini tidak berani mereka ambil.

OK. Saya akan biarkan Anda untuk mulai berlatih, sendiri atau berpasangan. Dan kita diskusikan kembali apa saja yang Anda dapat setelahnya.

 

SUMPAH PEMUDA - KOMITMEN MBAH MARIJAN

Mungkin sebagian dari kita ada yang mengernyitkan dahi membaca judul artikel ini. "Sumpah pemuda komitmen Mbah Marijan? Emang Mbah Marijan ikut sumpah pemuda?"

Jelas tidak. Ketika Sumpah Pemuda dideklarasikan, Mbah Marijan baru berusia kurang lebih 1 tahun. Yang saya ingin angkat disini adalah Sumpah Pemuda sebagai suatu komitmen dan contoh keteguhan komiten yang ditunjukkan oleh Mbah Marijan. Jadi dua hal yang bisa kita pelajari – HANYA jika kita mau mempelajarinya – adalah kekuatan komitmen dan cara memenuhi komitmen.

82 tahun yang lalu Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) pemuda-pemuda yang berlainan suku, ras, dan bahasa/dialek - Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, Pemuda Kaum Betawi, dll, termasuk perwakilan pemuda Tionghoa – merumuskan Sumpah Pemuda sebagai hasil Kongres Pemuda kedua yang digelar di gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB).

Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.

Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.

Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Itu adalah versi asli dari Sumpah Pemuda. Sumpah yang merupakan komitmen penyatuan berbagai perbedaan ke dalam satu identitas kebangsaan. Ini adalah KOMITMEN yang MELAHIRKAN bangsa Indonesia. Ini adalah KOMITMEN yang MENTRANSFORMASIKAN 'nasib' bangsa Indonesia.

Apa sih komitmen itu?

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, komitmen adalah perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu. Dalam thefreedictionary.com kata commitment dijelaskan sebagai "the state of being bound emotionally or intellectually to a course of action" atau "keadaan dimana (seseorang) terikat secara emosional dan intelektual kepada suatu tindakan tertentu" dalam Bahasa kita. Komitmen adalah sesuatu yang sangat kuat, bahkan amat sangat teramat kuat sekali – begitulah seharusnya. Contoh kekuatannya adalah lahirnya Bangsa Indonesia dari komitmen para pemuda ditahun 1928.

Komitmen biasanya, dan sebaiknya, didahului oleh suatu deklarasi- untuk cara deklarasi yang benar silahkan baca buku H.U.M.A.N Technology, hal 218. Sebelum deklarasi dari komitmen tadi yang ada adalah ke-MUNGKIN-an. Setelah pernyataan komitmen yang ada adalah ke-PASTI-an. Sebelum itu hasilnya bisa 'ya', bisa 'hampir', dan bisa juga 'tidak'. Setelah pernyataan komitmen hasilnya harus 'ya'.

"Saya harus mendapatkan kenaikan gaji di atas rata-rata tahun depan." Seorang teman membuat pernyataan. Selang beberapa minggu saya tidak melihat adanya perubahan perilaku atau kinerja darinya. Saya bertanya, "Kamu harus dapat kenaikan di atas rata-rata tahun depan. Sebenarnya apa yang berbeda yang kamu lakukan sehingga kamu bisa dapatkan itu?"

Dia berpikir sejenak dan menjawab, "Nggak ada. Aku selalu bekerja dengan baik koq."

Saya bertanya lagi, "Boss sudah tahu kamu selalu bekerja dengan baik?"

"Seharusnya sudah tahulah. Kan dia pimpinan kita."

Saya beri dia saran, "Dari pada kamu menebak-nebak, mending kamu datang ke boss. Bicara sama dia tentang bagaimana menurutnya kinerja kamu. Mintalah masukan dari dia. Yang paling penting beri tahu boss kamu ingin naik gaji di atas rata-rata dan Tanya sekalian syarat-syarat apa yang dia ajukan agar kamu bisa dapatkan itu."

