Ketika ditanyakan siapakah tokoh paling dahsyat dalam merubah kehidupan umat manusia dari seratus tokoh yang pernah ada ? maka jawabannya adalah Rosulullah. Hampir tidak ada tokoh dalam sejarah yang ditulis, dipelajari, dibahas, dan dijadikan panutan dalam setiap ucapan, persetujuan, larangan dan perilakunya, selengkap, sedetil, dan sebanyak Nabi Muhammad SAW. Jumlah halaman dan buku yang ditulis mengenainya tidak terhitung jumlahnya, seolah pena telah kehabisan tinta untuk melukiskan betapa luas hidayah dan rahmat Allah yang dibawanya
Teladan kepemimpinan sesungguhnya terdapat pada diri Rasulullah SAW karena ia adalah pemimpin yang holistic, accepted, dan proven. Holistic karena beliau adalah pemimpin yang mampu mengembangkan leadership dalam berbagai bidang termasuk di antaranya: self development, bisnis, dan entrepeneurship, kehidupan rumah tangga yang harmonis, tatanan masyarakat yang akur, sistem politik yang bermartabat, sistem pendidikan yang bermoral dan mencerahkan, sistem hukum yang berkeadilan, dan strategi pertahanan yang jitu serta memastikan keamanan dan perlindungan warga negara.
Kepemimpinan holistik yang diindikasi dengan keberhasilan di semua bidang ini memungkinkan disandang Rasulullah, karena Rasulullah Muhammad SAW adalah manusia yang sempurna (insan kamil)yang didukung oleh sifat fathonah (kecerdasan), yakni kecerdasan yang meyeluruh pula (Holistic Intelligence). Ini dapat dibuktikan.
Kepemimpinan dan sirah (sejarah) Rosululullah Muhammad SAW adalah inspirasi terbesar bagi penulis dalam meyakini akan Kecerdasan Holistik yang melahirkan insan kamil atau holistic person. Hanya manusia yang memiliki keserdasan holistiklah yang dapat menjadi manusia holistic dan sekaligus pemimpin holistic. Dari sirtah rtasulullah ini kita dapat belajar bahwa untuk kesuksesan, diperlukan kerjasama seluruh bagian kecerdasan secara utuh. Jika tidak maka kesuksesan itu tidaka mungkin diraih, bahakan akan muncul tragedy.
Sebagai missal, orang saat ini yakin bahwa dengan kecerdasan ESQ seakan dapat meraih segalanya. Belajar Dari sirah rasul ternyata tidak demikian. Meski secara emosional dan spiritual kaum muslimin yakin mendapatkan kesuksesan, namun karena kalah strategy (IQ) Rasul dan kaum muslimin tunggang langgang dan menderita kekalahan di Perang Uhud oleh pasukan yang dipimpin oleh Halid Bin Walid.
Sementara itu, dengan perpaduan IQ (strategy membuat parit keliling madinah) dengan segala sumber dayanya (PQ dan FQ) dan pengoyakan emosi melalui gerakan inteligen ke kabilah-kabilah di perkemahan sekutu (EQ) dan spirit berjihad (SQ)dalam penggalian part siang malam rasul mengapresiasi mereka yang mengungkapkan senandung dan puisi (Art dan Music Quotient) dll. Rasul dan kaum muslimin meraih kemenangan perang khondak tanpa melakukan pertempuran.
Hikmah perang khondak ini menunjukan dengan pengerahan seluruh potensi dan kecerdasan secara holistic, “menang” tanpa Ngasorake dapat diraih dengan gemilang. Hikmah ini memberi pelajaran bagi penulis, bahwa kemenangan dan kesuksesan pari purna hanya dapat dilakukan jika kita memiliki kecerdasan paripurna (holistic) dan memnafaatkannya secara utuh. Jika tidak maka :
1.Cerdas ESQ tapi tidak memahami know-how, tentu tidak akan mempu melakukan apa-apa. Kita dapat melihat banyak training ESQ dilakukan namun bagaimana dengan prestasi dan kesuksesan yang telah diraih ? Bagaimana mengukurnya ? Bagaimana indikator-indikator pencapaiannya. Kantor, Instansi swasta dan pemerintah berbondong bondong ESQ, bagaiaman dengan kinerja dan kasus korupsi di tempat itu ? Adakah korelasinya ? adakah beda nyata (signifikansi) kinerja dari perbedaan level training ESQ karyawannya ?
2.Cerdas IQ tapi bodoh ESQ dia dapat muncul sebagai tiran, menghalalkan segala cara, dan sejenisnya. Kita dapat melihat dalam kasus-kasus korupsi, kejahatan kerah putigh dan sejenisnya, pelaku-pelakunya adalah orang-orang cerdas secara profesi dan potensi (IQ).
3.Cerdas ESQ tapi tidak Cerdas Phisik dan Finansial, dia tidak mungkin melakukan aktivitas-aktivitas spiritualnya dengan sempurna, apalagi tanpa IQ, maka bisa saja kegiatan spiritualnya seperti orang yang mabok (tidak memahami apa yang dilakukan/dibaca).
4.Cerdas financial tanpa
Dari contoh sirah tersebut kita juga dapat belajar managemen, pengaturan dan skala prioritas. Mengutamakan menggali parit untuk mengahadapi perang dari pada mengadakan serangakaian seremonial spiritual (Rasul dan para sahabat tidak menggelar dzikir akbar, istighosah akbar atau sejenisnya) dan juga berlatih perang. Ketika perang di depan mata, yang dikerjakan rasul adalah bagaimana menyiapkan strategy perang yang tepat.
Ini berbeda dengan apa yang penulis amati, saat peserta didik akan menghadapi Ujian Nasional, peserta didik harus berangkat pagi-pagi dan berkumpul untuk "beristighosah" hingga menjelang bel ujian masuk. Padahal jelas sekali tuntunan dalam Islam, bahwa memikirkan sesuatu hal sesaat, lebih baik dari ibadah sunah satu tahun. Analognya, belajar satu SKL (standar kompetensi kelulusan) sesaat lebih baik dari ibadah sunah (misalnya istighosah) satu tahun.
Oleh karenanya, di awal tahun baru ini, penulis menekankan untuk mengembangkan kecerdasan holistic, potensi menyeluruh yanga ada pada tiap individu, untuk dapat dimanfaatkan secara synergy seutuhnya, sehingga muncul karya-karya agung kemanusiaan. Karya-karya agung kemanusiaan, hanya dapat dihasilkan oleh manusia-manusia dengan kemampuan agung, manusia yang memiliki kemanusiaan seutuhnya. Insan kamil, holistic person.
Lebih jauh dari itu, hanya karya agung dari pribadi-pribadi agunglah yang dapat mendatangkan manfaat secara holistik pula. Hanya karya-karaya insan kamillah yang akan mendatangkan manfaat secara holistik, secara menyeluruh, sebagai rahmatalil a'almin, rahmat bagi alam semesta. Karena karya-karya manusia holistik, telah melalui proses holistik dalam penciptaannya.
Kepentingan untuk melahirkan pribadi-pribadi holistik, pemimpin-pemimpin holistik inilah, yang mendorong kami ingin melakukan banyak hal secara bersama-sama untuk menyelamatkan dunia seisinya secara holistik pula, bukan tambal sulam, bukan mencegah ekstrimitas dengan ektrimitas baru. Bukan mengejar surga dengan menabur neraka diantara kita. Insya Allah kita bisa.
Tulisan lengkap baca di : www.doitsoteam.blogspot.com
Post a Comment