Out Visualization

Dalam berbagai macam komunikasi baik untuk komunikasi antar pribadi, komunikasi masa, atau komunikasi yang lainnya perlu sekali adanya visualisasi. Agar komunikasi benar seutuhnya mencapai tujuan, yaitu memindahkan sesuatu hal yang ada dalam fikiran seseorang kepada fikiran orang lain. Komunikasi ini memang sudah didukung dengan beberapa sarana yang bisa membuat indera (sensory acuity) seseorang lebih kuat dalam menangkap, misalnya dengan gambar peraga, peragaan gerak, dll.
Training merupakan salah satu bentuk komunikasi masa dengan tujuan yang sangat jelas, 'proses memindahkan'. Out put yang diharapkan baik berupa hard ataupun soft skill. Proses pemindahan ini akan lebih efektif, jika dibuat seolah-olah audiens melihat secara langsung sesuatu yang ada dalam fikiran yang menyampaikan. Sehingga seperti kejadian nyata di depan audiens. Semakin audiens bisa melihat ini sebagai sebuah kejadian nyata, maka semakin kuat daya serap kejadian tersebut.
Misalnya saja saat kita datang ke sebuah pesta, dan menceritakan ke orang lain, maka akan bisa menyampaikan berita pesta itu dengan sudut pandang kita saat dalam acara seperti saat kejadian sebenarnya. Hasilnya akan sangat berbeda, jika kita menceritakan hasil cerita seseorang yang datang ke pesta tersebut, dan kita menceritakan ke orang lain lagi.
Mari kita sedikit beralih ke contoh lain, anak
kita saat bermain. Pasti kita sering melihat anak kita atau anak kecil siapa saja, saat bermain menjadi seorang 'pemeran' (aktor/aktris) yang handal. Bahkan sangat handal. Ketika melihat mereka bermain menjadi 'orang lain' bahkan makluq lain, benar-benar ada penjiwaan yang sangat kuat. Sehingga kita yang melihat seperti seolah melihat dia sebagai 'peran' yang sedang dijalani. Bahkan kadang berperan sebagai binatang yang bisa berbicara, seorang hero dalam film kartun, atau peran lainnya.
Si Anak tadi bisa melakukan Out Visualization yang sangat baik. Tanpa menghiraukan sekitar, fokus pada peran yang dijalani, sehingga orang lain yang melihat seolah bukan Si Anak tadi melainkan 'peran'nya. Bahkan kadang saat berperan, tidak mau jika dipanggil dengan nama aslinya. Dan menyampaikan ke pemanggil bahwa dia Si X, bukan Si Anak.
Jika komunikasi masa dalam bentuk training ini, trainer bisa menampilkan Out visulization dengan berbagai macam cara, seperti metafora, gambar peraga, gerakan peraga, kalimat, tonasi,tangisan, jeritan, tertawaan,dll yang benar seperti aslinya dengan penjiwaan penuh, maka trainee akan sangat mampu menyerap dengan lebih baik tentunya. Bisa dibayangkan jika dalam komunikasi ini Out Visulizationnya buruk. Misalnya maksudnya humor tapi tidak lucu, maksudnya bersedih malah membuat trainee geli atau lucu, trainer motivator tapi terlihat lamban dan malas, bisa-bisa trainer bisa tidak dipercaya lagi. Pentingkan Out Visulaization dalam komunikasi.
Lho kok, istilahnya Out Visualization… he he biar judulnya agak keren saja. Biasanya kalau judul biasa, yang mmbaca jumlahnya biasa. Ini juga bentuk Out Visulization dalam menulis kali ya. Ok, kami tunggu masukan positifnya….. jangan sampai komunikasi jadi garing….
 
Yant Subiyanto
Share this article :
 

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ARTIKELIUS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger