Empat Penyakit Mengintai di Musim Hujan

Sumber: plasamsn.com

 

Pada musim hujan, peningkatan kasus diare mencapai 34 persen. Yang paling tinggi flu dan batuk sekitar 42 persen. Trauma 5 persen, sementara asma 3 persen.

Pada musim hujan, peningkatan kasus diare mencapai 34 persen. Yang paling tinggi flu dan batuk sekitar 42 persen. Trauma 5 persen, sementara asma 3 persen.

Musim hujan sudah tiba. Banyak yang gembira menyambut derai hujan. Ada yang rindu bau tanah saat beberapa titik air terjun bebas dari langit. Musim hujan menyisakan dua persoalan yakni basah dan temperatur yang lebih dingin sekaligus lembap. Keadaan ini menjadi medium terbaik untuk berkembangnya kuman-kuman. Yang paling sering berkembang adalah rota virus dan entamuba coli.

Diare di Musim Hujan: 34 Persen“Air hujan mengalir, perlahan menggenangi permukiman. Kemungkinan septic tank tergenang meninggi. Bukan tidak mungkin kotoran ikut hanyut dan menyembul ke permukaan. Kotoran tersentuh tangan manusia, maka muncul penyakit,” terang dr Rachmat Sentika (56) dalam talk show “Selamatkan Jutaan Jiwa Dengan Cuci Tangan Pakai Sabun” yang diprakasai Lifebuoy.

Musim hujan kerap diboncengi kuman stapilo coccus dan streptococcus. Dua kuman ini, menurut Rachmat, menyebabkan batuk dan flu. Kuman lain, Vibrio cholerae membawa potensi diare. Intinya, musim hujan identik dengan empat penyakit yakni diare, flu-batuk, asma, dan trauma.

“Pada musim hujan, peningkatan kasus diare mencapai 34 persen. Yang paling tinggi adalah flu dan batuk sekitar 42 persen. Trauma 5 persen, sementara asma 3 persen,” Rachmat menukas. Lalu apa yang dimaksud trauma? Begini, genangan air hujan sering membawa serta benda-benda tajam seperti batu, pecahan beling, atau bilah besi yang berkarat.

Benda-benda ini bertebaran di teras, halaman rumah, atau jalanan. Bahaya ini sering luput dari pengawasan ibu dan anak-anak. Terinjak kaki dan memicu bahaya lain yang lebih besar seperti infeksi. Contoh lain, lantai yang basah (atau tergenang) air hujan sering membuat anggota keluarga terpeleset. Insiden ini menimbulkan luka lebam sampai patah tulang.

Pusing di Musim Hujan: 59 PersenRachmat menyarankan enam langkah sederhana yang bisa dilakukan selama musim hujan:

1.Sering mandi dengan air hangat.Air hangat merangsang sirkulasi dan aliran darah. Manfaat lain, air hangat membuka pori, membuat tubuh lebih mudah dibersihkan. Uap air hangat diyakini bisa melegakan dahak.

2.Segera membersihkan tubuh dan baju setelah hujan-hujanan.

3.Cuci tangan pakai sabun.Cuci tangan berkorelasi kuat terhadap penyakit sampai 46 persen. Korelasi cuci tangan dengan penyakit di Indonesia bahkan mencapai 56 persen. Kasus diare dan flu menurun saat responden cuci tangan pakai sabun.

“Indikasinya, penelitian pada tahun 2010 di sekolah-sekolah. Angka absensi turun sampai 56 persen. Menariknya, kebiasaan ini harus dilakukan terus menerus agar psikomotor-nya terbiasa. Cuci tangan pakai sabun sehari lima kali selama 21 hari sudah cukup membangun kebiasaan sehat di rumah,” Rachmat menambahkan.

Ini diperkuat fakta baru dari Direktur Pusat Penelitian The Hygine Center London School of Hygiene and Tropical Medicine, Dr Valerie Curties, BSc, MSc, PhD. Menurut Valerie, risiko terkena diare pada anak-anak yang terbiasa cuci tangan dengan sabun menurun hingga 50 persen. “Sekitar 17 ribu jiwa di Indonesia setiap tahun terhindar dari diare dengan kebiasaan sederhana ini. Cuci tangan sebelum sarapan, bersantap siang, makan malam, setelah buang air besar, dan mandi dengan sabun,” demikian Valerie menggarisbawahi.

4. Lebih sering menggunakan baju hangat atau jaket.

5. Hindarkan kepala dari air hujan, gunakan payung.“Pakai jaket dan payung supaya tidak kehujanan. Terdengar sepele, ya?” celetuk Rachmat seraya membeberkan penelitian Dr Mark Connely dari Children’s Mercys Hospital and Clinic, Missouri Amerika. Penelitian Connely mengerucut pada kesimpulan, selama periode hujan, risiko anak-anak terserang sakit kepala melonjak hingga 59 persen. Sementara pada musim kemarau, risiko pusing anak-anak hanya 21 persen.

6. Pastikan lantai rumah selalu kering. Ini sebagai langkah preventif menghindari trauma.

Ternyata menjaga kesehatan di musim hujan itu mudah, ya? “Tambahan dari saya untuk para ibu. Menjaga kesehatan jangan hanya dilakukan di musim penghujan. Cucilah tangan Anda sebelum mengolah makanan, sebelum mengurus bayi dan menyusui, atau setelah bersentuhan dengan hewan,” beri tahu Rachmat. Ingat Bu, tangan salah satu pintu gerbang bagi penyakit.

“Tangan tercemar ketika kita memegang pintu, daun pintu di toilet, memegang gagang telepon, tombol-tombol di lift, kursi ruang tunggu, bersalaman dengan orang sakit, dan memegang uang,” pungkas Rachmat. Wah, ternyata uang bisa jadi sarang bakteri!

(wyn/adm)

 

 

============================================================================================================ 

 

Agar Anak tidak Mudah Diare, Simak Dulu Ini

 

REPUBLIKA.CO.ID, Saluran cerna merupakan organ paling penting pada tubuh. Masuknya makanan ke dalam tubuh membuat saluran cerna menjadi penghubung dunia luar dengan 'dunia' dalam tubuh.

Pada bayi yang baru lahir fungsi saluran cerna belum sempurna. Memasuki usia empat bulan barulah fungsi saluran cerna anak lebih sempurna lagi meskipun secara panjang ususnya baru setengan panjang usus orang dewasa.

Dr Iwan Hartanto, SpA dari RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Selatan, mengatakan, karena fungsi saluran cerna anak belum sempurna maka asupan gizinya harus diperhatikan benar dan hati-hati saat memberikan makanan pada bayi supaya anak tidak mengalami gangguan pecernaan.

''Perkembangan kesehatan anak pada masa awal kehidupannya juga sangat dipengaruhi oleh kesehatan saluran cerna yang baik,'' kata Iwan.

Dr Muzal Kadim SpA, staf Divisi Gastrohepatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM, menjelaskan, enzim pencernaan pada anak di bawah usia setahun belum sempurna terbentuk, permukaan dalam usus atau mukosanya pun masih belum setebal mukosa orang dewasa.
Maka itu, makanan yang diberikan harus disesuaikan agar dapat dicerna dan diserap dengan baik. ''Bila tidak, akan timbul gangguan pencernaan seperti diare, kembung, muntah dan sakit perut,'' ujarnya.

 

Share this article :
 

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ARTIKELIUS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger