NLP dan Keuntungan Bisnis

Bahasa bisnis adalah bahasa keuntungan.

Ya, bukan bisnis kalau tidak berniat mencari keuntungan.

Wah, kok kesannya materialis betul ya?

Yah, tergantung definisi materialis yang digunakan sih. Yang jelas, bukan lah tujuan seseorang untuk berbisnis melainkan memang ia ingin mendapatkan keuntungan dari bisnis tersebut. Sebab kalau bukan cari keuntungan, maka ia tentu akan membangun yayasan. Hehehe...

Terus, bagaimana dengan para pebisnis, bahkan yang besar-besar, yang punya prinsip untuk mensejahterakan lingkungan sekitar, dll? Bukankah mereka mengeluarkan banyak dananya justru bukan untuk investasi?

Nah, itu kan menurut persepsi kita. Coba deh tanya pada beliau-beliau langsung, apa tujuannya. Pebisnis itu kan ada 2 macam: pebisnis jangka pendek dan jangka panjang. Dua-duanya sama-sama ingin mendapatkan keuntungan, hanya beda di cara. Pebisnis jangka pendek biasanya babat alas, tidak peduli cara, yang penting untung besar dalam waktu singkat. Sementara pebisnis jangka panjang punya perencanaan matang, menginginkan bisnisnya untuk dapat berkembang jauh setelah ia tinggalkan, karenanya ia bangun dengan hati-hati dan penuh kesabaran.

Oh, begitu ya? Terus, apa maksudnya artikel ini membahas soal bahasa bisnis?

OK, kita balik lagi ke bahasan semula. Bahasa bisnis adalah bahasa keuntungan, maka semua yang dilakukan oleh sebuah perusahaan, metode apapun yang diterapkan, teknik apapun yang diimplementasikan, program apapun yang digagas, semuanya adalah dalam rangka menghasilkan keuntungan. Ketika perusahaan memiliki visi dan misi yang lebih besar, sejatinya ia membutuhkan keuntungan tadi sebagai salah satu alat untuk dapat mencapainya.

Lalu, apa hubungannya dengan NLP?

Wah, buanyak sekali! Coba sebutkan aspek di dalam bisnis yang tidak memerlukan bahasa di dalamnya. Nah, semakin dipikir, jadi semakin tidak ketemu, kan? Karena memang semua aspek di dalam bisnis pastilah membutuhkan bahasa, maka bisa dikatakan bahwa bahasa adalah faktor yang menyebabkan apakah sebuah bisnis akan untung atau rugi.

Wah, gimana logikanya tuh?

Sederhana. Dari NLP kita kan belajar prinsip neuro-linguistik. Yaitu, bahasa yang kita gunakan akan mengaktifkan respon neurologis tertentu dalam diri kita dan orang lain. Karena yang namanya neuron itu ada di seluruh tubuh, maka berarti bahasa yang kita katakan atau dengar pasti akan mempengaruhi seluruh tubuh pula. Bukankah kita bisa naik pitam hanya karena mendengar sebuah kata ejekan dari orang lain? Bukankah hati Anda berbunga-bunga hanya demi mendengar sebuah pujian rekan atau atasan Anda? Bagaimana dengan perubahan perasaan yang Anda alami saat menerima surat kenaikan gaji?

Nah, beberapa hal sederhana di atas saja sudah cukup menunjukkan pada kita bahwa setiap kata-kata memiliki pengaruh yang signifikan pada kondisi pikiran dan perasaan seseorang. Dan, karena perusahaan menghendaki karyawannya bekerja dengan optimal agar dapat menghasilkan keuntungan, maka tidak bisa tidak, perusahaan harus cermat dalam penggunaan bahasanya.

Mari kita lakukan latihan sederhana berikut ini.

Sambil duduk rileeeeeks, silakan ucapkan pada diri Anda sendiri kalimat-kalimat berikut ini, kemudian tandai perubahan pikiran dan perasaan yang Anda alami. Ingat, berikan penekanan yang berbeda pada kata yang bercetak tebal.

Saya pasti menyelesaikan pekerjaan sesuai target.

Saya bisa menyelesaikan pekerjaan sesuai target.

Saya ingin menyelesaikan pekerjaan sesuai target.

Saya mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai target.

Saya harus menyelesaikan pekerjaan sesuai target.

Manakah dari kalimat di atas yang menimbulkan efek paling dramatis pada pikiran-perasaan Anda? Manakah kalimat yang membuat Anda sangat termotivasi untuk bergerak? Manakah kalimat yang justru membuat Anda kehilangan semangat? Manakah kalimat yang tidak nyaman bagi Anda? Manakah yang begitu nyaman Anda dengar?

Menarik, kan? Satu kata saja rupa-rupanya dapat menimbulkan efek respon yang berbeda dalam diri kita. Bagaimana dengan banyak kata?

Tidak berhenti sampai di sini, NLP yang berorientasi pada hasil pun melakukan utilisasi lebih lanjut. Ada 2 hal yang bisa kita manfaatkan. Pertama, kita perlu merevisi penggunaan kata-kata kita dalam kehidupan sehari-hari, jika kita ingin memastikan setiap orang bekerja dengan motivasi penuh. Melakukan hal ini, perusahaan dapat meminimalisasi penggunaan kata-kata yang menimbulkan konflik, demotivasi, dan inefisiensi akibat salah pengertian yang terjadi antara satu orang dengan orang lain. Rekan-rekan dari HR, Finance, Operation, dll jelas memerlukan hal ini. Kedua, kita dapat merangkai kata-kata yang kita gunakan sedemikian rupa sehingga memunculkan respon sesuai dengan tujuan yang telah kita rancang. Dengan demikian, perusahaan dapat memastikan setiap pesan yang ingin disampaikan benar-benar sampai dan menimbulkan respon yang diinginkan. Nah, yang satu ini tentu rekan-rekan yang banyak menggunakan komuinikasi persuasif seperti marketing dan sales mutlak memerlukannya.

Dengan demikian, kemahiran dalam penggunaan kata-kata akan menjadikan proses komunikasi di dalam perusahaan menjadi elegan. Tidak perlu pemaksaan, tidak perlu hard selling. Kesemuanya bisa dikemas dalam pola-pola bahasa yang purposive secara sangat halus. Asyik, kan?

Nah, sambil Anda merasakan penasaran menunggu artikel saya berikutnya, silakan pikirkan keuntungan yang bisa Anda dapatkan dari kedua manfaat di atas.

Share this article :
 

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ARTIKELIUS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger