Renungkan sejenak kalimat sederhana berikut, "Apakah yang terjauh dari diri kita ?"
Mungkin saja di benak diantara kita memiliki ragam jawaban, ada matahari dan bulan yang terjauh, ada yang menjawab langit, ada juga gurun pasir, ada kutub utara, dan segala tempat atau benda yang sulit dijangkau oleh tangan dan kaki kita bahkan oleh pikiran kita sekalipun.
Dari sekian banyak ragam jawaban di kepala, pernahkah terlintas dalam pikiran kita bahwa yang terjauh dan tak akan pernah dapat kita gapai adalah MASA LALU. Karena memang masa lalu tidak akan pernah singgah dihadapan kita kembali untuk diubah seperti yang kita inginkan dan akan selalu menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Masa lalu yang baik dan menyenangkan tentulah yang selalu kita inginkan, tetapi masa lalu yang buruk pastilah kita singkirkan jauh-jauh, bukan! Kita memang tidak dapat merubah atau mengganti masa lalu yang telah menggoreskan tinta pada lembaran buku rapor kehidupan kita.
Setiap orang yang hidup tentulah memiliki masa lalu. Masa lalu setiap orang sudah pasti berbeda. Banyak masa lalu yang begitu dikenang manis, tetapi banyak pula masa lalu sangatlah tidak indah. Kita dapat belajar begitu banyak dari masa lalu, bila memang kita menyadari bahwa masa lalu sebagai himah yang membantu proses pembelajaran kita menjadi lebih baik. Sebaliknya, tidak demikian halnya bagi orang-orang yang merugi yang tidak akan pernah belajar dari masa lalu dan membiarkan coretan hitam masa lalu terus bergulir mengisi relung-relung kehidupan kita.
Kita tak akan dapat membuang atau bahkan menguburnya dalam-dalam, karena memang masa lalu tidak akan terhempas hilang di telan angin bersama waktu, cukuplah ia dikenang saja. Mestinya masa lalu kita jadikan evaluasi dan pembehanan diri terhadap segala bentuk kekurangan, kekeliruan, dan segala kesalahan yang telah diperbuat. Jadikan dia sebagai bekal untuk masa depan. Kenyataannya memang banyak orang berhasil ketika menyadari begitu banyak kesalahan di masa lalu dan cepat memperbaikinya di masa sekarang untuk menggapai keberhasilan di masa mendatang.
Isilah senantiasa waktu-waktu kita sebagai ladang kebaikan dimanapun kita berada berada, upayakan segenap kemampuan untuk segala hal kebaikan hingga kita kan dapati masa lalu yang begitu indah untuk kita kenang. Pahamilah bahwa masa lalu bukanlah sosok jiwa yang apatis yang hanya pasrah dengan keadaan namun tidak berbuat apapun jua. Cobalah tepis masa lalu yang membuat berlarutnya kesedihan dan penyesalan menjadi menjadi berlarut-larut, jadikan ia pijakan kaki kita untuk melangkah ke masa depan. Biarkan kehilafan yang sudah kita perbuat sebagai pelajaran dan harapan mendapatkan ampunan dariNYA. Pertanyaaannya adalah "apakah masa lalu saat dikenang memampukan kita untuk tersenyum atau tertawa saat ini ? atau sebaliknya. ITU ADALAH SEBUAH PILIHAN, BUKAN !" (MY)
Have a positive day!
Salam Berbagi,
Mohamad "Bear" Yunus
Post a Comment