Kalau perbedaan dipertemukan dalam keserasian,
akan tercipta sesuatu yang jauh lebih hebat.
(John Gray)
Begitulah kalimat yang tersimpulkan, terhadap tulisan pendek beliau tentang gift of the magi. Pada catatan tersebut, Om Wimar Witoelar yang biasa juga disebut om WW, mengutip kisah pendek O. Henry tentang Della dan Jim. Sebuah kisah penuh inspirasi akan arti mencintai pasangan apa adanya. Yang om WW tuangkan dalam buku beliau Still More About Nothing.
Kisah penuh inspirasi
Kisah tersebut sangat menyetuh hati saya. O Henry berkisah. Kala itu, Natal hampir tiba. Della dan Jim sepasang kekasih, selama ini mereka saling memberi asa, perhatian, dan waktu satu sama lain. Hingga, pada natal kali ini, mereka ingin memberi bukan saja berupa emosi yang tak terlihat, tetapi berwujud benda.
Karena sangkin miskinnya, Della berpikir apa yang bisa dia lakukan untuk mendapatkan uang. Tiba-tiba dia teringat akan sebuah salon mengumumkan ”Dibutuhkan rambut asli, bersedia bayar bagus”. Maka, Della memutuskan menjual rambutnya. Hasil penjualan tersebut dia membeli rantai emas 24 karat untuk jam saku milik Jim.
Beginilah cinta sejati itu
Pada Natal tiba, Della pun menanti kepulangan Jim. Betapa terkejutnya Jim saat melihat Della, karena kepala Della tanpa rambut kesayangan nya lagi, yang sering dibelai oleh Jim saat mereka duduk di rumah berdua. Kemudian, Della pun menjelaskan semua. Dan berkata kepada Jim, ”rambutku pasti tumbuh kembali” sambil memeluk jim.
Dalam pelukan itupun Jim mengatakan, ”Aku tetap mencintai, ada atau tanpa rambutmu. Tapi, saat kamu membuka hadiahku ini, kamu baru mengerti mengapa aku terkejut”. Ternyata hadiah yang Jim bawakan adalah sepasang sisir mutiara untuk penghias rambut sempurna untuk mahkota Della. Barang tersebut dia peroleh dari hasil penjualan jam sakunya.
Perbedaan itu Rahmad
O Henry menyebutkan, Jim dan Della sebagai kaum magi, orang bijaksana yang memberikan hadiah berupa kebahagiaan untuk orang lain tanpa melihat kepentingan sendiri. Mungkin, ketika seseorang sudah tidak memperdulikan lagi kepentingan pribadi, saat itulah, perbedaan itu sungguh-sungguh menjadi Rahmad. Tidak ada lagi aku, yang ada kita. Hilang sudah milikku, yang ada milik bersama. Seperti sebuah iklan ”Not my glory but our glory”.
Kebutuhan dasar manusia
Sementara itu, saya teringat dengan konsep six human need. 6 kebutuhan dasar manusia. Konsep ini sering disampaikan oleh motivator dunia, Anthony Robbins, dalam setiap trainingnya, saya juga. Konsep ini sebenarnya berdasarkan hukum Maslaw tentang motivasi. Namun, six human need ini, tidak memiliki tingkatan dan tidak membedakan antara yang satu dengan yang lain. Di antara kebutuhan dasar itu “ketidakpastian”. Artinya, secara alamiah, manusia memiliki perilaku ingin ketidak-pastian. Ingin perubahan, ingin perbedaan. Dan ingin yang baru.
Seperti apa perbedaan itu Rahmad
Perbedaan itu Rahmad. Sudah dari dulu saya mendengarnya. Bukan baru kali ini, saya membaca pernyataan dan kutipan, bahwa perbedaan itu sungguh Rahmad. Setelah membaca artikel Om Wimar, gift of the magi itu. Saya baru benar-benar memahami, seperti apakah perbedaan yang membawa dan menciptakan Rahmad itu?
Orkestra simfoni
Bagi teman-teman yang terjun dalam dunia musik. Telinga mereka sangat-sangat peka setiap nada-nada yang lahir dari alat musik. Dan, dengan kepekaan tersebut. Mereka menggabungkan perkumpulan beberapa alat musik yang berbeda-beda. Seperti menyatukan suara Gitar, drum, bass, piano, biola, keyboard dan intrumen musik lainnya. Sehingga, terdengarlah simfoni dan harmonisasi suara yang masuk ke telinga kita. Kemerduan bunyi-bunyi itulah, bentuk dari, perbedaan itu Rahmad.
Sepakbola
Demikianpula terjadi dalam sebuah team sepak bola. Setiap pemain memiliki perbedaan satu sama lain. Ada yang cepat lari nya, kencang tendangannya, kokoh pertahanannya, jitu dalam membaca arah bola, kuat staminanya, hebat gocekannya, dan perbedaan lainnya. Justru, karena perbedaan itu, mereka menempati tempatnya masing-masing. Dan, ketika seluruh pemain tidak lagi mementingkan kemenangan dirinya sendiri, tetapi kemenangan bersama. Saat itulah keindahan permainan dan kenikmatan bola masuk kedalam gawang lawan. Sehingga, sungguh perbedaan itu Rahmad.
Masakan Aceh
Tidak jarang, setelah saya memperkenalkan diri saya kepada orang-orang yang baru saya temui, kalau saya kelahiran Aceh dan besar di sana. Biasanya pembicaraan yang sering keluar adalah tentang kekhasan Mie Aceh. Banyak rempah-rempahnya. Begitu pula dengan orang-orang yang pernah ke Aceh, dan sempat merasakan masakan Aceh seperti gule plik U, Asam keeung, Gule kambing, dan lainnya. Mereka berujar ”Rempah-rempahnya banyak sekali Mad ya, dalam lauk tersebut”.
Masakan Aceh ini juga, menjadi bukti, bahwa perbedaan beraneka ragam rempah-rempah, setelah menyatu, menjadi santapan luar biasa sedapnya, di siang hari. Sungguh perbedaan itu Rahmad.
Menyadari contoh-contoh di atas, simfoni orkestra, permainan sepakbola, dan masakan Aceh. Saya menyimpulkan, apabila semua telah memahami kodratnya masing-masing, maka perbedaan itu bukan mustahil lagi menjadi Rahmad. Seperti kata-kata sang guru yang selalu terngiang dalam ingatan saya. ”Tatkala hujan turun, ayam mencari tempat berteduh, dan bebek menari-nari bersama”.
Akhirnya datang pertanyaan di dalam sini. Apakah saya sudah termasuk menjadi orang-orang yang menciptakan perbedaan itu menjadi Rahmad?
Rahmadsyah Mind-Therapist
Post a Comment