Teman saya terlihat bimbang dan bingung sebelum kemudian menjawab, "Seharusnya dia tahulah aku sudah bekerja dengan baik. Lagian bisa susah aku kalau bilang hal itu ke boss."

Saya Tanya lagi, "Emang kamu udah pernah bilang ke boss sehingga kamu tahu hasilnya bakal nyusahin kamu?"

"Belum sih. Tapi ya emang gitulah biasanya."  Jawabnya.

Apakah teman saya berkomitmen untuk mendapatkan kenaikan gaji di atas rata-rata? Tidak. Dia berkomitmen pada zona nyaman. Dia berkomitmen pada 'bermain aman'. Dia berkomitmen kepada 'ketidak berubahan'.

82 tahun yang lalu para pemuda mengerti bahwa komitmen itu akan membawa mereka kepada keadaan yang sulit. Mereka harus melakukan tindakan yang terus menerus dan melelahkan untuk mempersatukan bangsa. Mereka harus mengatur strategi untuk melawan penjajah. Bahkan mereka harus mempertaruhkan nyawa demi identitas kebangsaan yang sudah mereka jadikan komiten itu. Adanya Bangsa Indonesia bukan lagi ke-MUNGKIN-an bagi mereka. Adanya Bangsa Indonesia adalah ke-PASTI-an setelah adanya komitmen itu. MERDEKA ATAU MATI!

Mbah Marijan menunjukkan kepada kita bagaiman memenuhi komitmen itu. Pada tahun 1982 Mbah Marijan dipercaya oleh Sultan Hamengku Buwono IX untuk menjaga Gunung Merapi, satu gunung yang menjadi simbol kekuasaan di Jawa. Sejak saat itulah beliau berkomitmen untuk selalu menjaga gunung itu. Seluruh hidup dan kegiatannya dicurahkan untuk menjaga Gunung Merapi sesuai kemampuan nalar beliau. Menurut Mbah Marijan, penolakannya untuk mengungsi sama sekali bukan wujud mbalelo apalagi bunuh diri. Beliau berkomiten untuk selalu menjaga Gunung Merapi, bukan berkomitmen menjaga Gunung Merapi ketika gunung itu 'baik-baik' saja, tetapi dalam keadaan apapun beliau menjaganya. Beliau bukan tipe pemimpin yang berkomitmen menjaga pengikutnya ketika keadaan menyenangkan atau baik-baik saja tetapi kemudian berbalik arah meninggalkan pengikutnya ketika keadaan memburuk atau dia perlu menyelamatkan 'muka'. Mbah Marijan mungkin tidak tahu arti komitmen tapi Mbah Marijan mempunyai KOMPETENSI yang sempurna atas komitmen itu. Hanya pemimpin hebat yang mampu menunjukkan komitmen seperti itu.

Nabi Muhammadpun menunjukkan komitmen yang luar biasa ketika pada satu waktu di tahun 630M, 4000 pasukan Hawazin menyergap pasukan beliau di ceruk bukit Hunain. Ketika pasukan nabi lari tunggang langgang, nabi Muhammad yang waktu itu sudah tidak lagi muda tetap bertahan menyongsong serangan dengan gagah berani, membuat pasukan Hawazin terkesima sebelum berbalik lari tunggang langgang. Ya. Ketika kita berkomitmen berarti "NO TURNING BACK" begitu yang diajarkan satu guru saya, pak Hari Subagya.

Sekarang adalah saat yang tepat untuk bertanya kepada diri kita sendiri tentang komitmen apa saja yang sudah kita buat. Ini juga saat yang tepat untuk mengukur apakah benar kita sudah berkomitmen atau hanya berkeinginan saja. Ini adalah waktu yang luar biasa untuk membandingkan apakah komitmen kita sudah sekuat komitmen para pendiri Bangsa Indonesia 82 tahun yang lalu, seteguh komitmen Mbah Marijan, dan sedahsyat komitmen nabi Muhammad.

Tetapkan komitmen yang benar-benar komitmen sekarang juga.

Merdeka!

 

Perbedaan Antara Hepatitis A, B, C, D, E Yang Harus Anda Ketahui!

Hepatitis berarti peradangan atau pembengkakan liver atau hati. Hepatitis adalah penyakit berbahaya karena

menyerang hati, yang merupakan organ penting dengan ratusan fungsi.

Ada lima virus penyebab hepatitis, yang diberi nama hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D dan

hepatitis E. Walaupun kelima virus tersebut dapat menghasilkan gejala yang mirip dan memiliki efek yang

sama, masing-masing memiliki keunikan dalam cara penularan dan dampaknya terhadap kesehatan.

Hepatitis biasanya disebutkan menggunakan salah satu dari dua istilah, "akut" atau "kronis". Penyakit akut

mempengaruhi seseorang untuk waktu yang singkat dan bisa sembuh dalam beberapa minggu tanpa efek

berkelanjutan. Penyakit kronis berlangsung lama, kadang-kadang seumur hidup seseorang.

 

Hepatitis A

Hepatitis A adalah satu-satunya hepatitis yang tidak serius dan sembuh secara spontan tanpa meninggalkan

jejak. Penyakit ini bersifat akut, hanya membuat kita sakit sekitar 1 sampai 2 minggu. Virus Hepatitis A (HAV)

yang menjadi penyebabnya sangat mudah menular, terutama melalui makanan dan air yang terkontaminasi

oleh tinja orang yang terinfeksi. Kebersihan yang buruk pada saat menyiapkan dan menyantap makanan

memudahkan penularan virus ini. Karena itu, penyakit ini hanya berjangkit di masyarakat yang kesadaran

kebersihannya rendah.

Hepatitis A dapat menyebabkan pembengkakan hati, tetapi jarang menyebabkan kerusakan permanen. Anda

mungkin merasa seperti terkena flu, mual, lemas, kehilangan nafsu makan, nyeri perut dan jaundis

(mata/kulit berwarna kuning, tinja berwarna pucat dan urin berwarna gelap) atau mungkin tidak merasakan

gejala sama sekali.

Virus hepatitis A biasanya menghilang sendiri setelah beberapa minggu. Untuk mencegah infeksi HAV, ada

vaksin hepatitis A untuk menangkalnya.

 

Hepatitis B

Hepatitis B adalah jenis penyakit liver berbahaya dan dapat berakibat fatal. Virus Hepatitis B (HBV) ditularkan

melalui hubungan seksual, darah (injeksi intravena, transfusi), peralatan medis yang tidak steril atau dari ibu

ke anak pada saat melahirkan.

Pada 90% kasus HBV menghilang secara alami, tetapi pada 10% kasus lainnya virus tersebut tetap bertahan

dan mengembangkan penyakit kronis, yang kemudian bisa menyebabkan sirosis atau kanker hati. Banyak

bayi dan anak-anak yang terkena hepatitis B tidak betul-betul sembuh, sehingga mendapatkan masalah liver

di usia dewasa. Anda perlu berhati-hati dengan virus HBV karena dapat ditularkan oleh orang yang sehat

(yang tidak mengembangkan penyakit hepatitis B) tetapi membawa virus ini.

Hepatitis B seringkali tidak menimbulkan gejala. Bila ada gejala, keluhan yang khas dirasakan adalah nyeri

dan gatal di persendian, mual, kehilangan nafsu makan, nyeri perut, dan jaundis.

Hepatitis B dapat ditangkal dengan vaksin. Anak-anak biasanya mendapatkan vaksin ini sebagai bagian dari

program vaksinasi anak.

 

Hepatitis C

Hepatitis C menular terutama melalui darah. Sebelumnya, transfusi darah bertanggung jawab atas 80% kasus

hepatitis C. Kini hal tersebut tidak lagi terjadi berkat kontrol yang lebih ketat dalam proses donor dan

transfusi darah. Virus ditularkan terutama melalui penggunaan jarum suntik untuk menyuntikkan

obat-obatan, pembuatan tato dan body piercing yang dilakukan dalam kondisi tidak higienis.

Penularan virus hepatitis C (HCV) juga dimungkinkan melalui hubungan seksual dan dari ibu ke anak saat

melahirkan, tetapi kasusnya lebih jarang. Seperti halnya pada hepatitis B, banyak orang yang sehat

menyebarkan virus ini tanpa disadari.

Gejala hepatitis C sama dengan hepatitis B. Namun, hepatitis C lebih berbahaya karena virusnya sulit

menghilang. Pada sebagian besar pasien (70% lebih), virus HCV terus bertahan di dalam tubuh sehingga

mengganggu fungsi liver.

Evolusi hepatitis C tidak dapat diprediksi. Infeksi akut sering tanpa gejala (asimtomatik). Kemudian, fungsi

liver dapat membaik atau memburuk selama beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun. Pada sekitar 20%

pasien penyakitnya berkembang sehingga menyebabkan sirosis.

Saat ini belum ada vaksin yang dapat melindungi kita terhadap hepatitis C.

 

Hepatitis D

Hepatitis D, juga disebut virus delta, adalah virus cacat yang memerlukan pertolongan virus hepatitis B untuk

berkembang biak sehingga hanya ditemukan pada orang yang terinfeksi hepatitis B. Virus hepatitis D (HDV)

adalah yang paling jarang tapi paling berbahaya dari semua virus hepatitis.

Pola penularan hepatitis D mirip dengan hepatitis B. Diperkirakan sekitar 15 juta orang di dunia yang terkena

hepatitis B (HBsAg +) juga terinfeksi hepatitis D. Infeksi hepatitis D dapat terjadi bersamaan (koinfeksi) atau

setelah seseorang terkena hepatitis B kronis (superinfeksi).

Orang yang terkena koinfeksi hepatitis B dan hepatitis D mungkin mengalami penyakit akut serius dan

berisiko tinggi mengalami gagal hati akut. Orang yang terkena superinfeksi hepatitis D biasanya

mengembangkan infeksi hepatitis D kronis yang berpeluang besar (70% d- 80%) menjadi sirosis.

Tidak ada vaksin hepatitis D, namun dengan mendapatkan vaksinasi hepatitis B maka otomatis Anda akan

terlindungi dari virus ini karena HDV tidak mungkin hidup tanpa HBV.

 

Hepatitis E

Hepatitis E mirip dengan hepatitis A. Virus hepatitis E (HEV) ditularkan melalui kotoran manusia ke mulut dan

menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Tingkat tertinggi infeksi hepatitis E terjadi di

daerah bersanitasi buruk yang mendukung penularan virus.

Hepatitis E menyebabkan penyakit akut tetapi tidak menyebabkan infeksi kronis. Secara umum, penderita

hepatitis E sembuh tanpa penyakit jangka panjang. Pada sebagian sangat kecil pasien (1-4%), terutama pada

ibu hamil, hepatitis E menyebabkan gagal hati akut yang berbahaya.

Saat ini belum ada vaksin hepatitis E yang tersedia secara komersial. Anda hanya dapat mencegahnya melalui

penerapan standar kebersihan yang baik.

 

Hepatitis F

Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan. Saat ini para pakar belum sepakat hepatitis F merupakan

penyakit hepatitis yang terpisah. Jenis Hepatitis F ini disebabkan oleh jenis virus yang terkait dengan

penyakit hepatitis lainnya. Beberapa calon hepatitis F muncul pada 1990-an, tapi tak satu pun dari

laporan-laporan itu telah terbukti. Pada tahun 1994, Deka et.al. melaporkan bahwa partikel virus baru

telah ditemukan dalam tinja pasca transfusi, yang bukan merupakan virus hepatitis A, B, C maupun E.

