TANGAN TUHAN

Oleh : Endar Prasetyo

 

Belum Berhasil

Ada seorang lulusan sebuah Perguruan Tinggi yang cukup bonafide di Indonesia dan baru saja lulus beberapa bulan, dengan wajah sedih, bertanya kepada saya, "Mas, kenapa saya belum juga diterima kerja sampai sekarang"?. Setelah saya tanya panjang lebar, ternyata nilai akademiknya sangat bagus, cumlaude, kemampuan bahasa Inggrisnya juga lumayan, dia juga selalu mendapatkan kesempatan mengikuti tes di perusahaan yang besar, baik itu BUMN ataupun perusahaan swasta. Dia juga tak lupa berdo'a setiap hari, belajar rajin juga, membeli banyak buku-buku popular tentang cara melewati psikotes dan interview. Namun belum juga diterima kerja. Saya mencoba berpikir apa yang terjadi pada anak ini? Bisa saja saya memberikan jawaban klise, "mungkin belum rejekimu". Namun bukan jawaban itu sepertinya yang dia butuhkan.

Seorang teman juga curhat kepada saya tentang kasus "serupa tapi tak sama" dengan kasus di atas. Teman saya ini telah bekerja di sebuah perusahaan lebih dari lima tahun, waktu yang cukup lama untuk usia yang masih 30an tahun untuk berada di sebuah perusahaan. Teman saya ini merasa sulit untuk bisa berkembang lagi di perusahaan ini, dengan berbagai macam kompleksitas permasalahan yang ada di perusahaan tersebut. Sejak 2 tahun lalu dia sudah mulai hunting pekerjaan baru, dan sudah seringkali melalui berbagai tahapan test dan interview, namun sampai sekarang dia juga belum mendapat tempat yang baru untuk "berlabuh". Apa yang kurang dari dia?. Pengalaman ada, kemampuan juga cukup bagus.

Berbuat Baik

Melihat kasus di atas, membuat saya berpikir, apa yang sesungguhnya terjadi, apa yang sedang Tuhan rencanakan untuk mereka berdua. Saya mencoba menerka apa kemauan Tuhan terhadap mereka berdua, tentunya dengan segala keterbatasan pemikiran yang saya punya. Saya melihat bahwa kedua orang tersebut mengalami kompetisi yang dahsyat. Coba kita bayangkan, jika lulusan perguruan tinggi tadi harus bersaing dengan ribuan bahkan puluhan ribu orang dengan kemampuan yang sama, mereka juga belajar dan berdo'a sangat keras, hanya untuk memperebutkan puluhan jatah kursi lowongan. Begitu juga dengan seorang rekan yang belum berhasil mendapatkan pekerjaan baru, dan saya yakin rekan saya ini mendapatkan saingan yang tidak kalah berat, dengan kandidat-kandidat yang lain yang juga punya pengalaman dan kemampuan yang hebat, dan saya yakin mereka juga berusaha dan berdo'a secara keras.

Saya pikir dua orang ini harus mempunyai "pembeda" dengan para kompetitornya, agar dapat memenangkan kompetisi. "Berbuat baik sebanyak mungkin", ya itulah kalimat yang terbersit dalam otak saya ketika berpikir, mengapa mereka belum mendapatkan apa yang mereka inginkan. Karena setelah semua daya dan upaya sudah dilakukan pastilah ada faktor "X" yang tidak bisa dijelaskan secara ilmiah, yang bisa merubah "nasib" dua teman saya di atas.

Berbuat Baik Itu Sederhana dan Mudah

Berbuat baik itu mudah kok, bahkan bisa juga kita lakukan secara gratis dan membahagiakan. Misalnya: tersenyum kepada setiap orang yang kita kenal, membuang sampah pada tempatnya, menyeberangkan orang yang sudah lanjut usia, memberikan tempat duduk di bus kepada orangtua, wanita, atau juga anak kecil, berlaku sopan di jalan raya, bertutur kata yang baik dan tidak menyinggung, memberikan empati dan mendo'akan kepada teman yang sedang dilanda kesusahan, memberikan ucapan selamat ulang tahun, memijit suami-istri, orang tua kita, menumbuhkan rasa peduli kepada sesama, dan masih banyak perbuatan baik yang bisa kita lakukan. Mudah bukan?, gratis pula. Apalagi kalau kita bisa berbuat baik lebih dari apa yang dicontohklan di atas, pasti luar biasa. Setelah itu, rasakan kebahagiaan dalam hati kita usai berbuat baik, jika hati anda bahagia, bersyukurlah berarti anda tulus dan ikhlas melakukannya. Perbuatan baik yang kita lakukan terus-menerus ibaratkan sebuah benih yang kita tanam dan akan kita tuai hasilnya di kemudian hari. Jangan berpikir bahwa hari ini kita berbuat baik, selanjutnya esok hari Tuhan akan mengabulkan permohonan kita, bukan itu yang dimaksud. Yang dimaksud ini adalah perbuatan yang baik atas dasar tulus dan ikhlas dan tanpa syarat apapun.

Apakah ada korelasi langsung antara berbuat baik dengan keberhasilan seseorang dalam meraih sesuatu? Saya pastikan tidak ada korelasi langsung, inilah yang disebut faktor "X" tadi. Dua orang teman saya di atas mungkin sudah melakukan dan berusaha sekeras mungkin untuk mencapai tujuannya, meraih apa yang diinginkan, tapi harus diingat ada faktor "X" yang tidak terlihat yang bisa menentukan keberhasilan mereka. Tugas kita sebagai manusia harus mencari faktor tersebut.

There is God Will Help Us

Saya mempunyai teman di account facebook, seorang bule Amerika, dalam religious views nya ia menuliskan "believe in karma, do good things". Dia percaya akan karma buruk yang akan menimpa dirinya jika dia tidak melakukan hal2 yang baik. Dalam agama saya juga mengajarkan agar kita hidup di dunia "berlomba-lomba dalam kebaikan". Jika belum mendapatkan sesuatu apa yang kita inginkan, masih ada Tuhan yang akan menolong kita. Ada Tangan Tuhan yang akan ikut campur tangan terhadap kesulitan-kesulitan kita. Ada sebuah judul lagu yang bagus "Indah Pada Waktunya". Percayalah segala keinginan kita akan terwujud pada saatnya, dengan catatan mulailah menanam kebaikan-kebaikan di muka bumi, agar kita bisa tuai di kemudian hari dengan hasil yang sangat manis, jangan ditunda lagi, ayolah mulailah dengan senyuman terhadap orang yang ada di hadapan anda saat ini, BAGAIMANA MENURUT ANDA?

Share this article :
 

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ARTIKELIUS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger