Tidak ada kata terlambat untuk meraih prestasi dan mengubah kehidupan, selama Anda tidak separo hati melakukannya.
Adakalanya perjalanan menuju sukses itu berawal dari kejadian-kejadian yang sangat sepele, bahkan tampak sama sekali tidak akan mendatangkan hasil apa pun. Inilah perjalanan Lisa, seorang wanita pemasar properti tangguh yang lahir 26 September 1956 di Solo. Pendidikan formalnya cukup SMA saja, sempat melanjutkan di Akademi ISWI, dan pernah bekerja dua tahun sebagai sekretaris di perusahaan ayahnya sendiri. Setelah diperistri seorang pegawai BUMN, wanita ini menyibukkan diri sebagai seorang ibu rumah tangga dan mengasuh anak-anak. Selain itu, ia juga aktif sebagai penggerak organisasi Dharma Wanita. Rupanya, di organisasi itulah ia mengabdikan seluruh tenaga dan pikirannya untuk melakukan berbagai kegiatan sosial.
Suatu kali dalam sebuah perjalanan, seorang kenalannya menyatakan keinginan untuk tinggal di kawasan elit Pondok Indah. Kebetulan, tokoh kita ini memang tinggal di kawasan tersebut, sehingga spontan ia tergerak untuk membantu kenalannya. Untuk menemukan rumah yang dimaksud, ia lalu menghubungi kenalannya yang lain, yaitu seorang agen properti di Pondok Indah. Ternyata di situ ia malah diajak kenalannya itu untuk terjun langsung sebagai agen properti. Entah mengapa, ia tidak tertarik dengan tawaran tersebut. Tetapi sempat terpikir bahwa menjadi agen properti mungkin sama artinya dengan membantu orang lain.
Setengah tertarik setengah tidak, ia sempat diliputi keraguan beberapa waktu lamanya. Maklum, saat itu ia sangat sibuk di Dharma Wanita. Selain itu, ia merasa tidak memiliki pengalaman menjual sama sekali. Latar belakang pendidikan formalnya juga tidak ada hubungannya dengan marketing. Lagi pula usianya saat itu sudah menginjak 37 tahun, rasanya sudah tidak terlalu muda lagi untuk memulai suatu aktivitas dari nol sama sekali. Syukurlah, ternyata suami dan anak-anaknya sangat mendukung.
Lalu, mulailah ia membulatkan tekad untuk terjun sebagai agen properti di ERA
Pertama kali menemukan listing, ia sudah harus merasakan betapa beratnya profesi baru ini. Suatu kali ia menemukan rumah yang akan dijual. Tetapi untuk bisa bertemu dengan pemiliknya, ternyata sulitnya minta ampun. Ia harus bolak-balik sampai tujuh kali mendatangi dan menunggu kedatangan si pemilik rumah tersebut. Namun, usaha kerasnya tetap gagal karena si pemilik rumah ternyata sangat sibuk. Rupanya, setiap kali datang, menunggu, dan pulang dengan tangan hampa, tokoh kita ini selalu meniggalkan kartu namanya. Begitu tahu ia sudah meninggalkan tujuh kartu nama, akhirnya hati si pemilik rumah ini luruh juga. Akhirnya bertemulah keduanya, dan rumah itu resmi menjadi listing pertama tokoh kita ini.
Pengalaman berat itu ternyata tidak menyurutkan niatnya untuk terjun total sebagai agen properti. Tekadnya sudah bulat. "Prinsipnya, kalau sudah melangkah saya tidak ingin melangkah setengah-setengah," katanya. Setelah berhasil mendapatkan listing dan sukses menjualnya, kepercayaan dirinya semakin bertambah tebal. Semakin bersemangat menekuni profesi ini, semakin terasah pula keterampilannya, dan semakin mudah pula ia meraih keberhasilan demi keberhasilan.
Dan tak ada yang mengira jika mantan sekretaris dan aktivis Dharma Wanita ini ternyata melejit menjadi salah satu pemasar properti terbaik di negeri ini. Bergabung sebagai agen pada Juni 1993, tahun itu juga ia berhasil meraih posisi sebagai Top Producer Sales Associate di ERA
Kemudian sempat sedikit menurun prestasinya karena sakit selama tiga bulan, ia kembali melejit menjadi Top Producer Sales Associate berturut-turut pada tahun 1995, 1996, 1997, 1998, 2000, 2001, dan 2002. Dengan prestasi yang konsisten seperti ini, ia berhasil menempati posisi sebagai Associate Director. Ia mendapat penghargaan khusus karena meraih pertasi sebagai Top Producer
Tokoh kita yang hebat ini bernama lengkap Francisca Xaveria Maria Lisa Bertiana Kuntjoro yang dijuluki Ratu Broker Properti di Indonesia. Kini ia bersama suaminya Kuntjoro, mengelola kantor franchisee (terwaralaba) ERA Home di Pondok Indah,
Lisa menyebut, selain tekad yang kuat dan kerja keras, maka kreativitas, network, dan kemauan belajar terus-menerus merupakan faktor-faktor yang sangat berpengaruh dalam keberhasilannya. "Saya maju dengan bisnis ini karena memang saya senang sekali menjalankannya," tutur Lisa. Selain itu, ia terbiasa menjadikan prestasi orang lain sebagai benchmark atau titik pijak sekaligus pelecut bagi semangat dan motivasinya. Bagi Lisa, usia dan latar belakang bukan menjadi penghalang untuk meraih prestasi. Menurutnya, tidak ada kata terlambat untuk meraih prestasi dan mengubah kehidupan kita.
*) Andrias Harefa
Sukses Ibu Rumah Tangga
10 Hal Yang Akan Terjadi Saat Anda Mengejar Mimpi Anda
Setiap orang pasti memiliki impian dan mengejar mimpi bukanlah hal yang mudah namun, dalam proses mengejar mimpi tersebut pasti ada beberapa hal akan dialami semua orang. Berikut 10 hal yang pasti akan terjadi saat Anda mulai mengejar mimpi Anda.
1. Anda akan Merasa Takut
Setiap keputusan dalam hidup ini selalu disertai dengan rasa takut, terlebih lagi akan ketidakamanan yang ditawarkan dalam mengejar mimpi Anda. Ketakutan itu terkadang akan mematikan mimpi Anda, namun jika Anda memiliki keinginan dan semangat yang kuat maka rasa takut itu pasti akan dapat Anda lewati dan Anda akan terus melangkah menuju mimpi Anda.
2. Anda akan Keluar Dari Zona Aman Anda
Poin ini merupakan poin yang paling pasti dan paling jelas. Begitu seseorang mulai mengejar mimpinya maka itu berarti ia sudah keluar dari zona aman atau zona nyaman tempat ia berada sebelumnya sebagai ganti dari upaya tersebut. Beberapa contoh sederhananya adalah waktu, upaya lebih, mengambil resiko, hingga berhenti kerja.
3. Anda akan Merasa Tidak Yakin
Sesudah Anda keluar dari zona aman Anda maka akan ada saatnya Anda merasa ragu atau tidak yakin apakah keputusan Anda untuk mengejar mimpi Anda adalah keputusan yang tepat. Akan ada saatnya juga Anda berpikir apakah proses yang sedang Anda kerjakan benar-benar adalah proses yang dapat menghasilkan kesuksesan mimpi Anda. Tenanglah, karena kalaupun Anda gagal dalam proses tersebut, percayalah bahwa Anda akan belajar banyak hal dalam kegagalan tersebut.
4. Anda akan Tergoda untuk Mencari Plan B
< span style="font-size:10.5pt;color:#3D3D3D;">
Pada saat Anda mengejar impian Anda, Anda akan melihat nyamannya orang-orang yang berada di zona nyaman mereka dan tidaklah jarang orang-orang membatalkan rencana mereka untuk mendapatkan keamanan atau kenyamanan itu kembali. Kebanyakan orang berpikir untuk mencari keamanan terlebih dahulu dan mengejar impian mereka belakangan. Ketahuilah bahwa banyak orang sukses yang berpikir itu hanyalah mitos.
5. Beberapa Orang Akan Tidak Setuju Dengan Anda
Orang-orang sekitar Anda akan tidak setuju dengan keputusan Anda untuk mengejar mimpi, bahkan Anda mungkin akan mendapatkan pandangan yang berbeda dari orang-orang tersebut, termasuk orang-orang tersayang Anda. Jika Anda merasa begitu maka itu berarti Anda sudah berada di jalur yang tepat dan perasaan itu adalah karena Anda telah melakukan sesuatu yang benar-benar berbeda dari pandangan sosial umumnya.
6. Anda akan Belajar Sabar
Anda akan mulai belajar bahwa klien, customer, dan buah kerja keras Anda tidak datang secara instan dan pantas untuk ditunggu. Walaupun itu berarti Anda harus berbeda dari orang-orang yang berada di zona aman mereka, Anda akan menunggu.
7. Anda akan Meragukan Kewarasan Anda
Menjadi berbeda dan mengambil keputusan yang dipandang berbeda dari pandangan orang lain terkadang akan membuat seseorang meragukan kewarasannya. Ditambah lagi dengan kehidupan yang berbeda dari kebanyakan orang sekitar Anda akan membuat Anda mulai meragukan apakah kehidupan Anda benar-benar kehidupan yang normal. Jika Anda mulai berpikir seperti ini coba tanyakan ke diri Anda: "Apa yang diberikan 'kewarasan' ini ke mereka? Apa yang akan diberikan 'kewarasan' untuk Anda?"
8. Anda akan Berpikir Mengapa Anda Terus Menunggu
Poin ini mungkin berlawanan dengan poin sebelumnya terkait atas kesabaran. Tapi percayalah bahwa dalam mengejar mimpi Anda, Anda akan mengalami hal ini juga dan tidaklah jarang keraguan kembali memasuki diri Anda. Walaupun perasaan itu sangatlah tidak mengenakkan, tapi itu adalah resiko yang diambil saat Anda mulai mengejar mimpi Anda dan Anda akan mulai terbiasa akan hal tersebut.
9. Anda akan Belajar Banyak Hal
Pandangan sosial umumnya adalah mencari pengalaman selagi bekerja, lalu apakah mereka yang mengejar impian berarti tidak menambah pengalaman mereka? Saat seseorang mengejar mimpi mereka, mereka akan mulai belajar banyak sekali hal yang bahkan mungkin tidak akan mereka pelajari saat berada di zona aman mereka. Sebenarnya kedua hal ini tidaklah berbeda jauh, hanya saja mungkin di zona aman Anda akan seperti memiliki guru pembimbing. Ingatlah bahwa tidak ada satu gurupun di dunia yang dapat mengajarkan semuanya dan guru terbaik adalah pengalaman.
10. Akan
Dalam mengejar mimpi, Anda akan merasakan naik turun kehidupan bahkan mungkin sampai ke titik terendah kehidupan Anda. Hal itu bukanlah hal yang mudah dan dapat dilakukan secara instan, tapi itu jugalah sebabnya mengapa mengejar mimpi adalah keputusan yang layak diambil dan setimpal hasilnya. Saat Anda mulai mendapatkan keberhasilan pertama Anda, Anda akan merasakan betapa senangnya Anda mengambil keputusan untuk mengejar mimpi tersebut.
10 Kutipan Paling Inspiratif Dari Steve Jobs
Steve Jobs adalah seorang sosok visionaris dunia yang tidak hanya terkenal karena komitmennya di Apple, namun juga kemampuannya menginspirasi banyak orang dengan kata-kata bijaknya. Berikut ini adalah 10 kutipan paling inspiratif dari Steve Jobs.
Sekilas Mengenai Steve Jobs
Bagi Anda yang kurang mengenal nama Steve Jobs, secara sekilas Steven Paul "Steve" Jobs adalah seorang entrepreneur, inventor, co-founder, chairman, dan CEO dari perusahaan dunia Apple yang mengeluarkan produk-produk seperti iPhone, iPad, Mac, dan seterusnya. Semua produk ternama itu adalah hasil inovatif dari visionaris ini, tidak lain dan tidak bukan adalah Steve Jobs. Sayangnya, pada 5 Oktober 2011, dunia ini harus mengheningkan cipta karena meninggalnya Sang Visionaris Steve Jobs diakibatkan oleh Tumor Pankreas yang telah dideritanya sejak tahun 2003.
Sebagai catatan, Steve Jobs juga adalah co-founder dari Pixar, yakni sebuah studio film animasi terna ma dunia yang telah menghasilkan berbagai film ternama seperti Toy Story, Cars, Brave, Finding Nemo, dan banyak lainya. Ia juga adalah founder tunggal dari NeXT. Inc, perusahaan komputer Amerika yang didirikan saat ia dipecat dari Apple.
1. Kualitas Lebih Penting Daripada Kuantitas
"Kualitas itu lebih penting daripada kuantitas. Satu home run jauh lebih baik daripada dua doubles."
Walaupun Anda bukanlah seseorang yang menggemari olahraga baseball, namun kutipan mengenai "kualitas lebih penting daripada kuantitas," adalah 1 hal yang tidak dapat dipungkiri.
Melalui permisalan dalam istilah baseball, Steve Jobs menekankan bahwa 1 home run lebih baik daripada 2 doubles. Di baseball, doubles adalah sebuah kejadian dimana seorang pemain dapat berlari mencapai 2 base dalam satu pukulan. Walaupun jika dibayangkan, home run dan 2 double adalah hal yang sama namun kualitas yang diberikan home run dan double tentu berbeda kepada para penggemar baseball.
2. Kematian adalah Penemuan Terbaik Kehidupan
"Tidak ada satu orangpun yang ingin meninggal. Bahkan mereka yang ingin masuk Surga juga tidak ingin meninggal untuk dapat masuk ke
Kematian adalah agen kehidupan yang memberikan kesempatan. Ia menjemput yang tua agar yang baru memiliki kesempatan selanjutnya. Akan tetapi tidak lama dari sekarang, Anda akhirnya akan menjadi tua dan juga dijemput olehnya. Walaupun hal ini cukup dramatis, namun merupakan sesuatu kebenaran."
Di sini Steve Jobs menekankan bahwa setiap orang pada akhirnya akan dijemput oleh kematian dan itu bukanlah sesuatu yang dapat dihindari. Namun kita harus bersyukur akan hal itu karena dengan adanya kematian maka setiap orang akan memiliki kesempatan yang baru untuk melakukan pengalaman yang tidak pernah dilakukan sebelumnya.
3. Inovasi adalah Berkata Tidak ke Ribuan Hal
"Saya bangga akan banyak hal yang belum kami lakukan sama halnya dengan banyak hal yang sudah kami lakukan. Inovasi adalah berkata tidak ke ribuan hal."
"Orang-orang berpikir bahwa fokus itu berarti berkata ya ke hal yang harus Anda kerjakan. Namun sebenarnya sama sekali tidak tepat. Itu berarti berkata tidak ke ratusan ide hebat lainnya. Anda harus memilihnya hati-hati."
Melalui kutipan inspiratif ini Steve Jobs menjelaskan dengan jelas bahwa setiap inovasi selalu tercipta sebagai hasil dari pengorbanan. Baik pengorbanan dalam hal waktu, materi, ataupun tenaga. Tidak akan ada inovasi yang tercipta jika semua orang selalu menghabiskan segalanya untuk kesenangan sendiri.
4. Jangan Terpaku dalam Kesukses an Terlalu Lama
"Saya rasa jika Anda melakukan sesuatu dan ternyata menghasilkan sesuatu yang ternyata mengangumkan, maka Anda harus mencoba melakukan hal luar biasa lainnya, jangan terpaku terlalu lama. Temukan saja apa hal selanjutnya."
Dunia telah menyaksikan berbagai penemuan inovatif tiada henti dari Apple dengan buah karya dari pemikiran Steve Jobs. Inilah yang ingin ditekankan Steve Jobs dari kata bijaknya, yakni kalaupun Anda sudah berhasil akan suatu hal, janganlah terlalu lama terdiam akan kesuksesan tersebut. Hasilkanlah lagi sesuatu yang lebih luar biasa.
5. Dipecat dari Apple adalah hal Terbaik Dari Kehidupan Saya
"Dipecat dari Apple adalah hal terbaik yang pernah terjadi kepada saya. Beban besar dari kesuksesan digantikan oleh keringanan menjadi pemula lagi. Itu memperbolehkan saya memasuki salah satu periode paling kreatif dalam kehidupan saya."
Beberapa dari Anda mungkin sudah tahu bahwa walaupun Steve Jobs adalah co-founder dari Apple, ia juga pernah diberhentikan secara paksa oleh para Stakeholder utama Apple. Dalam masa pemberhentiannya dari Apple, ia mendirikan NeXT. Inc. Melalui komputer NeXT inilah tercipta salah satu penemuan paling menakjubkan dunia yaitu browser web pertama oleh Tim Benners-Lee, yang juga adalah penemu dari World Wide Web (WWW) alias Internet. Sekarang ini, komputer NeXT dikenal sebagai basis dari Mac dan iOS.
Melalui kisah di atas, kita bisa melihat bahwa pemberhentiannya dari Apple benar-benar memberikan kesempatan bagi Steve Jobs untuk memasuki salah satu waktu terkreatif dalam hidupnya. Dari sini kita bisa belajar bahwa kejatuhan bukan akhir dari segalanya.
6. Yang Membedakan Pengusaha Sukses dan Yang Tidak adalah Ketekunan
"Saya percaya bahwa hampir setengah hal yang membedakan pengusaha sukses dengan mereka yang tidak hanyalah ketekunan (kegigihan)."
7. Cintailah Pekerjaan Anda
"Jika Anda tidak mencintai sesuatu, maka Anda tidak akan mengambil upaya lebih, bekerja di hari libur, atau menantang status quo sejauh mungkin."
Dalam hal ini, istilah status quo adalah sebuah istilah yang menunjuk akan keadaan Anda dalam sehari-hari yang berusaha berada dalam zona aman selama mungkin. Namun tidak akan ada satu orangpun yang benar-benar sukses tanpa pernah menantang zona aman mereka. Itulah sebabnya mengapa Anda sering sekali mendengar perkataan untuk dalamilah bidang kerja yang memang Anda cintai.
8. Kejarlah Kesempurnaan
"Anda telah memanggang sebuah kue yang sangat cantik, namun kemudian Anda menggunakan kotoran anjing untuk hiasannya."
Kutipan yang cukup kasar bukan? Mungkin memang iya, tapi seperti yang telah diketahui banyak orang , Steve Jobs adalah seorang perfeksionis dan ia tidak suka akan jalur instan (shortcut) khususnya dalam desain. Dalam kutipan ini ia menekankan bahwa jika Anda sudah menciptakan sebuah dasar yang sangat kokoh dan bagus adanya, janganlah Anda merusaknya dengan desain yang jelek. Perkataan ini dikeluarkan oleh Steve Jobs kepada salah satu engineernya yang bekerja di NeXT.
9. Fokus Ke Produk, Bukan Ke Profitnya
"Jika Anda selalu fokus ke profit dan keuntungan, Anda akan mengurangi kualitas produk. Namun jika Anda fokus untuk menghasilkan produk yang luar biasa, maka profit dan keuntungan akan mengikuti."
Dalam kehidupan sehari-hari kata bijak seperti ini sudah sangat mudah terlihat. Banyak prod uk berpotensi di luar sana yang gagal karena berlebihan dalam mencari keuntungan, dan juga telah banyak produk luar biasa di luar sana yang berhasil karena pada awalnya mereka tidak melihat profit yang dihasilkan produk tersebut melainkan bagaimana caranya menghasilkan produk yang luar biasa.
10. Usahakan yang Terbaik
"Jika Saya mencoba yang terbaik dan saya gagal, yah, setidaknya saya sudah mencoba yang terbaik."
Ini mungkin adalah salah satu kutipan inspiratif terbaik dari Steve Jobs, sederhana namun juga sangatlah mudah dimengerti. Dalam mengejar mimpi, kita sering sekali tidak menuangkan segala hal yang kita punya untuk mencoba meraih mimpi tersebut padahal jika kita mencoba yang terbaik maka walaupun kita gagal, kita akan merasa puas akan hasil kerja kita. Percayalah bahwa walaupun Anda gagal, Anda akan belajar banyak hal dari upaya Anda.
+ Tetaplah Lapar, Tetaplah Bodoh
"Stay Hungry, Stay Foolish"
Ini adalah kata kutipan penutup yang dikeluarkan oleh Steve Jobs di upacara kelulusan Universitas Stanford pada tahun 2005. Kutipan ini sebenarnya telah muncul di bagian belakang sebuah katalog Amerika yang berjudulkan Whole Earth Catalog pada edisi tahun 1974. Arti dari kutipan inspiratif ini sendiri adalah: "Jangan pernah puas, selalu dorong diri Anda, dan lakukan hal yang orang-orang katakan tidak bisa dilakukan."
Phoenix Mind Institute
HCS, MSD
Oleh: Andrias Harefa
Hidup cuma sekali, mesti sukses dong! Begitu salah seorang kawan menegaskan prinsip hidup dan perjuangannya. Dan saya terkesan. Pernyataannya mempesona. Saya bahkan terbius dengan kata-kata pendek itu. Ini suatu perumusan yang jenius. Sebuah cara mengetuk pintu otak yang ciamik, rancak bana, anggun sekaligus berwibawa. Ketukannya masuk ke belahan kiri, meluncur ke belahan kanan otak, lalu menukik menuju hati.
Bagaimana tidak? Ia mulai dengan menunjukkan kesadarannya. Ia sadar bahwa hidup cuma sekali. Ya, hidup cuma sekali. Walau kita berkali-kali mandi, berkali-kali makan dan minum, berkali-kali tidur dan bangun, berkali-kali jatuh cinta atau patah hati, berkali-kali ganti baju-kaos-sepatu-sandal-
telepon-motor-mobil-rumah, berkali-kali ujian, berkali-kali baca buku, berkali-kali menulis karangan, berkali-kali jalan-jalan kemana-mana, berkali-kali kena tipu atau justru menipu, berkali-kali dipukul atau memukul, berkali-kali sehat atau sakit, berkali-kali tertawa atau menangis, dan berkali-kali dalam bermacam-macam hal, tapi hidup cuma SATU kali saja.
Buat saya, pesona “HCS,MSD”—singkatan dari Hidup Cuma Sekali, Mesti Sukses Dong tadi—bukan hanya karena soal SEKALI itu. Soal yang lebih penting adalah bahwa yang sekali itu adalah HIDUP. Kata pertama itu tak tergantikan. Coba ganti dengan “mati”, sehingga menjadi Mati cuma sekali, mesti sukses dong. Nggak nyambung, kan? Kata “hidup” dalam HCS,MSD jelaslah tak tergantikan. Mau diganti dengan kata apa, coba?
Kata “hidup” mengingatkan saya pada Pam Stenzel, seorang anak yang lahir dari benih perkosaan di Negeri Uwak Sam. Ia pernah memberikan kesaksian yang membuat hidup setiap orang yang mendengarkannya akan menjadi lebih hidup.
Dalam kesaksian yang beredar dalam format VCD diperalihan milenium yang lalu, ia berkata: “Ayah biologisku adalah seorang pemerkosa. Aku bahkan tak tahu apa kebangsaanku. Tapi aku tetap manusia dan punya nilai. Nilai hidupku tak kurang sedikit pun dibandingkan dengan orang lain karena cara aku dikandung. Dan aku tak layak dihukum mati akibat kejahatan ayahku. Aku sudah bosan dengan gelak tawa orang-orang. Di Minneapolis mereka berkata, ’Anak selalu diinginkan dan direncanakan. Dirimu adalah kesalahan’. Aku tak percaya itu. aku percaya setiap anak diinginkan seseorang dan Tuhan mengasihinya ... aku belum bertemu ibu kandungku. Ku harap suatu hari nanti bisa. Jika tak bisa di bumi, mungkin di sorga. Itu doaku sejak umur 4 tahun. Dan jika nanti kami bertemu, akan ku genggam tangannya dan berkata, betapa aku sangat mencintainya karena ia sangat mencintai aku. Ia cukup mencintaiku untuk memberiku hidup dan juga hadiah paling istimewa yang pernah diberikan kepadaku: keluargaku. Aku tak tahu apa diriku hari ini jika ibu memutuskan untuk menggugurkanku. Aku amat bersyukur ia mencintaiku dan memberiku keluarga.”
Pam Stenzel pantas menjadi guru saya. Ia menegaskan bahwa yang paling bernilai dalam hidup adalah hidup itu sendiri. Ini ajaran yang luar biasa sekali. Hidup itu lebih penting dari kekayaan, dari popularitas, dari fasilitas, dari kegagalan, dari masalah, bahkan dari kesuksesan sekalipun. Banyak masalah masih mungkin di atasi kalau ada hidup. Kegagalan bisa diterjang kalau ada hidup.
Daftarkan saja semua hal yang diinginkan, diangankan, dan diperbincang-kan manusia dalam sejarah: pencarian hidup, perjalanan hidup, kekayaan hidup, fasilitas hidup, kebahagiaan hidup, keberhasilan hidup, kenikmatan hidup, dan sebagainya. Lalu coba bayangkan apa jadinya jika dalam semua hal yang diinginkan manusia itu ia kehilangan hidupnya sendiri. Masihkah ada nilainya semua itu? Apa arti kekayaan, nama besar, fasilitas hebat, dan keberhasilan spektakuler, jika orangnya sendiri sudah mati?
Lebih jauh Pam juga mengingatkan akan adanya kehidupan sesudah kematian tubuh. Dan penting sekali untuk memastikan bahwa setelah kematian tubuh akan ada kehidupan di sorga (atau ke neraka) yang bersifat kekal. Sebab apa gunanya kita memperoleh semua hal yang hebat di dunia ini, kalau dalam kekekalan kita justru tidak hidup, tidak masuk sorga. Buat apa memiliki kehidupan yang mengagumkan orang banyak selama 70-80 tahun, namun menderita dalam kekekalan yang bukan hanya 1.000 tahun, tetapi 1.000 kali 1.000 kali 1.000 kali 1.000 dan seterusnya. Artinya, meski kita menjalani kehidupan yang terbatas waktunya di bumi ini, kita perlu menjaga perspektif pada kehidupan yang tanpa batas waktu setelah kematian tubuh nanti.
Hidup cuma sekali, mesti sukses dong! Setujukan? Yang penting kalau mau sukses, jangan pakai cara nodong dong. Pakailah tiga jurus yang kita obrolin nanti di tulisan berikutnya. Sukses hanya perlu tiga jurus saja (dalam bingkai kasih karunia Tuhan, tentunya). Dan ini jurus sederhana yang ampuh luar biasa. Kalau tak percaya, lanjutkan saja membaca.
The Science of Happiness : Misteri 3 Faktor yang Bisa Menghancurkan Masa Depanmu
Happiness will drive your sucess. Hanya dengan jiwa-jiwa yang bahagia, maka kesuksesan hidup yang sejati bisa diraih dengan gemilang. Sukses finansial. Sukses sosial. Sukses spiritual.
Sayangnya dalam perjalanan panjang menceburkan diri dalam kolam kebahagiaan itu, acapkali muncul sejumlah faktor yang menyergap dan menggagalkan kita untuk tiba di tujuan dengan selamat.
Apa saja faktor itu? Kenapa faktor itu bisa benar-benar membuat masa depan hidup kita menjadi kelabu dan muram durjana?
Sambil menyeduh teh poci hangat, kita mau mengulik jawabannya di pagi yang teduh ini.
Tulisan kali ini adalah seri kedua dari serial artikel tentang the science of happiness. Dalam tulisan pertama minggu lalu kita sudah melacak 10 dimensi kunci pembentuk unsur kebahagiaan.
Sebelum menelusuri lebih jauh, sekali lagi mau ditegaskan fakta yang telah dikuak oleh para peneliti the science of happiness : never underestimate the power of happiness in creating your future life.
Jiwa yang bahagia cenderung akan lebih kreatif, lebih tangguh daya tahan mentalnya, lebih sehat dan lebih sukses dalam hidup.
Jika demikian halnya, lalu kiat apa yang perlu diracik agar kita bisa membangun jiwa-jiwa yang bahagia?
Profesor Barbara Frederickson dalam bukunya POSITIVITY (sebuah buku yang menurut saya salah satu yang terbaik dalam the science of happiness) mengungkapkan fakta menarik.
Menurut Prof Barbara, dalam proses merajut happiness, selalu ada dua sisi yang saling bertempur : elemen-elemen positif (yang baik bagi level kebahagiaan) dan unsur-unsur negatif (yang buruk bagi upaya pemekaran kebahagiaan).
Walhasil, saat kita mau melentingkan jiwa kita menuju kebahagiaan maka perbanyaklah elemen positif dalam senyawa kehidupan kita. Sebaliknya, kurangi elemen-elemen negatif agar kita tidak sering terpuruk dalam duka.
Apa saja elemen negatif itu? Berikut 3 unsur negatif yang acap menyelinap dalam raga kita, dan membuat kita kian jauh dari jiwa bahagia yang meruap-ruap.
Negative Power # 1 : Negative Thinking. Mungkin hidup saya akan begini-begini selamanya. Mungkin saya tidak akan pernah dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi dengan gaji yang lebih memadai. Mungkin selamanya saya tidak pernah sanggup membeli rumah sendiri.
Kilatan negative thinking yang pekat dengan aura pesimisme itu kadang menyelinap. Di saat kita merenung, atau di saat kita letih sehabis pulang kantor dan tiduran di dipan rumah.
Negative thinking seperti ini acap membuat motivasi kita melemah, dan membuat kita pelan-pelan terpepet dalam kepedihan. Energi positif kita kian redup dan jiwa kebahagian kita terkoyak.
Itulah kenapa para happiness scientists menulis : you must dispute your negative thinking.
Salah satu cara yang paling efektif adalah dengan justru meluangkan banyak waktu untuk berpikir ke arah sebaliknya, ke arah positif dan optimis : suatu saat penghasilan saya pasti akan melesat, dan saya paham arah kesana. Atau : saya yakin bisa membeli rumah sesuai impian saya. Hanya soal waktu untuk mewujudkannya (ya, asal waktunya sebelum Anda meninggal dunia )
Lebih banyak meluangkan waktu untuk berpikir positif dan optimis akan membuat ruang otak Anda untuk berpikir negatif dan pesimis menjadi kian mengecil. Dan persis dititik itulah, kebahagiaanmu pelan-pelan naik, dan keajaiban sebentar lagi bisa datang menghampirimu.
Negative Power # 2 : Never Ending Complaining. Susah pak kerja disini, sistem karirnya ndak jelas. Boss saya suka pilih kasih pak. Wah targetnya sulit dicapai mas karena banyak faktor eksternal. Capek kerja disini mas, kerjaannya banyak gajinya segitu-gitu saja.
Sounds familiar?
Mengeluh, apalagi dengan frekuensi yang cukup sering, hanya akan membuat energi positifmu tersabotase dan diam-diam kepedihan akan menyergap.
Sialnya, studi neurologi membuktikan, saat energi positifmu mengkerut dan kesedihan menyergap, wawasan kreatifmu otakmu juga nyungsep. Mengeluh akan membuatmu gagal berpikir kreatif, saat mencoba menemukan jalan keluar bagi situasimu yang kurang menguntungkan.
Never ending complaining hanya akan membuat sel-sel kreativitas dalam otakmu layu, dan ini bisa memicu petaka kelam : energi untuk mencari jalan alternatif bagi perbaikan nasibmu tak lagi tersisa.
Mengeluh hanya akan membawamu dalam lingkaran setan yang muram : makin sering mengeluh > makin lenyap energi positifmu > makin mekar aura kesedihanmu > dan saat pikiran kian sedih maka otakmu gagal menemukan terobosan solusi yang kreatif > dan hidupmu akan makin terpuruk > dan karena makin terpuruk Anda akan mengeluh lagi > balik lagi ke kalimat awal.
Lingkiran setan yang kelam dan menggetirkan.
Negative Power # 3 : Bad News and Negative Information. Studi menunjukkan, makin sering Anda nonton berita di televisi maka Anda justru akan makin tidak obyektif memandang kehidupan. Studi lain juga menunjukkan, makin sering menyimak berita di televisi dan media lainnya bisa membuat Anda makin pesimis melihat masa depan (Seligman, Learned Optimism, 2007).
Kenapa bisa begitu? Karena ada prinsip absurd dalam bisnis media : bad news is good news. Berita buruk dan kepedihan (bencana, kecelakaan, korupsi, pemerkosaan, bom) acap lebih banyak muncul karena konon “lebih menjual”.
Apa akibatnya, saat 85% berita-berita di media menyajikan kabar buruk (bad news) dan kepedihan?
Pelan-pelan spirit optimisme dalam jiwamu pudar, digantikan dengan aura pesimisme. Atau juga melentingkan emosi-mu karena banyak berita yang ditampilkan memang bertujuan memancing emosi.
Itulah kenapa para happiness scientist menulis : kurangi waktu nonton berita di televisi dan selektif-lah membaca berita-berita di media. Sebab, terlalu banyak nonton berita (yang acap isinya sampah) di televisi dan media hanya akan menggerus spirit optimisme dan kebahagiaan dalam jiwamu.
DEMIKIANLAH, tiga unsur negative power yang acap menyelinap dalam keseharian kita. Negative thinking. Never ending complaining. Dan negative information.
Waspadalah selalu dengan jebakan tiga unsur negatif itu. Sebab jika tergelincir di dalamnya, maka perjalanan kita merajut bentangan kebahagiaan akan kian terjal.
Saat tiga elemen negatif terus menyergapmu, mungkin masa depan hidup-mu akan terpeleset dalam sejarah muram, pahit dan penuh nestapa.
Pembelajaran melalui tindakan
Seorang wakil presiden senior sebuah perusahaan telekomunikasi mendengarkan dengan saksama ktika orang-orang diperusahaannya, yang baru saja menyelesaikan sebuah peroses pengembangan eksekutif multifaset selama setahun, memberikan presentasi tentang pembelajaran melalui tindakan. Ketika mereka sudah selesai, wakil presiden senior ono berkata, hampir tidak percaya: “Orang-orang ini adalah pemimpin, saya tidak tahu bahwa kita bisa menemukan pemimpin seperti ini di dalam perusahaan kita. Kita telah berusahan keras menemukan beberapa pemimpin kunci dan sekarang ada dua puluh pemimpin di depan kita. Dua puluh! Saya ingin orang-orang berbicara di semua rapat kita seperti yang telah mereka lakukan hari ini. Mereka menunjukkan kepemimpinan, dan keberanian.”
Mengapa wakil presiden ini terkejut? Bagaimana[un, seharusnya ia sudah bisa menduga hasil yang besar: Ia baru saja mengeluarkan ratusan ribu dolar untuk strategi pengembangan kepemimpinan ini, yang dilaksanakan untuk para perempuan yang berpotensi tinggi yang dan orang-orang berkulit warna.
Ketika akan menghadiri presentasi yang tidak terlalu menarik tentang proyek pembelajaran tindakan mereka. Sebaliknya, ia mendengarkan empat kelompok, seluruhnya ada dua puluh orang, yang mendiskusikan isu-isu strategi penting dan bagaimana cara menanganinya. Ia telah mendengarkan orang-orang menyajikan rencana-rencana yang kreatif, taktis, dan bisa dilakukan untuk menghadapi beberapa isu yang telah membuatnya tidak bisa tidur dan menimbulkan kekhawatiran yang tanpa kahir bagi pemimpin di seluruh perusahaan. Dan ia telah mendengar para peserta berbicara secara langsung tentang “hal-hal yang tidak bisa dibicarakan” isu-isu yang tidak pernah dihadapi oleh organisasi karena masalah-maslah tersebut sudah dipolitisir habis-habisan.
Proyek-proyek pembelajaran tindakan yang merupakan bagian dari proses pengembangan eksekutif perusahaan ini bisa dianggap sebagai percobaan aktif yang bertujuan. Metodenya memungkinkan peserta untuk mempratekkan apa yang sedang mereka pelajari, menjadikan tantangan hidup nyata di dalam bisnis organisasi sebagai titik awal bagi proyek-proyek tim di antara peserta. Dengan pembeljaran sebagai tujuan utama dan pencapaian hasil sebagai tujuan kedua, setiap tim mengerjakan tantangan organisasional tertentu selama kursus.
Sumber: PRIMAL LEADERSHIP, Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan Emosi; Daniel Goleman
Jebakan Rasa Nyaman
By: Adang Adha
Ingatkah anda ketika anda pertama kali belajar bahasa asing? Ketika pertama kali anda belajar bahasa asing anda menterjemahkan satu persatu bahasa ibu anda ke dalam bahasa asing yang anda pelajari. Menghafal kata demi kata dari bahasa asing dengan mengingat ingat arti kata bahasa asing tersebut padananya dengan bahasa ibu anda. Ketika anda berbicara anda mulai dengan terbata bata anda mulai dari menterjemahkan bahasa ibu anda, lalu merangkai satu persatu kata menjadi kalimat yang mudah dimengerti. Hal lainnya ketika anda terbiasa menggunakan bahasa ibu lalu beralih menggunakan bahasa asing adalah secara psikologi kognitif setiap bahasa memiliki cara berfikir yang berbeda. Lebih jauh para ahli psikologi budaya atau indigenous psychology setiap bahasa dari budaya tertentu memiliki cara merasa yang berbeda pula.
Namun lama kelamaan ketika anda melatih kemampuan anda, anda mulai mampu berfikir dengan bahasa ibu dan bahasa asing sekaligus. Anda menyadari bahwa anda memiliki kemampuan berbicara dengan bahasa asing dan lama kelamaan anda Anda sudah mampu berbicara dengan bahasa asing tanpa perlu lagi memikirkan proses penjembatannya seperti anda baru pertama kali belajar dulu. Perhatian sadar anda sudah mengarah pada isi pembicaraanya bukan pada proses bicaranya. Proses latihan dan pembiasaan ini membuat pikiran kita bekerja secara otomatis kompeten menggunakan bahasa asing.
Hal ini juga berlaku ketika anda mempelajari keahlian tertentu di tempat kerja anda. Ketika anda baru pertama kali bekerja anda perlu mengintegrasikan satu persatu proses kerja anda. Pikiran sadar anda terfokus pada bagaimana melakukan proses pekerjaan, menaati satu persatu langkah SOP yang ada di perusahaan. Di proses ini keberadaan SOP yang jelas dan lengkap sangat membantu anda untuk dengan cepat menguasai pekerjaan anda. anda terus mengembangkan pola kerja dan pola pikir anda agar pekerjaan yang anda hadapi dapat anda kuasai.
Ketika pekerjaan sudah anda kuasai dan anda melakukan tersebut pekerjaan terus menerus and sudah tidak lagi berfokus pada proses bagaimana pekerjaan itu dilakukan tapi kepada konten dari pekerjaan tersebut. Proses melakukan dengan otomatis sudah terekam dengan dalam memori anda, istilah saya “merem aja pekerjaan selesai” dan selamat!! Anda sudah kompeten dalam pekerjaan anda. Otomatisasi kompetensi ini membuat stressor atau tekanan pekerjaan menurun anda mulai nyaman dengan kondisi pekerjaan anda. Anda tidak memerlukan perhatian khusus lagi dalam melakukan pekerjaan anda.
Di titik ini seharusnya anda mulai mampu mengembangkan pemecahan masalah agar pekerjaan tersebut menjadi lebih efektif, melakukan perbaikan proses agar pekerjaan lebih cepat selesai dengan kualitas pekerjaan yang semakin membaik tentunya. Hal ini merupakan tanda bahwa hard skill dan soft skill anda berkembang. kemampuan daya pikir anda meningkat karena anda melakukan improvement atau perbaikan dalam pekerjaan anda atau melakukan sesuatu yang baru dalam pekerjaan. Namun sayangnya beberapa orang memilih untuk tetap dalam kondisi nyaman dengan stressor yang rendah. Menikmati otomatisasi pekerjaan melakukan pekerjaan yang itu itu saja setiap hari. Anda berhenti memikirkan cara baru, berhenti mengajukan usul perbaikan dan berhenti meningkatkan kemampuan anda.
Apa resikonya untuk diri anda jika anda berhenti meningkatkan kemampuan anda?
Selain anda terjebak dalam rutinitas anda masuk dalam zona otomatisasi robot. Pergi pagi pulang malam melakukan pekerjan yang sama dari hari senin sampai hari jumat atau waktu kerja anda, menunggu datangnya hari sabtu minggu atau libur untuk juga melakukan aktivitas yang sama dan mengulang kegiatan rutin ini selama bertahun tahun lalu menyadari tidak ada perubahan signifikan dalam hidup anda. Mengulang 1 tahun yang sama berkali kali sampai tiba tiba anda merasa fisik anda tidak sekuat dulu merasa sudah terlambat lalu mulai keluar kalimat kalimat “yah saya sudah tua mau apa lagi yang dicari?”
Beberapa pimpinan di perusahaan mengeluhkan betapa banyak karyawan yang berhenti produktif, nyaman dengan otomatisasi, enggan berubah ketika perusahaan membutuhkan karyawannya untuk berubah yang malah membuat perusahaan terbebani singkatnya mereka berhadapan dengan karyawan n yang berhenti mengembangkan kompetensi dan berhenti menantang hal baru bagi dirinya sendiri. Di sisi karyawan beberapa berpendapat perubahan itu selau membawa hal buruk. Dimana karyawan harus belajar hal baru, meningkatkan kompetensi baru, meningkatnya stressor pekerjaan dan keluar dari zona otomatisasi yang sudah nyaman. Sungguh sesuatu hal yang ingin di hindari untuk karyawan yang hanya mengharapkan gaji tanpa mau meningkatkan produktivitas dan kualitas kerjanya. Hal yang sering anda alami bukan?
Hal lain ketika anda memutuskan untuk berhentu bertumbuh Syaraf syaraf dalam otak anda pun berhenti membuat jalinan baru. Beberapa penelitian tentang kecerdasan membuktikan bahwa ketika anda meningkatkan kemampuan anda maka gen anda bermutasi, kecerdasan pada level yang lebih baik siap untuk di turunkan kepada anak anda. Syaraf otak yang berhenti membuat jalinan baru ditambah dengan kalimat sugesti ““yah saya sudah tua mau apa lagi yang dicari?” maka dengan cepat syaraf akan mengalami degradasi atau penurunan kemampuan dan kualitas yang mengakibatkan anda menjadi lebih cepat lupa dan resiko terkena penyakit Parkinson lebih besar. Oleh karenanya sangat penting bagi manusia untuk selalu belajar hal baru, meingkatkan terus kompetensinya, meningkatkan terus kebijaksanaanya agar otak tetap dalam kondisi prima.
