Aku mempunyai kebiasaan menghindar dari hal hal yang menurutku akan membuatku tidak nyaman. Sekuat tenaga dan fikiran kukerahkan demi menjauhkan diri dari semua hal yang akan menimbulkan kesusahan bagi diriku. Sebaliknya aku juga mempunyai kebiasaan terus maju dan bergerak, mendapatkan apa yang menurutku bisa membuatku bahagia dan nyaman. Tidak perduli apakah itu akan membuatku sangat lelah bahkan beresiko bagi kehidupanku.
Hingga tiba pada masanya, kebiasaan ku ini terbentur pada hukum alam dan dianggap salah bagi sekelompok orang. Sekian waktu berjalan, dan melakukan beberapa kali perenungan, kutemui cukup banyak hal atau kejadian kejadian yang membuktikan bahwa kebiasaanku itu perlu dikoreksi. Hasil perenunganku menemukan bahwa hal hal yang kuanggap tidak nyaman ternyata berbuah hal yang menguntungkan bagi diriku. Begitupun dengan kenyamanan yang telah kuperebutkan sekuat tenaga, akhirnya berujung pada kondisi stagnan dan mematikan kenyamanan itu sendiri.
Kutelaah kembali apa sebenarnya yang ingin disampaikan oleh alam kepada kehidupanku dan kepada makhluk tuhan lainnya yang berpredikat manusia. Statement yang mengatakan -"DIDALAM SUSAH ADA SENANG, DIDALAM SENANG ADA SUDAH", -"HIDUP INI BAGAIKAN RODA PEDATI , KADANG BERADA DIATAS TERKADANG ADA DIBAWAH", rasanya mulai memberi jawaban renunganku. Begitupun isi bumi ini yang diciptakan ber pasangan, ada siang ada malam, ada miskin ada kaya, ada susah ada senang, ada cantik ada buruk, ada baik ada jahat, begitulah seterusnya...dan akal kritisku mengatakan bahwa pasangan ini berfungsi sebagai balancing yang akan menyeimbangkan sendi sendi kehidupan manusia didunia ini.
Demikianlah hasil perenunganku memberitahukanku, bahwa kenyamanan bukanlah segala galanya dan jika tiba masanya, aku harus menerima ketidak nyamanan dengan lapang dada karena sesungguhnya keseimbangan itu akan memberikan hidup yang indah. Mungkin sulit melakukannya, tapi aku akan membiasakannya, karena hidup terus menuntut kebijaksanaa....
Juliana H
E-mail: yulie@selnajaya.com
Post a Comment