Kemudian partikel virus tersebut disuntikkan kepada seekor monyet Indian dan akhirnya monyet

tersebut menderita penyakit hepatitis yg dinamakan Hepatitis F atau Virus Toga.

 

Hepatitis G

GB virus C (GBV-C), sebelumnya dikenal sebagai virus hepatitis G (HGV), adalah virus dalam keluarga

Flaviviridae yang belum ditetapkan ke genus, diketahui menginfeksi manusia, tetapi tidak diketahui

menyebabkan penyakit pada manusia. Gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan

hepatitis B dan/atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis kronik. Penularan

melalui transfusi darah jarum suntik. Semoga pengetahuan ini bisa berguna bagi Anda dan dapat

Anda teruskan kepada saudara ataupun teman Anda.

 

Four Steps to a Super Attitude

By: Brian Tracy

Decide How to React
It is not what happens to you that counts. It is how you react to what happens to you, especially when you have unexpected problems of any kind.

In this newsletter, you learn powerful strategies you can use to keep yourself thinking and acting positively and creatively.

Here are four things you can do to assure that your attitude is the very best it can be, under all circumstances.

Focus On the Future
First, whatever challenges you face, focus on the future rather than on the past. Instead of worrying about who did what and who is to blame, focus on where you want to be and what you want to do. Get a clear mental image of your ideal successful future, and then take whatever action you can to begin moving in that direction. Get your mind, your thoughts, and your mental images on the future.


Think About the Solution
Second, whenever you're faced with a difficulty, focus on the solution rather than on the problem. Think and talk about the ideal solution to the obstacle or setback, rather than wasting time rehashing and reflecting on the problem. Solutions are inherently positive, whereas problems are inherently negative. The instant that you begin thinking in terms of solutions, you become a positive and constructive human being.

Look For the Good
Third, assume that something good is hidden within each difficulty or challenge. Dr. Norman Vincent Peale, a major proponent of positive thinking, once said, "Whenever God wants to give us a gift, he wraps it up in a problem." The bigger the gift you have coming, the bigger the problem you will receive. But the wonderful thing is that if you look for the gift, you will always find it.

Seek the Valuable Lesson
Fourth, assume that whatever situation you are facing at the moment is exactly the right situation you need to ultimately be successful. This situation has been sent to you to help you learn something, to help you become better, to help you expand and grow.

Decide to Be Positive
A Positive Mental Attitude is indispensable to your success. You can be as positive as you want to be if you will simply think about the future, focus on the solution and look for the good. If you do what other successful people do, if you use your mind to exert mental control over the situation, you will be positive and cheerful most of the time. And you will reap the benefits enjoyed by all successful people.

Action Exercises
Here are three steps you can take immediately to put these ideas into action:

First, become solution-oriented with every difficulty you face. Make a habit of looking for the answers to your questions, the solutions to your problems.

Second, seek for the valuable lesson in every adversity. Make a list of every idea or insight you can gain from every setback or difficulty.

Third, think on paper. Take some time to write out every detail of the problem, and then take the most logical next step to solve it.

 

KEBIASAAN YANG PERLU DIRENUNGKAN

Aku mempunyai kebiasaan menghindar dari hal hal yang menurutku akan membuatku tidak nyaman. Sekuat tenaga dan fikiran kukerahkan demi menjauhkan diri dari semua hal yang akan menimbulkan kesusahan bagi diriku. Sebaliknya aku juga mempunyai kebiasaan terus maju dan bergerak, mendapatkan apa yang menurutku bisa membuatku bahagia dan nyaman.  Tidak perduli apakah itu akan membuatku sangat lelah bahkan beresiko bagi kehidupanku.

