Saat ini hampir semua orang tanpa terkecuali berlomba mengumpulkan kekayaan berupa pemupukan dan penimbunan materi dalam jumlah yang banyak, hal ini secara legal sungguh tidak dilarang, tetapi yang dilarang adalah cara mengumpulkan materi yang tidak sesuai dengan cara yang benar dan tepat, terkadang banyak orang yang melakukan pengejaran sukses dangan cara tidak sukses,seperti menipu, korupsi, merampok dan hal sebagainya, benarkah materi 100% menjamin kebahagian anda? apakah memang kekayaan itu hanya diukur dalam sebuah materi?
Seorang sahabat sebutlah namanya Andi, dia memiliki sebuah toko dan usaha yang cukup memberi materi yang banyak, tetapi suatu hari dia menelphon dan berkirim email kepada saya, saya telah memiliki semua yang saya inginkan tapi saya merasa tidak bahagia, kalau dilihat apa yang kurang dari hidup saya? tanya nya kepada saya. memang benar dari pernyataan tersebut bahwa dia memiliki sumber uang yang cukup, Istri dan anak yang cantik dan pintar tapi apa lagi selanjutnya, kenapa dia berkeluh kesah tidak bahagia.Ya banyak orang seperti sahabat saya yang hanya mengejar materi tanpa disadarinya mereka telah menyiayikan kekayaan yang hakiki yaitu kekayaan hati.
Setiap orang memiliki HATI di dalam dirinya. Hanya saja, Mereka yang didominasi oleh pencarian pencarian dan pengumpulan harta benda.seringkali mengabaikan kedamaian dan ketentraman jiwa. Teman saya pernah bertanya kepada saya, Apa definisi kaya? Waktu itu ada beberapa orang rekan, jawaban pun beragam, ada yang menjawab jika punya uang 1 milyar, ada yang bilang punya ini dan punya itu, tetapi entah kenapa saya menjawab, kaya bagi saya adalah saya ingin berbuat apa saja maka saya mampu melakukannya. Bagi saya keterbatasan adalah belenggu yang membatasi baik hati maupun fikiran.
sesungguhnya kekayaan yang berupa harta benda atau kematerian atau jabatan tidaklah lebih baik daripada kekayaan diri, yaitu hati yang rela menerima dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki, serta menjauhkan diri dari ketidakpuasan yang berlebihan. Sikap yang demikian itu akan mendatangkan rasa tentram dalam hidup dan menjauhkan diri dari sifat serakah dan tamak. seseorang yang telah memiliki harta yang menggunung tidak akan meresa kaya ketika dia terus merasa kurang, sehingga orang tersebut takut untuk membelanjakan hartanya, dan orang tersebut tidak bisa menikmati apa yang dimilikinya, yang mungkin ada difikiranya adalah bagaimana menambah dan mempertahankan apa yang dipunyainya.
Seseorang yang memiliki kekayaan hati akan selalu berlapang dada, berhati tentram, merasa kaya dan berkecukupan, bebas dari keserakahan, karena pada hakikatnya kekayaan dan kemiskinan terletak pada hati bukan pada harta yang dimilikinya. Bila kita perhatikan banyak orang yang lahirnya nampak berkecukupan bahkan mewah, namun hatinya diliputi keserakahan dan kesengsaraan, sebaliknya banyak orang yang sepintas lalu seperti kekurangan namun hidupnya tenang, penuh kegembiraan, bahkan masih sanggup mengeluarkan sebagian hartanya untuk kepentingan sosial.
Sebenarnya manusia dapat disebut kaya ketika memiliki hati yang kaya, yang penuh dengan sifat mulia seperti lemah lembut terhadap sesama manusia, suka tolong menolong, tenang dan berlapang hati dengan apa yang ada, menghormati sesama orang, dan tidak memiliki sifat-sifat hati yang tercela seperti sombong, tinggi diri dan sebagainya, orang yang memiliki hati seperti itulah yang sebenar-benarnya kaya.jadi sudahkah anda menjadi kaya? atau anda adalah orang yang memiliki harta tapi sebenernya miskin. ketika kekayaan yang dimilik tidak memiliki manfaat bagi diri kita, saudara dan lingkungan sekitar maka kita sebenarnya adalah miskin yang sebenarnya.
kenapa seperti itu, coba bandingkan orang kaya yang pelit dan orang yang secukupnya rajin bersedekah atau membantu orang lain, kaya mana sebenernya, mungkin orang kaya itu memiliki uang Rp 1 milyar, dan orang yang secukupnya memiliki Rp 1.juta, tapi dengan uang itu dia sudah cukup dan dapat membantu orang lain, maka secara kasat mata pun orang yang sudah mampu memberi adalah orang yang sudah berlebih, maka itu kekayaan yang sejati adanya di dalam hati, syukuri setiap apa yang kita punya, terima dengan ikhlas dan bantu orang lain dengan apa yang kita punya dan anda akan menjadi kaya yang sesungguhnya.
Seorang sahabat sebutlah namanya Andi, dia memiliki sebuah toko dan usaha yang cukup memberi materi yang banyak, tetapi suatu hari dia menelphon dan berkirim email kepada saya, saya telah memiliki semua yang saya inginkan tapi saya merasa tidak bahagia, kalau dilihat apa yang kurang dari hidup saya? tanya nya kepada saya. memang benar dari pernyataan tersebut bahwa dia memiliki sumber uang yang cukup, Istri dan anak yang cantik dan pintar tapi apa lagi selanjutnya, kenapa dia berkeluh kesah tidak bahagia.Ya banyak orang seperti sahabat saya yang hanya mengejar materi tanpa disadarinya mereka telah menyiayikan kekayaan yang hakiki yaitu kekayaan hati.
Setiap orang memiliki HATI di dalam dirinya. Hanya saja, Mereka yang didominasi oleh pencarian pencarian dan pengumpulan harta benda.seringkali mengabaikan kedamaian dan ketentraman jiwa. Teman saya pernah bertanya kepada saya, Apa definisi kaya? Waktu itu ada beberapa orang rekan, jawaban pun beragam, ada yang menjawab jika punya uang 1 milyar, ada yang bilang punya ini dan punya itu, tetapi entah kenapa saya menjawab, kaya bagi saya adalah saya ingin berbuat apa saja maka saya mampu melakukannya. Bagi saya keterbatasan adalah belenggu yang membatasi baik hati maupun fikiran.
sesungguhnya kekayaan yang berupa harta benda atau kematerian atau jabatan tidaklah lebih baik daripada kekayaan diri, yaitu hati yang rela menerima dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki, serta menjauhkan diri dari ketidakpuasan yang berlebihan. Sikap yang demikian itu akan mendatangkan rasa tentram dalam hidup dan menjauhkan diri dari sifat serakah dan tamak. seseorang yang telah memiliki harta yang menggunung tidak akan meresa kaya ketika dia terus merasa kurang, sehingga orang tersebut takut untuk membelanjakan hartanya, dan orang tersebut tidak bisa menikmati apa yang dimilikinya, yang mungkin ada difikiranya adalah bagaimana menambah dan mempertahankan apa yang dipunyainya.
Seseorang yang memiliki kekayaan hati akan selalu berlapang dada, berhati tentram, merasa kaya dan berkecukupan, bebas dari keserakahan, karena pada hakikatnya kekayaan dan kemiskinan terletak pada hati bukan pada harta yang dimilikinya. Bila kita perhatikan banyak orang yang lahirnya nampak berkecukupan bahkan mewah, namun hatinya diliputi keserakahan dan kesengsaraan, sebaliknya banyak orang yang sepintas lalu seperti kekurangan namun hidupnya tenang, penuh kegembiraan, bahkan masih sanggup mengeluarkan sebagian hartanya untuk kepentingan sosial.
Sebenarnya manusia dapat disebut kaya ketika memiliki hati yang kaya, yang penuh dengan sifat mulia seperti lemah lembut terhadap sesama manusia, suka tolong menolong, tenang dan berlapang hati dengan apa yang ada, menghormati sesama orang, dan tidak memiliki sifat-sifat hati yang tercela seperti sombong, tinggi diri dan sebagainya, orang yang memiliki hati seperti itulah yang sebenar-benarnya kaya.jadi sudahkah anda menjadi kaya? atau anda adalah orang yang memiliki harta tapi sebenernya miskin. ketika kekayaan yang dimilik tidak memiliki manfaat bagi diri kita, saudara dan lingkungan sekitar maka kita sebenarnya adalah miskin yang sebenarnya.
kenapa seperti itu, coba bandingkan orang kaya yang pelit dan orang yang secukupnya rajin bersedekah atau membantu orang lain, kaya mana sebenernya, mungkin orang kaya itu memiliki uang Rp 1 milyar, dan orang yang secukupnya memiliki Rp 1.juta, tapi dengan uang itu dia sudah cukup dan dapat membantu orang lain, maka secara kasat mata pun orang yang sudah mampu memberi adalah orang yang sudah berlebih, maka itu kekayaan yang sejati adanya di dalam hati, syukuri setiap apa yang kita punya, terima dengan ikhlas dan bantu orang lain dengan apa yang kita punya dan anda akan menjadi kaya yang sesungguhnya.
Post a Comment