Himawan Wijanarko,
Arti penting dari kemampuan membangun dan mempertahankan network, guangxi, atau jejaring bagi pengusaha sudah tidak diragukan lagi. Jejaring dari banyak sisi dapat dipandang sebagai investasi jangka panjang, bahkan sebagai aset paling bernilai. Bagi pengusaha pemula, hubungan personal yang sifatnya informal ini acap kali menjadi suplemen bagi sumber daya yang dimilikinya. Bahkan, jejaring sosial ini cukup dominan perannya dalam tahap pembentukan usaha.
Tahap ini ditandai dengan munculnya ide bisnis, yang tidak jarang didapat berkat diskusi dan pertukaran informasi dalam jejaring sosial. Identifikasi peluang ditindak lanjuti dengan perencanaan bisnis, tetapi rencana ini akan tetap tinggal rencana dan menguap begitu saja jika tidak direalisasikan. Jejaring sosial kembali berperan sebagai motivator dengan dukungan moril untuk menambah ’keberanian’, menebalkan tekat untuk merealisasikan rencana tadi.
Begitu motivasi sudah kuat, biasanya kendala muncul jika modal tidak mencukupi, baik itu modal finansial, modal skill, maupun modal sosial. Padahal, keterbatasan sumber daya yang dimiliki sering menjadi penghalang bagi pengusaha dalam mengakses pembiayaan dari bank. Dalam kondisi seperti ini, keluarga ataupun sahabat sebagai jaringan sosial terdekat menjadi modal sosial untuk menutup kekurangan modal finansial. Pihak lain di luar jejaring sosial tetapi erat kaitannya dengan bisnis yang baru dijalankan bisa saja dipersuasi dengan orientasi bisnis yang jelas. Maka jejaring sosial tadi meluas menjadi jejaring yang lebih fokus ke arah bisnis, menjadi jejaring profesional. Jejaring ini berperan dalam memenuhi kebutuhan akan informasi pasar dan meresponnya untuk dapat menjangkau pasar.
Dengan bergulirnya roda operasi bisnis, meminimalisir resiko kegagalan dan biaya transaksi menjadi fokus perhatian. Selain itu seringkali muncul masalah terkait dengan birokrasi, finansial dan aspek teknis lainnya. Untuk mengatasi masalah operasional ini jejaring strategis yang melibatkan perusahaan lain dan institusi pendukung dalam kerangka simbioses mutualisme akan sangat membantu. Jejaring ini bisa dibangun baik dengan perjanjian formal maupun hubungan informal, bentuknya pun bisa berdasarkan kerja sama proyek, perjanjian lisensi dan royalti, franchising, kerja sama dengan pemasok, vendor maupun konsultan, dan bentuk-bentuk joint venture lainnya.
Di samping itu terdapat pula suatu bentuk kerja sama yang menghendaki terbentuknya suatu entiti bisnis yang baru, maupun bentuk Kerja Sama Operasi. Konsorsium juga merupakan bentuk lain network dimana beberapa perusahaan menggabungkan kekuatannya untuk menggarap suatu proyek berskala besar.
Adapun cluster industri adalah jalinan kerja sama antar perusahaan dalam industri yang sama. Cluster industri dapat dilihat secara nyata dalam industri kimia, yaitu pembentukan program preferred supplier yang diciptakan oleh Dow yang melibatkan kooperasi dari tim yang berasal dari berbagai perusahaan untuk membentuk sudut pandang yang sama mengenai kualitas dan usaha peningkatannya.
Dalam cluster regional, perusahaan-perusahaan kecil dengan spesialisasi masing-masing bergabung untuk saling melengkapi berdasarkan area geografisnya untuk memperoleh keuntungan bersama. Salah satu contohnya adalah "Model Ernilian", jejaring antar perusahaan-perusahaan kecil dan menengah di daerah Ernilia-Romagna, Italia, yang dikelompokkan pada daerah-daerah yang berbeda berdasarkan produknya, dan saling melengkapi dalam suatu jalinan network yang memiliki pedoman dan peraturan yang berasal dari induk network yang sama.
Bagi usaha kecil dan menengah seperti di atas jejaring efektif dan bisa diandalkan untuk meningkatkan daya saing dalam mekanisme pasar yang dalam prakteknya sering berjalan kurang fair dan kurang berpihak padanya. Dengan melakukan networking, diharapkan kinerja yang lebih baik karena menggabungkan dan menyelaraskan keunggulan-keunggulan dari anggota-anggota network, sehingga membentuk suatu kesatuan sinergis dengan tujuan akhir yang sama, yaitu untuk memberikan nilai tambah bagi konsumen dan keuntungan bagi semua anggota network. Selain itu, networking dengan aktivitasnya yang multi-brained juga memberikan nilai tambah yang tidak ternilai, yaitu "kesempatan untuk belajar" bagi anggota network tersebut.
Dengan demikian, masalah utama yang dihadapi pengusaha bukan terletak pada ukuran bisnisnya tetapi kuat lemahnya dalam menjalin jejaring. Networking, di sini berarti keluasan jaringan yang diikuti oleh selektivitas yang relatif tinggi dalam kaitannya dengan pemilihan sumber dan asal jaringan, serta selektivitas dalam pemilihan dan pembinaan hubungan harmonis dengan aktor yang menjadi contact person. Networking dalam dunia bisnis sering diperantarai oleh kegiatan lobbying dan sebaliknya lobbying sering dipermudah jika memiliki networking yang kuat dan luas. <Trust>
Post a Comment