Hingga tiba pada masanya, kebiasaan ku ini terbentur pada hukum alam dan dianggap salah bagi sekelompok orang. Sekian waktu berjalan, dan melakukan beberapa kali perenungan, kutemui cukup banyak hal atau kejadian kejadian yang membuktikan bahwa  kebiasaanku itu perlu dikoreksi.  Hasil perenunganku menemukan bahwa  hal hal yang kuanggap tidak nyaman ternyata berbuah hal yang menguntungkan bagi diriku. Begitupun dengan kenyamanan yang telah kuperebutkan sekuat tenaga, akhirnya berujung pada kondisi stagnan dan mematikan kenyamanan itu sendiri.

Kutelaah kembali apa sebenarnya yang ingin disampaikan oleh alam kepada kehidupanku dan kepada makhluk tuhan lainnya yang berpredikat manusia. Statement yang mengatakan -"DIDALAM SUSAH ADA SENANG, DIDALAM SENANG ADA SUDAH", -"HIDUP INI BAGAIKAN RODA PEDATI , KADANG BERADA DIATAS TERKADANG ADA DIBAWAH",  rasanya mulai memberi jawaban renunganku.  Begitupun isi bumi ini yang diciptakan ber pasangan, ada siang ada malam, ada miskin ada kaya, ada susah ada senang, ada cantik ada buruk, ada baik ada jahat, begitulah seterusnya...dan akal kritisku mengatakan bahwa pasangan ini berfungsi sebagai balancing yang akan menyeimbangkan sendi sendi kehidupan manusia didunia ini.

Demikianlah hasil perenunganku memberitahukanku, bahwa kenyamanan bukanlah segala galanya dan jika tiba masanya, aku harus menerima ketidak nyamanan dengan lapang dada karena sesungguhnya keseimbangan itu akan  memberikan hidup yang indah. Mungkin sulit melakukannya, tapi aku akan membiasakannya, karena hidup terus menuntut kebijaksanaa....

  Juliana H

E-mail: yulie@selnajaya.com

 

Bersyukur

http://photos-b.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc4/hs693.snc4/63319_484928680870_521690870_7577877_614031_a.jpgCoba Anda sisihkan waktu sejenak untuk bersyukur atas hal-hal baik dalam hidup Anda. Renungkan tentang apa yang telah Anda capai, orang-orang yang memperhatikan Anda, orang-orang yang mencintai Anda, orang-orang yang bekerja untuk Anda, pengalaman yang telah Anda dapatkan, keahlian dan minat yang Anda miliki, apa yang Anda percayai, dan hal-hal terindah dalam hidup Anda.

Hal-hal yang Anda hargai, pelihara, dan jaga, akan terus meningkat dalam hidup Anda. Kelimpahan dimulai dengan rasa syukur. Dengan rasa syukur yang tulus – Anda menghargai apa yang telah Anda miliki – yang selanjutnya akan mendorong Anda secara mental, spiritual, dan fisik – untuk mencapai apa saja yang menjadi tujuan Anda. 

Bagaimana mungkin Anda mendapatkan hal-hal yang lebih besar - bila Anda tidak bersyukur atas yang Anda telah miliki sekarang? Toh semuanya, hanya bisa dimulai dengan apa yang Anda TELAH miliki sekarang. 

Anda tahu, bahwa Anda dapat mencapai tujuan, karena Anda pernah merintis hal seperti itu. Pengalaman adalah milik Anda yang patut disyukuri. Siapa bilang tidak ada hal yang bisa disyukuri…?

Segalanya dalam jangkauan Anda – saat Anda bersyukur akan apa yang telah anda dapatkan.

"Ya Allah, akal, hati dan jiwaku telah kuhadapkan padaMu, akal yang penuh keyakinan terhadapMu, hati yang penuh dengan keimanan padaMu, serta jiwa yang senantiasa mencintaiMu. Ku bergantung padaMu untuk setiap langkah yang kubuat. Aku hanyalah hamba yang tak memiliki kemampuan apapun bila tanpa kuasaMu. Ku bersaksi hingga akhir nanti hanya Engkaulah Tuhanku, dan hanya Engkaulah tempatku menyembah. Tuntun aku ya Allah, agar senantiasa mampu selalu mensyukuri nikmatMu. Agar dapat selalu memperbaiki ibadah – ibadah kepadaMu. Agar aku pulang kepadaMu kelak dalam keadaan KAU cintai."

Terima kasih untuk para sahabatku yang telah mengingatkanku untuk selalu bersyukur kepada Allah.

 

Melirik "Office Safety"

Saatnya Kita Melirik "Office Safety" didalam nyamannya ruang kantor.

Ruang kantor berpotensi juga untuk menyebabkan terjadinya insiden kecelakaan.

Beberapa Poin berikut ini adalah beberapa potensi terjadinya insiden kecelakaan dan hal hal yang perlu diperhatikan di ruang kantor beserta penjelasannya, yang bisa kita informasikan juga pada rekan rekan kerja kita atau melalui Safety Poster/ Workplace Safety Posters/ Poster K3 bertemakan Office Safety/ Keselamatan Kerja di Ruang Kantor.

Potensi Bahaya "Slip, Trip, Fall"

Untuk Mencegah potensi bahaya "Slip, Trip, Fall" atau terpeleset, tersandung atau terjatuh, maka sebaiknya dilakukan upaya upaya seperti memastikan bahwa jalan tidak ada penghalang,  tidak licin, dan pasikan juga anda menggunakan alas kaki yang nyaman, aman, dan proporsional untuk berjalan.

Potensi Bahaya Cedera  Otot

Untuk mencegah bahaya cedera notot, maka hendaklah setiap orang memperhatikan berat benda yang dibawa, arah dan jarak mengangkat benda dan disesuaikan dengan kemampuan prbadi. Perhatikan cara mengangkat benda yang aman.

Potesi Bahaya Terjepit

Hati hati ketika berada diantara dua benda sepeti pintu yang terbuka atau laci meja yang terbuka, karena berpotensi timbulnya bahaya terjepit.

Terbentur atau Membentur Benda di  Ruang Kantor

Pastikan benda benda di ruang kantor yang disimpan atau yang sedang dipindahkan tidak menghalangi akses jalan sehingga dapat mencegah insiden terbentur atau membentur benda tersebut

Tata Letak Penyimpanan Benda

Pastkan benda benda di ruang kantor diletakan dalam posisi yang Aman dan tidak berpotensi terjatuh dan menimpa seseorang.

Faktor Egronomis

Perhatkan posisi Anda ketika bekerja seperti keika sedang duduk, sedang mengangkat benda, agar tetap memenuhi kriteria faktor faktor egronomis.

Kualitas udara dalam ruang kantor

Pastikan sirkulasi udara dalam dalam ruangan mengalir dengan baik sehingga kesegaran udara dalam ruang kantor tetap terjaga.

Kualitas Cahaya & Suara

Atur pencahayaan selama bekerja sehingga ruangan mendapat pencahayaan yang proporsional serta pastikan ruangan terbebas dari suara suara dari benda sekitar yang menimbulkan kebisingan.

Peralatan Elektronik

Cegah potensi bahaya tersengat aliran listrik dengan memperhatikan instruksi dalam pengunan alat alat lektronik di kantor, seperti selalu mematikan komputer apabila sudah tidak digunakan.

Kesiapan menghadapi kebakaran

Pastikan setiap karyawan yang berada di ruang kantor mengetahui prosedur menghadapai kebakaran seperti cara mengunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan mengetahui tempat APAR diletakan.

Sebagian hal hal diatas hanyalah sebgian kecil dari banyknya faktor yang bisa mendukung "Office Safety".

Anda memiliki tips tips bermanfaat lainnya yang bisa bermanfaat untuk para karyawan yang bekerja di ruang kantor ?. Kami tunggu tips bermanfatnya.

Salam Safety 

Sumber: Materi Custom Design Office  Safety Poster di: www.lorco.co.id

 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ARTIKELIUS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger