Siapapun diantara kita pernah melakukan kesalahan, kehilafan, kecobohan atau bahkan
kealfaan, bukan! Bila demikian di saat itu, tentulah kecenderungan kita akan mencari-cari
ribuan alasan sebagai pembenaran tindakan yang telah kita lakukan. Nasihat terbaik sekalipun
terkadang tiada guna dan tetap membuat kita terdorong untuk bertahan. Walapun kita tidak
menolak nasihat orang lain lain tetapi kita pun sering menganggap orang lain tak memahami
dengan baik apa yang tengah terjadi. Memberikan nasihat atapun peringatan atas segala bentuk
kesalahan memang mudah bagi orang yang tidak terjerat dengan rantai persoalan, bukan!
Bila kita pahami dengan seksama, sebenarnya kita hanya membutuhkan genggaman erat atau
bahkan tepukan bahu seorang teman, sahabat tuk sekedar pemompa semangat mengatasi masalah,
lecutan dorongan untuk melewati segala persoalan daripada setangguk kata-kata manis dan indahnya
sebuah kebenaran. Apalagi kalimat-kalimat bernada perintah, kita tak boleh begini begitu, kita harus
melakukan ini itu.
Bila orang lain menggunakan kata yang berbeda tentulah penerimaan kita akan berbeda pula, mari kita
atasi bersama, mari kita lakukan bahu menyelesaikan masalah ini. Kita memang membutuh orang lain
yang mampu menunjukkan bahwa rasa sakit itu bisa diredakan, rasa takut itu bisa ditaklukkan, dan
keberanian itu tak mesti mengorbankan banyak hal. Karena jelas, kita tak butuh orang yang hanya bisa
memojokkan kita di kursi pesakitan. Siapun dari kita tentulah bisa melakukan kesalahan,
manusiwi bukan!
"Jika kita melakukan kesalahan, jangan terlalu lama merenunginya. Carilah alasan di dalam pikiran, lalu
melangkahlah ke depan. Kesalahan adalah pelajaran untuk kita menjadi lebih bijak. Masa lalu memang
sudah tidak bisa diubah. Masa depan menunggu kemampuan kita untuk mengubahnya".
Post a Comment