The Trilogy of Bawah Sadar (1)

Pikiran Bawah Sadar dan Alam Bawah Sadar

 

Apakah anda "sadar" ketika:

 

1. Menulis sebuah update status?

2. Mengendarai mobil atau motor?

3. Bermain badminton? 

 

Kita sering merancukan "bawah sadar" dengan "tidak sadar". Apa yang dimaksud dengan "pikiran bawah sadar" dan "alam bawah sadar", adalah bukan terminologi moral melainkan terminologi teknis, yang diciptakan untuk kepentingan pemodelan atau pendekatan tentang pikiran manusia.

 

"Sadar" atau "tidak sadar" dalam konteks pemodelan pikiran manusia, berhubungan dengan sensory awareness dan bukan morality awareness atau spirituality awareness. Dalam hal itu, apa yang disebut dengan "tidak sadar" sering disebut dengan "bawah sadar" dan jika disebut "tidak sadar" maka itu tidak berarti pingsan.

 

Awareness berbeda dari consciousness tapi dalam bahasa Indonesia keduanya sama-sama disebut dengan "kesadaran". Awareness adalah kesadaran moralitas dan consciousness adalah kesadaran inderawi.

 

Bedakan dua ungkapan ini:

 

"Ia tidak menyadari, bahwa punggungnya hanya berjarak sepuluh sentimenter saja dari sudut tajam itu." 

 

"Ia tidak menyadari, bahwa perilakunya sangat merugikan orang banyak."

 

Pembedaan kedua macam kesadaran ini dapat membantu kita memahami perkara "pikiran sadar dan bawah sadar" dan "alam sadar dan bawah sadar".

 

Kembali ke tiga pertanyaan di atas,

 

1. Ketika anda menulis sebuah update status, anda dalam kondisi tidak sadar.

 

Dari ujung bahu, alias pangkal lengan anda, sampai ke ujung jari, memiliki tidak kurang dari 152 otot yang membungkus tulang, yang kemudian menjadi lengan, tangan, dan jari. Kesadaran anda hanya berkata, "saya ingin menulis status ini, lakukanlah." Maka semua komponen itu bergerak sedemikian rupa mengikuti keinginan pikiran sadar anda.

 

Pikiran sadar anda tidak berfokus dengan cara seperti ini,

 

"Baiklah, otot nomor 1 silahkan bergerak. Lalu otot nomor 3 sampai 12 silahkan melakukan tugas. Otot nomor 2, bekerjasamalah dengan otot 37 sampai 88 lakukanlah tugasmu. Sisanya, silahkan mengikuti sampai ujung jari bergerak."

 

Anda tidak melakukannya demikian, anda hanya berpikir dan melakukannya!

 

2. Ketika anda mengendarai motor atau mobil, anda juga melakukannya dengan tidak sadar.

 

"Baiklah, di depan ada pertigaan. Saya ingin ke kiri. Jaraknya masih enam meter dan duapuluh tujuh senti. Lima detik lagi, saya akan menekan handle supaya lampu tanda berbelok menyala. Pada saat yang sama, rem saya tekan kurang lebih empatpuluh persen. Sedetik kemudian saya harus menekan kopling dan langsung diikuti dengan menggeser persneling ke gigi dua. Baiklah, sekarang saatnya memutar stang stir sebesar 60 derajat."

 

Anda tidak melakukannya demikian. Kesadaran anda hanya memerintah dan anda hanya melakukannya saja!

 

3. Ketika anda bermain badminton, anda juga melakukannya dengan tidak sadar.

 

Anda hanya melakukannya dan kesadaran anda hanya berkata, "Lawan saya melakukan smash dan saya harus menangkis." Anda tidak melakukannya begini,

 

"Smashnya menukik nyaris empat puluh lima derajat mengarah ke sudut kanan sisi lapangan saya dengan kecepatan delapan puluh kilo meter per jam. Saya harus bergeser setengah langkah dan meregangkan kedua kaki, menarik bahu agak ke belakang dan sesegera mungkin mengangkat permukaan raket menghadapi cock yang datang."

 

Keburu nyungsep Bro!

Anda hanya melakukannya saja!

 

"Sadar" dan "tidak sadar" adalah fenomena fokus dari pikiran pada suatu saat.

 

Ketika mengetik, ketika mengendarai kendaraan dan ketika bermain badminton, pikiran sadar kita hanya berfokus pada makna-makna besar (chunk up) dari apa yang kita maksud dan kita inginkan agar otot-otot di tubuh kita bekerja dengan kecerdasannya sendiri. Bukankah, hakikat "cerdas" adalah kemampuan untuk menghasilkan "banyak" dengan hanya "sedikit"?

 

"Mind" adalah keseluruhan pikiran dan "thought" adalah pikiran sadar. Selebihnya, dengan porsi yang lebih besar, disebut "sub-conscious mind".

 

Maka, orang pun membuat modelnya.

 

Seperti gunung es, di mana bagian yang menyembul di atas permukaan air adalah pikiran sadar dan bagian yang di bawah permukaan air adalah pikiran bawah sadar atau alam bawah sadar. Atau,

 

Seperti fokus dalam fotografi di mana bagian yang jelas dalam sebuah foto adalah pikiran sadar dan bagian background atau yang tidak fokus adalah pikiran bawah sadar atau alam bawah sadar. Atau,

 

Seperti seseorang memasuki sebuah ruang perpustakaan yang begitu gelap dan membawa senter, di mana bagian yang terang tersorot oleh senter adalah pikiran sadar dan selebihnya yang gelap tidak tersorot senter itu adalah pikiran bawah sadar atau alam bawah sadar.

 

Sadarkah anda, betapa berbahayanya, jika pada detik ini, pikiran anda dipaksa menampung informasi dari mata anda yang begitu awas dan menyadari keberadaan segala sesuatu yang anda lihat sampai sedetil-detilnya, sehingga anda bisa menyebutkan apapun yang tertangkap oleh retina mata anda. Bayangkan jika anda melihat ke arah jalan raya dan pikiran sadar anda bisa menyerap seluruh nomor plat dari semua kendaraan yang lalu lalang? Padahal, anda ingin melihat hanya yang memang ingin anda lihat. Mata anda merekam semuanya, tapi pikiran sadar anda hanya mengolah yang anda perlukan.

 

Apa jadinya, jika telinga anda menyampaikan informasi pendengaran dari seluruh suara yang terdengar saat ini, dari yang dekat sampai yang jauh, dengan intensitas yang sama? Anda bisa gila karena riuh rendahnya segala suara di dunia ini!

 

Di sinilah kebesaran Tuhan. Panca indera kita merekam informasi jauh... jauh... jauh lebih banyak dari apa yang bisa diolah oleh pikiran sadar kita. Dan nanti, kita semua harus mempertanggungjawabkannya di hadapan Tuhan, sampai sedetil-detilnya. Kita saja, yang tidak menyadarinya hari ini.

 

Dalam suatu sesi hypnosis, klien berfokus pada telinga di latar depan dan mengembangkan sendiri segala pemaknaan dengan empat indera lainnya di latar belakang. Dengan telinganya ia sangat sadar dan dengan indera selebihnya ia tidak sadar akan dunia luar. Sang telinga berfokus pada "dunia luar" alias sadar dan indera selebihnya berfokus pada "dunia dalam" sehingga tidak menyadari dunia luar.

 

Sederhana sekali bukan?

 

Ikhwan Sopa

 

Share this article :
 

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ARTIKELIUS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger