Dimanapun kita berada, tentunya ia kadang atau bahkan sering kita temui. Ya, itulah ”KEGAGALAN”. Di saat kita tidak mendapatkan sesuatu yang kita inginkan atau tidak mampu melakukan sesuatu, dengan tegas kita katakan itu adalah sebuah kegagalan. Ribuan bahkan jutaan alasan kita cari dan temukan untuk pendamping kata kegagalan meski diawal kita hanya menggangap tuk sekedar penghapus kecewa atas ketidak berhasilan tersebut.
Namun, yang namanya alasan tetaplah alasan yang tiada berubah menjadi keberhasilan. Bahkan yang lebih parah kita menjadikannya setara dengan pengingkaran diri yang semakin banyak kita sampaikan semakin banyak pula pengingkaran pada diri kita. Sebenarnya hal ini akan membuat jurang pemisah kita dengan puncak keberhasilan yang ingin kita gapai. Alasan adalah pengingkaran diri yang membuat kekuatan kita perlahan terkulai tak berdaya. Belajarlah untuk menerima kegagalan, berhentilah mencari alasan, dan mulailah bergegas meraih keberhasilan dengan pijakan pelajaran kegagalan yang kita peroleh.
Kegagalan ibarat jutaan butiran pasir di lumpur yang tersembunyi kilauan emas permata yang ditimba dengan tiada lelah dan jemu oleh seorang pekerja tambang. Jika kita terus berusaha dan tekun mencari perbaikan di sela-sela kesulitan dan kerumitan, dan tegas menyingkirkan duri-duri alasan niscaya kita akan temukan sinar kesempatan. Dengan kata lain, mencari alasan sama dengan kita membuang pasir dan emas yang terkandung di dalamnya. Simaklah seperti kalimat bijak: "Bersahabatlah dengan kegagalan. Teruslah maju dan buatlah kesalahan sebanyak mungkin karena disitulah kita akan menemukan kesuksesan - di penghujung jalan"
Kita mestinya sadari dengan benar, keputusan apapun untuk gagal adalah kita yang memilihnya. Bukan karena pasangan kita ataupun sahabat kita yang tak pernah memberikan dorongan moril, atasan yang tidak memahami kita dengan baik, bukan rekan kerja yang tak perduli, bahkan bukan perusahaan yang tidak mau tahu kepentingan kita.
Teringat seorang pesenam amerika beberapa tahun lalu yang cidera saat kompetisi di olimpiade. Dimana penasehat kesehatan dan pelatih menyarankan untuk menghentikan
kompetisinya karena kondisi cedera cukup parah dan tidak memungkinkan memenangkan
medali. Dia gigih dan memilih untuk melanjutkannya dengan keinginan kuat bisa membanggakan negaranya dan dia berhasil meraih kemenangan yang diimpikannya. Masih
banyak teladan yang bisa kita pelajari dari orang-orang yang berhasil yang karena memiliki
kebebasan keputusan untuk hidupnya dan memikul tanggung jawab atas keputusan
yang telah diambilnya.
Seperti pepatah bilang, tiada orang yang gagal tetapi yang ada hanyalah orang
yang memutuskan untuk berhenti sebelum mencapai keberhasilan yang diinginkannya. Dengan begitu kita pahami dengan baik bahwa tiada kesuksesan tanpa adanya pengorbanan harta, air mata, keringat, bahkan tetesan darah. Ingatlah, keberhasilan bukanlah sebuah nasib tetapi kitalah yang menentukannya bukan orang lain.
"Kita tidak belajar dari kesuksesan, kita belajar dari kegagalan. Masa sulit dan menderita adalah waktu untuk belajar"
Cobalah untuk memahami bahwa sebenarnya TIADA KEGAGALAN MELAINKAN MASUKAN, dengan begitu mata pikiran lebih terbuka untuk mencari cara-cara baru, pendekatan-pendekatan baru yang efektif TANPA MENGGANTI TUJUAN YANG TELAH KITA BUAT,
meningkatkan kemampuan untuk mencapai keberhasilan yang kita inginkan, dan yang terpenting adalah meningkatkan HUBUNGAN BAIK DENGAN ORANG LAIN karena memang kebehasilan yang kita peroleh tentunya melalui orang lain, bukan!
Have a positive day!
Salam Persahabatan,
Mohamad Yunus "Bear" Yusuf
Posted by: Mohamad Yunus <mohamadyunus7074@gmail.com>
Post a Comment