By. Poedjiati Tan
Apa yang harus kita lakukan ketika berdiri di persimpangan jalan dan rambu-rambunya membingungkan?
"Teruskan perjalananmu!" Kata orang bijaksana. "Tapi...jika kau tahu tujuanmu!"
Tahun 2012 segera menjadi "PAST" dan 2013 menanti. Tapi kita bisa berpendapat bahwa itu hanyalah pembatas waktu imajiner. 1 Januari 2013 bukan hari yang baru, melainkan hanya hari seperti hari-hari lainnya sepanjang pengalaman kita.
Kita pun bisa berpendapat bahwa adanya tanggal 1 Januari membantu kita "restart".
Ya, kita bisa (lebih baik) setuju dua-duanya. Restart (memulai kembali) tidak berarti kita mengulangi segala-sesuatu yang pernah kita lakukan sebelumnya...begitu saja. Kita sebaiknya menghindari lubang-lubang yang pernah memerosokkan kita, batu-batu yang pernah menyandung kaki-kaki kita dan jalanan licin yang membuat kita tergelincir.
Juga tidak berarti kita kembali melakukan hal-hal yang menyenangkan, memberdayakan dan melambungkan begitu saja. Kita seharusnya bisa melakukannya lebih baik lagi. Berlari lebih cepat, melambung lebih tinggi dan menjejak lebih kuat. Jika hanya mengulang semua kesuksesan itu kita tidak mengalami kemajuan, bukankah begitu, Teman?
Itulah hakekat belajar dari pengalaman. Bertumbuh-kembang.
Berikut ini beberapa tips yang saya “kumpulkan” dari berbagai tempat di padang pikiran orang-orang hebat. Tips yang pertama adalah kembali ke hari pertama tahun 2012 dan berjelajahlah hingga hari ini. Sambil berjelajah tanyakan pada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
- Bagaimana aku telah memperlakukan waktu—8,784 jam—yang sangat berharga ini? Penuh hormat, perhatian dan hati-hati atau membiarkan menit demi menit menyelinap pergi?
- Jika ada hal yang benar-benar aku lakukan dengan benar dan sukses, apakah itu? [Sukses tentu saja relatif, tapi kita bisa memberi frame: “merasa nyaman, puas dan bahkan bahagia”.] Dan bisakah aku mengulangi hal tersebut dengan lebih baik lagi sebab aku sudah berpengalaman?
- Jika aku diberikan kesempatan untuk mengubah satu hal yang telah terjadi, apakah itu? Dan bagaimana aku dapat mengubahnya?
Saya telah berusaha menjawab ketiga pertanyaan di atas. Jujur saja saya merasa bersalah karena tidak memanfaatkan waktu dengan baik. Satu-satunya cara saya memperlakukan waktu dengan baik adalah untuk tidur delapan jam—kadang lebih—perhari. Selebihnya saya membiarkan waktu terbuang dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak penting, di antaranya mencari mencari-cari alasan dan pembelaan atas ketidakefisienan itu.
Saya dapat menemukan hal-hal yang dapat dipersepsi sebagai kesuksesan. Kesuksesan yang “kecil” oleh karenanya saya yakin dapat melakukannya lebih baik lagi di tahun 2013.Dan jika saya diberikan kesempatan mengubah satu hal saja—yang telah terjadi—, maka itu adalah ketidakyakinan saya pada kemurahan hati Tuhan Semesta Alam. Saya terlalu mengandalkan diri dan melupakan bahwa semuanya telah tersedia dan saya hanya perlu memintanya, menemukannya dan mengetuk pintu kemudian masuk ke dalam kemuliaan. Saya telah melupakan bahwa setiap hela nafas kekhawatiran akan menutup pintu rejeki. Itulah hal yang ingin saya ubah, saya ingin menarik nafas panjang-panjang menghirup udara sepenuh dada. Udara yang saya hirup bersama seluruh makluk Tuhan Semesta Alam. Saya bisa melakukannya dengan bebas. Jadi jika saya bisa menghirup udara milik Tuhan, apa yang akan menghambat saya menghirup kebaikan-kebaikan lainnya? Ya, sikap! Itulah yang akan saya ubah.
Setelah itu para ahli memberikan saran berikut ini untuk kita laksanakan setelah restart.
- Ketahui apa yang Anda inginkan.
- Buat action plan untuk mencapai goals dan outcomes tersebut.
- Bertindaklah.
- Ukur kemajuan yang telah dicapai sesering mungkin: Apakah Anda semakin dekat dengan tujuan-tujuan atau malah melenceng?
Saya memanfaatkan teknik Mind Mapping ciptaan Tony Buzan. Tema utama saya adalah “GOALS 2013”. Lalu saya menggambarkan beberapa sub-tema sedemikian rupa sehingga terlihat seperti gambar bermakna. Itu cara saya, Anda juga dapat melakukannya atau melakukan cara lain yang Anda sukai.
Goals 2013 sebaiknya mengandung unsur-unsur fisik, mental (pikiran) dan spiritual. Secara fisik tentunya kita semua menginginkan kesehatan yang prima dan apa yang dapat kita perbuat—action plans—untuk menjadi lebih sehat?
Pikiran yang sehat adalah pikiran yang selalu diberi asupan ilmu, dan ini dapat kita hubungkan dengan daftar bacaan atau setidaknya komitmen membaca sebanyak mungkin buku-buku bermutu. Barangkali Anda pernah berkilah tidak memiliki cukup waktu untuk membaca. Nah, Jack Canfield si Chicken Soup mendapatkan satu jam setiap hari untuk membaca. Jika Anda adalah pembaca dengan kecepatan rata-rata satu halaman permenit, berarti Anda dapat memasukkan 100 buku ke dalam daftar buku bacaan. Bagaimana mungkin?
Sangat mungkin. Menurut Jack Canfield, satu jam perhari berarti 365 jam atau 21.900 menit pertahun. Seumpama buku yang dibaca tebalnya rata-rata 200 halaman, bukankah kita bisa membaca 109,5 buku? Ini belum mempertimbangkan bahwa kecepatan membaca kita bisa meningkat.
Tapi bagaimana mendapatkan waktu satu jam perhari? Kita tidak mendapatkannya, melainkan mengadakannya dengan mengurangi kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat. Setelah itu kita membuat jadwal dan komitmen untuk membaca minimal satu jam. Selain itu kita juga bisa membaca ketika sedang menunggu—apa saja. Ketika sedang di dalam mobil dan terjebak kemacetan.
Komitmen membaca di atas hanya contoh, dan dengan cara yang sama kita dapat mengadakan waktu, misalnya berolah-raga, menulis dan sebagainya. Saya sendiri merencanakan menulis dua buku dan 100 artikel pendek. Mungkinkah? Dengan prinsip pengadaan waktu yang sama, tentu saja saya dapat melakukannya. Yang penting adalah komitmen dan kemuaan.
Barangkali tidak ada perlunya saya meneruskan menulis kalau itu akan menghambat Anda untuk melakukan persiapan sebaik-baiknya untuk menyambut tahun 2013. Selamat menyambut tahun yang baru dan selamat memberi penghargaan kepada tahun 2012.
Post a Comment