Seberapa Menarikkah?

By Syarif Niskala

Bulan Ramadhan adalah bulannya ibadah. Apapun telah tersedia untuk mewujudkannya. Bukankah ada shalat sunat yang khas Ramadhan untuk menjawab kebutuhan Anda akan tambahan jenis ibadah shalat, yakni tarawih. Ada tambahan amal harta di bulan Ramadhan, yakni zakat fithrah. Ada momentum sangat spesial di 10 hari terakhir Ramadhan dalam perburuan malam lailatul qadr dengan 'itikaf. Ada malam nuzulul Quran sebagai penguat keutamaan membaca kitab paling mulia. Dan tentu saja ada puasa wajib Ramadhan yang membuat segala sesuatunya menjadi sangat berbeda.

Cukup? Belum. Karena manusia pada dasarnya memiliki sifat pamrih, maka khusus bulan Ramadhan semua kompensasi berlipat-lipat. Standard kompensasi sunnat dinaikkan menjadi setara dengan kompensasi utama, wajib. Bagaimana dengan sistem kompensasi wajib? Tentu saja dinaikkan berkali-kali lipat. Saking tingginya, biarlah Allah Swt saja yang menentukannya. Seperti kenaikan gaji yang sangat khusus, diperlukan kebijakan khusus non reguler dari pemilik kewenangan tertinggi. Demikianlah dengan kompensasi puasa, biarlah menjadi rahasia antara yang berpuasa dengan Yang Maha Menguasai. Subhanallah, Mahasuci Allah Swt yang demikian Berkasihsayang pada makhluk-Nya.

Tapi apakah itu semua cukup? Untuk segelintir orang, entahlah.

Pada hari ketiga Ramadhan pukul 16.30, saya melihat tiga pemuda tanggung dengan dandanan jauh dari kesan perlente sedang menghisap rokok di perempatan gang yang sangat ramai di Cicadas - Bandung. Ketiga pemuda dengan muka kusam tak terawat itu seolah sedang memamerkan dirinya bahwa "Lihatlah kami yang gagah ini. Kami sangat bangga tidak berpuasa. Mengapa pula kalian bersusah-susah menahan lapar, haus, dan tidak merokok. Bodoh sekali kalian. Mengapa kalian tidak seperti kami, tidak berpuasa. Menghormati orang berpuasa? Huh, tidak. Kamilah yang lebih hebat!" Ketika saya dan anak usia prasekolah saya yang sedang belajar berpuasa melewatinya, mereka nampak angkuh melihat anak saya yang berjalan gontai tak bertenaga. "Abi, kenapa Kak Ahmad, Kak Rahmat, dan Kak Sidik itu merokok? Bukankah belum adzan maghrib?"

---

Kata Pak Mario Teguh, motivasi itu adalah target yang bergerak. Akan selalu diperlukan cara tertentu yang tepat sesuai dengan kondisinya. Sesuatu yang sangat membuat Anda termotivasi hari ini, bisa jadi esok hari adalah hal biasa saja.

Motivasi atau alasan, ada dalam ranah persepsi atau pikiran. Jika suatu alasan dipersepsikan sangat menarik, maka dia akan menjadi energi pendorong yang luar biasa. Mungkin bagi Anda, disebut takwa oleh Yang Maha Pencipta sangat menarik. Tapi mungkin bagi ketiga pemuda tadi, 'terlihat gagah tidak berpuasa di depan khalayak' jauh lebih menarik daripada gemerlap kemewahan surga, kesyahduan disambut-Nya, serta terhindarnya dari gemeratak nyala api abadi neraka. Who knows?

Sahabat, seberapa menarikkah beribadah di bulan Ramadhan bagi Anda?

Share this article :
 

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ARTIKELIUS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger