Pelari yang mendapat standing Ovation 65rb penonton
Olimpiade Barcelona, 1992
Derek Redmond, pelari asal Inggris, mantan pemegang rekor lari 400 meter, menjadi unggulan pada semifinal nomor lari 400 meter hari itu. Kemudian, bencana terjadi 250 meter menjelang finish.
Otot hamstring-nya robek, hal yang paling ditakuti sekaligus paling menyakitkan bagi atlet olahraga manapun.
Petugas medis dengan tandu bergegas menghampiri, mencoba mengobati penyesalan dan sakit pemuda 27 tahun itu. Saat itulah,
Tiba-tiba, pria berbadan besar masuk ke lintasan, melewati kerumunan, menerobos penjagaan security. Pria itu adalah sang ayah. Sambil berlari dan merangkul putranya yang menangis, dia berkata "Kau tak perlu melakukan hal ini. Kau sudah berusaha...".
"Aku akan menyelesaikannya."
"Baiklah," jawab ayahnya, "kita akan menyelesaikannya... bersama!"
Sang ayah melingk arkan lengannya pada tubuh anaknya yang bercucuran peluh dan airmata, dan menolongnya menyusuri lintasan penderitaan yang masih tersisa.
Sang anak menangis memeluk ayahnya, lebih kepada tangisan kasih sayang pada sang ayah, bukan menangis karena siksaan di kakinya.
Petugas medis terus berusaha membujuk
Dan tak jauh dari garis finish, sang ayah membiarkan anaknya berlari, dan mengakhiri lomba.
Kegigihan Derek memukau penonton saat itu.
65.000 penonton melakukan standing ovation pada saat ia memasuki garis finish.
Derek kalah dari lomba, namun ia memenangkan hati penonton.
Dia mengalahkan rasa sakitnya, dan memenangkan lomba untuk dirinya sendiri.
dan, pria yang mendukung sepenuhnya aksi Derek itu adalah ayahandanya,
Jim Redmond.
Derek Redmond memang tidak mencapai tempat pertama, tapi dia memutuskan untuk menyelesaikan lombanya! Tanpa menghiraukan sakit, tanpa menghiraukan air mata yang merintangi jalannya, dia memutuskan melakukan yang terbaik yang dia bisa. Didukung oleh cinta yang sangat kuat, oleh seorang ayah yang membangkitkannya ketika dia terjatuh.
Apa yang membuat ayahnya melakukan hal ini? ...meninggalkan kerumunan, dan menemui putranya di lintasan?
Tuhan pun s eperti itu. Ketika kita terluka dan berjuang hingga akhir, Dia datang dan menolong kita.
Bagaimana dengan kalian? Bagaimana dengan lomba kalian? Apakah kalian sedang terluka? Apakah kalian hampir putus asa?
Tuhan ingin kalian menyelesaikannya dengan kuat... karena Dia mencintai kalian. Apakah kalian ingin membuka hati kalian untuk-Nya?
catatan terakhir:
kisah ini pun menjadi cerita yang terus dikenang dalam sejarah Olimpiade, dan menjadi salah satu dari "Clebrate of Humanity" dari Komite Olimpiade Internasional
Posted by: "Phoenix Mind Institute" <phoenix.mindinstitute@gmail.com>
Post a Comment