Courtesy of http://www.garudapreneur.com | http://fb.com/garudapreneur
Niantic Inc, adalah perusahaan pengembang software permainan untuk perangkat mobile dengan spesialisiasi Augmented Reality. Sebelum Pokemon Go, Niantic telah membesut beberapa permainan (Ingress, Endgame – tidak dirilis) dan aplikasi mobile yang sukses (FieldTrip). Jadi kesuksesan ini tidak datang tiba-tiba.
Lebih dari dua dekade yang lalu John Hanke – CEO Niantic Inc, menyadari perkembangan 3 teknologi berikut: 1) Teknologi 3D yang semakin terjangkau dan mudah digunakan 2) Teknologi internet broadband semakin banyak digunakan diberbagai belahan dunia 3) Komersialisasi teknologi foto udara. Inilah saatnya bagi John untuk membuat produk yang dapat mengubah cara orang memandang dunia.
Tahun 2000 John menjadi co-founder Keyhole, perusahaan pengembang software yang berfokus pada "spatial visualization". Tak lama kemudian Google mengakuisisi perusahaan tersebut beserta John, yang kemudian menghasilkan produk Google Earth, Google Maps dan Google Street View. Namun di tahun 2010, John memutuskan untuk kembali bertualang dengan mendirikan Niantic Inc.
Sebelum mendirikan Keyhole, John Hanke telah merintis dua perusahaan yang bergerak dalam pengembangan software permainan online: Archetype Interactive dan Big Network. Jauh sebelum itu, John kecil merupakan penggemar permainan sekaligus menuliskan program permainan.
John tinggal di tempat yang cukup terisolasi, West Texas; sehingga ia selalu memimpikan dapat menjelajahi berbagai tempat lain. Tidak heran bila kemudian John kembali menekuni pembuatan permainan berbasis lokasi melalui Niantic Inc.
Dengan memanfaatkan pengalamannya di Google Maps, John dapat meleburnya menjadi permainan yang lebih sosial. Produk pertama Niantic bernama Ingress lahir karena teknologi perangkat mobile yang semakin canggih dan keprihatinan John terhadap permainan era digital yang membuat anak-anak hanya mematung di depan TV dalam jangka waktu yang lama. Debut pertama Niantic ini telah membantu para orangtua agar anak-anak mereka mau mengunjungi tempat-tempat bersejarah di kotanya.
Produk selanjutnya dari Niantic adalah aplikasi mobile FieldTrip. FieldTrip dapat menjadi panduan terhadap hal-hal keren, unik dan tersembunyi di sekitar penggunanya. Pengguna akan mendapatkan informasi mengenai sejarah lokal, tempat-tempat terbaik untuk belanja, kuliner dan bersenang-senang. FieldTrip masih mewarisi sifat sosial dari Ingress, meskipun dalam konteks traveling.
Sebelum Pokemon Go, Niantic sempat mengembangkan permainan yang berbasiskan novel Endgame. Dalam wacananya, permainan ini akan menjadi pelengkap dari novel, dimana para pemain dapat saling berinteraksi di dunia nyata (sosial). Meskipun menjanjikan, sayangnya hingga kini Endgame tidak (belum) dirilis.
Ada dua hal penting yang menjadi pelajaran bagi John saat mengembangkan Ingress.
Pertama. Dalam permainan interaktif sosial seperti Ingress, instrumen grafik dan suara tidaklah menjadi pusat permainan. Ini berbeda dengan permainan mainstream yang menitik beratkan pada keindahan instrumen grafik dan suara. Semakin bagus, maka akan semakin memukau. Sedangkan pada permainan interaktif sosial, sensasinya muncul dari interaksi dengan dunia nyata disekitar kita.
Kedua. Permainan interaktif sosial membuat kami terkejut. Betapa orang dapat menikmati kumpul-kumpul dengan orang lain yang mereka tidak kenal sebelumnya.
Post a Comment