https://guglos.blogspot.co.id/2016/06/pengertian-poka-yoke-contoh-dan.html
Anda tahu USB model sekarang?
Kenapa USB flash disk dirancang memiliki guide pin sehingga tidak mungkin terbalik arah saat dicolokan. Simple bukan, mungkin kita tidak menyadari hal yang sepele sering terjadi kesalahan yang mungkin tidak DIPERHITUNGKAN dan sering DIABAIKAN, padahal hal ini akan terulang dan terjadi ratusan kali.
Poka-yoke (diucapkan “po-ka-yo-ke”) berasal dari bahasa Jepang yokeru yang berarti “menghindari” dan poka yang berarti “kesalahan (diakibatkan kelalaian dan/atau ketidaksengajaan)”. Konsep Poka-Yoke ditemukan sekitar tahun 1960-an oleh Shigeo Shingo, seorang insinyur di Matsushita manufacturing, dan merupakan bagian dari Toyota Production System. Poka-Yoke awalnya disebut sebagai Baka-Yoke, namun karena artinya kurang pantas, yaitu “menghindari ketololan”, maka kemudian diubah menjadi Poka-Yoke.
Poka = Poka Misu = Kesalahan yang dikarenakan Kecerobohan (Careless Mistakes)
Yoke = Yokeru = Menghindari (avoid)
Prinsip dari Poka Yoke adalah mencegah terjadinya kesalahan karena sifat manusiawi yaitu lupa, tidak tahu, dan tidak sengaja. Sehingga kita tidak hanya menghabiskan energi untuk mengingatkan dan menyalahkan orang untuk mencegah terulangnya kesalahan, tapi harus fokus pada bagaimana cara untuk memperbaiki proses sehingga kesalahan sama tidak terulang..
Metode Poka Yoke ini juga merupakan salah satu alat untuk peningkatan kualitas dalam Metodologi Six Sigma dan Strategi Penjaminan Kualitas (Quality Assurance) di Lean Manufacturing.
Arti singkatnya “Menjamin Sistem yang Anti Salah”
Sifat-sifat Manusia yang menyebabkan terjadinya kesalahan (Human Error) antara lain :
- Lupa
- Melanggar aturan ataupun prosedur yang telah ditetapkan
- Salah meng-identifikasikan.
- Kesalahpahaman
- Terlalu cepat mengambil kesimpulan
- Kelelahan
- Ketidaktelitian
- Sabotasi (unsur kesengajaan)
- Tidak konsentrasi dalam bekerja
- Kurangnya pelatihan
- Dan lain sebagainya.
Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi yang dikarenakan oleh sifat manusia tersebut antara lain :
- Kerusakan komponen
- Salah pemasangan komponen
- Salah pengukuran
- Pemasangan komponen yang terbalik
- Pengukuran atau hasil pengukuran yang berbeda-beda
- Noise
- Kelebihan komponen
- Kotor
- Dan lain sebagainya.
Tujuan dari penerapan metode Poka Yoke adalah untuk :
1. Mengurangi atau menghilangkan inspeksi 100%
2. Tidak ada kesempatan untuk melakukan kesalahan
3. Mencegah terjadinya kecacatan atau kerusakan dari sumbernya
4. Mengurangi ketergantungan kepada Tenaga Manusia untuk melakukan deteksi
5. Zero Defect (Nol Kerusakan)
10 kesalahan manusia yang berulang dan menjadi kebiasaan :
1. Intentional Errors (kesalahan yang disengaja).
Sengaja membuat kesalahan.
2. Hasty Errors (kesalahan karena kesalah pahaman & tergesa-gesa)
Tidak sabaran dan salah paham.
3. Careless Errors (Kesalahan karena lupa atau ceroboh).
Tidak konsentrasi, lalai dan kelupaan.
4. Casual Errors (kesalahan mengindentifikasikan)
Kesalahan dalam mengenali situasi karena terlalu cepat/jauh untuk dapat dilihat dgn jelas.
5. Amateurish Errors (kesalahan karena tidak terbiasa)
Kesalahan tidak profesional timbul karena mengerjakan pekerjaan yg tidak biasa.
6. Compulsive Errors (keinginan membuat kesalahan)
Kesalahan yg disebabkan oleh dorongan mengacuhkan peraturan atau standard.
7. Thoughtless (kesalahan karena tidak terpikirkan)
Sering disebabkan karena kurang perhatian/pemikiran.
8. Timing Errors (kesalahan tempo yang lambat)
Kesalahan karena tindakan yang lambat dalam pengambilan keputusan.
9. Irresponsible Errors (kesalahan karena tidak ada standard)
Kesalahan yg disebabkan oleh kurangnya instruksi kerja yg benar dan prosedur standard.
10. Out-of the blue Errors (tiba-tiba)
Kesalahan yang timbul ketika mesin bekerja tidak seperti yang diharapkan.
Teknik-teknik inspeksi
1. Judgement inspection
Menemukan defect tetapi tidak mengurangi.
2. Informative inspection
Mengurangi defect dgn memberikan informasi kepada proses setelah terjadi.
3. Source inspection
Menghilangkan defect dengan menangkap & memperbaiki penyebabnya.
