© 2006. Nugroho Adhi W. All rights reserved.
‘Belanda masih jauh…’
Betul sekali, tetapi tahun baru sudah dekat. Malah ada kemungkinan ketika anda membaca tulisan ini, kita sudah memasuki tahun yang baru.
Yang jadi pertanyaan saya, ”Apakah Anda sudah menentukan sasaran yang ingin Anda raih di tahun mendatang? Sasaran pribadi, sasaran pekerjaan maupun perusahaan.”
Kalau sudah, berarti Anda tinggal berusaha untuk meraihnya, make it happen. Kalau belum mengapa tidak menentukannya sekarang? Tidak ada kata terlambat, yang perlu diingat adalah, waktu terus bergulir dan lingkungan di sekeliling kita terus berubah.
Dan satu hal lainnya yang perlu diingat, menetapkan sasaran adalah satu hal, berhasil meraihnya adalah hal yang berbeda.
Kenapa?
Banyak orang dan perusahaan yang punya cita-cita, visi atau sasaran, tetapi banyak juga yang tidak berhasil meraihnya. Kalau kita perhatikan, orang-orang maupun perusahaan yang berhasil mencapai sasaran mereka adalah yang menjalankan 5 disiplin berikut, yaitu mendefinisikan sasaran; mengkomunikasikan sasaran; menterjemahkannya menjadi sasaran kecil; membuat perencanaan dan melaksanakannya; dan merayakan setiap keberhasilan.
Mendefinisikan sasaran. ”You don't just live in life, you change it, you shape it, you make your mark upon it!” Mungkin kutipan kalimat dari Steve Jobs dalam film Pirates of Silicon Valley sudah cukup bisa menggambarkan apa yang harus menjadi sasaran Anda. Hal-hal yang ingin Anda berikan untuk diri Anda sendiri, keluarga, pekerjaan maupun perusahaan. Agar lebih tajam, sasaran Anda di tahun mendatang harus merupakan bagian dari sasaran jangka panjang Anda. Dan sasaran tersebut tentunya harus didefinisikan secara jelas.
Seberapa jelas?
Sekedar gambaran, di beberapa kesempatan ketika memberikan pelatihan yang berkaitan dengan penentuan dan pencapaian sasaran, kerap kali peserta tidak mendefinisikan sasaran mereka secara tajam dan mendetail. Ketika saya meminta mereka untuk menyatakan apa yang mereka inginkan, mereka sering menyatakan ingin punya kendaraan, punya rumah, punya usaha sendiri, dan lain-lain.
Betul sekali hal yang mereka ungkapkan tersebut adalah sasaran, visi atau cita-cita mereka, tetapi sayangnya masih mengambang atau kurang jelas. Seharusnya mereka mendefinisikan sasaran mereka lebih jelas lagi, karena gagal mendefinisikan sasaran secara jelas adalah awal dari kegagalan.
Oleh sebab itu, ketika mereka menyatakan sasaran yang masih ’mengambang’, saya kerap membantu mereka dengan pertanyaan yang sifatnya mendetail. Bila peserta tersebut menyatakan bahwa dia ingin memiliki kendaraan, saya langsung bertanya, ”Roda dua atau roda empat? Apa mereknya? Keluaran tahun berapa? Dalam waktu berapa lama dari sekarang?” dan seterusnya, sehingga dia mampu mendefinisikan sasarannya secara mendetail.
Intinya, dengan menentukan sasaran secara jelas, maka Anda sudah mempunyai gambaran yang sangat jelas mengenai apa yang Anda inginkan.
Mengkomunikasikan sasaran. Setelah mendefinisikan sasaran, maka Anda diharuskan untuk mengkomunikasikan sasaran Anda pada pihak lain. Langkah ini bukan untuk sok-sokan atau bergaya, tetapi lebih ke arah membangun komitmen di dalam diri Anda.
Komitmen?
Betul, komitmen. Ketika Anda menuliskan sasaran di kertas, komputer atau media lainnya, anda membuat janji terhadap diri Anda sendiri. Dan ketika anda mengkomunikasikan sasaran Anda ke orang lain, maka Anda mulai ’membuat janji’ dengan orang lain. Jadi Anda membuat komitmen terhadap diri Anda sendiri dan juga orang lain.
Anda dinilai dan diingat oleh orang berdasarkan perkataan dan tindakan, bukan penampilan. Ingat saja kalimat yang diucapkan oleh Batman di film Batman Begins, “It’s not who I am underneath, it’s what I do that defines me.”
Karena itu, pahami diri Anda sendiri terlebih dahulu, lakukan analisa SWOT terhadap diri Anda sendiri, pikirkan dan renungkan baik-baik sasaran apa yang ingin Anda raih sebelum Anda mengkomunikasikannya pada pihak lain.
Menterjemahkannya menjadi sasaran kecil. Bagaimana caranya kita menghabiskan satu piring nasi? Dengan memakannya sesuap demi sesuap. Begitu juga dengan sasaran Anda. Agar berhasil meraih sasaran, Anda harus menterjemahkannya menjadi beberapa sasaran kecil yang merupakan titik kritis dimana sasaran kecil tersebut bila tidak dilakukan maka akan menghambat keberhasilan Anda.
Bayangkan Anda saat ini sedang berada di kantor Anda di kawasan jalan Sudirman Jakarta dan hendak pergi ke Gedung Sate di kota Bandung dengan menggunakan mobil Anda. Sasaran Anda adalah Gedung Sate dan Anda ingin tiba disana secepat mungkin. Apa saja titik kritis yang harus Anda lewati?
Bila saya yang pergi, maka saya akan memilih rute melalui tol cipularang, dengan titik kritis yang harus saya lewati adalah pintu tol dalam kota di semanggi; ruas tol dalam kota dengan tujuan Cikampek vs. Bogor; pintu tol Pondok Gede utama; ruas tol dengan tujuan Cikampek vs. Bandung; dan terakhir pintu tol pasteur.
Agar tidak sampai tersesat di tengah perjalanan,.Anda perlu untuk memvisualisasikan dulu sasaran utama Anda, kemudian membayangkan hal-hal atau titik kritis apa saja yang dapat menjadi penghambat untuk mencapai sasaran tersebut.
Membuat perencanaan dan melaksanakannya. Banyak yang terjebak di sini. Mereka berpikir kalau sudah membuat perencanaan, maka mereka sudah berhasil. Dan ketika batas waktu sudah dekat, mereka baru menyadari kesalahannya.
Membuat perencanaan adalah 50% dari pekerjaan karena Anda baru menentukan strategi dan langkah-langkah apa saja yang harus Anda tentukan untuk mencapai sasaran. 50% sisanya adalah melaksanakannya. Dan ingat, membuat rencana itu mudah, melaksanakannya yang sulit. Karena akan menyita banyak waktu dan energi Anda. Dan disinilah komitmen dan kesungguhan Anda akan diuji, apakah Anda benar-benar ingin meraih sasaran Anda, atau hanya sekedar main-main saja?
Louis Pasteur pernah berkata, ”Chance favor the prepared one”. Maka siapkanlah segala sesuatu yang diperlukan untuk mendukung rencana Anda, baik secara fisik, intelektual, emosional, maupun spiritual.
Merayakan setiap keberhasilan. Setiap satu langkah maju adalah keberhasilan dan keberhasilan itu layak dirayakan. Jangan menunggu sampai Anda mencapai sasaran yang utama baru Anda merayakannya. Rayakanlah setiap keberhasilan karena setiap keberhasilan akan membuat Anda terus termotivasi untuk mencapai sasaran utama Anda. Rayakanlah dengan cara Anda sendiri. Apakah Anda mau pergi menyendiri, jalan-jalan di mal, naik gunung, arung jeram, tidur seharian, dan lain-lain. Anda dapat melakukan apa pun selama Anda merasa senang untuk melakukannya.
Dengan panduan sederhana tersebut, semoga Anda berhasil meraih apa yang menjadi sasaran Anda di tahun mendatang. Selamat tahun baru!
Post a Comment