On Behalf Of Candra
Percaya atau tidak, banyak orang yang mencoba menjanjikan dan memberikan sesuatu yang sebenarnya tidak mereka miliki entah itu untuk menutupi rasa bersalah atau karena terlanjur telah menjanjikan sesuatu. Mungkin Anda pribadi pun pernah mengalami situasi seperti itu.
Sebagai contoh, coba kita lihat situasi dan kondisi yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Pernahkan Anda mencoba mengajukan lamaran untuk sebuah pekerjaan yang sebenarnya tidak sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi yang Anda punyai? Pernahkah Anda mengajukan diri untuk bergabung dalam sebuah komunitas, dimana Anda menyadari bahwa sebenarnya Anda tidak tertarik bahkan tidak mempunyai waktu untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan komunitas tersebut? Pernahkah Anda menawarkan bantuan kepada rekan kerja atau teman yang Anda sendiri tidak berpengalaman mengerjakannya? Jika Anda menjawab "PERNAH" setidaknya untuk satu jawaban dari beberapa pertanyaan tersebut, maka secara tidak sadar Anda telah memberikan apa yang sebenarnya tidak Anda miliki ...:)
Kita melamar sebuah pekerjaan yang sebenarnya kita tidak memenuhi kualifikasi untuk pekerjaan tersebut. Dan kita berharap agar perusahaan yang mempekerjakan kita akan memberikan pelatihan atau bimbingan berkaitan dengan pekerjaan tersebut. Alangkah egoisnya kita kalau berpikiran seperti itu. Ketika kita melamar sebuah pekerjaan hendaknya kita sudah memiliki dasar atau pengetahuan akan pekerjaan tersebut, jangan sampai keegoisan kita melamar pekerjaan yang tidak sesuai dengan kualifikasi menyebabkan kerugian (waktu/tenaga/biaya) bagi perusahaan yang mempekerjakan kita. Lain hal kalau memang dari awal sudah dikatakan bahwa pengalaman atau kualifikasi bukan persyaratan utama.
Begitu juga ketika kita menawarkan diri untuk bergabung dan ikut dalam sebuah komunitas dan perkumpulan, atau bahkan kita menawarkan diri dan mengincar posisi pengurus inti dalam sebuah komunitas tersebut. Padahal kita menyadari bahwa kita tidak memiliki ketertarikan bahkan susah untuk meluangkan waktu guna menghadiri kegiatan-kegiatan serta pertemuan yang diadakan dalam komunitas tersebut. Kadang-kadang keinginan untuk bergabung tersebut hanya dilandasi niat untuk memperkaya resume dalam daftar riwayat hidup ...:)
Saat menawarkan bantuan untuk membantu salah satu teman atau rekan kerja ketika mereka mengerjakan pekerjaan yang sulit atau susah, padahal kita tahu bahwa kita juga tidak mempunyai pengetahuan mengenai pekerjaan tersebut. Kadang-kadang keinginan membantu tersebut hanya didasari rasa ingin bersimpati atau sekedar kasihan. Tetapi justru karena hal tersebut, bukannya mempermudah penyelesaiaan pekerjaan tersebut tetapi malah mempersulit serta memperlambat karena memang kita tidak berpengalaman mengerjakannya.
Dari beberapa contoh di atas, kondisinya kita mencoba untuk menjadi sesuatu yang sebenarnya kita tidak siap untuk menjadi sesuatu tersebut. Kita mencoba membuat janji yang kita tidak bisa untuk memenuhinya. Yang pada akhirnya, kita mencoba memberikan sesuatu yang sebenarnya kita tidak punyai.
Siapa yang tahu betapa buruknya wawancara pekerjaan yang kita jalani ketika kita berusaha untuk menjawab pertanyaan yang tidak sesuai dengan kualifikasi kita? Siapa yang tahu bahwa kehadiran kita dalam sebuah perkumpulan atau komunitas tidak memberikan kontribusi yang berarti karena ketidaktertarikan kita dengan hal tersebut? Siapa yang tahu bahwa bantuan yang kita berikan kepada teman atau rekan kerja kita justru mempersulit mereka dalam menyelesaikan pekerjaannya karena memang tidak ada pengalaman kita dalam hal tersebut.
Mencoba untuk memberikan sesuatu yang tidak kita miliki, sama saja artinya kalau kita merencanakan kegagalan. Walaupun sebenarnya tidak ada larangan juga kalau kita melakukan sesuatu pekerjaan yang sebenarnya kita tidak bisa untuk melakukannya. Tetapi alangkah baiknya kalau kita menginginkan untuk mencapai sesuatu, kita juga mempersiapkan/memantaskan diri untuk mencapai hal tersebut.
Jika kita ingin sukses dalam karir dan pekerjaan, maka kita harus melatih diri dan meningkatkan kualitas pribadi serta kualitas pekerjaan yang kita lakukan. Jika kita ingin aktif dalam suatu komunitas/perkumpulan, carilah komunitas yang memang menarik perhatian dan kita siap untuk berkontribusi efektif di dalamnya. Jika ingin membantu rekan kerja atau teman, maka pahami dan pelajari dulu pekerjaan atau permasalahan yang mereka hadapi, biar bantua yang kita berikan tidak menjadi sia-sia.
Kita dapat mempersiapkan segala sesuatunya sehingga persiapan dan tekad tersebut dapat membawa kita ke tempat/posisi yang lebih tinggi. Kita dapat meningkatkan apa yang kita miliki untuk bisa memberikan lebih. Atau, kita dapat menemukan cara untuk menggunakan atau memberikan apa yang kita miliki dengan cara yang lebih besar.
Ketika kita menggunakan apa yang kita miliki, kita membuat jalan bagi diri sendiri untuk menjadi lebih terampil dan menguasai hal yang kita lakukan tersebut. Jika kita mempunyai kemampuan untuk menulis, kita bisa meningkatkannya dengan menulis artikel atau cerita. Jika kita mempunyai keahlian dalam bidang olahraga, kita dapat bergabung dengan denga sebuah tim untuk meningkatkan kemampuan tersebut. Begitu juga dengan hal-hal lainnya, temukan wadah untuk menampung dan meningkatkan kemampuan yang kita miliki agar kita bisa memberikan kontribusi lebih dengan kemampuan yang kita miliki tersebut.
Kesimpulannya, cara terbaik untuk meningkatkan kemampuan yang kita miliki adalah dengan mulai menggunakan kemampuan tersebut untuk berbagi dan bermanfaat bagi oarang lain dan lingkungan sekitar kita. Dengan kata lain kita harus mengeluarkan sebagian isi kulkas untuk memberi ruang agar makanan baru bisa masuk kedalam kulkas tersebut. Tetapi kalau kita memang tidak memiliki makanan, maka tidak perlu memaksakan diri untuk memberikan makanan pada orang lain. Kenapa, karena kita tidak bisa memberikan makanan yang kita tidak punya.
Post a Comment