Oleh:
Andre Vincent Wenas,MM,MBA.
(twitter@andrewenas)
“You
can have all the regulations in the world, but when greed tempts large numbers
of people to lose sight of any kind of long term thinking and sense of
accountability, regulations won’t help you.”– Thomas L. Friedman, Hot, Flat &
Crowded: Why The World Needs A Green Revolution – And How We Can Renew Our
Global Future, 2009.
***
Belum sekuartal Jokowi-Ahok memimpin DKI, sudah banyak perubahan di
internal administrasi pemda. Transparansi rapat yang kebanyakan oleh Jokowi
ditugaskan kepada wakilnya telah di-upload ke Youtube sehingga publik bisa ikut observasi.
Anggaran yang diduga telah di‘mark-up’
dipangkas sebesar 25% untuk dikembalikan ke APBD supaya bisa dialihkan untuk
program penting lainnya. Luar biasa memang dampak perubahannya, terutama mental
apparatus pemda serta para pemasoknya. Selama ini – dengan mentalitas
ajimumpung – telah terbentuk suatu konspirasi koruptif-sistematis. Mental ajimumpung
berpikir bahwa dampak buruk bakal ditanggung pejabat pengganti. Dan nanti saat
bom waktu meledak toh saya sudah tidak ada di situ lagi.
Mentalitas umum aji-mumpung lah yang mengakibatkan resesi besar. Seperti
kata Thomas Friedman, “It was not the
illicit behavior that caused the Great Recession. It was all the stuff going on
in plain sight by people who should have known better but suspended their
beliefs and values and norms and skepticism to get in on the party. Yes, they
had “principles”. Unfortunately, the whole credit bubble that destabilized the
global economy was built on the “principles” known in the banking world as
IBG/YBG – “I’ll be gone” or “You’ll be gone when things go bad.”
***
Di akhir tahun ini siklus roda perencanaan (planning-cycle) sedang diputar. Pembacaan lanskap bisnis global-lokal
menjadi imperatif.
Tentang trend ekonomi global jangka panjang (sampai 2050!) bisa kita
kutip prediksi Goldman Sach (http://www.businessinsider.com/goldmans-world-gdp-projection-for-2050-2012-11#ixzz2By6H3bCA) beberapa waktu lalu: 1) Bahwa BRIC
nations (
Keempat negara ini menghasilkan hampir separuh dari tingkat pertumbuhan dunia
selama dekade belakangan ini. 2) Agak mengagetkan bahwa
diramal bakal berada di depan Kanada. Sedangkan
hitungan. Rupanya para analis Goldman Sach memproyeksikan pertumbuhan cepat
untuk beberapa negara diluar BRIC (seperti
faktor pertumbuhan populasi penduduknya. 3) Proyeksi PDB per kapita tentu agak berbeda. Negara BRIC masih di
belakang, walau terkecuali
PDB per kapitanya diramal bakal melampaui Italia! (padahal saat ini PDB
perkapita Italia masih dobelnya
Jerman dalam soal besaran total PDB maupun per kapitanya. Sehingga agaknya
konstelasi dunia 38 tahun kedepan ini bakal banyak berbeda dari sekarang.
Gambaran ekonomi global 2013 diperkirakan bakal tumbuh 3,6%, naik
dibanding pertumbuhan tahun 2012 yang 3,3%. Perekonomian negara maju praktis stagnan. Amerika Serikat, misalnya, hanya
bakal tumbuh 2,2% di tahun ini, dan tahun depan diperkirakan malah turun 2,1%. Di
Zona Eropa kontraksi ekonomi tahun ini 0,4%, sedangkan 2013 ada tumbuh tipis,
yaitu 0,2%. Adapun Jepang yang di tahun ini membukukan pertumbuhan 2,2%
(sebagian akibat recovery-cost tsunami
1,2%. Pertumbuhan ekonomi ASEAN-5 (
Di ASEAN-5 ini,
pertumbuhan 6% di 2012, sedangkan 2013 naik ke 6,3%.
Dalam analisanya, Cyrillus Harinowo (http://post.indah.web.id/?/read/2012/10/15/279/704001)
menjelaskan bahwa jika pertumbuhan ekonomi domestik yang menguat, maka pengusaha
masyarakat
akan terjadi di mana industri automotif, alat-alat keperluan rumah tangga (durable
goods seperti TV, kulkas, kompor gas, AC) maupun furnitur akan mengalami penguatan.
Demikian juga produksi FMCG (fast moving consumer goods) sebagaimana
yang diproduksi Unilever, Wings, Indofood, ABC, Mayora, dan sebagainya masih
akan mengalami peningkatan permintaan yang kuat. Demikian juga industri
pariwisata dan perjalanan yang pada akhirnya akan mendorong lebih jauh
pertumbuhan industri penerbangan, transportasi darat, perhotelan, dan
sebagainya. Mal dan ritel lain juga tentu akan menguat karena berbagai produk
tersebut tentu akan sampai kepada konsumen melalui jaringan ritel, termasuk
mal.”
***
Lanskap bisnis yang menjanjikan adalah potensi dan peluang yang mesti
dikapitalisasi menjadi prestasi dan kinerja. Dari fase perencanaan ke eksekusi dibutuhkan
kepemimpinan serta alat manajemen yang disebut mekanisme evaluasi berkala yang diselenggarakan
dengan disiplin, penuh keberanian dan tak kenal lelah. Accountability perlu ditegakkan, mentalitas IBG/YBG perlu ditebas. Dan
belajar dari fenomena Ahok yang berani mengevaluasi dan merevisi anggaran
seluruh proyek strategis pemda DKI, maka kita pun terinspirasi. Angin segar
penuh harapan telah bertiup dari
2013.
Post a Comment