5 Fakta Penggunaan ASPIRIN.

Aspirin atau asam asetilsalisilat merupakan sejenis obat yang sering digunakan sebagai penghilang rasa nyeri atau sakit minor, peradangan atau anti-inflamasi, dan antipiretik (pada demam). Asipirin juga mempunyai efek antikoagulan dan jika digunakan dalam dosis rendah untuk jangka panjang diketahui bisa mencegah serangan jantung. Bahan utama aspirin yang ditemukan dalam ekstrak tumbuh-tumbuhan seperti pohon willow, telah digunakan selama berabad-abad sebagai pereda nyeri. Walapun dapat menghilangkan rasa sakit, aspirin dapat memiliki sejumlah efek lain pada tubuh dalam kondisi tertentu. Berikut ini adalah lima fakta tentang aspirin :

1. Aspirin dapat mengurangi risiko serangan jantung

Mengonsumsi aspirin dalam dosis rendah secara rutin diketahui bisa mengurangi risiko serangan jantung. Hal ini dikarenakan aspirin mampu mencegah sel-sel yang disebut platelet dari terjadinya penggumpalan bersama-sama dengan pembuluh darah. Penggumpalan/pembekuan platelet (keping darah) merupakan hal yang penting dalam penyembuhan luka, namun pembekuan yang terlalu besar bisa memblokir pembuluh darah dan mencegah aliran darah sehingga bisa mengakibatkan serangan jantung. Risiko penggumpalan darah ini lebih tinggi pada orang yang menderita aterosklerosis, atau penumpukan plak di arteri.

American Heart Association merekomendasikan untuk minum aspirin secara rutin pada orang-orang yang berisiko mengalami serangan jantung, atau mereka yang mampu bertahan dari serangan jantung. Namun demikian AHA menyarankan agar berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter sebelum mengonsumsi aspirin. Ini karena aspirin belum tentu tepat untuk orang dengan kondisi-kondisi tertentu. Selain itu, aspirin juga memiliki efek samping termasuk risiko peningkatan pendarahan gastrointestinal.

2. Aspirin dapat meningkatkan risiko tinitus

Aspirin dapat meningkatkan risiko tinitus (desir atau dering pada telinga). Pada banyak kasus, kondisi tersebut bukanlah masalah serius, dan hanya merupakan gangguan ringan yang bisa menghilang dengan sendirinya. Namun pada kondisi tertentu, tinitus bisa merepresentasikan kondisi kesehatan yang serius dan diperkirakan bisa mempengaruhi fungsi telinga bagian dalam. Risiko tinitus adalah lebih besar pada mereka yang menggunakan aspirin dalam dosis tinggi (8-12 tablet sehari).

3. Aspirin dapat mengurangi risiko kanker

Penelitian telah menemukan adanya hubungan antara mengonsumsi aspirin secara teratur dengan mengurangi risiko kanker, terutama kanker usus besar. Sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2011 menemukan bahwa mengonsumsi dua tablet aspirin dalam sehari dapat menurunkan risiko terjadinya kanker usus besar sebanyak 63 persen di antara orang-orang yang berisiko tinggi untuk terkena kanker tersebut. Studi lain yang dipublikasikan tahun lalu juga menemukan bahwa mengonsumsi aspirin setiap hari dapat menurunkan risiko kematian akibat kanker.

Meskipun banyak bukti yang mengaitkan penggunaan aspirin secara teratur dengan penurunan risiko kanker, obat ini belum direkomendasikan sebagai cara untuk mencegah kanker.

4. Aspirin dapat meningkatkan risiko sindrom Reye

Anak-anak yang mengonsumsi aspirin mungkin berada pada peningkatan risiko sindrom Reye, suatu kondisi langka yang ditandai dengan kerusakan otak dan gangguan hati secara tiba-tiba. Gejalanya bisa berupa muntah berkepanjangan, kebingungan dan kejang.

Kondisi ini terjadi pada anak-anak yang diberi aspirin ketika pulih dari flu atau cacar air. Meskipun aspirin telah disetujui untuk digunakan pada anak-anak berumur lebih dari 2 tahun, obat ini tidak boleh diberikan kepada anak-anak yang baru sembuh dari flu atau cacar air, menurut Mayo Clinic.

5. Aspirin dapat meningkatkan risiko pendarahan pada ibu hamil

Aspirin dan obat anti-inflamasi non-steroid lainnya tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi wanita yang sedang hamil, terutama ketika masa kehamilan memasuki trimester terakhir. Menurut Mayo Clinic, hal ini karena obat-obatan ini dapat mempengaruhi pembekuan darah yang bisa meningkatkan risiko pendarahan pada ibu maupun janin. Obat-obatan ini juga dapat mempengaruhi kemampuan pembuluh darah pada jantung bayi.

Itulah beberapa manfaat dan efek samping dari obat aspirin. Sebelum mengonsumsinya, berkonsultasilah terlebih dahulu kepada dokter anda. Semoga artikel ini bermanfaat.

 
Smoga Bermanfaat...............

J. Prasetya

 

 

Apa yang Sama dari Gangnam Style, Arya Wiguna dan Keripik Maicih?

Sumber : http://strategimanajemen.net

Anda mungkin sudah pernah melihat video tarian Opa Gangnam Style di Youtube. Hingga hari ini, video itu sudah dilihat lebih dari 1 milyar kali.

Lalu kita juga tersenyum geli saat menonton parodi video Arya Wiguna dengan tajuk Demi Tuhan. Eka Gustiwana, anak muda biasa-biasa saja, adalah sosok dibalik video parodi yang fenomenal itu.

Dan kita kini pasti sudah kenal dengan keripik Maicih, sebuah brand yang menjadi instant hit dalam jagat kuliner nusantara.

Apa yang membuat ketiganya sama ?

Yang sama dari ketiga kasus itu adalah ini : semuanya adalah contoh yang nyaris sempurna tentang bagaimana membuat sebuah ide/produk menjadi viral. Menyebar secara cepat bagaikan virus, dan menjadi perbincangan dimana-mana. Dan praktis tanpa mengeluarkan biaya promosi yang tinggi sebab mereka menyebar dengan sendirinya.

Dalam dunia komunikasi pemasaran, siasat itu acap disebut sebagai "Viral Strategy" : tentang bagaimana membuat sebuah ide/brand bisa menyebar dengan sendirinya ke begitu banyak orang. Tentang bagaimana merajut "siasat gethok tular (word of mouth)" dalam jagat digital yang saling terkoneksi.

Betapa indahnya kalau kita punya produk atau ide/gagasan, dan kemudian kita bisa membuat produk atau gagasan itu menyebar dengan cepat seperti virus Trojan Horse kepada audiens yang memang menjadi target market kita.

Pertanyaan kuncinya adalah  : lalu bagaimana caranya agar produk atau ide kita bisa menjadi viral? Apakah viral itu hanya sebuah keberuntungan, random of luck?

Kita mungkin bisa menemukan jawabannya dalam buku maut berjudul Contagious : Why Things Catch On.

Ditulis oleh Jon Berger, profesor yang masih muda belia berusia 32 tahun dari Wharton School of Business, University of Pensylvania, buku itu mendedahkan secara elegen tentang bagaimana produk/ide bisa menjadi viral laksana virus yang menyebar ke tujuh penjuru angin.

Berger menulis sebuah peristiwa/gagasan/brand tertentu bisa menjadi viral jika setidaknya mengandung satu dari empat elemen berikut (artinya, tidak semua elemen berikut harus dimiliki; hanya punya satu saja sudah bisa membuat sebuah ide menjadi viral).

 

Viral # 1 : Inner Remarkability. Sebuah produk/ide cenderung akan menjadi viral kalau secara inheren mengandung sesuatu yang bikin kita bilang wow. Video Gangnam Style memang wow, jenaka dan unik. Video parodi Arya Guna sangat cerdas dalam mengubah kemarahan menjadi sesuatu yang membikin kita ngakak.

Dan kepopuleran kripik Maicih mungkin disebabkan mereka yang pertama kali mengenalkan gradasi level kepedasan dari level 1 sd level 10. Ide yang sederhana namun amat powerful untuk mengundang rasa ingin tahu konsumen. Simple inner remarkability.

 

Viral # 2 : When U Care, You Share. Jon Berger menyebut, ide atau peristiwa yang mengundang emosi (baik emosi positif berupa empati atau emosi negatif berupa kemarahan terhadap kesewenang-wenangan) lebih mudah menjadi viral.

Itu yang mungkin menjelaskan kenapa gerakan Blood for Life atau Koin untuk Prita (dalam kasus perlawanan Prita melawan RS Omni bebera tahun lalu) dengan segera menjad viral dan mengundang ribuan simpatisan. Sebab : empati publik mudah memicu viral.

Video insiden Munarman memberikan "siraman teh manis" kepada lawan bicaranya juga menjadi viral di You Tube minggu-minggu ini. Kenapa? Barangkali ini juga karena dipicu emosi publik (antara emosi keterkejutan, geram hingga tersenyum geli). Video ini tentu juga mengandung "inner remarkability".

 

Viral # 3 : Make It Easy to Share. Sebuah gagasan atau produk mudah menjadi viral jika ia menyediakan ruang bagi publik untuk mudah mengakses dan berbagi.

Kini makin banyak brand yang memasang iklan di Youtube karena media ini membuat proses akses dan sharing menjadi mudah (dibanding jika disiarkan melalui tv konvensional). Video Gangnam tak mungkin dikenal di seluruh dunia kalau hanya disiarkan di TV Korea (dengan membayar lagi).

Sebagai blogger saya juga bersyukur : kini banyak pluggin (fitur) yang membuat proses sharing artikel menjadi mudah. Ikon berbagi yang ada di setiap akhir artikel blog ini membuat saya terkejut : sejumlah artikel lama blog ini menjadi viral lantaran di-share oleh ribuan pembacanya.

Make it easy to share to public. Ini kunci membuat produk/gagasan kita bisa menjadi viral.

 

Viral # 4 : Practical Value. Ini elemen viral yang terakhir. Artinya : sebuah produk/ brand/ide mudah menjadi viral kalau ia menawarkan practical value bagi audiens-nya.

Saya mengamati, artikel di  blog ini yang paling sering di-share adalah yang memberikan real practical value bagi pembaca. Misal, artikel berjudul "The Death of Samurai" – yang hingga saat ini dibaca oleh lebih dari 40 ribu orang – di-share oleh puluhan milis karena mungkin memberikan value yang amat berharga tentang bagaimana berkompetisi dalam era digital.

Contoh lain : tweet-tweet tentang tips kesehatan oleh seorang dokter cenderung di-retweet oleh banyak followernya; sebab isi tips itu memberikan practical value bagi pembacanya.

Demikianlah empat elemen viral yang disajikan secara memukau dalam buku Jon Berger berjudul Contagious – Why Things Catch On.

Empat elemen viral itu adalah : 1) Bikin ide yang remarkable. 2) Atau  yang mengundang emosi. 3) Lalu ciptakan kemudahan untuk berbagi, serta 4) berikan practical value bagi audiens.

Dengan itu, Anda bisa membuat gagasan atau produk Anda menyebar laksana virus Trojan Horse.

 

 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ARTIKELIUS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger