Pada suatu pelatihan branding ketika saya masih berperan sebagai seorang Training Manager di satu perusahaan hospitality, ada satu aktifitas yang melibatkan imajinasi para peserta pelatihan. Aktifitas tersebut meminta peserta untuk membayangkan bahwa perusahaan mereka telah terpilih menjadi 'World's Company Of The Year' dan mereka sedang diwawancarai oleh satu majalah bisnis terkemuka. Pertanyaan pertama, dan mendasar karena akan dijadikan headline, yang diajukan oleh wartawan majalah tersebut adalah:"Seperti apa sebenarnya bekerja di perusahaan ini?"
Jawaban (imajinatif) yang dianggap paling PAS, dan 'edan', saat itu adalah: "Bekerja? Kami TIDAK bekerja di sini. We're having fun while helping others achieve their goals. Kami bersenang-senang sambil membantu orang lain mencapai tujuan-tujuan mereka."
Mungkin beberapa di antara kita ada yang sinis dengan jawaban imajinatif tersebut. "Bekerja is bekerja. Bersenang-senang is bersenang-senang. Beda jauuuhh!" Begitu mungkin pendapat yang berkelebat di benak kita. Bisa jadi pendapat tersebut dari beberapa sisi memang mempunyai landasan (alasan) yang kuat. Namun bila kita ijinkan diri kita jujur, kita pasti menyetujui bahwa bila semua orang yang bekerja di satu perusahaan melakukan tugas dan tanggungjawabnya dengan peRASAan senang maka perusahaan tersebut akan mampu mengalami lonjakan prestasi – mencapai suatu quantum achievement. Ya. Kita semua pasti setuju.
Beberapa perusahaan kelas dunia telah sukses mengimplementasikan prinsip 'bersenang-senang' sebagai salah satu elemen budaya kerja mereka. Nama-nama yang sudah sangat terkenal tentu saja Google.Inc., dan Apple.Inc. Di luar nama-nama yang sudah melegenda itu ada beberapa perusahaan yang menjalankan bisnisnya – dan Berjaya – dengan prinsip tadi. Almarhum Harry Quadracci, pendiri Quad/Graphics, salah satu perusahaan percetakan terbesar di Amerika, bahkan dengan terang-terangan selalu meminta seluruh karyawannya untuk 'TIDAK TERLALU SERIUS'. Quad/Graphics mempunyai ritual tahunan yang selalu dinanti seluruh karyawan. Ritual itu adalah "Management Revue", sebuah pertunjukan music teatrikal yang merupakan ajang seluruh karyawan untuk menyindir trend, isu, atau bahkan kebijakan manajemen yang sedang 'in' pada saat itu.
Herb Kelleher, penemu Soutwest Airlines - maskapai penerbangan terbesar di Amerika dan satu-satunya maskapai penerbangan yang mampu menikmati profit berlipat ganda sekaligus membesarkan jaringan ketika maskapai lain bangkrut dan me-lay off karyawan ketika krisis ekonomi melanda Amerika – membesarkan perusahaan itu dengan cara mengkondisikan karyawannya untuk bersenang-senang ketika bekerja.
Prinsip 'bersenang-senang' itu yang saya bawa ketika saya memimpin departemen pelatihan di perusahaan tempat kami dulu bekerja. Prinsip-prinsip itu juga yang mampu membantu penyelesaian banyak tantangan dan pencapaian prestasi. Prinsip yang sama yang saya implementasikan di perusahaan pendidikan yang saya dan sahabat saya rintis. Sekolah bahasa Inggris kami sekarang menjelma menjadi sekolah bahasa Inggris terbesar dan paling prestisius di kota kami – meskipun sekolah itu dulu kami dirikan dengan modal 'tekad' saja sebenarnya.
Bagaimana mungkin prinsip 'bersenang-senang' bisa menjadi faktor kejayaan satu perusahaan?
Beragam riset pada ratusan perusahaan mengarah pada kesimpulan bahwa karyawan kita hanya akan mengerahkan maksimum 55% dari kinerja optimum mereka. Untuk membuktikan hal ini sebenarnya sederhana saja. Kelompok karyawan manakah yang lebih besar diperusahaan kita, karyawan yang kinerjanya optimal atau karyawan yang kinerjanya biasa saja? Kembali pada persentase 55% di atas, apa yang bisa membuat karyawan berkinerja melampaui persentase itu?
Bayangkan suatu gunung es. Bila gunung es tersebut kita analogikan sebagai kinerja kita atau karyawan kita, maka kita hanya melihat puncak gunung es yang berada di permukaan air. Puncak itu hanya 15% dari keseluruhan gunung es. Yang ada di bawah permukaan air – tentu saja tidak terlihat oleh kita – adalah 85%. 85% itulah yang sebenarnya menyokong permukaan (15%) tadi. 85% tersebut adalah kondisi mental, spiritual dan emosional dari karyawan. Mari kita hubungkan dengan prinsip bersenang-senang tadi.
Kita sedang membicarakan bersenang-senang dalam konteks pekerjaan. Lebih jelasnya ini adalah kondisi (state) dimana karyawan merasa aman, nyaman, bahagia, dan terinspirasi dari awal sampai akhir jam kerjanya. Agar sangat jelas bandingkan dengan kondisi karyawan yang sudah merasa stress dan tertekan ketika baru saja memasuki halaman perusahaannya. Karyawan yang merasa aman, nyaman, bahagia dan terinspirasi adalah karyawan yang kondisi mental, emosional dan spiritualnya (85%-nya) bagus. Jadi kesimpulannya hanya karyawan yang mampu 'bersenang-senang' selama bekerja saja yang mampu berperforma optimum (lebih dari 55%). Itulah mengapa Google Inc., Apple Inc., Quad/Graphics, dan Southwest Airlines bisa Berjaya.
Di Human Technology kami berpendapat bahwa prinsip bersenang-senang hanya bisa dilakukan oleh perusahaan yang berhasil mengantar seluruh karyawannya masuk pada area 'Merdeka' pada matriks sukses yang kami ciptakan (untuk memahami matriks ini silahkan baca buku H.U.M.A.N Technology). Karyawan yang berada di area Merdeka itu adalah karyawan yang sehat secara spiritual dan emosional (merasa senang) dan tinggi upayanya. Dari H.U.M.A.N Survey yang kami kembangkan kami menyimpulkan bahwa perusahaan yang mengeluhkan kinerja karyawannya selalu menunjukkan indikator bahwa sebagian besar karyawannya berada di luar area Merdeka. Dengan kata lain mereka tidak mampu merasa aman, nyaman, bahagia dan terinspirasi dalam bekerja. Mereka tidak bersenang-senang dalam bekerja.
Dalam catatan atau artikel saya yang lain, saya akan mengangkat bagaimana kita bisa mengimplementasikan prinsip bersenang-senang itu dalam dunia bisnis yang (kesannya) serius terus. Untuk saat ini ijinkan saya mengucapkan selamat bersenang-senang di tempat kerja sahabat semua. Semoga.
"Saya ingin agar terbang menjadi pengalaman yang luar biasa menyenangkan! Hidup ini terlalu pendek dan serius untuk TIDAK ditertawakan."
- Herb Kelleher
www.thehumantechnology.com
Post a Comment