by Jack Zenger, Joe Folkman and Bob Sherwin
Bila Anda bertanya pada 100 orang tentang hambatan terbesar yang mereka hadapi dalam pemberian pembelajaran dan pengembangan, kami yakin 90 orang atau lebih akan merujuk pada cara untuk meningkatkan implementasi. Mereka tidak akan berbicara tentang konsep atau metode pembelajaran baru. Saat peserta keluar dari training dengan termotivisi, mereka kembali kepada pekerjaan mereka dengan segala tekanannya, yang terjadi adalah motivasi mereka terkikis dan komitmen terhalang. Sedikit atau bahkan tidak sama sekali, ilmu yang dipelajari tidak dapat diimplementasikan ke pekerjaan.
Mengapa hal ini terjadi? Mengapa ini menghantui kita semua?
Analisis kami menyarankan proses pelaksanaan yang baik dengan menggunakan empat unsur, yaitu:
1. Motivasi diri peserta.
2. Akuntabilitas pada satu atau lebih orang dalam organisasi untuk memastikan bahwa perilaku barudiimplementasikan.
3. Visibilitas tentang apa yang sebenarnya terjadi ketika orang-orang kembali ke pekerjaan mereka.
4. Penindaklanjutan yang mengharuskan orang untuk melaporkan apa yang mereka lakukan, dan menjaga komitmen "top-of-mind" mereka.
Rumus
I = M x A x V x F
Implementation
"I" mewakili sejauh mana orang-orang kembali ke pekerjaan mereka dan benar-benar menerapkan apa yang mereka pelajari.
Motivation
"M" sama dengan motivasi pribadi dari peserta. Beberapa orang sangat termotivasi untuk sukses dan terus berkembang. Perubahan pribadi dimulai dengan dorongan batin untuk menjadi lebih baik. Seseorang sulit berubah jika mereka tidak termotivasi. Oleh karena itu, jika elemen ini nol atau rendah, tidak mungkin akan terjadi banyak implementasi. Para pemimpin yang paling baik, bagaimanapun, terus mencari cara untuk meningkatkan kinerja mereka dan menjadi contoh yang mendorong orang lain bersama dirinya.
Accountability
"A" mewakili akuntabilitas. Berikut merupakan satu insight penting, dimana dalam kebanyakan organisasi tidak ada yang bertanggung jawab untuk menerapkan apa yang diajarkan dalam program development.
Visibility
"V" mewakili keadaan yang dapat dilihat atau diamati (visibilitas). Dalam beberapa kasus, manajer mungkin berada dalam situasi untuk mengamati visibilitas. Sebagai contoh, manajer penjualan dapat membuat customer call dengan salesperson (yang telah mengikuti training), sehingga dapat melihat apakah ada implementasi dari program pelatihan penjualan. Manajer penjualan tersebut dapat mendengarkan dan memonitor costumer call dan dapat mengevaluasi apakah ada penerapan keterampilan telepon yang baru dipelajari.
Follow-Up
"F" atau disebut follow-up. Salah satu bahan utama untuk pelaksanaan setiap pembelajaran dan pengembangan adalah rajin menindaklanjuti. Jika pembelajaran hanya sebuah acara dan bahan diletakkan di rak untuk dilupakan, maka skill atau informasi ini tidak akan terlaksana. Kecepatan dan tekanan pekerjaan akan mengkikis motivasi peserta.
Kesimpulan
Mengapa implementasi yang tidak terjadi? Dikarenakan adanya sekat dalam formula/rumus ini. Dengan memperbaikinya, kami yakin solusi yang baik akan ditemukan.
Sumber: http://zengerfolkman.com/wp-content/uploads/2013/05/ZFA-Formula-Making-Learning-Stick.pdf
Post a Comment