JUAL KECAP ALA OBAMA

Memperhatikan berbagai tanggapan dan komentar berkaitan dengan kunjungan dan kegiatan Obama di Indonesia, sangat nampak bahwa pesona Obama, kemampuan Retorika Obama dalam menjual kecap benar-benar telah memukau berbagai kalangan. Sehingga penilaian kunjungan Obama menjadi bias dan mengarah menjadi penilaian "performace" Obama sebagai pribadi, bukan sebagai Presiden AS dengan segala kepentingan dan Hidden Agendanya.

Kita lupa, bahwa Obama mengunjungi Indonesia, berdiplomasi di tengah ancaman abu vulkanik, tentu bukan untuk menyelamatkan Indonesia, tetapi untuk mencari jalan keluar bagi terwujudnya kepentingan-kepentingan AS di tempat yang paling memungkinkan. Jadi mestinya, harapan-harapan akan bermurah hati harus dikesmpingkan, harapan untuk menjadi aman karena ada sang Paman harus dikuburkan, dan sikap siaga/kritis terhadap semua fenomena dan fakta mestinya dikedepankan.

Pastinya dampak positif bagi kepentingan AS itu ya, dan Obama yang berusaha keras mengatasi krisis domestik AS memilih Indonesia bukan untuk bagi-bagi dolar, tapi bagaimana bisa mengeruk rupiah dari sumber daya yang ada. Kalau tahun 1967 mengekploitasi Indonesia melalui sektor Ninyak dan tambang, saat ini tentu Listrik Geothermal, Solar Sel, Kehutanan dan Perkebunan dan sejenisnya. Jika itu terjadi, tentu syah-syah saja dilakukan Obama, dan bahakan memang seharusnya demikian.

Seperti Kasus minyak dan tambang dimana rakyat hanya menerima kerusakan lingkungan (Lihat Gambar Kerusakan Lingkungan Oleh Freeport),kali inipun Obama tentu tahu, bagaimana menjinakan Indonesia dengan berbagai isue, berbagai krisis yang sedang dihadapi Indonesia. sebagai misal 20 gunung merapi yang sedang sangat membuat pemerintah SBY mati kutu, untuk meraup rupiah dari itu semua, misalnya bagaimana dapat menguasai proyek-proyek listrik geothermal dan energi surya khatulistiwa.

Di tengah krisis energi yang melanda dunia, negeri "di atas Cincin Api" ini adalah negeri paling memungkinkan untuk menyelamatkan dunia akan krisis energi, belum lagi energy surya khatulistiwa yang tidak ada duanya. Hutan-hutan hujan tropis yang dibutuhkan untuk paru paru dunia, tentu saja sangat menggiurkan bagi Obama.
Rakyat Papua belum menikmati buminya yang kaya raya.


Jika tidak kritis, maka Yang terjadi saat ini dengan segala dampak krisisnya, dapat berulang dengan dampak yang jauh lebih dahsyat. Kemitraan biasa dengan USA berhasil menjadikan Indonesia sebagai bangsa kuli, jika tidak kritis dan bargaining position tetap lemah, Kemitraan konprehensip akan berhasil lebih hebat : menjadikan Bangsa Indonesia sebagai Bangsa Budak !

Rasanya, jika delegasi Indonesia tetap dipegang Mafia Barkley dan Mafia West Point, bargaining position tidak bakalan terjadi. Dan Indonesia dijadikan tumbal oleh Obama untuk mengatasi krisis dalam negerinya bisa mendapatkan jalan mulus.

Obsesi Soros Menguasai CPO Dunia, berinvestasi di Perkebunan sawit,siap mencaplok hutan-hutan Tropis.

Dengan kemampuan retorika Obama yang memukau, semua lupa, bahwa Mr. Obama sedang menjual kecap di hadapan konsumen yang lebih suka jurus "tebar Pesona", tentu untuk kepentingan rakyat yang telah menjadikannya Mr. Presiden of USA.

Dampak bagi Indonesia, tentu saja sangat tergantung dari kemampuan Indonesia sendiri. kepentingan Nasional kita, hanya dapat diwujudkan oleh putra-putri pertiwi. Sayangnya, pendidikan yang menciptakan elitisme menara gading, tidak melahirkan tokoh-tokoh yang punya integritas nasional, kepentingan nasional hanya dikantongi, yang penting Dolar selalu mengalir di pundi-pundi, meski Indonesia menjadi negara bagian yang ke 5X (lima puluh sekian) dari USA.


Masya Allah.

dari : www.doitsoteam.blogspot.com

 

Share this article :
 

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ARTIKELIUS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger