Kelemahan Manusia

Oleh  Mohamad Yunus

Dalam hidup ini kita seringkali membuat berbagai kesalahan. Apa saja

kesalahan-kesalahan yang sering dibuat tapi berakibat fatal.

 

1. MENYALAHKAN ORANG LAIN

 

Itu penyakit P dan K, yaitu Primitif dan Kekanak-kanakan. Menyalahkan

orang lain adalah pola pikir orang primitif. Di pedalaman Afrika, kalau

ada orang yang sakit, yang Dipikirkan adalah : Siapa nih yang nyantet?

Selalu "siapa" Bukan "apa" penyebabnya. Bidang kedokteran modern selalu

mencari tahu "apa" sebabnya, bukan "siapa". Jadi kalau kita berpikir

menyalahkan orang lain, itu sama dengan sikap primitif. Pakai koteka aja

deh, nggak usah pakai dasi dan jas.

Kekanak-kanakan. Kenapa? Anak-anak selalu nggak pernah mau disalahkan.

Kalau ada piring yang jatuh," Adik tuh yang salah", atau "mbak tuh yang

salah". Anda pakai celana monyet aja kalau bersikap begitu. Kalau kita

manusia yang berakal dan dewasa selalu akan mencari sebab terjadinya

sesuatu.

 

2. MENYALAHKAN DIRI SENDIRI

 

Menyalahkan diri sendiri bahwa dirinya merasa tidak mampu. Ini berbeda

dengan MENGAKUI KESALAHAN. Anda pernah mengalaminya? Kalau anda bilang

tidak pernah, berarti anda bohong. "Ah, dia sih bisa, dia ahli, dia

punya jabatan, dia berbakat dsb, Lha saya ini apa ?, wah saya nggak bisa

deh. Dia S3, lha saya SMP, wah nggak bisa deh. Dia punya waktu banyak,

saya sibuk, pasti nggak bisa deh". Penyakit ini seperti kanker, tambah

besar, besar di dalam mental diri sehingga bisa mencapai "improper

guilty feeling".

Jadi walau yang salah partner, anak buah, atau bahkan atasan, berani

bilang "Saya kok yang memang salah, tidak mampu dsb". Penyakit ini

pelan-pelan bisa membunuh kita. Merasa inferior, kita tidak punya

kemampuan. Kita sering membandingkan keberhasilan orang lain dengan

kekurangan kita, sehingga keberhasilan orang lain dianggap Wajar karena

mereka punya sesuatu lebih yang kita tidak punya.

 

3. TIDAK PUNYA GOAL / CITA-CITA

 

Kita sering terpaku dengan kesibukan kerja, tetapi arahnya tidak jelas.

Sebaiknya kita selalu mempunyai target kerja dengan milestone. Buat

target jangka panjang dan jangka pendek secara tertulis. Ilustrasinya

kayak gini : Ada anjing jago lari yang sombong. Apa sih yang nggak bisa

saya kejar, kuda aja kalah sama saya. Kemudian ada kelinci

lompat-lompat, kiclik, kiclik, kiclik. Temannya bilang: "Nah tuh ada

kelinci, kejar aja". Dia kejar itu kelinci, wesss...., kelinci lari

lebih kencang, anjingnya ngotot ngejar dan kelinci lari sipat-kuping

(sampai nggak dengar / peduli apa-apa), dan akhirnya nggak terkejar,

kelinci masuk pagar. Anjing kembali lagi ke temannya dan diketawain.

"Ah lu, katanya jago lari, sama kelinci aja nggak bisa kejar. Katanya lu

paling kencang".

"Lha dia goalnya untuk tetap hidup sih, survive, lha gua goalnya untuk

fun aja sih".

Kalau "GOAL" kita hanya untuk "FUN", isi waktu aja, ya hasilnya Cuma

terengah-engah saja.

 

4. MEMPUNYAI "GOAL", TAPI NGAWUR MENCAPAINYA

 

Biasanya dialami oleh orang yang tidak "teachable". Goalnya salah, focus

kita juga salah, jalannya juga salah, arahnya juga salah. Ilustrasinya

kayak gini : ada pemuda yang terobsesi dengan emas, karena pengaruh

tradisi yang mendewakan emas. Pemuda ini pergi ke pertokoan dan mengisi

karungnya dengan emas dan seenaknya ngeloyor pergi. Tentu saja ditangkap

polisi dan ditanya. Jawabnya : Pokoknya saya mau emas, saya nggak mau

lihat kiri-kanan.

 

5. MENGAMBIL JALAN PINTAS, SHORT CUT

 

Keberhasilan tidak pernah dilalui dengan jalan pintas. Jalan pintas

tidak membawa orang ke kesuksesan yang sebenarnya, real success, karena

tidak mengikuti proses. Kalau kita menghindari proses, ya nggak matang,

kalaupun matang ya dikarbit. Jadi, tidak ada tuh jalan pintas. Pemain

bulutangkis Indonesia bangun jam 5 pagi, lari keliling Senayan,

melakukan smesh 1000 kali. Itu bukan jalan pintas. Nggak ada orang yang

leha-leha tiap hari pakai sarung, terus tiba- tiba jadi juara bulu

tangkis. Nggak ada! Kalau anda disuruh taruh uang 1 juta, dalam 3 minggu

jadi 3 juta, masuk akal nggak tuh? Nggak mungkin!. Karena hal itu

melawan kodrat.

 

6. MENGAMBIL JALAN TERLALU PANJANG, TERLALU SANTAI

 

Analoginya begini : Pesawat terbang untuk bisa take-off, harus mempunyai

kecepatan minimum. Pesawat Boeing 737, untuk dapat take- off, memerlukan

kecepatan minimum 300 km/jam. Kalau kecepatan dia cuma 50 km/jam, ya

Cuma ngabis-ngabisin avtur aja, muter-muter aja. Lha kalau jalannya,

runwaynya lurus anda cuma pakai kecepatan 50 km/jam, ya nggak bisa

take-off, malah nyungsep iya. Iya kan ?

 

7. MENGABAIKAN HAL-HAL YANG KECIL

 

Dia maunya yang besar-besar, yang heboh, tapi yang kecil-kecil nggak

dikerjain. Dia lupa bahwa struktur bangunan yang besar, pasti ada

komponen yang kecilnya. Maunya yang hebat aja. Mengabaikan hal kecil aja

nggak boleh, apalagi mengabaikan orang kecil.

 

8. TERLALU CEPAT MENYERAH

 

Jangan berhenti kerja pada masa percobaan 3 bulan. Bukan mengawali

dengan yang salah yang bikin orang gagal, tetapi berhenti pada tempat

yang salah. Mengawali dengan salah bisa diperbaiki, tetapi berhenti di

tempat yang salah repot sekali.

 

9. BAYANG BAYANG MASA LALU

 

Wah puitis sekali, saya suka sekali dengan yang ini. Karena apa? Kita

selalu penuh memori kan ? Apa yang kita lakukan, masuk memori kita,

minimal sebagai pertimbangan kita untuk langkah kita berikutnya. Apalagi

kalau kita pernah gagal, nggak berani untuk mencoba lagi. Ini bisa balik

lagi ke penyakit nomer-3. Kegagalan sebagai akibat bayang-bayang masa

lalu yang tidak terselesaikan dengan semestinya. Itu bayang-bayang

negatif. Memori kita kadang- kadang sangat membatasi kita untuk maju ke

depan. Kita kadang-kadang lupa bahwa hidup itu maju terus. "Waktu" itu

maju kan ?. Ada nggak yang punya jam yang jalannya terbalik?? Nggak ada

kan ?

Semuanya maju, hidup itu maju. Lari aja ke depan, kalaupun harus jatuh,

pasti ke depan kok. Orang yang berhasil, pasti pernah gagal. Itu memori

negatif yang menghalangi kesuksesan.

 

10. MENGHIPNOTIS DIRI DENGAN KESUKSESAN SEMU

 

Biasa disebut Pseudo Success Syndrome. Kita dihipnotis dengan itu. Kita

kalau pernah berhasil dengan sukses kecil, terus berhenti, nggak

kemana-mana lagi.Sudah puas dengan sukses kecil tersebut. Napoleon

pernah menyatakan: "Saat yang paling berbahaya datang bersama dengan

kemenangan yang besar". Itu saat yang paling berbahaya, karena orang

lengah, mabuk kemenangan. Jangan terjebak dengan goal-goal hasil yang

kecil, karena kita akan menembak sasaran yang besar, goal yang jauh.

Jangan berpuas diri, ntar jadi sombong, terus takabur.

Sudah saatnya kita memperbaiki kehidupan kita. Kesempatan terbuka lebar

untuk siapa saja yang ingin maju.

 

Action may not always bring success, but there is no success without

action.

"Usaha dan tindakan tidak selalu menghasilkan keberhasilan/ sukses,

tetapi... Tidak ada keberhasilan dan sukses TANPA usaha dan tindakan

 

Share this article :
 

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ARTIKELIUS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger