Survey employee engagement & job satisfaction menemukan kesimpulan yang sama: banyak atasan sulit mengucapkan terima kasih pada bawahannya. Mengapa?
Kesimpulan Employee Engagement survey biasanya berbeda dengan kesimpulan Job Satisfaction Survey, tapi ada satu kesamaan: atasan jarang mengucapkan terima kasih atau mengapresiasi bawahannya. Temuan ini menarik karena survey ini mencakup hampir 4.000 responden dari berbagai industri (manufaktur, pendidikan, perdagangan). Artinya, banyak orang yang merasakan pengalaman yang serupa.
Apresiasi terhadap kinerja bawahan termasuk pada dimensi kedua dari Employee Engagement (Gallup): What Do I Give. Pada dimensi ini, karyawan bertanya mengenai kesesuaian konstribusi yang diberikan pada organisasi dengan kekuatan diri dan kebutuhan organisasi. Apresiasi dari atasan langsung membantu karyawan untuk mengetahui konstribusinya yang relean bagi organisasi dan mana yang kurang relevan. Tanpa apresiasi ini, karyawan tidak punya informasi untuk mengembangkan konstribusi yang paling relevan dengan kemajuan organisasi.
Ucapan terima kasih pada teori kepuasan kerja dari Spector termasuk pada faktor Contingent Reward, penghargaan non finansial terhadap karyawan, termasuk ucapan terima kasih. Menariknya meski orang puas pada faktor gaji, tapi banyak yang rencah indeksnya pada faktor non finansial ini. Kepuasan kerja tidak semata karena faktor uang, tapi juga faktor sosial.
Mengapa atasan sulit mengucapkan terima kasih, padahal apresiasi terhadap bawahan ini banyak manfaatnya. Pertama, memelihara motivasi kerja bawahan. Apresiasi meyakinkan bawahan bahwa ada perilakunya yang baik dan dihargai oleh organisasi. Kedua, membangun relasi dan budaya saling mendukung yang dibutuhkan untuk membangun kinerja kolektif yang unggul. Ketiga, melahirkan rasa dihargai & dimanusiakan. Karyawan akan merasa dirinya berarti, bukan sekedar “tombo butuh”.
Keempat, melahirkan pembelajaran sosial yang jauh lebih efektif dibandingkan training. Kelima, menumbuhkan kepercayaan diri untuk mengambil inisiatif. Bila karyawan sudah sadar tindakan mana yang dibutuhkan organisasi maka ia akan percaya diri untuk melakukannya lagi, tanpa menunggu perintah. Keenam, apresiasi menaikkan tingkat kepuasan kerja dan employee engagement, tanpa butuh biaya. Herannya, banyak organisasi memilih intervensi pengembangan organisasi tapi enggan mengintervensi atasan untuk mengucapkan terima kasih.
Nah mumpung tahun 2012 baru saja lewat, tidak ada salahnya untuk mengucapkan terima kasih pada bawahan. Oh bukan berarti anda langsung mendatangi bawahan terus salaman dan mengucapkan terima kasih. Ucapan terima kasih yang umum dan sekedarnya tidak akan berdampak pada bawahan. Ucapan terima kasih yang basa-basi akan melahirkan respon yang basa-basi pula. Lalu bagaimana?
Baca caranya di http://ow.ly/gHq8P
Bukik
Post a Comment