Departemen Non-SDM Sebagai Penentu

Sudah sering saya mendengar keluhan para profesional yang bekerja di departemen SDM (sumber daya manusia) bahwa mereka harus "membersihkan" masalah-masalah seputar SDM di departemen lain. Sebaliknya, saya pun sering mendengar keluhan para profesional di departemen non-SDM bahwa mereka harus "membersihkan" masalah-masalah seputar SDM yang seharusnya dilakukan oleh departemen SDM. Saya pun menjadi penasaran apa sih persisnya yang dikeluhkan oleh departemen SDM dan non-SDM? Siapa harus melakukan apa?

 

Mari kita inventarisir masalah-masalah klasik seputar SDM di banyak perusahaan. Mulai dari keterlambatan karyawan, absensi, moral dan semangat kerja yang rendah, reaktif ketimbang proaktif, sulit menyumbang ide-ide, lebih banyak menuntut ketimbang bekerja sebaik-baiknya, dan lainnya. Masalah-masalah ini menjadi momok para manajer dan tim kerja. Nanti penanganan masalah-masalah ini akan kami petakan menurut fungsi dan kewenangan departemen SDM dan non-SDM.

 

Sebelumnya   mari   kita   lihat   posisi   departemen   SDM   di   perusahaan. Departemen  SDM  merupakan  departemen  pelayanan.  Melayani  departemen  non- SDM seputar akuisisi, pengelolaan dan pemberdayaan SDM serta mempertahankan SDM berkualitas bagus di perusahaan. Termasuk juga pengembangan organisasi dan budaya kerja yang tepat. Apa persisnya produk layanan departemen SDM?

 

Departemen  SDM  "bermain"  di  tingkat  kebijakan  dan  berperan  sebagai internal consultant  bagi  departemen  non-SDM.  Kebijakan-kebijakan  ini  di  susun mengacu   pada   strategi   bisnis   dan   strategi   masing-masing   departemen.   Ada keselarasan  antara  tujuan-tujuan  bisnis  dan  unit  kerja  dengan  sistem  manajemen SDM. Departemen SDM menyusun sistem manajemen SDM dan kebijakan atas input dari departemen non-SDM.

 

"Produk"  dan  layanan  departemen  SDM  di  bidang  rekrutmen  &  seleksi, pelatihan & pengembangan SDM, kompensasi & penggajian, hubungan industrial, manajemen karir & suksesi harus mampu mendukung aktivitas bisnis departemen non-SDM.  Ada  hubungan  yang  terukur  antara  sistem  manajemen  SDM  dengan kinerja bisnis dan departemen. Departemen SDM harus menjalin komunikasi & hubungan  mendalam  dengan  departemen  non-SDM  untuk  memperoleh  insight tentang  TOWS  (threath-opportunity-weakness-strength)  departemen  bersangkutan dan tantangan-tantangan yang dihadapi yang menghambat target kinerja. Nah, semua insight yang diperoleh kemudian dihubungkan dengan sistem manajemen SDM yang mendukung kinerja departemen.

 

Bagaimana posisi dan peran departemen non-SDM dalam sistem manajemen SDM di perusahaan? Bila departemen SDM adalah pembuat dan penyusun sistem manajemen dan kebijakan SDM, pengembangan organisasi dan budaya kerja, maka departemen  non-SDM  memainkan  posisi  dan  peran  sebaliknya.  Departemen  non- SDM memposisikan dirinya sebagai pemberi input bagi sistem manajemen SDM dan implementor dari sistem.

 

Input ini  berupa  strategi  unit  kerja  untuk  mencapai  target  kinerja,  proses bisnis, indikator  kinerja utama, tantangan tehnis dan non-tehnis yang dihadapi unit kerja, kriteria SDM untuk menghadapi tantangan-tantangan ini. Seluruh informasi ini harus diketahui dan dipahami oleh departemen SDM. Informasi-informasi ini bukan hanya terkini namun juga asumsi-asumsi atas situasi di masa depan.

 

Peran lain yang dimainkan departemen non-SDM adalah sebagai pelaksana dari sistem manajemen SDM dan kebijakan-kebijakannya. Terutama dalam perencanaan SDM, penyusunan analisis jabatan hingga job description, rekrutmen dan seleksi, pelatihan dan pengembangan SDM, manajemen karir dan suksesi, pengembangan   organisasi,   dan   budaya   kerja.   Beberapa   diantaranya   dilakukan bersama-sama dengan departemen SDM. Sebagai pelaksana, manajer non-SDM harus memastikan sistem manajemen dan kebijakan-kebijakan SDM dijalankan sebaik- baiknya di unit kerjanya.

 

Apa yang dibutuhkan manajer non-SDM dan timnya agar mampu menentukan sistem manajemen dan kebijakan SDM yang tepat di unit kerjanya? Apa yang dibutuhkan manajer non-SDM agar bisa melaksanakan dengan sebaik-baiknya sistem manajemen dan kebijakan SDM di unit kerjanya? Apa yang dibutuhkan manajer non- SDM untuk mengelola dan mempertahankan SDM-SDM yang terbaik di unit kerjanya? Nantikan tulisan saya yang ke-2.

Salam SDM !

 

Rezi A. Soripada

Management Educator, Consultant & Author

__._,_.___


by: Sarah Proaktif <proaktifsarah@yahoo.co.id>

 

Share this article :
 

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ARTIKELIUS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger