Apa yang Sama dari Gangnam Style, Arya Wiguna dan Keripik Maicih?

Sumber : http://strategimanajemen.net

Anda mungkin sudah pernah melihat video tarian Opa Gangnam Style di Youtube. Hingga hari ini, video itu sudah dilihat lebih dari 1 milyar kali.

Lalu kita juga tersenyum geli saat menonton parodi video Arya Wiguna dengan tajuk Demi Tuhan. Eka Gustiwana, anak muda biasa-biasa saja, adalah sosok dibalik video parodi yang fenomenal itu.

Dan kita kini pasti sudah kenal dengan keripik Maicih, sebuah brand yang menjadi instant hit dalam jagat kuliner nusantara.

Apa yang membuat ketiganya sama ?

Yang sama dari ketiga kasus itu adalah ini : semuanya adalah contoh yang nyaris sempurna tentang bagaimana membuat sebuah ide/produk menjadi viral. Menyebar secara cepat bagaikan virus, dan menjadi perbincangan dimana-mana. Dan praktis tanpa mengeluarkan biaya promosi yang tinggi sebab mereka menyebar dengan sendirinya.

Dalam dunia komunikasi pemasaran, siasat itu acap disebut sebagai "Viral Strategy" : tentang bagaimana membuat sebuah ide/brand bisa menyebar dengan sendirinya ke begitu banyak orang. Tentang bagaimana merajut "siasat gethok tular (word of mouth)" dalam jagat digital yang saling terkoneksi.

Betapa indahnya kalau kita punya produk atau ide/gagasan, dan kemudian kita bisa membuat produk atau gagasan itu menyebar dengan cepat seperti virus Trojan Horse kepada audiens yang memang menjadi target market kita.

Pertanyaan kuncinya adalah  : lalu bagaimana caranya agar produk atau ide kita bisa menjadi viral? Apakah viral itu hanya sebuah keberuntungan, random of luck?

Kita mungkin bisa menemukan jawabannya dalam buku maut berjudul Contagious : Why Things Catch On.

Ditulis oleh Jon Berger, profesor yang masih muda belia berusia 32 tahun dari Wharton School of Business, University of Pensylvania, buku itu mendedahkan secara elegen tentang bagaimana produk/ide bisa menjadi viral laksana virus yang menyebar ke tujuh penjuru angin.

Berger menulis sebuah peristiwa/gagasan/brand tertentu bisa menjadi viral jika setidaknya mengandung satu dari empat elemen berikut (artinya, tidak semua elemen berikut harus dimiliki; hanya punya satu saja sudah bisa membuat sebuah ide menjadi viral).

 

Viral # 1 : Inner Remarkability. Sebuah produk/ide cenderung akan menjadi viral kalau secara inheren mengandung sesuatu yang bikin kita bilang wow. Video Gangnam Style memang wow, jenaka dan unik. Video parodi Arya Guna sangat cerdas dalam mengubah kemarahan menjadi sesuatu yang membikin kita ngakak.

Dan kepopuleran kripik Maicih mungkin disebabkan mereka yang pertama kali mengenalkan gradasi level kepedasan dari level 1 sd level 10. Ide yang sederhana namun amat powerful untuk mengundang rasa ingin tahu konsumen. Simple inner remarkability.

 

Viral # 2 : When U Care, You Share. Jon Berger menyebut, ide atau peristiwa yang mengundang emosi (baik emosi positif berupa empati atau emosi negatif berupa kemarahan terhadap kesewenang-wenangan) lebih mudah menjadi viral.

Itu yang mungkin menjelaskan kenapa gerakan Blood for Life atau Koin untuk Prita (dalam kasus perlawanan Prita melawan RS Omni bebera tahun lalu) dengan segera menjad viral dan mengundang ribuan simpatisan. Sebab : empati publik mudah memicu viral.

Video insiden Munarman memberikan "siraman teh manis" kepada lawan bicaranya juga menjadi viral di You Tube minggu-minggu ini. Kenapa? Barangkali ini juga karena dipicu emosi publik (antara emosi keterkejutan, geram hingga tersenyum geli). Video ini tentu juga mengandung "inner remarkability".

 

Viral # 3 : Make It Easy to Share. Sebuah gagasan atau produk mudah menjadi viral jika ia menyediakan ruang bagi publik untuk mudah mengakses dan berbagi.

Kini makin banyak brand yang memasang iklan di Youtube karena media ini membuat proses akses dan sharing menjadi mudah (dibanding jika disiarkan melalui tv konvensional). Video Gangnam tak mungkin dikenal di seluruh dunia kalau hanya disiarkan di TV Korea (dengan membayar lagi).

Sebagai blogger saya juga bersyukur : kini banyak pluggin (fitur) yang membuat proses sharing artikel menjadi mudah. Ikon berbagi yang ada di setiap akhir artikel blog ini membuat saya terkejut : sejumlah artikel lama blog ini menjadi viral lantaran di-share oleh ribuan pembacanya.

Make it easy to share to public. Ini kunci membuat produk/gagasan kita bisa menjadi viral.

 

Viral # 4 : Practical Value. Ini elemen viral yang terakhir. Artinya : sebuah produk/ brand/ide mudah menjadi viral kalau ia menawarkan practical value bagi audiens-nya.

Saya mengamati, artikel di  blog ini yang paling sering di-share adalah yang memberikan real practical value bagi pembaca. Misal, artikel berjudul "The Death of Samurai" – yang hingga saat ini dibaca oleh lebih dari 40 ribu orang – di-share oleh puluhan milis karena mungkin memberikan value yang amat berharga tentang bagaimana berkompetisi dalam era digital.

Contoh lain : tweet-tweet tentang tips kesehatan oleh seorang dokter cenderung di-retweet oleh banyak followernya; sebab isi tips itu memberikan practical value bagi pembacanya.

Demikianlah empat elemen viral yang disajikan secara memukau dalam buku Jon Berger berjudul Contagious – Why Things Catch On.

Empat elemen viral itu adalah : 1) Bikin ide yang remarkable. 2) Atau  yang mengundang emosi. 3) Lalu ciptakan kemudahan untuk berbagi, serta 4) berikan practical value bagi audiens.

Dengan itu, Anda bisa membuat gagasan atau produk Anda menyebar laksana virus Trojan Horse.

 

Share this article :
 

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ARTIKELIUS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger