Kalau dulu saya pernah membaca sebuah artikel yang menyebutkan 3 Kata yang paling sulit diucapkan oleh seseorang. Kata-kata itu singkat dan bisa diucapkan dengan sekali tarikan nafas, bahkan setengahnya. Namun, pada kenyataannya mengucapkan kata-kata itu bisa membuat orang serasa akan tercabut nyawa dan harga dirinya di depan orang lain. Tiga kata-kata itu adalah: Tolong, Maaf, Terima Kasih.
Mengapa 3 kata ini menjadi terlalu sulit di ucapkan ya? Permasalahannya bukan dalam pengucapan atau pelafalannya, namun pada situasi emosional dan psikologis kita saat mengucapkannya. Terlalu panjang membahas 3 kata tersebut dalam tulisan ini. Kita coba membahas mengenai satu dari 3 kata itu, yaitu Terima kasih.
Sama ketika kita mengucapkan “APA”, beda tekanan, beda pula arti dan maknanya. Begitu juga dengan mengucapkan terima kasih. Beda tekanan, beda nafas saat mengucapkannya pun akan menimbulkan kesan dan makna yang berbeda. Terima kasih. Mudah diucapkan namun tidak semua orang yang mengucapkannya dengan ketulusan. Saat marah kepada orang pun kita bisa mengucapkan terima kasih. Untuk apa? Untuk menyindir atau menyakiti orang tersebut dengan kepura-puraan berterima kasih. Namun, disaat mendapatkan kesulitan dan seseorang datang membantu, kita bisa mengucapkan “terima kasih” dengan tulus, bahkan dengan air mata terharu.
Sekali lagi, bukan masalah mudah atau sulit mengucapkannya, tapi bagaimana kondisi anda saat mengucapkan kata “terima kasih” itu kepada orang lain. Terima kasih yang kita ucapkan bukan hanya dapat menghargai usaha orang lain, namun bisa menambah beban pikiran orang lain. Semua berasal dari Bagaimana kita ingin mengucapkan kata “terima kasih” itu terhadap orang lain, berasal dari kondisi emosional dan psikologis kita.
Post a Comment