Oleh: Edy Prasetyono
Pemilu berjalan aman meski terjadi ketidakpuasan di sebagian masyarakat. Harapan bahwa
Tiba-tiba bom meledak di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton. Semua orang tersentak dan marah. Presiden membuat pernyataan.
Muncul reaksi terhadap pidato Presiden. Sebagian menganggap pidato ini ditujukan kepada pihak-pihak tertentu. Sebagian lain melihat itu sebagai pernyataan yang harus dibuat oleh seorang kepala negara, bukan sebagai seorang capres yang sementara sedang unggul dalam perhitungan suara dalam pemilu presiden yang baru lalu. Yang jelas, tragedi ini terjadi dalam situasi yang tidak menguntungkan. Sensitivitas masih melingkupi interaksi kekuatan-kekuatan politik pada pascapemilu ini.
Lawan terorisme
Dalam situasi seperti itu, aksi terorisme telah berhasil mempermainkan emosi dan merusak harapan-harapan kita ke depan. Terorisme juga berhasil mengusik kebersamaan kita untuk membangun kehidupan politik dan ekonomi pascapemilu.
Inilah yang harus kita sikapi bersama dengan tidak saling menyalahkan yang sekaligus seolah membuat para teroris bersorak gembira terhadap keberhasilan mereka dan sikap kita. Apa pun dan siapa pun kita, serangan terorisme mestinya membuat kita lebih teguh untuk tidak membiarkan semua kekuatan perusak menghancurkan Indonesia.
Sejarah mencatat, bangsa ini telah menunjukkan kegigihannya melewati masa-masa sulit. Kita mewarisi negeri yang luar biasa hebat, baik secara geografis, sejarah, keragaman sosial-budaya, maupun kekayaan alam. Kita dituntut untuk menjaganya dan memajukannya dengan membuat sistem politik, ekonomi, dan hukum yang adil untuk mewujudkan Indonesia bagai kapal yang besar dan kuat, dengan mesin yang andal mengarungi lautan bebas dan membawa persahabatan kepada semua bangsa di dunia.
Kapal besar dibuat untuk menantang gelombang besar guna mengarungi perjalanan laut/samudra yang luas. Sementara itu, kapal kecil, betapa pun canggihnya, tidak dirancang untuk mengarungi samudra besar. Karena itu, jangan pernah menyerah kepada terorisme karena kita tidak ingin mewariskan Indonesia yang rusak kepada generasi penerus kelak.
Anak cucu dan keturunan kita kelak akan marah dan mengutuk karena mewarisi Indonesia yang hancur, terlebih jika hancur karena ulah para teroris.
Tanpa kompromi
Masyarakat juga harus sepenuhnya mengembangkan sikap tidak kompromi (zero tolerance) terhadap terorisme, apalagi melihat mereka bak pahlawan karena kesalahan penanganan terhadap para teroris, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun media massa.
Ekspose besar-besaran menjelang eksekusi Amrozi cs beberapa waktu lalu pada tingkat tertentu justru menjadikan mereka bagai "pejuang" ketidakadilan. Perlu digarisbawahi bahwa terorisme juga tidak dapat dibenarkan dengan alasan reaksi atas ketidakadilan. Meski terorisme bisa disebabkan oleh ketidakadilan, hal itu tidak dapat diterima jika ketidakadilan membenarkan aksi terorisme.
Penyebab bukanlah suatu alasan untuk melakukan kekerasan, kekejian, dan kejahatan. Kemiskinan bisa menyebabkan orang untuk merampok, tetapi kemiskinan tetap tidak bisa membenarkan tindakan perampokan. Ends (and causes) do not justify the means.
Ekstrem-radikal
Terorisme selalu bermain pada tataran ideologis dan psikologis. Ia adalah anak ideologi ekstrem-radikal. Sifatnya mendadak, semua dicekam dalam situasi tidak menentu, dan tidak tahu kapan serangan akan dilakukan. Kita semua sering dibuat kalah satu langkah atau lebih. Kita sering bereaksi sesaat dan setelah itu kehidupan dianggap normal. Pada saat itulah teroris hidup lebih leluasa di tengah-tengah masyarakat.
Karena itu, upaya melawan terorisme memerlukan komitmen total baik pemerintah maupun masyarakat untuk menindak dan menghilangkan penyebab terorisme (root causes). Kita harus menang melawan terorisme dan jangan lagi dipermalukan dan dihancurkan oleh aksi-aksi brutal mereka. [Edy Prasetyono Manajer Riset dan Publikasi FISIP UI; Peneliti IODAS, Kompas]
-------
Sebaiknya..
Sebaiknya, peristiwa terorisme yang baru saja terjadi bisa menjadi tonggak penyambung kembali benang-benang pengusutan jaringan terorisme di Indonesia yang selama ini terputus-putus dan belum bisa tuntas. Rasa kebersamaan bernegara dan bermasyarakat justru diharapkan menjadi semakin baik, bersatu, walau kewaspadaan masyarakat pun terus diuji untuk semakin perhatian, menjadi polisi bagi diri, keluarga dan lingkungan masyarakat di sekitarnya.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat!
Post a Comment