By. Endar Prasetyo
PERISTIWA
Pada hari Rabu, 21 Januari 2009, seperti biasa saya berangkat kerja dari rumah saya di Cikarang. Kantor saya ada di kawasan MT Haryono, Cawang, Jakarta Pusat. Setiap hari saya naik bus yang ke arah Tangerang dan turun di UKI. Namun hari itu ”naas” sedang menimpa diri saya. Dalam perjalanan dari Cikarang – UKI, saya tertidur lelap di dalam Bus. Sesampai di UKI kernet bus berteriak, ”UKI-UKI”, kemudian saya terbangun dan langsung melihat jam di HP saya menunjukkan jam 7.30, waktu yang cukup untuk naik bus kota ke kantor dan bisa sampai kantor sebelum jam 08.00.
Beberapa saat setelah turun dari bus, saya kaget karena HP saya tiba-tiba raib dari kantong baju saya. Dengan perasaan sedikit panik, kemudian saya mengecek ke dalam tas dan kantong jaket saya, dan ternyata memang sudah raib. Kemudian saya mengingat lagi terakhir HP saya berada di mana? Karena perasaan saya tidak ada copet yang merogoh kantong baju saya. Akhirnya, saya mencoba untuk menelpon HP saya yang raib melalui HP CDMA saya. Setelah saya telpon dua kali tidak diangkat, kemudian saya SMS ”tolong siapa yang menemukan HP saya, mohon menghubungi nomer ini”. Selama perjalanan menuju kantor tidak ada balasan juga. Saya kemudian mencoba untuk tenang, dan mengiklaskan jikalau memang HP saya raib. Namun rasanya tidak rela, karena di HP tersebut tersimpan semua nomer telpon kolega, teman-teman, semua schedule, jadwal kerja, tasks and notes penting, serta semua reminder saya. Intinya isi di HP tersebut bagi saya lebih berharga dari pada HP itu sendiri. Aduh!!, dalam hati, saya masih bisa ikhlas kalau kehilangan HP, tapi kalau kehilangan isinya, wahh....!!!!
MASIH ADA KOK ORANG BAIK di JAKARTA!!
Sesampai di kantor saya coba telpon lagi, akhirnya HP saya diangkat. Perasaan saya senang sekali dengan harapan orang yang menerima telpon mau mengembalikan HP saya (yang saya anggap sudah seperti soulmate), rasanya susah untuk dipisahkan. Setelah diangkat, yang berbicara adalah seorang laki-laki, yang saya perkirakan sudah usia di atas 40 tahun. Kemudian dengan ramah, laki-laki tersebut berkata, ”ini HP bapak ya?, saya temukan di bangku bis, gimana saya harus mengembalikannya?”
Keesokan harinya kita janjian bertemu untuk memberikan HP saya. Akhirnya kita bertemu Kamis, 22 Januari 2009, jam 7.45 WIB di kawasan UKI. Ternyata bapak itu persis yang saya bayangkan, berusia sekitar 45 tahun. Kemudian bapak tersebut mengembalikan HP saya, serta saya memberikan amplop berisi uang sebagai tanda ucapan terima kasih. Yang lebih mengejutkan bapak tersebut pertamanya menolak amplop pemberian saya, karena dia tidak ada niat meminta imbalan. Akhirnya saya dengan setengah memaksa bapak tersebut, agar menerima amplop pemberian saya, yang tidak seberapa nilainya, karena yang bernilai justeru HP dan Isi didalam HP saya.
KEBAIKAN BISA TERJADI KARENA ADA NIAT DAN KESEMPATAN
Saya jadi teringat pesan bang Napi di sebuah acara berita krinalitas si sebuah stasiun TV, yang slogannya sangat familiar dan terkenal yaitu:”Ingat, Kejahatan Bisa Terjadi Bukan Hanya Karena Ada Niat, Tapi Juga Kesempatan, Waspadalah..
Post a Comment