Tiga Fungsi dasar dari Poka Yoke antara lain :
1. Control,
Yaitu pengawasan atau pengontrolan proses untuk mencegah kesalahan atau kerusakan mengalir ke proses berikutnya
2. Shutdown,
Yaitu melakukan berhenti melakukan pekerjaan jika terdeteksi kesalahan atau kerusakan
3. Warning,
Yaitu memberikan peringatan jika terdapat ketidaknormalan, kesalahan ataupun kerusakan
Peran Anggota
Factory Manager.
Menekankan & mempromosikan Poka- Yoke & Zero defect di Perusahaan.
Section Chief.
Menetapkan & penerapan menyeluruh dari Quality Assurance System.
Menetapkan Objectives dari Poka-yoke objectives & keterlibatan seluruh karyawan di dalam Perusahaan.
Supervisor.
Membuat & melakukan supervisi terhadap tim Poka-yoke & pencapaian Zero defect.
Memberikan Pembinaan, Pendidikan & Pelatihan Poka-Yoke & pencapaian zero defect.
Group Leaders & Workers (Kepala Unit & Anggota Unit).
Mendeteksi/menemukan dan menyelidiki masalah.
Mengajukan & menerapkan Poka-yoke & Zero defect.
Tiga peraturan dasar mencapai zero defect
1. Jangan membuat produksi berlebih.
Hanya memproduksikan barang sesuai kebutuhan pelanggan diproses berikutnya.
2. Proses produksi disederhanakan dan dibuat lebih mudah cara pengoperasiannya.
Mudah digunakan bukan saja kepada pelanggan yg akan menggunakannya tetapi
bagaimana proses produksi itu sendiri mudah dioperasikan dan sederhana.
3. Sekali membuat produk, gunakan segera !!!
Pemakai adalah orang yg paling mahir mendeteksi defect.
Langkah-langkah Persiapan Penerapan Poka Yoke
1. Deskripsikan kerusakan atau potensi kerusakan yang akan diselesaikan. Buatkan Ratio atau persentase kerusakan yang terjadi.
2. Identifikasikan Proses mana yang terjadi kerusakan tersebut.
3. Tuliskan secara jelas dan rinci langkah kerja pada proses yang akan di analisis.
4. Perhatikan dengan seksama proses tersebut, apakah ada perbedaan dengan apa yang telah dirinci.
5. Identifikasikan langkah kerja ataupun kondisi yang dapat menyebabkan kerusakan / kesalahan kerja seperti lingkungan, alat pengukuran dan peralatan kerja. Pergunakanlah metode penyelesaian masalah 5 WHY (5 mengapa) untuk mendapatkan akar faktor penyebabnya.
6. Identifikasikan peralatan POKA YOKE yang akan dipakai untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
7. Lakukan Evaluasi ulang setelah penerapan peralatan POKA YOKE
Berikut ini adalah contoh-contoh kasus penerapan Poka-Yoke diberbagai kondisi lainnya:
1. Kunci kendaraan (motor dan mobil) didesain sedemikian rupa sehingga memastikan kunci tidak akan terlepas sebelum kunci pada posisi ‘OFF’. Pada kendaraan dengan sistem transmisi otomatis (Matic), bahkan kunci kendaraan tidak bisa dilepaskan sebelum posisi transmisi di posisi ‘PARK’
2. Disket komputer berukuran 3,5” maupun yang lebih lama 5 ¼” didesain sedemikian rupa sehingga bisa masuk ke drivernya hanya jika posisinya benar
3. Dalam proses manufaktur, biasanya jig didesain sedemikian rupa sehingga hanya memungkinkan material diproses dalam arah dan letak tertentu
4. Di beberapa produk, biasa kita jumpai posisi sekrup atau locking yang tidak simetris, sehingga saat akan dipasang kembali, hanya dimungkinkan jika arah dan posisinya sesuai dengan bentuk spesifiknya
5. Keping SIM card pada telepon genggam, pada salah satu ujungnya di trim sehingga posisi letaknya tidak bisa tertukar
6. Setiap mobil dilengkapi dengan Warning Light di Dashboard yang akan mengingatkan pengemudi jika melupakan sesuatu, misalnya belum menutup pintu secara benar, rem tangan (hand brake) masih aktif, mesin mengalami over heating, jumlah oli mesin yang kurang memadai, dll.
7. Circuit breaker di peralatan listrik terutama di rumah tangga akan trip (mati) dengan sendirinya untuk memutus aliran listrik atau mencegah pembebanan listrik yang tiba-tiba atau melebihi batasan beban yang seharusnya (over loaded)
8. Wastafel dilengkapi dengan lubang over flow untuk mencegah air melimpah keluar apabila kran (tap) air tetap terbuka
9. Setrika elektrik akan padam dengan sendirinya apabila tidak digunakan dalam waktu tertentu atau saat dikembalikan ke holder
10. Penutup tangki bahan bakar (fuel cap) pada mobil biasanya dilengkapi dengan tali atau rantai pengait untuk memastikan penutup tersebut tidak jatuh atau bahkan hilang. Selain itu, dilengkapi pula dengan ratchet dengan bunyi yang khas yang memberikan tanda keketatan (tightness) penutup yang memadai dan sekaligus mencegah over tightness
Cobalah Ciptakan Poka-Yoke mu sendiri, di pekerjaanmu, lingkup kerjamu. Sekecil apapun itu sehingga merubah pekerjaanmu menjadi mudah dan mengurangi kesalahan. Sukses yaa berImprovisasi