Isa Alamsyah
Dalam sebuah kegiatan petualangan hutan, seorang instruktur Pencinta Alam
memerintahkan kepada anggotanya untuk masuk ke hutan dan mencari ranting
terbaik. Syaratnya ranting tidak boleh dipatahkan dari pohon tetapi harus
yang sudah jatuh ke tanah. Syarat kedua, jika mereka sudah memegang satu
ranting maka itu adalah pilihannya tidak boleh diganti. Syarat ketiga,
setelah pluit tanda lomba berakhir ditiup maka semua harus diam dan tidak
melakukan aktivitas. Pluit bisa ditiup kapan saja tergantung instruktur.
Sebagai hadiah, yang mendapatkan ranting terbaik akan mendapat perjalanan
petualangan ke Alpen secara gratis bersama pendaki profesional dari seluruh
dunia.
Tentu saja semua ingin mendapat hadiah yang menarik tersebut.
Setelah waktu di mulai masuklah seluruh anggota pencinta alam ke dalam
hutan.
Awalnya semua bersemangat untuk menemukan ranting yang terbaik. Akan tetapi,
setiap kali mereka menemukan ranting yang terbaik, mereka tidak berani
memegang karena takut ada lagi ranting lain yang lebih baik. Apalagi
persaingan sangat ketat dan semua ingin menemukan ranting terbaik dibanding
pesaingnya. Setiap kali mereka menemukan ranting yang lebih baik, mereka
selalu melihat ranting lain yang lebih baik. Maka mereka bergerak dan
bergerak mencari lagi ranting lain yang mungkin lebih baik.
Di hutan itu banyak sekali ranting yang sudah berjatuhan di tanah, sehingga
agak sulit menemukan ranting yang terbaik.
Setelah sekian lama, setiap anggota sudah punya banyak pilihan alternatif
ranting terbaik, tapi belum berani memegang karena takut ada yang lebih baik
lagi. Mereka sibuk mengingat di mana saja alternatif ranting yang akan
mereka pilih.
Tiba-tiba...prrriiiittttt.
Tanda lomba sudah berakhir.
Sebagaimana perjanjian, semua harus diam.
Lalu instruktur melihat satu persatu anggota yang mengikuti lomba.
Diperhatikannya satu persatu untuk membandingkan ranting siapa yang lebih
baik dari yang lainnya.
Ternyata, tidak ada satupun dari anggota yang memegang ranting. Semua
terlalu sibuk mencari yang lebih baik, dan lebih baik lagi sampai akhirnya
ketika waktu berakhir mereka belum memutuskan ranting yang mana.
Tahukah siapa mereka?
Mereka mewakili sebagian besar kita.
Kadang kala karena terlalu berharap akan peluang besar kita mengabaikan
banyak peluang yang ada di depan kita.
Ada sarjana yang melamar kerja di mana-mana, menanti pekerjaaan yang terbaik
yang sesuai dengan bidang studinya.
Tapi tanpa sadar ia sudah menganggur selama puluhan tahun.
Padahal banyak peluang di depan mata yang dilewatkannya.
Lagipula sambil menunggu peluang terbaik, kita bisa saja mencoba
peluang-peluang lain.
Ada juga jomblo yang menunggu calon terbaik, tanpa sadar menjomblo sampai
bertahun-tahun. Kadang ada yang menjomblo karena terlalu banyak calon sampai
tidak tahu lagi mana yang terbaik, kadang karena yang muncul tidak sesuai
dengan kriteria. Saya berdoa semoga segera mendapatkan yang terbaik untuk
mereka.
Ada juga yang menunggu peluang bisnis. Begitu lama menunggu sampai
mengabaikan banyak peluang yang lewat di depan mata.
Masalahnya kita tidak tahu kapan pluit masa akhir hidup kita akan ditiup.
Ajal bisa menjemput kapan saja, apakah kita memilih untuk segera beraksi dan
berbuat dengan apa yang ada, sambil menunggu kesempatan yang ideal, atau
hanya menunggu dan menunggu peluang yang dianggap terbaik, sambil bertaruh
dan berpacu waktu dengan berama lama kita masih punya jatah hidup di dunia
ini.
Itu semua pilihan Anda!
No Excuse, karena peluang selalu ada!
Dalam sebuah kegiatan petualangan hutan, seorang instruktur Pencinta Alam
memerintahkan kepada anggotanya untuk masuk ke hutan dan mencari ranting
terbaik. Syaratnya ranting tidak boleh dipatahkan dari pohon tetapi harus
yang sudah jatuh ke tanah. Syarat kedua, jika mereka sudah memegang satu
ranting maka itu adalah pilihannya tidak boleh diganti. Syarat ketiga,
setelah pluit tanda lomba berakhir ditiup maka semua harus diam dan tidak
melakukan aktivitas. Pluit bisa ditiup kapan saja tergantung instruktur.
Sebagai hadiah, yang mendapatkan ranting terbaik akan mendapat perjalanan
petualangan ke Alpen secara gratis bersama pendaki profesional dari seluruh
dunia.
Tentu saja semua ingin mendapat hadiah yang menarik tersebut.
Setelah waktu di mulai masuklah seluruh anggota pencinta alam ke dalam
hutan.
Awalnya semua bersemangat untuk menemukan ranting yang terbaik. Akan tetapi,
setiap kali mereka menemukan ranting yang terbaik, mereka tidak berani
memegang karena takut ada lagi ranting lain yang lebih baik. Apalagi
persaingan sangat ketat dan semua ingin menemukan ranting terbaik dibanding
pesaingnya. Setiap kali mereka menemukan ranting yang lebih baik, mereka
selalu melihat ranting lain yang lebih baik. Maka mereka bergerak dan
bergerak mencari lagi ranting lain yang mungkin lebih baik.
Di hutan itu banyak sekali ranting yang sudah berjatuhan di tanah, sehingga
agak sulit menemukan ranting yang terbaik.
Setelah sekian lama, setiap anggota sudah punya banyak pilihan alternatif
ranting terbaik, tapi belum berani memegang karena takut ada yang lebih baik
lagi. Mereka sibuk mengingat di mana saja alternatif ranting yang akan
mereka pilih.
Tiba-tiba...prrriiiittttt.
Tanda lomba sudah berakhir.
Sebagaimana perjanjian, semua harus diam.
Lalu instruktur melihat satu persatu anggota yang mengikuti lomba.
Diperhatikannya satu persatu untuk membandingkan ranting siapa yang lebih
baik dari yang lainnya.
Ternyata, tidak ada satupun dari anggota yang memegang ranting. Semua
terlalu sibuk mencari yang lebih baik, dan lebih baik lagi sampai akhirnya
ketika waktu berakhir mereka belum memutuskan ranting yang mana.
Tahukah siapa mereka?
Mereka mewakili sebagian besar kita.
Kadang kala karena terlalu berharap akan peluang besar kita mengabaikan
banyak peluang yang ada di depan kita.
Ada sarjana yang melamar kerja di mana-mana, menanti pekerjaaan yang terbaik
yang sesuai dengan bidang studinya.
Tapi tanpa sadar ia sudah menganggur selama puluhan tahun.
Padahal banyak peluang di depan mata yang dilewatkannya.
Lagipula sambil menunggu peluang terbaik, kita bisa saja mencoba
peluang-peluang lain.
Ada juga jomblo yang menunggu calon terbaik, tanpa sadar menjomblo sampai
bertahun-tahun. Kadang ada yang menjomblo karena terlalu banyak calon sampai
tidak tahu lagi mana yang terbaik, kadang karena yang muncul tidak sesuai
dengan kriteria. Saya berdoa semoga segera mendapatkan yang terbaik untuk
mereka.
Ada juga yang menunggu peluang bisnis. Begitu lama menunggu sampai
mengabaikan banyak peluang yang lewat di depan mata.
Masalahnya kita tidak tahu kapan pluit masa akhir hidup kita akan ditiup.
Ajal bisa menjemput kapan saja, apakah kita memilih untuk segera beraksi dan
berbuat dengan apa yang ada, sambil menunggu kesempatan yang ideal, atau
hanya menunggu dan menunggu peluang yang dianggap terbaik, sambil bertaruh
dan berpacu waktu dengan berama lama kita masih punya jatah hidup di dunia
ini.
Itu semua pilihan Anda!
No Excuse, karena peluang selalu ada!
Post a Comment