Oleh : Ikhwan Sopa
Seseorang mengirim pesan kepada saya, menanyakan tentang bagaimana caranya menjadi seorang professional motivational speaker alias pembicara motivasional yang profesional.
Dari ungkapannya, dia seperti melihat bahwa profesi ini sangat menyenangkan. Mungkin baginya, pembicara motivasional itu funky dan fancy. Buat saya pribadi, ya. Buat orang lain belum tentu.
He...he...he... bingung juga menjawabnya, sebab saya seperti diingatkan kembali dan merasa seperti tiba-tiba sudah berada di sini, dalam posisi sebagai seorang pembicara motivasional profesional.
Apa yang di bawah ini, merupakan kombinasi dari opini saya pribadi dan berbagai referensi yang saya ambil dari mereka yang lebih dahulu terjun dan lebih berpengalaman dalam profesi ini. Sepanjang yang saya tahu, belum ada panduan resmi terkait dengan cara untuk menjadi pembicara motivasional.
BASIC BELIEFS
1. Setiap orang bisa menjadi pembicara motivasional.
Sejarah kehidupan setiap pembicara motivasional, tidak menunjukkan pola hidup tertentu yang bisa dipastikan sebagai jalan setapak atau peta yang presisi untuk menuju profesi sebagai pembicara motivasional.
Ada yang sejarahnya adalah keberhasilan, kemudian terdorong untuk berbagi tentang fenomena keberhasilan itu.
Ada yang sejarah hidupnya kelam, lalu menemukan pencerahan untuk bangkit memperbaiki kehidupan, dan lantas juga terdorong untuk berbagi tentang fenomena kebangkitan itu.
Ada yang terlahir dengan kekurangan, dan kemudian bisa menerima dengan besar hati, lalu mencapai tingkat kehidupan yang dirasakan nyaman dan membahagiakan, dan akhirnya terdorong untuk berbagi dengan orang lain yang juga terlahir di dalam kekurangan.
Ada yang mengalami kegagalan berulang-ulang, lalu kemudian menjadi orang yang berhasil, dan kemudian terdorong oleh semangat untuk berbagi inspirasi tentang berbagai fenomena tentang kegagalan.
Ada yang merasa bahwa kehidupannya seperti datar dan biasa-biasa saja, lalu kemudian melakukan pergeseran dan perombakan di dalam kehidupan, dan menjadi orang yang makin berfokus pada kepentingan untuk membahagiakan orang lain.
Ada yang menjalani proses kehidupan sesuai jalur keahlian dan menapaki profesi, sampai akhirnya tersadarkan bahwa apa yang ia miliki di dalam keahlian itu, akan makin bermanfaat jika tersebar makin luas.
Ada yang hidupnya biasa saja, kemudian mengalami apa yang disebut dengan PEE, Peak Emotional Experience, sebuah kejadian atau pengalaman hidup yang merupakan puncak pengalaman emosi, dan kemudian terdorong untuk berbagi dengan sesama.
Masih banyak lagi latar belakang sejarah dari para pembicara motivasional yang tak mungkin saya sebut satu-persatu di sini. Intinya, setiap orang bisa.
2. Pendorong utamanya adalah keinginan untuk membantu dan berbagi dengan orang lain.
Contoh-contoh dalam poin 1 di atas jelas sekali mempertegas hal ini. Begitu pula, setiap sejarah dari para pembicara motivasional lainnya.
3. Anda tidak perlu ideal atau sempurna.
Nyaris setiap pembicara motivasional, justru punya sejarah hidup yang mencerminkan segala hal, yang justru ingin dihindari oleh audiencenya. Bagi sebagian pembicara motivasional, penderitaan dan pengalaman buruk di dalam hidup justru merupakan salah satu syarat untuk bisa banyak bercerita.
4. Anda bisa memulainya sekarang juga.
Setiap orang pada dasarnya adalah motivator. Setiap kali seseorang berhubungan dengan orang lain, apa yang diharapkan dari orang lain itu adalah berbagai sikap, tindakan, atau cara berpikir yang perlu dimotivasi. Jika Anda memahami hal ini, kemudian berhadapan dengan keadaan atau situasi seperti yang baru saya sebutkan, maka detik itu juga adalah peluang bagi Anda untuk berbicara motivasional.
