Pembelajaran melalui tindakan

Seorang wakil presiden senior sebuah perusahaan telekomunikasi mendengarkan dengan saksama ktika orang-orang diperusahaannya, yang baru saja menyelesaikan sebuah peroses pengembangan eksekutif multifaset selama setahun, memberikan presentasi tentang pembelajaran melalui tindakan. Ketika mereka sudah selesai, wakil presiden senior ono berkata, hampir tidak percaya: “Orang-orang ini adalah pemimpin, saya tidak tahu bahwa kita bisa menemukan pemimpin seperti ini di dalam perusahaan kita. Kita telah berusahan keras menemukan beberapa pemimpin kunci dan sekarang ada dua puluh pemimpin di depan kita. Dua puluh! Saya ingin orang-orang berbicara di semua rapat kita seperti yang telah mereka lakukan hari ini. Mereka menunjukkan kepemimpinan, dan keberanian.”

            Mengapa wakil presiden ini terkejut? Bagaimana[un, seharusnya ia sudah bisa menduga hasil yang besar: Ia baru saja mengeluarkan ratusan ribu dolar untuk strategi pengembangan kepemimpinan ini, yang dilaksanakan untuk para perempuan yang berpotensi tinggi yang dan orang-orang berkulit warna.

Ketika akan menghadiri presentasi yang tidak terlalu menarik tentang proyek pembelajaran tindakan mereka. Sebaliknya, ia mendengarkan empat kelompok, seluruhnya ada dua puluh orang, yang mendiskusikan isu-isu strategi penting dan bagaimana cara menanganinya. Ia telah mendengarkan orang-orang menyajikan rencana-rencana yang kreatif, taktis, dan bisa dilakukan untuk menghadapi beberapa isu yang telah membuatnya tidak bisa tidur dan menimbulkan kekhawatiran yang tanpa kahir bagi pemimpin di seluruh perusahaan. Dan ia telah mendengar para peserta berbicara secara langsung tentang “hal-hal yang tidak bisa dibicarakan” isu-isu yang tidak pernah dihadapi oleh organisasi karena masalah-maslah tersebut sudah dipolitisir habis-habisan.

            Proyek-proyek pembelajaran tindakan yang merupakan bagian dari proses pengembangan eksekutif perusahaan ini bisa dianggap sebagai percobaan aktif yang bertujuan. Metodenya memungkinkan peserta untuk mempratekkan apa yang sedang mereka pelajari, menjadikan tantangan hidup nyata di dalam bisnis organisasi sebagai titik awal bagi proyek-proyek tim di antara peserta. Dengan pembeljaran sebagai tujuan utama dan pencapaian hasil sebagai tujuan kedua, setiap tim mengerjakan tantangan organisasional tertentu selama kursus.

 

Sumber: PRIMAL LEADERSHIP, Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan Emosi; Daniel Goleman

 

Share this article :
 

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ARTIKELIUS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger