Assalamu’alaikum wr.wb
Shahabat terkasih, yang terus mengasah dan menggunakan segala kekuatan serta kamampuan yang Allah berikan kepada kita. Mudah-mudahan kita bukanlah termasuk golongan orang-orang yang taktau diri, yaitu orang yang dikasih mata tapi tak melihat, diberikan telinga tapi tak mendengar, diamanahkan hati tapi tak merasa. Namun sebaliknya, semoga kita semua terus menggunakan seluruh sumber daya yang ada, demi kebaikan kita dan orang-orang disekeliling kita, supaya kita semua lebih dekat dan yakin kepada Allah.
Setiap manusia yang terlahir penuh dengan kesempurnaanya, sebagaimana telah Allah sampaikan di Alquran, manusia lah sebaik-baiknya ciptaan (sempurna = didalamnya ada kelemahan). Berbagai macam pribadi yang tumbuh di sekitar kita, semuanya adalah semata-mata untuk menjadi kauniah, bahwa Allahlah yang telah menciptakan segalanya.
Berbicara kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh manusia. Dari penamaan jenius, pintar, ajaib, smart, indigo, sampai dengan ADHD, Down Syndrom, Idiot, berkebutuhan khusus dan sebagainya. Semuanya mendapat posisi dimasyarakat, tergantung dilingkungan mana mereka dibesarkan, maka merekapun akan tumbuh selayaknya mereka dihargai, diterima, dan dipersepsikan.
Masihkah Anda ingat film bolywood yang sempat mendapat perbedaan pandangan disana? Bagi anda yang pernah menonton ”My name is khan”, tentu tau siapa Khan. Terlepas dari kontra dan pro dari muatan dan pesan film tersebut. Bagi saya pribadi, my name is Khan benar-benar mengajarkan kepada saya akan kehidupan. Apa sumber daya yang bijak dimiliki oleh manusia dalam hidup ini, agar bisa survive dimanapun dia berada? S K I L L (kemapuan khusus hingga sampai kelevel ahli).
Sementara telah menjadi kebiasaan saya sekarang dalam menyaksikan film apapun. Mencari dan menyadari setiap scene pembelajaran bagi pengembangan diri (bertumbuh), walau itu tidak menjadi fokus utama film tersebut. Seperti halnya film ”My name is khan” ini.
Semasa kecil nya dikisahkan, ditempat Khan tinggal, hanya ada satu orang bapak-bapak yang telah tua usianya, menguasai ilmu (Skill) bahasa inggris. Sang ibu (khan), melihat potensi pada diri anaknya, sehingga beliau mempertemukan bapak yang memliki skill english itu, agar bersedia mengajarkan anaknya bahasa inggris. Karena dia menyukai hal itu. Dan khan pun mulai belajar.
Selain itu, saat usianya telah memasuki remaja, khan sekolah ditingkat menengah atas. Kemampuan dalam dirinya telah muncul dan diketahui oleh ibunya. Yaitu menyukai hal-hal yang berhubungan elektronik. Sehingga, dari mulut kemulut, warga stempat tau kelebihannya ini. Sampai, Khan memilliki toko service elektronik.
Hal lain yang benar-benar membuat saya suka dengan film ini adalah saat khan melakukan perjalanan ke Amerika untuk bertemu dengan Mr.Presiden. Dalam perjalanannya menuju tempat Mr.Presiden berorasi, Khan kehabisan uang. Terus apa yang dia lakukan? Apakah meminta kesana kemari (mengemis)? Tidak. Dia cari kardus kemudian menuliskan disana, ”Menerima service otomotive”. Dia menggunakan keahlian nya untuk bekal hidup.
Bahasa adalah budaya suatu bangsa. Bahasa merupakan sarana dalam berkomunikasi. Manusia tidak dapat tidak berkomunikasi. Memiliki skill berbahasa, adalah basic dari skill utama kehidupan. Seperti layaknya orang tua yang mengajarkan skill berbahasa ingris kepada Khan. Kapanpun dan dimanapun berada, selama mau, maka bisa menjadi bekal hidup.
Adik saya yang sedang sekolah kejuruan di Aceh. Pernah bertanya kepada saya, baiknya dia mengambil jurusan apa? Saya menyarankan kepadanya, ”Pilihlah jurusan yang kamu suka untuk belajar. Kemudian, diantara beberapa hal itu, pilihlah satu hal diantaranya, yang benar-benar kamu suka, sampai kamu benar-benar menguasai dan memahaminya. Karena itu akan menjadi bekal mu untuk hidup (Survive)”.
Terkadang ada rasa prihatin dalam diri saya. Sekolah-sekolah dan perguruan tinggi, meluluskan begitu banyak cendekia-cendikia muda terdidik. Tatapi sayang, sedikit sekali diantara sekolah dan perguruan tinggi itu, yang mengajarkan, mengenalkan, dan memberitau. Apa Potensi, Skill dan kelebihan yang mereka miliki. Sehingga saat mereka lulus, tetaplah menjadi biasa-biasa saja. Padahal saya yakin dan percaya, pada diri mereka terdapat banyak sekali SKILL dan TALENT yang telah Allah amanahkan kepadanya.
Shahabat, tidak ada kata terlambat untuk kembali menyadari SKILL dan TALENT yang kita miliki? Oleh karena itu, mari kita sadari kembali segenap kekuatan dan kelebihan yang ada dalam diri kita.
Post a Comment