TEKNIS
1. Anda harus senang berbicara.
Namanya juga pembicara. Belum perlu pandai, senang saja dahulu. Kepandaian nanti bisa dilatih. Jika Anda senang berbicara, maka biasanya Anda senang berbagi dan lebih mudah mendapat teman atau audience. Jika Anda senang berbagi, maka Anda akan punya semangat tinggi dan selalu terjaga.
2. Anda harus punya pesan.
"Pesan" adalah sesuatu yang menjadi fokus pembicaraan Anda. Atau dengan kata lain, Anda harus punya topik utama dan andalan, yang akan menjadi identifikasi Anda. Ini biasanya terkait dengan keahlian dan spesialisasi Anda. Secara marketing, ini disebut dengan niche atau ceruk atau target audience. "Pesan" inilah yang akan menjadi nilai tambah bagi audience Anda. Lagi pula, untuk apa Anda berbicara, jika tidak punya nilai tambah bagi orang lain?
3. Mulailah dengan berbicara tanpa bayaran.
Ini adalah bentuk terbaik dari latihan Anda. Kecuali, jika Anda sudah yakin bahwa apa yang menjadi topik Anda dan bagaimana Anda menyampaikannya, memang pantas langsung dihargai.
4. Banyaklah menulis, mendengar, membaca, merenung, dan berpikir.
Berbicara adalah bagian dari perangkat komunikasi yang terdiri dari bicara, mendengar, membaca, dan menulis.
5. Walk The Talk.
Lakukan apa yang Anda bicarakan. Gampang-gampang susah. Maka, mulailah dari berbagai hal di sekitar dan apa yang terjadi pada diri Anda sendiri. Selalulah hindari, mengatakan apa yang tidak Anda lakukan.
6. Berbekallah.
Bekal utama Anda adalah ilmu komunikasi, alias ilmu menyampaikan alias ilmu berbagi. Di antara yang terpenting adalah NLP, Hypnosis, Hypnotherapy, Psikologi, Logika, Semantik, Sastra, Training, Consulting, Coaching, Mentoring, Consulting, Facilitating, Presenting (brainware dan software), persuasi, negosiasi, mind-body-emotion works, dan sebagainya. Tidak ada keharusan tentang hal ini, namun demikian semua itu bisa menjadi motor untuk menyampaikan ilmu, keahlian, atau bidang utama Anda.
7. Pelajari Entrepreneurship dan leadership.
Jika Anda serius, Anda harus fokus dan total. Dalam hal ini, Anda mau tidak mau akan menjadikan "bicara" sebagai aktivitas utama Anda sehari-hari. Itu artinya, bisa jadi seluruh kehidupan Anda akan sangat tergantung pada aktivitas "bicara" Anda. Paling tidak, sebelum Anda menjadi mampu untuk menopang kehidupan dari mekanisme lain yang cenderung berjalan otomatis dan tidak terlalu menyibukkan diri Anda sendiri. Sebab, kesibukan utama Anda adalah "berbicara". Anda harus bisa melakukan manajemen dengan baik, dalam organisasi dan kepemimpinan.
8. Branding, Personal Branding, dan Marketing.
Sejalan dengan fokus topik dan aktivitas Anda sebagai entrepreneur, cepat atau lambat Anda diharuskan untuk memaket diri Anda dan topik Anda menjadi semacam "produk". Terlebih lagi, jika Anda memutuskan untuk menjadikan pembicara motivasional sebagai profesi tunggal dan bukan sambilan atau sampingan di sepanjang sisa hidup Anda.
9. Tentukan arah perjalanan Anda.
Kemana? Mau sampai mana? Mau jadi apa? Mau menciptakan dan membuat apa? Kapan? Di mana? Bagaimana? Dengan cara apa?
10. Keluarga dan kerabat.
Yakinkan bahwa keluarga dan kerabat Anda mendukung penuh cita-cita dan keinginan Anda. Dalam banyak kasus, menjadi pembicara motivasional yang profesional adalah berganti profesi dengan tetap membawa ilmu dan keahlian terdahulu. Paling tidak, inilah awal langkah Anda, sebelum Anda mengembangkan ilmu dan keahlian baru dalam profesi yang baru.
11. Reviewlah setiap saat poin 1 s.d. 10.
Ada saatnya, di mana sebuah gong akan berbunyi di kepala Anda, sebagai tanda bagi Anda untuk menerjuni dunia baru ini secara total dan fokus. Sebelum itu, teruskanlah latihan-latihan Anda.
Semoga bermanfaat.
Dari ungkapannya, dia seperti melihat bahwa profesi ini sangat menyenangkan. Mungkin baginya, pembicara motivasional itu funky dan fancy. Buat saya pribadi, ya. Buat orang lain belum tentu.
He...he...he.
Apa yang di bawah ini, merupakan kombinasi dari opini saya pribadi dan berbagai referensi yang saya ambil dari mereka yang lebih dahulu terjun dan lebih berpengalaman dalam profesi ini. Sepanjang yang saya tahu, belum ada panduan resmi terkait dengan cara untuk menjadi pembicara motivasional.
BASIC BELIEFS
1. Setiap orang bisa menjadi pembicara motivasional.
Sejarah kehidupan setiap pembicara motivasional, tidak menunjukkan pola hidup tertentu yang bisa dipastikan sebagai jalan setapak atau peta yang presisi untuk menuju profesi sebagai pembicara motivasional.
Ada yang sejarahnya adalah keberhasilan, kemudian terdorong untuk berbagi tentang fenomena keberhasilan itu.
Ada yang sejarah hidupnya kelam, lalu menemukan pencerahan untuk bangkit memperbaiki kehidupan, dan lantas juga terdorong untuk berbagi tentang fenomena kebangkitan itu.
Ada yang terlahir dengan kekurangan, dan kemudian bisa menerima dengan besar hati, lalu mencapai tingkat kehidupan yang dirasakan nyaman dan membahagiakan, dan akhirnya terdorong untuk berbagi dengan orang lain yang juga terlahir di dalam kekurangan.
Ada yang mengalami kegagalan berulang-ulang, lalu kemudian menjadi orang yang berhasil, dan kemudian terdorong oleh semangat untuk berbagi inspirasi tentang berbagai fenomena tentang kegagalan.
Ada yang merasa bahwa kehidupannya seperti datar dan biasa-biasa saja, lalu kemudian melakukan pergeseran dan perombakan di dalam kehidupan, dan menjadi orang yang makin berfokus pada kepentingan untuk membahagiakan orang lain.
Ada yang menjalani proses kehidupan sesuai jalur keahlian dan menapaki profesi, sampai akhirnya tersadarkan bahwa apa yang ia miliki di dalam keahlian itu, akan makin bermanfaat jika tersebar makin luas.
Ada yang hidupnya biasa saja, kemudian mengalami apa yang disebut dengan PEE, Peak Emotional Experience, sebuah kejadian atau pengalaman hidup yang merupakan puncak pengalaman emosi, dan kemudian terdorong untuk berbagi dengan sesama.
Masih banyak lagi latar belakang sejarah dari para pembicara motivasional yang tak mungkin saya sebut satu-persatu di sini. Intinya, setiap orang bisa.
2. Pendorong utamanya adalah keinginan untuk membantu dan berbagi dengan orang lain.
Contoh-contoh dalam poin 1 di atas jelas sekali mempertegas hal ini. Begitu pula, setiap sejarah dari para pembicara motivasional lainnya.
3. Anda tidak perlu ideal atau sempurna.
Nyaris setiap pembicara motivasional, justru punya sejarah hidup yang mencerminkan segala hal, yang justru ingin dihindari oleh audiencenya. Bagi sebagian pembicara motivasional, penderitaan dan pengalaman buruk di dalam hidup justru merupakan salah satu syarat untuk bisa banyak bercerita.
4. Anda bisa memulainya sekarang juga.
Setiap orang pada dasarnya adalah motivator. Setiap kali seseorang berhubungan dengan orang lain, apa yang diharapkan dari orang lain itu adalah berbagai sikap, tindakan, atau cara berpikir yang perlu dimotivasi. Jika Anda memahami hal ini, kemudian berhadapan dengan keadaan atau situasi seperti yang baru saya sebutkan, maka detik itu juga adalah peluang bagi Anda untuk berbicara motivasional.
TEKNIS
1. Anda harus senang berbicara.
Namanya juga pembicara. Belum perlu pandai, senang saja dahulu. Kepandaian nanti bisa dilatih. Jika Anda senang berbicara, maka biasanya Anda senang berbagi dan lebih mudah mendapat teman atau audience. Jika Anda senang berbagi, maka Anda akan punya semangat tinggi dan selalu terjaga.
2. Anda harus punya pesan.
"Pesan" adalah sesuatu yang menjadi fokus pembicaraan Anda. Atau dengan kata lain, Anda harus punya topik utama dan andalan, yang akan menjadi identifikasi Anda. Ini biasanya terkait dengan keahlian dan spesialisasi Anda. Secara marketing, ini disebut dengan niche atau ceruk atau target audience. "Pesan" inilah yang akan menjadi nilai tambah bagi audience Anda. Lagi pula, untuk apa Anda berbicara, jika tidak punya nilai tambah bagi orang lain?
3. Mulailah dengan berbicara tanpa bayaran.
Ini adalah bentuk terbaik dari latihan Anda. Kecuali, jika Anda sudah yakin bahwa apa yang menjadi topik Anda dan bagaimana Anda menyampaikannya, memang pantas langsung dihargai.
4. Banyaklah menulis, mendengar, membaca, merenung, dan berpikir.
Berbicara adalah bagian dari perangkat komunikasi yang terdiri dari bicara, mendengar, membaca, dan menulis.
5. Walk The Talk.
Lakukan apa yang Anda bicarakan. Gampang-gampang susah. Maka, mulailah dari berbagai hal di sekitar dan apa yang terjadi pada diri Anda sendiri. Selalulah hindari, mengatakan apa yang tidak Anda lakukan.
6. Berbekallah.
Bekal utama Anda adalah ilmu komunikasi, alias ilmu menyampaikan alias ilmu berbagi. Di antara yang terpenting adalah NLP, Hypnosis, Hypnotherapy, Psikologi, Logika, Semantik, Sastra, Training, Consulting, Coaching, Mentoring, Consulting, Facilitating, Presenting (brainware dan software), persuasi, negosiasi, mind-body-emotion works, dan sebagainya. Tidak ada keharusan tentang hal ini, namun demikian semua itu bisa menjadi motor untuk menyampaikan ilmu, keahlian, atau bidang utama Anda.
7. Pelajari Entrepreneurship dan leadership.
Jika Anda serius, Anda harus fokus dan total. Dalam hal ini, Anda mau tidak mau akan menjadikan "bicara" sebagai aktivitas utama Anda sehari-hari. Itu artinya, bisa jadi seluruh kehidupan Anda akan sangat tergantung pada aktivitas "bicara" Anda. Paling tidak, sebelum Anda menjadi mampu untuk menopang kehidupan dari mekanisme lain yang cenderung berjalan otomatis dan tidak terlalu menyibukkan diri Anda sendiri. Sebab, kesibukan utama Anda adalah "berbicara". Anda harus bisa melakukan manajemen dengan baik, dalam organisasi dan kepemimpinan.
8. Branding, Personal Branding, dan Marketing.
Sejalan dengan fokus topik dan aktivitas Anda sebagai entrepreneur, cepat atau lambat Anda diharuskan untuk memaket diri Anda dan topik Anda menjadi semacam "produk". Terlebih lagi, jika Anda memutuskan untuk menjadikan pembicara motivasional sebagai profesi tunggal dan bukan sambilan atau sampingan di sepanjang sisa hidup Anda.
9. Tentukan arah perjalanan Anda.
Kemana? Mau sampai mana? Mau jadi apa? Mau menciptakan dan membuat apa? Kapan? Di mana? Bagaimana? Dengan cara apa?
10. Keluarga dan kerabat.
Yakinkan bahwa keluarga dan kerabat Anda mendukung penuh cita-cita dan keinginan Anda. Dalam banyak kasus, menjadi pembicara motivasional yang profesional adalah berganti profesi dengan tetap membawa ilmu dan keahlian terdahulu. Paling tidak, inilah awal langkah Anda, sebelum Anda mengembangkan ilmu dan keahlian baru dalam profesi yang baru.
11. Reviewlah setiap saat poin 1 s.d. 10.
Ada saatnya, di mana sebuah gong akan berbunyi di kepala Anda, sebagai tanda bagi Anda untuk menerjuni dunia baru ini secara total dan fokus. Sebelum itu, teruskanlah latihan-latihan Anda.
Semoga bermanfaat.
Post a Comment