Paradoks-paradoks Kewirausahaan

Oleh: Andre Vincent Wenas,MM,MBA.


  Memimpin dan mengelola bisnis memang selalu berada dalam ketegangan dua kutub
paradoksal. Keduanya – mengelola dan memimpin – cuma bersifat paradoksal, bukan
kontradiktif, jadi tak perlu dipertentangkan. Malah saling melengkapi dan perlu
dipraktekkan sesuai konteks realitas bisnis yang dinamis.

  Beberapa di antara paradox itu berhasil diidentifikasi oleh Prof. Jeffry A.
Timmons & Stephen Spinelli dari Babson College (bukunya: New Venture Creation,
Entrepreneurship for the 21st Century, 2004/2008) :

- Pertama-tama perlu dicamkan bahwa pada dasarnya orang tidak mau diatur,
mereka mau dipimpin! Apalagi tatkala timnya terdiri dari orang terpelajar, di
mana mereka Anda tuntut untuk berani mengambil keputusan (yang berarti ada
resiko) dalam kepemimpinan mereka. Ini prinsip kepemimpinan wirausaha.

- Suatu peluang tidak potensial bisa menjadi suatu peluang sangat potensial.
Kisah awal bisnis teh-botol dan air minum dalam kemasan (Aqua) adalah studi
kasus yang persis menggambarkan paradoks ini. Awalnya dikira tak berprospek,
tapi sejarah telah membuktikan sebaliknya. Kisah Kolonel Sanders yang
berkeliling ke ratusan (bahkan ribuan, katanya) restoran demi menawarkan resep
ayam goreng, pada awalnya ditolak lantaran dianggap mengada-ada (mereka tak
percaya bisnis ini ada prospeknya!). Namun saat ini, hampir setiap kita pernah
ke Kentucky Fried Chicken.

- Untuk dapat uang, Anda harus lebih dulu kehilangan uang. Artinya tentu
investasi, penanaman modal. Seperti metafora menanam bibit kecil, yang selang
beberapa waktu baru akan tumbuh, dan tetap perlu dirawat sehingga pada
gilirannya nanti berbuah lebat.

- Untuk menciptakan (membangun) kekayaan, Anda harus merelakan kekayaan. Ini
soal komitmen, sebagai pribadi sekaligus pemilik. Dengan memberi insentif dan
membagi bonus buat tim yang berprestasi – walaupun konsekuensinya mengurangi
jatah deviden – Anda telah memotivasi para pemangku kepentingan (stakeholders)
bekerja keras memperbesar kue (profitabilitas).

- Supaya berhasil, Anda harus merasakan kegagalan. Kegagalan merupakan hal
biasa bagi wirausahawan, asal jangan berhenti di situ. Ia harus belajar dari
pengalaman dan bangkit lagi dengan semangat yang disertai kebijaksanaan baru.

‘- Berwirausaha perlu pemikiran, persiapan, dan perencanaan cukup panjang.
Namun kewirausahaan juga suatu kegiatan spontan.
Perubahan teknologi, pasar dan
persaingan bersifat dinamis dan kerap sulit ditebak. Namun toh kita mesti
mencoba menggambarkan dan memperkirakan masa depan. Hanya, sadarilah bahwa
rencana bisnis bisa saja telah usang persis ketika ia selesai dicetak dan
dijilid rapih. Wirausaha adalah proses kreatif, bangunlah kebiasaan berencana
dan bereaksi sejalan dengan alternatif yang ada, menggabungkan pikiran dan isi
hati.

- Kreativitas dan daya inovasi harus dilandasi tekad dan disiplin kuat.
Justru disiplin dan tekad kuat adalah fondasi kreativitas dan daya inovasi,
sebab tanpa tekad dan disiplin tak ada jaminan orang untuk berani ambil resiko.

- Berwirausaha menuntut kemampuan bertindak cepat, namun juga kesabaran dan
kesetiaan. Waspadalah, ketika perusahaan lain memperluas bisnisnya, bukan
berarti Anda perlu latah. Pelajari konteksnya, karena mungkin saja dengan fokus
(setia) pada bisnis inti, Anda malah tumbuh lebih cepat dan solid.

- Bila perusahaan jadi besar, teratur, disiplin dan terkontrol, maka semakin
kecil kemungkinan Anda bisa menentukan masa depan. Kewirausahaan menuntut
fleksibilitas dan strategi yang ringkas dan cepat. Kontrol berlebihan dan obsesi
terhadap keteraturan akan mematikan semangat kewirausahaan. Pemeo pebisnis
adalah seperti pembalap formula satu: tatkala saya merasa nyaman artinya saya
terlalu pelan!

- Untuk meningkatkan nilai perusahaan jangka panjang, Anda harus mengorbankan
keuntungan jangka pendek. Demi meningkatkan nilai perusahaan, perlu investasi
terus menerus ke orang, produk, layanan, dan sistem pendukung, artinya
mengorbankan keuntungan sesaat.

 
Bersiaplah untuk sukses!

Share this article :
 

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ARTIKELIUS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger