Artikel Penting Untuk Para (Calon) Trainers Spesialis Mengajar Peserta (Yang) Mabuk

Profesi pengajar, termasuk sebagai seorang trainer, sering memungkinkan kita untuk mengalami cukup banyak peristiwa unik. Peristiwa-peristiwa unik tersebut bisa membuat kita tersenyum, tertawa, atau bahkan memeras otak ketika mengalaminya. Saya sendiri telah mengalami beberapa kejadian unik mulai dari membantu peserta yang tiba-tiba nyeri pinggang (beneran) ketika diminta bicara, AC mati, laptop ngadat, mengalah tidak diberi proyektor ketika mengajar di kelas paralel bersama trainer-trainer lain (hehehee ..) karena jumlah proyektor tidak mencukupi, sampai yang paling anyar, yaitu memimpin pelatihan dimana sebagian besar peserta mabuk.

Kejadian itu terjadi beberapa waktu yang lalu, diawali dengan persetujuan saya kepada seorang sales sebuah event organizer. Ia menelpon ketika saya tengah menunggu lampu hijau di sebuah persimpangan.

“Pak Nug, klien saya memerlukan seorang pembicara untuk menginspirasi kinerja pelayanan prima mereka.” Kata sang sales sambil menyebutkan nama kliennya.

Karena lampu merah sedang beralih ke hijau, tanpa pikir panjang saya iyakan undangan tersebut. Menjelang hari H saya baru menyadari bahwa klien dari EO tersebut adalah sebuah klub malam dan restoran. Mereka akan mengadakan gathering di luar kota dan di tengah acara tersebut mereka mendatangkan pembicara, yaitu saya.

“Waduh!” Tiba-tiba saya merasa tidak enak karena selama ini saya memang menghindari klien-klien dari industri tersebut. Apalagi, kemudian, saya mendapat konfirmasi dari pihak EO bahwa semuanya sudah disetujui.

“Ya sudah. Kepalang basah. Saya niatkan untuk mengetuk kesadaran mereka saja. Toh ada beberapa ustaz yang bahkan berdakwah di lokalisasi.” Kata saya dalam hati, mencoba menghibur diri.

Singkat kata, hari yang ditunggu telah datang.

Saya berangkat menuju lokasi. Sesampainya di lokasi, Human Resources Manager dari perusahaan itu menyambut saya. Ia menerangkan bahwa tempat untuk acara ternyata masih belum selesai dipersiapkan oleh pihak hotel. Ia memperkirakan baru dua jam lagi tempat akan siap.

“Tidak masalah.” Ucap saya kepada sang HR Manager. Sebenarnya ada masalah. Saat itu saya melihat beberapa peserta tengah ngobrol sambil ditemani oleh botol-botol dan gelas-gelas minuman red label. HR Manager itu menangkap apa yang saya perhatikan.

“Iya, Pak Nug. Di perjalanan tadi anak-anak juga sudah membuka beberapa botol. Saya tidak bisa melarang karena suasananya memang suasana di luar kerja dan mereka sedang gathering.”

Peserta mabuk tentu saja akan sulit memperhatikan apa yang disampaikan seorang pembicara. Saya masih mempunyai dua jam untuk memikirkan apa yang harus saya lakukan agar materi bisa mereka serap. Itu kabar baiknya. Kabar buruknya adalah, kalau dari tadi mereka sudah mulai memasukkan minuman beralkohol 40% ke aliran darah mereka, dua jam dari sekarang apa yang akan terjadi?

Waktu dua jam saya gunakan untuk menemukan cara yang saya anggap efektif untuk menyampaikan materi pada orang-orang mabuk (seakan-akan ADA cara yang efektif ..). “Apapun yang terjadi harus saya hadapi. Saya sudah sampai ditempat ini. Yang salah juga saya karena mengiyakan sebuah undangan tanpa berpikir dahulu.” Begitu saya menenangkan diri.

Dua jam berlalu. Saya sudah berdiri di depan para peserta yang tengah berjuang dengan kesadaran mereka. Acara saya awali dengan membujuk mereka untuk membuka botol-botol air dalam kemasan dan meminumnya sampai habis. Berhasil.

Saya juga sudah berpesan kepada sang HR Manager untuk mengontak pihak hotel agar mem-free flow­-kan kopi kepada seluruh peserta. Beberapa pramuria .. ehh.. pramusaji terus berkeliling untuk terus mengisi gelas-gelas kopi yang ada di tempat duduk peserta. Berhasil.

Entah karena air serta kopi yang menekan efek alkohol dalam tubuh mereka atau karena tubuh mereka yang sudah meningkat toleransinya terhadap minuman beralkohol, yang jelas saya melihat para peserta di hadapan saya ini masih mempunyai cukup ‘kesadaran’ untuk menerima materi. Kendati demikian, saya juga sangat sadar bahwa mereka tidak akan pernah mencerna apa yang saya sampaikan bila saya memakai cara yang biasa.

Saya memutuskan untuk menggunakan beberapa game dan aktifitas sekaligus menggali pengalaman mereka ketika mereka bekerja. Mereka juga saya minta untuk bergantian mengajarkan kepada teman-teman mereka sendiri tentang bekerja dan melayani dengan baik. Peran saya saat itu lebih banyak melakukan daur ulang terhadap apa yang mereka sampaikan kepada teman-temannya, dengan versi yang lebih service excellence dan simpel (untuk diterima otak terpengaruh alcohol). Para peserta terlihat cukup antusias menjalani semua proses penyampaian materi. Ketika melakukan aktifitas penutup, beberapa peserta juga terlihat meneteskan air mata, pertanda mereka terlarut dengan apa yang mereka dengar.

Empat jam berlalu dengan lancar (gangguan-gangguan kecil tentu saja ada, mengingat kondisi peserta yang memang tidak 100% sadar). Peserta terlihat gembira (entah karena materi yang mereka terima atau karena alkohol dalam darah mereka). HR Manager tadi juga terlihat sangat senang. Saya? Tentu saja merasa lega karena acara telah selesai dan saya bisa segera pergi dari tempat itu. Ya. Belum pernah dalam karir sebagai trainer maupun sebagai pembicara, saya begitu ingin segera meninggalkan tempat acara seperti saat itu.

Dalam perjalanan pulang saya banyak tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepala mengingat beberapa momen yang terjadi hari ini. Untung saat itu malam hari sehingga pengguna jalan lain, atau bapak-bapak polisi, tidak memperhatikan. Bisa-bisa saya disangka mabuk dan diberhentikan. Ada banyak pelajaran yang saya petik saat itu dan pelajaran puncak yang saya ambil hari itu adalah, “Hindari mengiyakan sebuah program sebelum mengetahui dengan jelas siapa kliennya dan seperti apa kondisi yang akan kita hadapi.”

Situasi unik, aneh, menantang bisa saja hadir di depan kita saat menjalankan peran serta tugas. Pengalaman dan antisipasi mengajarkan kita untuk selalu siap menghadapi situasi apapun. Kata orang bijak, “Anda tidak bisa menghentikan gelombang laut, tetapi Anda bisa belajar berselancar.”

Apa saja pengalaman unik yang pernah Anda ketika menjalankan profesi?

No drunk living!

Selamat berbagi.

Nugroho Nusantoro

Share this article :
 

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ARTIKELIUS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger