cuaca Vs Emosi
CIPTA-RASA-KARSA
Dengan KeberadaanNYA lah, kita diberi Anugrah untuk bisa merasakan. Merasakan semua yang ADA. Rasa, adalah mediator / sarana kita mengenal SANG MAHA KEKAL / SELALU ADA TIDAK BERAWAL DAN BERAKHIR. Semua Manusia tidak pernah lepas dari Rasa.
Coba, anda rasakan (Bukan anda pikirkan ) kenapa anda maaf "kebelakang?" kencing misalnya. Siapa yang menyuruh anda kencing ? Oke secara Ilmiah bisa dikatakan itu proses Biologis dan alami, namun bila anda mau merasakan itu terjadi karena perintah Rasa dalam diri Anda. Mengapa anda suka dengan istri anda, anak anda ? jawabannya karena rasa anda memang demikian. Mengapa anda suka pacar anda ? karena rasa anda memang demikian. Itulah Anugrah, Rasa tidak bisa dibohongi.
Karena adanya Rasa, timbullah keinginan apa yang disebut dalam bahasa jawa yaitu , Karsa. Maksud Karsa yang saya maksudnkan disini adalah dalam bentuk keinginan yang diaplikasikan.
Banyak orang tua jawa mengatakan ketika kita bisa menyelaraskan 3 komponen diatas, kita akan bisa merasakan nikmatnya kehidupan. Kita bisa merasakan Kebesaran Tuhan. Kalau dalam istilah China keselarasan 3 hal tersebut bisa dikatakan keselarasan Cakra. Di China dikenal dengan 7 Cakra Utama, namun kita bisa lebih singkat dengan 3 unsur utama seperti yang saya sebutkan diatas. Sebagai wacana anda bisa buka di kajian tentang Reiki.
Secara Fisik, kita bisa menempatkan unsur-unsur tersebut dalam tubuh manusia. Untuk Cipta berada di Kepala manusia, Rasa di Dada Manusia, dan Karsa terletak di perut manusia. Makanya tidak heran Hati biasa dikatakan di dada, karena Rasa merupakan manifestasi dari Hati.
Tantangan terberat manusia bila dilihat dari kacamata manajemen Harmoni, adalah menyelaraskan antara rasa dan karsa. Banyak manusia berbuat tanpa mempertimbangkan Rasa / Hati nurani. Mereka bicara Bohong, padahal Bohong berarti tidak selarasnya antara Rasa dan Karsa. Ketika Karsa ( pembicaraan kita misalnya ) tidak sesuai dengan rasa kita ( Yang merupakan manifestasi suara Hati ) Apakah tidak berarti kita telah menjauh dari SANG MAHA JUJUR ? Siapakah DIA? ( Cari sendiri ya di Terjemahan Asmaul-Husna ) sambil belajar .....
Terus bagaimana biar dekat dengan DIA, Bagaimana kita bisa menselaraskan Cipta, Rasa, dan Karsa kita? ikuti kajian Manajemen Harmoni selanjutnya !!
Perubahan di atas kertas
Ada perdebatan tentang gagal atau berhasilnya reformasi birokrasi. Sesungguhnya, Reformasi Birokrasi telah mati sejak awal kelahirannya ketika menjadi komoditi dalam proses tender pengadaan proyek tersebut.
Baru-baru ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menandatangani Keputusan Presiden No. 14 Tahun 2010 tentang Pembentukan Komite Pengarah Reformasi Birokrasi dan Tim Reformasi Birokrasi Nasional. Keputusan Presiden itu akan memberikan landasan struktur, penataan organisasi dan pengaturan serta mekanisme bagi pelaksanaan dan perbaikan reformasi birokrasi nasional yang lebih baik lagi (Kompas, 07/07/10). Apakah langkah ini akan efektif? Bagaimana reformasi birokasi bisa lebih efektif di kemudian hari?
Reformasi birokrasi dapat dipandang dari dua aspek yaitu isi dan proses reformasi birokrasi. Aspek isi berkaitan dengan apa yang akan diubah dalam reformasi birokrasi. Dalam pedoman umum reformasi birokrasi yang dikeluarkan oleh Menpan, aspek ini meliputi arahan strategi, penataan sistem, organisasi, tata laksana, dan sistem pengelolaan SDM, penguatan unit organisasi, penyusunan peraturan serta pengawasan internal. Ini adalah aspek hard dari suatu perubahan. Keberhasilan reformasi pada aspek ini yang akan dirasakan dan berdampak pada masyarakat luas.
Sementara itu, aspek proses berkaitan dengan bagaimana cara reformasi birokrasi di rencanakan, dilaksanakan, diimprovisasi dan dievaluasi. Pedoman umum reformasi birokrasi menyebutnya sebagai manajemen perubahan (change management). Aspek lunak dari perubahan ini meskipun tidak dirasakan langsung oleh masyarakat tetapi menentukan efektivitas perubahan yang dilakukan. Kunci keberhasilan reformasi birokrasi terletak pada pemimpin dan praktisi perubahan mengelola perubahan.
Manajemen perubahan (change management) sendiri bisa dikatakan sebagai perpaduan ilmu dengan seni. Disebut ilmu karena manajemen perubahan melalui serangkaian tahapan sistematis dan pengetahuan akan perubahan organisasi. Disebut seni karena mengelola perubahan itu ibarat peselancar yang sedang meluncur di atas ombak (Jusuf Sutanto, 2009). Tidak ada formula baku bagaimana berselancar yang efektif dan indah.
Bagaimana dengan manajemen perubahan yang terjadi dalam program reformasi birokrasi? Ada dua hal yang akan disoroti yaitu pengadaan dan pelaksanaan manajemen perubahan.
***
Reformasi birokrasi secara umum diperlakukan sebagai sebuah proyek yang pengadaannya dilakukan melalui mekanisme yang biasa dilakukan yakni pengadaan barang dan jasa. Aspek hard dari reformasi birokrasi mungkin bisa dilakukan dengan pengadaan karena lebih terukur dan terstruktur. Sayangnya, manajemen perubahan juga diadakan melalui mekanisme yang sama. Apa konsekuensinya? Rencana dan aktivitas manajemen perubahan disusun di awal perubahan dengan menggunakan kondisi awal suatu instansi. Asumsi implisitnya perubahan bersifat statis sehingga dapat diprediksi, direncanakan dan dikontrol.
Kenyataannya, perubahan merupakan dinamika interaksi multi pihak yang terlibat dalam suatu organisasi birokrasi. Setiap organisasi birokrasi akan mempunyai karakteristik interaksi yang berbeda-beda serta keunikan proses perubahan. Ingat, beda pantai maka beda pula gelombang perubahannya. Manajemen perubahan yang telah dikomoditikan tidak bisa responsif terhadap dinamika perubahan.
Di sisi lain, pengadaan manajemen perubahan melalui proses pengadaan juga sangat riskan. Sebagaimana diketahui, sebagian besar kasus korupsi berujung pangkal pada proses pengadaan. Sebagai gambaran, 27 dari 33 kasus korupsi yang ditangani oleh KPK selama 2006-2007 adalah kasus pengadaan barang dan jasa. Bagaimana kita menyerahkan manajemen perubahan diadakan melalui mekanisme pengadaan?
Pada sisi, pelaksanaan manajemen perubahan ada beberapa hal yang perlu disorot. Pertama, pemisahan antara manajemen perubahan dengan aspek ini dari reformasi birokrasi itu sendiri. Semisal, proyek manajemen perubahan ini terpisah dari proyek renumerasi. Perubahan tidak dikelola berdasarkan proses perubahan yang dilakukan. Manajemen perubahan berjalan di satu rel, perubahan pada aspek hard berjalan di rel yang lain. Bisa bertemu, tetapi lebih sering berjalan sendiri.
Kedua, manajemen perubahan dilakukan dengan cara-cara standar, kering akan kreativitas. Dalam proses sosialisasi, bentuk yang paling sering digunakan adalah seminar dimana narasumber berbicara secara aktif dan peserta mendengar secara pasif. Bentuk sosialisasi yang tidak memicu sense of urgency dari pegawar negeri sipil. Sementara, proses internalisasi banyak mengambil bentuk training. Bentuk training ini sendiri mengasumsikan PNS kurang mampu melakukan perubahan. Padahal, manajemen perubahan sebenarnya lebih fokus pada kesiapan dan komitmen PNS, tidak pada kemampuan.
***
Prioritas pertama dalam melakukan reformasi birokasi adalah mengkaji ulang manajemen perubahan yang dilakukan. Pertama, manajemen perubahan hendaknya ditangani sendiri oleh Kementrian Negara Pemberdayaan Aparatur Negara. Kemenpan hendaknya berperan sebagai change management specialist dari reformasi birokrasi. Apabila diperlukan dukungan keahlian, Menpan dapat merekrut sejumlah praktisi perubahan organisasi yang dikontrak sebagai tenaga ahli. Tenaga ahli ini bekerja dengan menggunakan sistem manajemen kinerja secara profesional.
Kedua, manajemen perubahan dilakukan secara dinamis dan kontinyu sepanjang tahapan reformasi birokrasi. Praktisi perubahan organisasi yang berperan sebagai tenaga ahli bekerja secara aktif dan melakukan improvisasi kreatif untuk memastikan proses perubahan birokrasi secara efektif.
Tanpa adanya kajian ulang atas manajemen perubahan ini maka reformasi birokrasi hanya akan menghasilkan perubahan diatas kertas. Terlihat tetapi tidak dirasakan oleh rakyat Indonesia@
Budi Setiawan M.Psi. Penulis adalah Ketua Program Studi (KPS) Magister Perubahan dan Pengembangan Organisasi (MPPO) Universitas Airl angga
Sumber: http://bukik.
CARI RANTING TERBAIK
Dalam sebuah kegiatan petualangan hutan, seorang instruktur Pencinta Alam
memerintahkan kepada anggotanya untuk masuk ke hutan dan mencari ranting
terbaik. Syaratnya ranting tidak boleh dipatahkan dari pohon tetapi harus
yang sudah jatuh ke tanah. Syarat kedua, jika mereka sudah memegang satu
ranting maka itu adalah pilihannya tidak boleh diganti. Syarat ketiga,
setelah pluit tanda lomba berakhir ditiup maka semua harus diam dan tidak
melakukan aktivitas. Pluit bisa ditiup kapan saja tergantung instruktur.
Sebagai hadiah, yang mendapatkan ranting terbaik akan mendapat perjalanan
petualangan ke Alpen secara gratis bersama pendaki profesional dari seluruh
dunia.
Tentu saja semua ingin mendapat hadiah yang menarik tersebut.
Setelah waktu di mulai masuklah seluruh anggota pencinta alam ke dalam
hutan.
Awalnya semua bersemangat untuk menemukan ranting yang terbaik. Akan tetapi,
setiap kali mereka menemukan ranting yang terbaik, mereka tidak berani
memegang karena takut ada lagi ranting lain yang lebih baik. Apalagi
persaingan sangat ketat dan semua ingin menemukan ranting terbaik dibanding
pesaingnya. Setiap kali mereka menemukan ranting yang lebih baik, mereka
selalu melihat ranting lain yang lebih baik. Maka mereka bergerak dan
bergerak mencari lagi ranting lain yang mungkin lebih baik.
Di hutan itu banyak sekali ranting yang sudah berjatuhan di tanah, sehingga
agak sulit menemukan ranting yang terbaik.
Setelah sekian lama, setiap anggota sudah punya banyak pilihan alternatif
ranting terbaik, tapi belum berani memegang karena takut ada yang lebih baik
lagi. Mereka sibuk mengingat di mana saja alternatif ranting yang akan
mereka pilih.
Tiba-tiba...prrriiiittttt.
Tanda lomba sudah berakhir.
Sebagaimana perjanjian, semua harus diam.
Lalu instruktur melihat satu persatu anggota yang mengikuti lomba.
Diperhatikannya satu persatu untuk membandingkan ranting siapa yang lebih
baik dari yang lainnya.
Ternyata, tidak ada satupun dari anggota yang memegang ranting. Semua
terlalu sibuk mencari yang lebih baik, dan lebih baik lagi sampai akhirnya
ketika waktu berakhir mereka belum memutuskan ranting yang mana.
Tahukah siapa mereka?
Mereka mewakili sebagian besar kita.
Kadang kala karena terlalu berharap akan peluang besar kita mengabaikan
banyak peluang yang ada di depan kita.
Ada sarjana yang melamar kerja di mana-mana, menanti pekerjaaan yang terbaik
yang sesuai dengan bidang studinya.
Tapi tanpa sadar ia sudah menganggur selama puluhan tahun.
Padahal banyak peluang di depan mata yang dilewatkannya.
Lagipula sambil menunggu peluang terbaik, kita bisa saja mencoba
peluang-peluang lain.
Ada juga jomblo yang menunggu calon terbaik, tanpa sadar menjomblo sampai
bertahun-tahun. Kadang ada yang menjomblo karena terlalu banyak calon sampai
tidak tahu lagi mana yang terbaik, kadang karena yang muncul tidak sesuai
dengan kriteria. Saya berdoa semoga segera mendapatkan yang terbaik untuk
mereka.
Ada juga yang menunggu peluang bisnis. Begitu lama menunggu sampai
mengabaikan banyak peluang yang lewat di depan mata.
Masalahnya kita tidak tahu kapan pluit masa akhir hidup kita akan ditiup.
Ajal bisa menjemput kapan saja, apakah kita memilih untuk segera beraksi dan
berbuat dengan apa yang ada, sambil menunggu kesempatan yang ideal, atau
hanya menunggu dan menunggu peluang yang dianggap terbaik, sambil bertaruh
dan berpacu waktu dengan berama lama kita masih punya jatah hidup di dunia
ini.
Itu semua pilihan Anda!
No Excuse, karena peluang selalu ada!
Menumbuhkan Motivasi Menuju Budaya Keselamatan Kerja
Peraturan Keselamatan Kerja, Kebijakan Keselamatan Kerja, hingga Sistem yang ada disetiap perusahaan adalah upaya yang dilakukan untuk keselamaan kerja selama karyawan bekerja di perusahan hingga menjadi bagiandari budaya hidupnya. Terkadang ada beberapa orang yang merasa aturan, kebijakan, atau sistem tersebut membuat kerja menjadi tidak nyaman, serba dibatasi, bahkan tidak efisien sehingga mereka menjadi tidak peduli dengan keselamatan kerja. Bagaimana agar orang orang tersebut dapat tumbuh motivasi dirinya untuk selalu hidup dengan Budaya Keselamatan Kerja ?.
Berdasarkan 13 riset mengenai motivasi, EHS Magazine mengutip 10 cara untuk menumbuhkan motivasi diri seseorang, yaitu :
1.Komunikasikan kebijakan atau aturan keselamaan kerja dengan cara yang rasional dan muda dipahami, sehingga tidak terkesan memaksa.
2.Tunjukkan empati berdasarkan prinsip "Seseorang tidak mau melakukan apa yang diperintahkan orang lain (seseorang tidak bisa dipaksa untuk melakukan sesuatu)", dengan cara menjelaskan setiap kebijakan dan aturan dengan rasional sehingga setiap orang mau menerima dan melaksanakannya.
3.Gunakan bahasa yang bersifat personal. Contohnya kata kata "Keselamatan Kerja adalah Kewajiban Kita Bersama" lebih baik dari pada kalimat "Keselamatan kerja adalah budaya perusahaan yang harus dilaksanakan"
4.Libatkan setiap orang dalam proses perencanaan, pelaksanaan,
5.Kumpulkan saran dan pendapat dari mereka yang terkena kewajiban dari aturan dan kebijaka tersebut .
6.Tentukan tujuan atau target yang ingin dicapai bersama sama dengan semua orang atau tim kerja. Untuk menentukan tujuan/ taget dapat menggunakan rumus SMART: S=specific, M=motivational, A=achievable, R=relevant and T=trackable
7.Buat program penghargaan bagi siapapun yang memiliki prestasi dalam menjalankan budaya keselamatan kerja di perusahaan
8.Dengarkan alasan dan tetap bersifat empati apabila ada pelanggaran aturan/ kebijakan keselamatan kerja serta komunikasikan dengan baik untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
9.Adakan diskusi atau acara kelompok /tim kerja dalam menentukan target atau tujuan, dengar pendapat, perayaan keberhasilan, dll.
10.Kembangkan dan menerapkan strategi untuk meningkatkan kepercayaan antar sesama orang.
Ayo Semangat
Kita sama sama membangun Motivasi Menuju Budaya Keselamatan Kerja.
Belajar dari World Cup 2010
"Muller Sabet Gelar Top Skorer dan Pemain Muda Terbaik" - begitu judul salah satu headline di Yahoo Olahraga yang saya baca pagi ini. Tapi tahukah anda bahwa sebetulnya tercatat ada empat nama yang menjadi pencetak gol terbanyak di Piala Dunia 2010 dengan torehan
Apabila ada kesamaan jumlah gol, maka berdasarkan regulasi FIFA di Piala Dunia ini jumlah assist menjadi faktor yang diperhitungkan. Jika masih sama, maka jumlah menit penampilan sang pemain pun diperbandingkan. Pemain dengan catatan waktu lebih sedikit dinilai lebih unggul.
Menurut catatan statistik FIFA, Muller telah memberikan assist tiga kali kepada rekannya untuk mencetak gol sedangkan Villa dan Sneijder masing-masing tercatat memberikan assist sebanyak satu kali. Bukankah ini adalah hal yang indah untuk diambil pelajaran?
Dalam pandangan saya, apabila ada 2 individu yang sama kuatnya maka faktor yang akan memberi nilai lebih adalah kemampuannya untuk bekerja sama demi membuat orang lain juga menjadi sukses melalui dirinya. Itulah spirit sebuah kerja sama tim!
Melihat aksi Muller secara individu memang indah. Pemain dengan nomor punggung 13 ini adalah penyerang serba bisa. Kelebihannya terletak pada teknik dan kecepatan larinya, akurasi tembakan dan sundulan kepala yang bagus. Penempatan posisi dan umpan-umpan dari kakinya juga bagus.
Ia juga dipuji karena kesabarannya.
Tapi Muller mengakui bahwa ia bukan tipikal pemain yang mengandalkan kemampuan individu untuk membongkar pertahanan lawan. "Aku bukan pemain yang menggiring bola melewati
Karenanya, coba diingat-ingat pernahkah anda memaki-maki kalau melihat seorang pemain bola secara individu berusaha memasukkan bola dan tidak dioper ke rekan lainnya? Inti dari bermain bola adalah kerja sama tim. Lihatlah pemain mahal dunia seperti Christiano Ronaldo atau Wayne Rooney yang tidak berdaya kalau tidak didukung oleh pemain-pemain lainnya? Kemenangan Spanyol atas Belanda tadi pagi memang ditentukan oleh gol tunggal yang diciptakan oleh Andres Iniesta; tetapi siapa yang bisa menyangkal bahwa gol itu adalah hasil operan dari Fabregas? Apa yang terjadi kalau pemain tengah dan belakang Spanyol tidak rajin menyapu bola di lini tengah dan pertahanan? Atau kiper merangkap kapten Casillas kurang lengket menangkap gawang? Sia-sia saja bukan gol tunggal Iniesta, karena bukan tidak mungkin Belanda akan mempergunakan kesempatan itu untuk memasukkan gol juga.
Maka saya tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk duduk lebih lama di cafe untuk menunggu saat-saat penyerahan piala kepada tim Spanyol. Saya menikmati keharuan, kebanggaan dan air mata tim Spanyol; apalagi mereka menyempatkan untuk mengganti kaos birunya dengan kaos nasional Spanyol berwarna merah darah. Lupa semua rasa letih, cidera otot, aksi jegal menjegal (dan tendang menendang, sikut menyikut, dll), diganti dengan kegembiraan atas mimpi yang telah menjadi kenyataan.
Aksi gol Iniesta memang enak untuk dilihat, namun kerja keras Ramos, Pique, Puyol, Capdevila,dan Xavi bagi saya, jauh lebih nikmat untuk disimpan dalam benak. Sama halnya dengan tim Belanda yang walaupun belum mampu menjuarai Piala Dunia, aksi Sneijder, Robben, Van Bommel dan Bronckhorst bagi saya, tetap istimewa di hati.
Inilah indahnya sepak bola. Tidak perlu ada duka berkepanjangan (walaupun ketika tim favorit saya Brasil & Jerman berturut-turut tumbang dan saya sempat duduk bengong tidak percaya selama beberapa menit); karena semua tim menampilkan laga terbaiknya. Sebagian bersinar, sebagian lagi bisa jadi kurang cemerlang. Keindahan bola adalah karena dimainkan oleh 11 orang, dan siapa pun yang menjadi skorer adalah hasil dari kerjasama tim yang matang.
Dunia akan mengenang Iniesta sebagai pencetak gol tunggal bagi Spanyol selama beberapa tahun (kalau ingatan anda masih cukup kuat); namun sejarah sepak bola dunia sepanjang jaman akan mengukir nama Spanyol sebagai tim yang menjuarai World Cup 2010.
Kalau Paul si gurita (yang terancam dijadikan calamari) bisa ngomong, dia mungkin akan bilang: "Makanya aye bilang juga ape; yang aye ramal
Hari gini..... masih percaya gurita, apalagi percaya Deddy Corbuzier...
Managemen Keliru
By ; Rahmadsyah Mind-Therapist
Assalamu'alaikum wr.wb
Shahabat saya yang baik. Semoga note pendek saya ini menyapa Anda dalam penuh hati yang damai, tentram dan cemerlang. Sehingga keindahan dan gelora kebahagiaan yang sekarang kita rasakan, kita syukuri penuh totalitas, sehingga tersebarkan keorang-orang terdekat kita.
Jam 19.00 tadi, saya mendapat kesempatan untuk jadi guest Provocatuer di Smart FM. Pada acara PROVOKASI, yang tuan rumahnya pak Prasetya M Brata. Tema yang kami bahas adalah tentang "Keliru", semoga sharing lewat note ini merangkum apa yang disharingkan tadi.
Berbicara mengenai keliru, setiap kita sudah tentu pernah mengalami nya, bukan? Keliru jalan, keliru pakai baju, keliru bicara, keliru belanja, keliru minum obat, keliru terima kerjaan, keliru nulis, keliru pemahaman (Keyakinan & value), keliru cara dan berbagai macam konteks lainya. Semoga shahabat tidak keliru tetap membaca sampai pada inti poin sharing ini.
Sebelum saya lanjutkan, saya mau memperjelas, makna keliru yang saya maksud disini. Keliru adalah pemahaman berupa pengertian yang membuat kita menjadi SADAR, bahwa cara-cara yang telah kita lakukan itu tidak mengantarkan kita kepada hal yang kita inginkan. Sehingga membuat kita bertanggung jawab atas kekeliruan tersebut.
Jadi, pada dasarnya, keliru itu adalah hasil pemahaman baru pada waktu sekarang. Terhadap, Apakah itu niat, fikiran dan tindakan yang telah berlalu. Supaya, kita tau dan sadar, apa tepat, cocok, sesuai dan bijak untuk kita niatkan, fikirkan dan lakukan. Sehingga terwujud, tercapai, dan kita mendapatkan, apa yang kita inginkan (Sesuai outcome).
Pada sesi ketiga, ada sms masuk dari pendengar Provokasi, "Mengapa kita sering keliru dan bagiamana supaya kita bertangung jawab?". Mungkin hal serupa yang muncul dibenak anda. Sebelumnya, saya ucapkan selamat kepada beliau karena sudah sadar keliru. Pengalaman pribadi saya, yang membuat saya melakukan keliru (niat, fikiran, ucapan dan tindakan), karena tidak menyadari apa yang saya lakukan. Akibat dari tidak menyadari, membuat saya sulit untuk bertanggung jawab. Nah, menjadi pertanyaan, bagaimana agar kesadaran itu hadir?
Kesadaran itu muncul karena ada nya kejelasan, kejelasan disebabkan oleh perbedaan, perbedaan diketahui dari perbandingan. Sehingga, kalau kita strukturkan "Perbandingan – perbedaan – Kejelasan – Kesadaran". Jadi, supaya kita dapat bertanggung jawab, maka kita mesti SADAR. (Mari kita bertanggung jawab atas pilihan yang telah kita putuskan).
Kemudian Ibu Nancy (Host smart FM) membacakan lagi pertanyaan dari pendengar lain, "Bagaimana melupakan Kekeliruan dan memaafkan diri, terhadap peristiwa (hal) yang telah terjadi?" Sebenarnya apapun yang pernah masuk kedalam memory otak kita, maka hal itu tidak terlupakan lagi. Cuma, kita tidak menyadari saja.
Sebagaimana arti kekeliruan diatas, bahwa itu sesuatu peristiwa yang sudah berlalu. Maka, yang bijak kita lakukan adalah bukan melupakan, tetapi bagaimana kita menyikapinya? Hemat saya hal itu patut kita syukuri telah terjadi. Karena, dengan itulah kita bisa tau apa yang tepat, sesuai, cocok dan bijak kita lakukan kedepannya.
Namun, apabila kekeliruan yang telah kita akui itu, masih meninggalkan bekas berupa rasa yang tidak menyenangkan, bahkan terus menganggu kehidupan kita sekarang. Mari kita sadari, Ini terjadi karena kita belum mampu mengambil hikmah atau pembelajaran dari hal itu. Dalam hal ini, mungkin kita butuh bantuan orang lain, baik itu teman yang mampu dalam hal tersebut, psikolog, Mind-therapist atau siapapun yang kita anggap capable. (Shahabat bisa membaca tip Mind-Therapy Memaafkan diri sendiri).
Setelah itu, ada pertanyaan lain. Bagaimana agar kita tidak keliru (menghindarinya)
Jadi kesimpulannya adalah mari kita percepat proses kesadaran kita, terutama dalam hal kekeliruan kita. Cara kita menyadari keliru adalah Jujur. Maka jujurlah pada diri kita sendiri, Kemudian mari kita BERTANGGUNG JAWAB.
Mengaktifkan Law of Attraction dlm diri anda
Setelah menonton film the Secret tahun 2007 silam, saya terus berlatih untuk mendapatkan apa yang saya inginkan dengan pesanan-pesanan positif kepada alam semesta. Menyadari apa yang kita pikirkan adalah pesanan, yang akan direspon alam semesta, seperti kita order makanan di counter warung cepat saji, saya lebih berhati-hati dengan pikiran saya. Sebelum saya mengenal law of Attraction, saya lebih menggunakan afirmasi dan kekuatan berpikir positif untuk mencapai impian-impian saya.
Di tahun 2003-2006 prahara terbesar dalam hidup saya, karena ternyata impian-impian yang saya raih dibarengi dengan membengkaknya hutang yang tidak terkendali. Ini sungguh membuat saya selalu khawatir sepanjang hari, ketakutan, stress dan depresi. Saat-saat seperti itulah, saya menemukan film the secret dari seorang sahabat trainer dari Bali. "Ini film bagus bro", ungkapnya, sambil meyakinkan saya sedang membutuhkan film tersebut untuk mendesain ulang hidup saya. Memahami cara kerja alam semesta, kemudian menyelaraskan diri dengan hukum-hukum alam semesta itu, membuat banyak hal-hal yang saya inginkan, tercapai dengan lebih mudah.
Banyak hal-hal yang saya raih dengan mudah, semudah saya menginginkannya, menuliskannya, memastikan mengapa saya sangat membutuhkan hal tersebut serta menambahkan unsur emosi di dalamnya, banyak hal-hal kecil sampai besar yang hadir dalam hidup saya dengan cara yang mudah dan menyenangkan. Erbe Sentanu, dengan Quantum ikhlasnya memberi saya tambahan beberapa metode, yang menguatkan saya. Bagaimana mengontrol pikiran dengan positif feeling, bagaimana menggunakan music yang berfrekuensi alfa unttuk mendamaikan hati, bagaimana berafirmasi yang baik dan tidak membentur mental blok dalam diri saya.
Beberapa hal menarik terjadi dalam hidup saya, semisal, ketika saya mengetikkan artikel ini saya sedang bersiap pergi ke surabaya untuk menjadi pembicara seminar, bersama seorang profesor di Universitas Airlangga, guru besar sekaligus dekan fakultas Ekonomi di Kampus tersebut, hanya karena beberapa minggu sebelumnya, saya sempat menyampaikan ke team saya, bahwa saya ingin sekali berbicara di kampus, sebagai pembicara di depan mahasiswa Pasca Sarjana. Tanpa saya sadari hal tersebut merupakan pesanan saya kepada alam semesta, karena kemudian ternyata ada pembaca buku saya, "Desain Ulang Hidup Anda" yang sekaligus dosen di berbagai perguruan tinggi, mengundang saya berbicara di Aula Pasca Sarjana salah satu Kampus terbesar di Surabaya itu.
Hal tersebut terjadi dengan begitu mudah dan menyenangkan, begitulah cara alam semesta, mendorong kita untuk meraih tujuan kita. Saya membayangkan harus membuat proposal penawaran dan melibatkan team saya untuk meyakinkan pihak kampus, tetapi ini terjadi dengan sendirinya. Begitu juga, ketika saya merasa membutuhkan team IT, untuk mendukung personal branding saya, eh ternyata saya menemukannya dalam sebuah meeting kepanitiaan organisasi yang tidak ada hubungannya dengan IT. ketika saya membutuhkan desainer untuk buku saya, eh ada sahabat lama yang tiba-tiba kontak lewat yahoo mesengger minta dilibatkan dalam desain buku saya. cool banget bukan?
semalam, sebelum artikel ini dibuat, saya sedang mencari-cari judul buku apa yang tepat buat saya ya? tentang pendidikan atau sales ya? saya mengajak istri saya mensyukuri beberapa nikmat yang telah kami rasakan, mulai dari kamar tidur yang sekarang luas, anak-anak sudah bisa berenang, sudah tinggal di rumah impian, garasi yang besar, sekarang sudah jadi penulis, hutang yang tidak lagi membebani kami dll. setelah mengucapkan lebih dari 40 hal yang kami syukuri, eh tiba-tiba "judul buku, isinya dan sekaligus mindmapnya" nongol begitu saja dari pikiran bawah sadar.
Begitulah permainan-permainan kecil yang saya lakukan, untuk mengaktifkan Law of Attraction (LOA) dalam kehidupan saya. meski tidak sesederhana itu, perlu latihan dan workshop untuk melatih diri, tapi anda bisa melatihnya di rumah anda sekarang.
Inilah yang bisa anda lakukan, untuk menarik lebih banyak nikmat dalam hidup anda, mulai hari ini :
1. Mensyukuri 50-100 hal yang bisa anda syukuri, menuliskan dan mengucapkannya akan lebih baik
2. Niatkan, apa yang anda inginkan dalam hidup ini, jangka pendek, jangka menengah maupun panjang. ingat, yang anda inginkan lho, bukan yang tidak anda inginkan ya...
3. Tersenyum dan bersyukurlah.
4. Lakukanlah hal ini sesering mungkin....tidak perlu khawatir, apakah hal itu akan terjadi dalam hidup anda atau tidak, pasrahkanlah kepada sang pemilik hidup
semoga tips kecil ini bermanfaat..
KENALI TEROR MENTAL DALAM KEHIDUPAN
Salah satu fenomena yang dapat kita lihat di dunia ini adalah, selalu lebih sedikit jumlah pemimpin daripada jumlah pengikut (tentu saja, kan..?). Juga selalu lebih sedikit jumlah orang sukses daripada orang gagal. Lebih sedikit jumlah pemenang daripada pecundang.
Apa sih penyebabnya? Apa yang terjadi dengan para pecundang?
Sebenarnya, beberapa dari mereka tidaklah benar-benar pecundang. Mereka hanya menjadi korban teror. Tepatnya, teror mental dalam kehidupan. Apa yang dimaksud dengan teror mental itu?
Menurut Sigmund Freud, pengalaman masa kecil seseorang akan menentukan seberapa tinggi pencapaian yang akan dapat diraih oleh yang bersangkutan ketika dewasa. Bila seorang anak terlalu sering menerima "teror" dari orang tua, para guru, teman dan lingkungan yang berupa cacian, hinaan, pelecehan dan sebagainya, maka hampir bisa dipastikan bahwa anak itu akan mengalami hambatan dalam meraih masa depan yang baik. Ia menjadi rendah diri dan akan menjelma sebagai "prototipe" seorang pecundang kelak di kemudian hari. Apalagi kalau teror-teror kehidupan itu berlangsung tidak hanya sebatas masa kecil, tapi juga dialami di masa remaja, terus ke masa dewasa saat usia produktif.
Cercaan, sindiran, penghinaan serta pelecehan yang dialami di usia dewasa tentu akan lebih berbahaya daripada yang diterima di masa kecil. Sebab, pada masa dewasa produktif, rasa kebanggaan diri (self-esteem) sudah tumbuh di dada setiap individu. Konsekuensinya adalah, pelecehan yang "mengena" dan "menikam" ke dalam hati seseorang, dapat dengan serta merta menghancurkan harga diri yang bersangkutan. Hancurnya harga diri akan diikuti dengan hancurnya juga kepercayaan diri, motivasi serta naluri kepemimpinan. Kalau sudah demikian, maka kita tinggal menunggu waktu saja bahwa akan segera muncul seorang pecundang lagi.
Yang ironis, teror-teror kehidupan yang terjadi di usia dewasa itu kebanyakan dilontarkan bukan oleh orang tua atau guru, tapi justru oleh kolega. Bisa teman sekantor, bisa teman bisnis, atau bisa juga rekan sekomunitas yang tentunya memiliki motivasi negatif, seperti iri hati, dengki atau merasa tersaingi.
Lantas, bagaimana cara mengatasi masalah ini?
Seorang sahabat saya di dunia spiritual pernah memberikan solusi yang dia sebut sebagai "The Thinking Paradox" (TTP). Solusi ini cukup sederhana untuk dimengerti, tapi butuh waktu untuk kita mampu melakukannya dengan mulus. Sesuai dengan namanya, The ThinkingParadox mengajak kita untuk membalikkan cara berpikir. Misalnya, kalau kita dilecehkan oleh satu, beberapa atau bahkan sekelompok orang dalam komunitas yang sama, jangan buru-buru berkecil hati.
Lihat dulu apa kira-kira motivasi para peleceh tersebut. Pada banyak kasus, orang-orang yang mencerca umumnya adalah orang-orang yang tidak tulus mengoreksi pihak lain. Aksi mereka lebih banyak didorong oleh nafsu menjatuhkan, karena rasa dengki atau merasa tersaingi. Nah, dalam hal seperti ini, TTP justru menganjurkan kita untuk berempati serta melimpahkan rasa kasihan pada mereka. Para nabi di jaman dulu juga melakukan hal yang sama: berempati bahkan mendoakan para peneror saat mereka dilecehkan habis-habisan oleh komunitasnya sendiri.
Mengapa pula kita harus berempati pada orang yang mencerca kita?
Karena, apa yang dicercakan itu sesungguhnya lebih mencerminkan kualitas diri para pencerca sendiri. "Buruk muka, cermin dibelah", begitu kata peribahasa.
Namun demikian, juga harus ingat bahwa jika para pencerca berkesempatan untuk melecehkan, kemungkinan memang ada suatu kekeliruan yang kita lakukan. Dan ini yang dilihat oleh mereka sebagai peluang untuk menjatuhkan.
Yang perlu kita yakini adalah, aspirasi positif tidak akan pernah salah (karena aspirasi negatif bukanlah aspirasi, melainkan kejahatan). Yang bisa salah adalah tindakan, karena sifatnya teknis. Kesalahan teknis relatif mudah diperbaiki, dan itu lumrah-lumrah saja. Oleh karenanya, tidak ada alasan untuk kita menyalahkan diri sendiri, apalagi sampai menganggap diri inferior, bodoh atau semacamnya. Jangan sekali-kali terpancing oleh provokasi para pendengki.
TTP menganjurkan kita untuk berterima kasih kepada para pencerca dan peleceh itu. Karena mereka telah mengingatkan kita bahwa ada kekeliruan yang telah kita buat. Merekalah yang telah memberi kesempatan pada kita untuk memperbaiki kesalahan teknis tersebut
Pertanyaannya kemudian, mengapa pula mereka harus mencerca dan melecehkan? Bukankah ada cara yang lebih elegan?
Melecehkan dan mencerca adalah ciri khas paling menonjol yang hanya bisa keluar dari mulut para pecundang sendiri. Secara tidak disadari, mereka mengira bahwa semua orang sama pecundangnya seperti mereka. Sehingga, bukannya berusaha meningkatkan kualitas diri, mereka justru mencari-cari kelemahan orang lain untuk dijatuhkan.
Lalu, bagaimana agar kita tetap bisa mempertahankan diri agar selalu memiliki "Kualitas Sang Juara" serta tidak terpancing untuk ikut-ikutan bermental pecundang?
Sebagaimana yang dianjurkan oleh Steve Jobs, pendiri Apple Corporation, ingat saja kata-kata: "Tetaplah bodoh, tetaplah lapar!" Seorang juara tidak segan menganggap dirinya bodoh, karena dengan merasa bodoh, ia akan selalu bersemangat untuk belajar dan memperbaiki diri. Di samping itu, dengan merasakan dirinya lapar, ia juga akan selalu terdorong untuk melayani dan berbagi. Kepada siapa saja, termasuk pada para pecundang!
Mind-Therapy; Menaklukkan EGOIS
By Rahmadsyah Mind-Therapist
Assalamu'alaikum wr.wb
Semoga surat elektronik ini menyapa shahabat penuh dalam damai, Cinta dan Kasih Sayang. Sehingga ia menjadi pengikat tali silaturahim antara kita bersama. Saya mendoakan, mudah-mudahan, shahabat yang saat ini gundah, sedih, kecewa, marah dan sakit hatinya. Segera Allah rubah dengan Kasih Sayang Ar-Rahman Ar-Rahim, menjadi kebahagiaan yang amat mengagumkan.
Sebelum saya melanjutkan note ini. Terlebih dahulu, ingin saya perjelas, makna kata EGOIS yang saya maksud. Egois (perasaan enggan, gengsi, berat hati, tidak mau untuk memulai atau mendahului komunikasi, dengan seseorang. Karena menganggap, dia duluan yang harus memulai, dan hanya memikirkan diri sendiri, tanpa melihat dari sudut pandang orang lain, atas sikap dan perilaku yang diputuskan).
Nah, sekarang anda sudah fahamkan? Maksud yang akan saya sharingkan "Menaklukkan EGOIS" ini. Saya tidak tau, apakah anda pernah mengalami perasaan seperti akan saya sharingkan. Atau, mungkin anda sedang mengalaminya saat ini. Bahkan mungkin Andalah yang menjadi objeknya (yang diegoiskan). Khusus yang menjadi diegoiskan, saya tidak membahasnya disini.
Seminggu yang lalu, terjadi suatu peristiwa dalam diri saya, sehingga menyebabkan saya memutuskan untuk bersikap, yang menurut teman saya, saya ini EGOIS. Saat itu, yang terbesit dalam diri saya adalah "itukan pandangannya". Sementara menurut saya, sikap yang saya PILIH itulah yang terbaik dan benar. Saya menyadari, keputusan itu hadir karena rasa marah dalam diri saya. Tentu ini menguatkan EGOIS tadi.
Akan tetapi, selama melewati hari yang dipenuhi rasa amarah dan egois itu. Saya menyadari ada yang tidak tepat, cocok, sesuai dan pas, antara fikiran dengan tubuh saya. Kok tubuh saya terasa tertekan, gelisah, dan gundah. Kemudian, sang tubuh menunjukkan penolakannya, berupa rasa senutan dikepala dan hati terasa tertusuk. Hidung pun jadi pilek. Efek dari fikiran (rasa marah) saya.
Shahabat yang baik. Saya akan sharingkan bagaimana proses saya menaklukkan EGOIS dalam diri saya. Mungkin ini bermanfaat bagi anda yang saat ini mengalaminya. Alhamdulilah, tips Mind-Therapy dibawah ini. Telah berhasil mendamaikan diri saya. Tentu saat saya tuliskan ini, saya sudah berkomunikasi kembali dengan orang itu.
Pasti anda sudah siap untuk membacanya kan? Pada saat proses melakukan tips ini, Anda boleh sambil duduk bersila, tidur, berdiri, dan sebagainya. Yang penting membuat anda merasa nyaman dan aman.
- Berdoa kepada Allah, agar dimudahkan usaha (ikhtiar) yang kita lakukan.
- Terima kejadian yang telah kita alami, sebagai bagian dari kehidupan. (Maksudnya, bila Anda merasa marah, maka biarkanlah marah itu hadir, bila kecewa biarkan ia muncul.pasrahkan kepada Allah).
- Ketahuilah, didaerah mana tepatnya rasa yang muncul itu. Atau bahasa saya adalah, bagian yang betanggung jawab dengan rasa EGO itu.
- Setelah menemukannya, Ketahui, apa yang dinginkan oleh perasaan kita selanjutnya. Bila dia ingin marah, terus tanyakan pada rasa yang muncul itu "Setelah marah, maumu apalagi?", bila dia kecewa, tanyakan pada bagian itu, "terus apalagi?" (Dari sini saya menemukan jawaban dalam diri berupa anjuran, supaya saya tidak berkomunikasi lagi denganya, karena dengan begitu saya menjadi tenang). Perlu shahabat ketahui, bentuk jawaban itu setiap orang berbeda-beda, bisa berupa suara (A), mungkin berbentuk penglihatan (V) atau bahkan rasa saja (K). Nah, kalau contoh case saya adalah berupa suara (A).
Kemudian saya ikuti keinginan bagian yang bertanggung jawab dalam diri saya itu, yaitu tidak berkomunikasi untuk sementara waktu. Setelah saya putuskan untuk tidak berkomunikasi. Tetap saja perasaan tidak tenang, masih terasa dalam diri saya, seperti benci dan marah. Maka untuk menenangkan rasa marah dan benci itu, saya menenangkannya dengan cara; melakukan meditasi minimal satu jam satu hari, (Yang saya lakukan, setiap selesai shalat 10 menit, dan sebelum tidur 10 menit). Meditasi berupa ;
- Menyadari setiap nafas masuk dan keluar.(Tarikan nafas masuk dzikir lafaz "Allah & terkadang Lailahaillallah", begitupula nafas keluar "Lailahaillallah")
- Fokuskan diri (menyadari nafas masuk dan keluar) untuk terus berdzikir dalam aktivitas apapun.
Alhamdulillah menyadari nafas masuk dan keluar, sambil menyadarinya dengan dzikir, semakin hari semakin membuat saya lebih tenang, damai dan bahagia. Proses ini terus saya lakukan hingga saat ini.
Setelah saya merasa tenang (pada hari ke 3 tidak berkomunikasi)
Memutuskan silaturahim sama halnya menutup pintu rezeki dan menghilangkan keberkahannya.
Syukur Alhamdulillah, setelah saya instal BELIEF tadi, suara yang menyebabkan muncul nya EGO tidak berkomunikasi, langsung lenyap. Bahkan, menumbuhkan rasa untuk segera menyambung kembali silaturahim dengan shahabat saya itu. Kemudian saya ambil HP saya, saya buka phonebook dan memcent call dengan nya. Alhamdulillah kini, pershahabat saya dengan nya, kembali seperti semula lagi...
Jakarta 23 juni 2010.
(A) Auditory, (V) Visual, (K) Kinesthetic
Apa itu Kecerdasan Apresiatif?
Baru-baru ini apa yang telah dirangkum oleh Tojo Thatchenkery dan Carol Metzker dalam bukunya ternyata sanggup memberikan kesegaran atau warna baru mengenai konstruk kecerdasan. Kedua orang tersebut membawa kepada sebuah penemuan kontruk baru mengenai kecerdasan apresiatif. Kecerdasan apresiatif merupakan kemampuan untuk merasakan adanya potensi-potensi positif pada sesuatu hal, dimana pencarian potensi positif tersebut ditekankan pada kehadiran waktu saat ini –present (Thatchenkery, Metzker, 2006 : 5).
Secara sederhana dapat dikatakan, kecerdasan apresiatif merupakan kemampuan untuk melihat Pohon Ek yang besar melalui buahnya. Dengan kata lain kecerdasan apresiatif adalah kapasitas kemampuan untuk melihat hal yang lebih besar atau lebih hebat dimana bisa terjadi di masa depan melalui apa yang dimiliki dan ditampakkan di saat ini. Terkadang ada kalanya potensi-potensi yang hebat tersebut menjadi tersembunyi atau tertutup sesuatu yang melapisinya, sehingga perlu dilakukan sebuah pencarian secara cermat dan berhati-hati dalam berbagai situasi yang melingkupi.
Ilustrasi tentang kecerdasan apresiatif silahkan klik disini
Kemampuan tersebut akan diikuti dengan berbagai faktor pendukung antara lain ketekunan, keyakinan bahwa seseorang dapat mencapai goal atau menyelesaikan sebuah tugas sebagai hasil dari tindakan mereka, kemudian dapat menerima dan menolerir hadirnya ketidak pastian, memiliki kegembiraan yang bebas, dan kemampuan untuk membuat suasana menjadi segar kembali setelah menghadapi krisis maupun situasi yang sulit. Kecerdasan apresiatif diasosiasikan dengan persepsi yang tidak biasa dan keyakinan untuk menyelesaikan tugas dengan baik dengan mengoptimalkan penggunaan kemampuan dan sumber daya yang ada walaupun sebenarnya kurang memadai (Thatchenkery, Metzker, 2006 : 11).
Tidak seperti model kecerdasan yang lainnya, kecerdasan apresiatif mengisi kebutuhan manusia atas makna, impian, dan nilai hidup dimana terdapat sebuah tujuan di dalamnya. Kecerdasan apresiatif merupakan faktor di balik penciptaan kemungkinan-
"everything can be taken from a man but one thing : the last of the human freedoms – to choose one's attitude in any given set of circumstances, to choose one's own way" (dikutip dari Thatchenkery, Metzker, 2006 : 12)
Ketika seseorang sanggup menyadari bahwa dirinya memiliki kekuatan untuk melihat sesuatu yang buruk dan menemukan pengaruh di dalamnya dan kemudian digunakan bertahan, maka hal tersebut merupakan sebuah kapasitas untuk tidak mengingkari atau menyangkal kegagalan yang dialami melainkan keberhasilan dalam mengambil pelajaran maupun hikmah dari kegagalan dan hal-hal yang ditakuti.
Apa yang diungkapkan oleh Frankl tersebut sejalan dengan seseorang yang menyadari kekuatan dari kecerdasan apresiatif dirinya, dimana orang tersebut mempunyai kecakapan untuk mengambil hikmah dari apa yang dialaminya sehari-hari dalam mencapai tujuan hidup yang berarti. Hal ini dikarenakan mereka bisa membingkai ulang -reframe segala sesuatu dalam hidupnya, cenderung fleksible, aktif, serta merupakan individu yang secara spontan adaptif terhadap berbagai situasi yang dihadapi. Dengan melihat situasi melalui perspektif yang baru maka orang yang menggunakan kecerdasan apresiatif akan dapat menyesuaikan diri dalam berbagai rintangan dan melaluinya dengan keberanian dan kegembiraan yang mereka miliki.
Selain itu mereka juga memiliki kemampuan untuk melihat hal-hal positif dan melihat bagaimana masa depan bisa berkembang dari potensi-potensi positif yang hadir di masa sekarang. Semua hal tersebut terangkum sebagai kapasitas mereka dalam menghadapi berbagai halangan maupun kemalangan yang turut menghiasi lembar kehidupan dengan tidak membiarkan rintangan-rintangan tersebut sanggup menghancurkan impian mereka. Melihat segala sesuatu secara lebih luas dan berbagai macam hubungan dari segala sesuatu yang berbeda merupakan contoh dimana seseorang sanggup menggeser atau mempertukarkan bingkai-bingkai realita demi mencari kemungkinan-
Seseorang yang menggunakan kecerdasan apresiatif pada level tinggi akan memunculkan pengorganisasian beragam inovasi dan kreatifitas, anggota-anggota yang lebih produktif, dan kemampuan hebat untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Sehingga pada akhirnya organisasi tersebut akan dapat menikmati keuntungan-keuntung
Perkembangan dan identifikasi dari kecerdasan apresiatif telah memiliki implikasi pencapaian yang telah jauh dimana berperan penting bagi individu, organisasi dalam beragam tipe dan ukuran, serta masyarakat secara keseluruhan. Pemahaman terakhir mengenai kecerdasan telah mengungkapkan bahwa kecerdasan lebih sebagai kapasitas perubahan yang bisa ditingkatkan dan dipelihara daripada sebuah kesatuan yang statis. Hal ini kemudian menuntun kepada suatu kesimpulan bahwa kecerdasan apresiatif bisa dikembangkan dan ditingkatkan. Dengan menyadari dan mengolah kecerdasan apresiatif maka diharapkan akan dapat membawa kehidupan manusia kepada kesejahteraan, kesuksesan dan kesehatan baik dalam level individu maupun organisasi. Seseorang yang memiliki kesuksesan dalam hidupnya maka dapat dikatakan bahwa mereka berhasil dengan efektif untuk menggunakan kecerdasan apresiatifnya melalui langkah-langkah pembingkaian ulang –reframing atas realita kehidupan, mengapresiasikan hal-hal positif, dan kemampuan untuk melihat bagaimana masa depan terbentang dari kehadiran masa sekarang (Thatchenkery, Metzker, 2006 : 13).
Komponen Kecerdasan Apresiatif
a. Pembingkaian Ulang –ReframingKomponen pertama dari Kecerdasan Apresiatif adalah kemampuan seseorang untuk sanggup merasakan, melihat, menginterpretasikan
Dalam berbagai tindakan untuk melakukan reframing, seseorang akan dihadapkan dengan serangkaian pilihan. Dimana orang tersebut akan memusatkan perhatiannya pada satu stimulus, namun pada akhirnya dalam waktu yang sama dia juga bisa menolak stimulus tersebut. Stimulus yang menjadi fokus perhatian akan memiliki nilai lebih dibandingkan stimulus lain yang tidak menjadi fokus perhatian dan hal ini kemudian membentuk sebuah penilaian atau judgement terhadap sesuatu yang dipersepsi. Persepsi seseorang terhadap diri mereka apakah mereka adalah pribadi yang optimis ataukah pesimis akan turut mempengaruhi penilaian mereka terhadap sesuatu hal. Dengan menggunakan Kecerdasan Apresiatif, seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar akan membingkai ulang hal-hal yang ada di saat ini dan kemudian akan menciptakan sebuah pandangan baru tentang realita dimana menuntun kepada pencapaian baru pula (Thatchenkery, Metzker, 2006 : 6).
Proses terjadinya reframing dimulai dari persepsi secara positif terhadap sesuatu, kemudian menerima berbagai kemungkinan yang mungkin timbul dari realita, selanjutnya membangun kerangka berpikir, hingga pada akhirnya muncul sebuah insight tertentu (Thatchenkery, Metzker, 2006 : 51 – 61).
b. Mengapresiasikan Hal-hal Positif –Appreciating the PositiveKomponen kedua dari Kecerdasan Apresiatif adalah Apresiasi. Apresiasi merupakan suatu proses untuk memilih atau menilai sesuatu yang memiliki nilai positif atau berharga. Seseorang yang sukses memiliki kemampuan yang disadari maupun tidak disadari untuk mengapresiasi realita kehidupan sehari-hari dimana dihadapkan dengan berbagai macam peristiwa, situasi, rintangan, dan orang-orang. Kemampuan ini seringkali membawa mereka untuk dapat melihat bakat-bakat ataupun potensi-potensi tersembunyi dari sesuatu dimana seringkali menjadi terlewat untuk diperhatikan (Thatchenkery, Metzker, 2006 : 7).
Apresiasi akan menjadi sangat berguna untuk digunakan dalam mencari aspek-aspek positif yang hadir dalam kondisi sekarang ini baik dari seseorang, situasi ataupun sesuatu. Namun seringkali untuk berhasil menampakkan aspek positif tersebut, diperlukan kesadaran penuh untuk tetap membiarkannya bebas. Psikolog Mitchel Adler mendefinisikan apresiasi sebagai "mengakui nilai dan makna dari sesuatu, –sebuah peristiwa, orang lain, perilaku, dan sebuah obyek-dan merasakan emosi positif yang terhubung dengan hal tersebut. Bersama dengan Nancy Fagley, beliau mengidentifikasikan dan menentukan delapan tipe berbeda dari apresiasi, empat di antaranya sangat berkaitan erat dengan aspek-aspek Kecerdasan Apresiatif. Keempat aspek dari apresiasi tersebut antara lain; a "have" focus, "present moment" appreciation, "awe" (kekaguman) dan "ritual" (Thatchenkery, Metzker, 2006 : 70).
Salah satu model apresiasi yang teramat penting adalah model apresiasi yang diperkenalkan oleh Geoffrey Vickers (1894 – 1982), seorang pejabat birokrasi dari Inggris yang beralih pekerjaan menjadi peneliti sosial. Konsep beliau mengenai sistem apresiatif (appreciative system) memberikan klarifikasi mengenai bagaimana proses framing atau pembingkaian, apresiasi, dan juga perilaku yang berhubungan dengan proses sirkuler. Berdasarkan pada penjelasan Vickers, pengalaman sehari-hari merupakan sebuah alur perubahan yang berkelanjutan dimana merupakan hasil interaksi dari adanya peristiwa dan ide-ide pemikiran. Sebagaimana ketika seseorang menghadapi sebuah peristiwa maupun ide-ide, maka mereka akan memberikan penilaian terhadap realita dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, namun baik atau buruknya penilaian tersebut adalah tergantung pada pengalaman-pengalam
Seseorang yang memiliki Kecerdasan Apresiatif tinggi tidak akan membatasi kemampuan mereka di dalam melihat hal-hal apa saja yang positif untuk membingkai ulang sebuah situasi atau produk. Dalam sebagian besar hal, kecerdasan apresiatif terangkum dalam sebuah kapasitas untuk melihat orang lain dan potensi-potensi yang dimiliki melalui sebuah cara yang unik. Kemampuan mereka di dalam merasakan, membuat suatu hubungan, dan memiliki insight mengenai orang-orang di sekitar mereka bisa diketahui melalui tindakan-tindakan mereka untuk menyibak potensi atau bakat yang terpendam atau menunjukkan hal-hal terbaik dari orang lain (Thatchenkery, Metzker, 2006 : 73).
c. Melihat bagaimana masa depan menjadi terbuka dari kehadiran saat ini –Seeing how the future unfolds from the presentSeseorang dengan kecerdasan apresiatif yang tinggi akan menghubungkan aspek-aspek positif yang hadir di saat ini dengan tujuan akhir yang diinginkan. Sehingga dapat dikatakan orang tersebut telah melakukan cara bagaimana membuka masa depan dari masa sekarang. Hal inilah yang menjadi komponen ketiga dari kecerdasan apresiatif. Namun apabila orang tersebut tidak dapat melihat langkah-langkah konkret yang menjadi kemungkinan dari masa sekarang untuk bisa dihubungkan dengan keinginan di masa depan, maka dia akan mengalami kesulitan untuk mengembangkan kecerdasan apresiatif (Thatchenkery, Metzker, 2006 : 7).
Seseorang yang memiliki kecerdasan apresiatif tinggi adalah seorang visioner yang handal. Dimana pandangan terhadap masa depan selalu tergambar cerah dan sanggup memberikan harapan positif terhadap masa depan. Kesuksesan yang telah teraih di saat ini adalah buah perwujudan mimpi di masa lalu yang berhasil tercapai menjadi kenyataan. Gambaran tentang masa depan yang positif, akan menuntun seseorang untuk melakukan hal-hal positif di dalam kesehariannya. Hal ini disebabkan visi tentang masa depan merupakan target atau capaian yang senantiasa dikejar dan dicoba untuk diwujudkan. Keyakinan terhadap masa depan yang cerah akan membuat seseorang selalu optimis di dalam menerjang setiap rintangan yang menghadang. Keyakinan yang kuat mengobarkan semangat bahwa segala sesuatu pasti dapat dilalui dan diselesaikan dengan baik. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa mereka dapat menciptakan masa depan tidak hanya memprediksi semata, selain itu bahasa dan cara berkomunikasi yang mereka gunakan sehari-hari juga akan turut menciptakan masa depan mereka (Thatchenkery, Metzker, 2006 : 81-86).
just LET'S COUNT
jika nilai huruf kita anggap sbb:
A–B–C–D–E–F–G–H–I–J–K–L–M–N–O–P–Q–R–S–T–U–V–W–X–Y–Z
1–2–3–4–5–6–7–8–9–10–11–12–13–14–15-16–17–18–19–20–21–22–23–24–25–26
Mari kita hitung nilai huruf diatas dgn
Bahasa Inggris (dipercaya oleh orang Amerika). Kalo kita bekerja dengan modal angka tersebut dibawah, maka hasilnya adalah…
H–A–R–D–W–O–R–K (Kerja keras)
8+1+18+4+23+
K–N–O–W–L–E–D–G–E (Pengetahuan)
11+14+15+23+
L–O–B–B–Y–I–N–G (Pendekatan)
12+15+2+2+25+
L–U–C–K (Keberuntungan)
12+21+3+11 = 47% only
Ternyata … semua nilai usaha kita diatas nggak bisa mengalahkan yang satu ini:
A – T – T – I – T – U – D – E (sikap/tingkah laku )
1+20+20+9+20+
tapi rumus ini berlaku di luar negeri aja he..hee..heee.
Di Indo, itung-itungannya jadi begini:
G – I – G – I – H (Hardwork)
7+9+7+9+8 = 40% saja
I – L – M – U (Knowledge)
9+12+13+21 = 55% saja
L – O – B – I (Lobbying)
12+15+2+9 = 38% saja
M – U – J – U – R (Luck)
13+21+10+21+
S – I – K – A – P (Attitude)
19+9+11+1+16 = 46% saja
jika ditambah dengan ini
K – O – R – U – P – S – I (Corruption)
11+15+18+21+
hasilnya melebihi ATTITUDE = 100.
Tips Menghindari Kejahatan Hipnotis
Sebelum saya memberikan tips tentang cara menghindari kejahatan Hipnotis, mungkin ada baiknya saya menyampaikan terlebih dahulu bagaimana Proses Hipnosis bisa terjadi.
------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Pendekatan: ini adalah proses dimana sang penghipnosis melakukan pendekatan dengan clientnya.
1. Waspada dengan orang yang baru dikenal.
2. Hindari melihat wajah lawan bicara kita langsung.
3. Every Hypnosis is self hypnosis.
4. Lebih dekat kepada Sang Pencipta.
5. HIndari keramaian yang berfokus kepada satu kejadian jika memungkinkan.
6. Biasakan untuk bersama dengan kawan anda di tengah keramaian.
7. Jangan mudah percaya ketika mendapatkan sms hadiah, email hadiah atau sejenisnya.
8. Jangan biarkan diri anda Bengong