Saya mengenal seorang yang special yang suka sekali ikut training public saya. Umurnya saat ini sudah 75 tahun hampir tiga kali umur saya. Beliau menyandang gelar doktor dan merupakan salah satu dosen di salah satu universitas terkemuka di Indonesia. Masih dalam kondisi prima untuk orang seumurannya, masih aktif mengajar dan jalan kaki setiap pagi. Alasan mengikuti training public saya hanya ingin belajar hal baru dan ketemu dengan orang baru. Dan membuktikan pada saya caranya selalu mengupgrade keahlian dan membentuk jalinan syaraf baru membuat beliau tetap prima sampai umurnya saat ini.
Sahabat saya mengeluh bagaimana anak laki lakinya yang berumur 11 tahun enggan sekali belajar, motivasi berprestasinya rendah dan malas pula belajar hal baru. Dari hasil ngobrol dan diskusi dengan sahabat saya ini beliau termasuk kategori karyawan yang memutuskan untuk berhenti bertumbuh, dengan karir pekerjaan yang tidak meningkat 5 tahun terahir, berkutat dengan nyamannya otomatisasi pekerjaan setiap hari. Ya benar, orangtua mengajarkan anaknya bukan hanya dengan kata kata namun juga dengan perilakunya sehari hari. Pertanyaan saya pada sahabat saya ini. “apakah lu udah kasi contoh yang bener di depan anak lu bahwa elu adalah orangtua yang juga berprestasi?”
SALES, RAHASIA MERAIH TARGET
By. Yudhi KA
Tahun 2015 adalah tahun di mana dimulainya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Tahun ini adalah tahun yang sangat dinamis dan penuh perubahan yang signifikan. Tahun ini adalah tahun untuk memulai kompetisi di Asia Tenggara dan saat tepat untuk menunjukkan bahwa Indonesia layak menjadi pemimpin Asia Tenggara.
Bagaimana cara merealisasikan hal tersebut? Setiap orang bisa memulainya dengan hal yang termudah. Setiap orang bisa memulai membangun kompetisi diri. Meningkatkan keterampilan dan specialisasi merupakan hal lain yang bisa dilakukan untuk menghadapi tantangan MEA.
Seorang sales memiliki kewajiban dalam melakukan dan meningkatkan keterampilan diri. Salah satu caranya adalah meningkatkan targetnya. Dalam ajaran Islam diketahui bahwa seseorang yang memiliki hari ini lebih baik dibandingkan dari hari kemarin, maka ia termasuk orang yang beruntung. Sebaliknya jika hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia termasuk orang yang merugi.
Pertanyaan bagi seorang sales adalah, apakah target anda hari ini sama dengan hari kemarin? Jika jawabannya iya, maka anda adalah sales yang tidak membutuhkan target. Anda tidak memiliki keinginan untuk meningkatkan keterampilan diri anda.
Apa yang terjadi dengan manusia yang hidup tanpa target? Anda bisa bayangkan ketika sebuah pesawat terbang tanpa tujuan, maka yang terjadi adalah setiap orang sudah berasumsi buruk dengan pesawat itu dan peluang kecelakaannya menjadi sangat tinggi.
Seorang sales yang hidup tanpa adanya target, maka sebenarnya ia hanya seperti mayat hidup yang sedang berjalan. Salah satu bahan tenaga kehidupan manusia adalah impian yang dalam hal ini disebut dengan target.
Bagaimana cara menyusun target secara baik?
Langkah #1. Spesifik
Target yang anda buat harus spesifik dan mendetail. Pastikan anda menjelaskan target anda dalam bentuk nominal-nominal yang ingin anda capai. Selain hal tersebut, time frame dibutuhkan untuk memastikan target nya bisa tercapai dengan mudah.
Pikiran manusia itu seperti anak kecil. Ketika anda menginginkan sesuatu, maka pastikan anda menjelaskan apa yang diinginkan secara jelas dan detail. Selain itu anda harus menggunakan bahasa yang tidak memiliki makna yang ganda atau ambigu. Makna yang ganda hanya akan membuat peluang interpretasi berbeda yang bisa diciptakan oleh pikiran anda terhadap apa yang anda pikirkan.
Langkah #2. Akhir
Penulis teringat sebuah filosofi sederhana dari pelaut-pelaut handal bugis. Mereka selalu diminta oleh orang tua mereka melihat ujung atap rumah mereka sesaat sebelum mereka berlaut. Ini lebih memberikan asumsi kepada pelaut handal bugis yang akan berlayar, bahwa mereka telah sampai di rumah sebelum mereka berlayar.
Pelaut-pelaut bugis telah menetapkan target mereka dari yang paling akhir. Hal ini juga didukung oleh Stephen Covey dalam bukunya 7 Habit of Effective People yang memperlihatkan salah satu habit dari 7 habit adalah memulai dari yang paling akhir. Memulai dari yang paling akhir adalah hal penting yang harus anda lakukan. Hal ini membantu anda untuk tetap terfokus dengan apa yang anda targetkan.
Langkah #3. Lebih
Banyak orang yang hanya menyusun target yang sama seperti target sebelumnya. Mereka tidak berani mengambil target lebih dari apa yang mereka bisa raih di tahun sebelumnya. Ini membuat mereka tetap berada dalam zona nyaman yang merupakan ancaman bagi mereka.
Dalam konteks financial, terdapat sebuah konsep thermostat yang membuat seseorang terbatasi pada titik tertentu dari pendapatan nya. Titik ini akan tetap seperti itu hingga adanya dorongan kuat untuk menaikkan titik thermostat ini.
Seseorang yang tidak melebihkan targetnya dari target tahun sebelumnya tidak melatih thermostatnya untuk mengalami kenaikan.
Langkah #4. Emosi
Ketika berbicara mengenai pengalaman dan memori masa lalu, maka setiap orang akan mengingat beberapa hal dan kenangan di masa lalunya. Kebanyakan hal yang diingat adalah pengalaman yang memberikan emosi dengan intensitas yang tinggi. Misalnya seseorang yang pertama kali jatuh cinta akan mengingat pengalaman itu karena intensitas emosinya yang sangat tinggi.
Dalam penyusunan target di tahun 2015, setiap orang harus melibatkan emosi dengan tingkat intensitas emosi yang tinggi. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa target itu akan selalu teringat dan mudah diakses kapan saja.
Langkah #5. Singkirkan
Setelah anda memastikan semua target anda mudah untuk anda ingat, maka hal berikutnya yang anda lakukan adalah mulai berfokus pada tindakan anda untuk mencapai target anda. Saatnya mulai menyingkirkan target anda secara sadar dan hanya berfokus pada tindakan anda.
Hal ini berarti anda harus menyingkirkan buku yang memuat target anda, simpan jauh-jauh vision board anda dari pandangan mata anda untuk membuat anda hanya berfokus pada tindakan anda sendiri.
Kepemimpinan Diri dan Pengikut
Tragedi yang menimpa pesawat Airasia QZ 8501 tentunya memprihatikan kita semua.
Proses evakuasi yag dilakukan dengan melibatkan segenap sumber daya terbaik negeri ini dikerahkan termasuk bantuan dari negera tetangga. Tragedi ini mengingatkan kita pada kejadian yang hampir sama pada musim semi tahun 1972, sebuah pesawat terbang melintasi pegunungan
Beberapa orang mulai bekerja untuk membuat rongsokan badan peswat lebih tahan cuaca; yang mencari cara mendapatkan air, dan orang-oarng yang mempnyai kemampuan medis merawat korban lain yang terluka. Meskipun kondisi psikologis mereka terguncang, pada dasarnya mereka memiliki keyakinan bahwa mereka akan ditemukan. Namun, keyakiinan tersebut mulai luntr karena nyatanya tim pencari dan penyelamat gagal menemukam mereka sejauh ini. Beberapa minggu pun berlalu dan tidak ada tanda-tanda regu penyelamat akan dating, para penumpang yang tersisa memutuskan mendaki gunung untuk menemukan jalan keluar menyelamatkan diri. Penumpang yang stamina fisiknya paling fit dipilih untuk melakukan ekspedisi tersebut karena udara gunung yang tipis serta tebalnya salju akan membuat pendakian menjadi semakin sulit. Hasil dari ekspedisi tersebut justru membuat mereka frustasi dan menurunkan harapan: anggota eskpedisi menyatakan mereka terjebak di tenggah-tengga pegunungan
Sisa korban yang masih hidup mulai menyimpulkan bahwa mereka tidak akan mungkin diselamatkan, dan satu-satunya harapan mereka adalah bila seseorang pergi meninggalkan tempat perlindungan mereka dan mencari bantuan. Tiga penumpang yang paling fit dipilih untuk eskpedisi terakhir dan penumpang lain didorong untuk melakukan segala upaya agar ekspedisi ini berjalan sukses. Ketiga anggota ekspedi terakhir ini diberi jatah makan yang lebih bnayak dan dibebaskan dari aktivitas rutin untuuk bertahan hidup; sisa penumpang lainya berusaha keras untuk menyediakan dan mengamankan segaa keperluan untuk perjalanan. Dua bulan setelah kecelakaan pesawat yang mereka tumpangi akhirnya mereka melakuka upaya terakhir mereka untuk mencari bantuan. Setelah mendaki 10 hari melewati sejumlah
Ketika kisah lengkap mengenai korban yang selamat ini tersebar uas, munculah sejumlah kotroversi. Apalagi saat diketahui bahwa para korban yang selamat tersebut dapat bertahan hidup dengan cara yang sangat esktrim, yaitu memakan daging rekan-rekan mereka yang sudah tewas. Meskipun demikian, kisah mereka merupakan salah satu drama pertahanan hidup yang paling menyentuh sepanjang masa.
Mungkin kisah para korban yang selamat dari kecelakaan peswat di pegubungan
__._,_.___
Posted by: Human Capital International
Berhasil dengan Proses, Bukan dengan Program
Katakanlah sebagau pemimpin Anda sudah memahami dan menjalani semuanya: Anda sudah menyiapkan [anggung dengan menilai budaya memeriksa realita dan ideal di tingkat organisasi. Anda sudah menciptakan resonansi di sekitar ide perubahan, dan Anda telah mengenali orang-orang yang akan memegang peran kepemimpinan di masa depan. Langkah selanjutnya adalah merancang sebuah proses yang terus membangun kepemimpinan yang berhasil. Proses ini termasuk membantu para pemimpin organisasi untuk mengungkap impian dan cita-cita mereka sendiri, memeriksa kekuatan dan kesenjangan merea, dan menggunakan pekerjaan sehari-hari sebagai laboratorium pembelajaran. Apa lagi yang bisa Anda lakukan?
Untuk satu hal, hindari perangkap dari banyak program pengembangan kepemimpinan yang pernah kita lihat. Seringkali program-program ini hanya sekadar program pendidikan eksekutif, yang hanya berfokus melibatkan orang pada isi pembelajaran yang diajarkan oleh para ahli tetapi Cuma sebatas kulit: strategi, pemasaran, keuangan, manajemen umum, dan beberapa hal abstrak lainnya. Meskipun semua area akademis ini sangat penting bagi banyak pemimpin, tetapi tidak satupun program yang difokuskan pada hal-hal tadi akan membantu orang atau perusahaan untuk berubah.
Dan meskipun kadang-kadang kita menyebut “program” pengembangan kepemimpinan di buku ini, sebenarnya yang dibutuhkan oleh banyak organisasi bukan program sekali jalan tetapi sebuah proses yang dibangun sebagai sistem yang menyeluruh yang menembus setiap lapisan organisasi . Strategi pengembangan kepemimpinan yang terbaik adalah yang didasarkan pada pemahaman bahwa perubahan yang sesungguhnya terjadi melalui suatu proses multifaset yang menembus tiga jenjang penting dari organisasi: perorangan di dalam organisasi, tim di mana mereka bekerja, dan budaya organisasi. Berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang matang dan perubahan individual, proses-proses ini membawa orang pada perjalanan intelektual dan emosional dari menghadapi realita sampai menerapkan apa yang ideal. Kami telah menemukan bahwa rancangan untuk pengembangan kepemimpinan seperti ini sangat berbeda dengan yang sering kita temukan di sebagian besar sekolah-sekolah bisnis atau pusat-pusat pelatihan eksekutif.
Proses pengembangan yang terbaik menciptakan tempat yang aman untuk belajar, menantang tetapi tidak terlalu berisiko. Selanjutnya, agar pemimpin benar-benar mempelajari sesuatu yang baru, pelajarannya harus relevan sekaligus memutuskan kerangka lama. Pengalaman-pengalamannya harus cukup beda untuk menangkap imajinasi orang tetapi juga cukup dikenal untuk tampak relevan. Seperti yang sering diingatkan oleh rekan kami Jonno Hanafin dari Gestalt Institute di Cleveland, “Ketika berusaha untuk mendatangkan perubahan pada seseorang atau sebuah perusahaan Anda harus berhati-hati mengelola indeks kesintingan Anda”. Dengan kata lain, langgarlah aturan tetapi jangan membuat orang jadi ketakutan.
Proses pengembangan kepemimpinan yang juat berfokus pada pembelajaran emosional dan intelektual, dan dibangun pada pekerjaan yang aktif dan partisipatif: pembelajaran dan pembimbingan dalam tindakan, di mana orang menggunakan yang dipelajarinya untuk mendiagnosis dan menyelesaikan masalah yang nyata dalam organisasi mereka. Mereka mengandalkan pembelajaran berdasarkan pengelaman dan simulasi berbasis tim, di mana orang terlibat dalam kegiatan terstruktur yang bisa mereka gunakan untuk memeriksa perilakunya sendiri dan orang lain. Proses-proses pencontohan ini bersifat multifaset, menggunakan campuran berbagai teknik pembelajaran, diselenggarakan dalam suatu periode waktu; dan langsung menghadapi budaya organisasi.
Sumber: PRIMAL LEADERSHIP, Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan Emosi; Daniel Goleman