Ya, kenapa sekarang gaji manajer relatif dengan mudah bisa tembus Rp 45 juta per bulan? Sebuah angka yang amat mengesankan.
Tempo hari saya bertemu dengan seorang kawan. Usianya masih relatif muda, sekitar 36 tahun, dan menjadi manajer senior di sebuah perusahaan bonafid. Ia bilang gajinya saat ini mencapai Rp 46 juta per bulan. Sebuah angka yang renyah terutama mengingat ia masih berusia relatif muda.
Bagi karyawan kantoran, besarnya gaji tentu merupakan alasan paling vital kenapa mereka mau terus berjibaku pergi pagi pulang petang, berebut macet dengan ribuan motor dan mobil di jalanan.
Kalau terus berkeringat namun gaji hanya sekelas UMR, lhah terus kelak kapan bisa beli tanah dan rumah untuk tinggal.
Berikut tiga alasan fundamental kenapa gaji manajer bisa dengan mudah tembus angka Rp 45 juta per bulan.
Reason #1 : Over Demand, Under Supply. Sebab yang pertama ini amat sederhana namun powerful dampaknya : kebutuhan (demand) manajer yang andal amat tinggi, sementara pasokan (supply) amat terbatas.
Sesuai hukum ekonomi dasar yang universal : saat pasokan jasa/barang langka sementara permintaan tinggi, maka harga pasti akan melangit (prinsip “over demand under supply” ini sama persis dengan kasus kenaikan harga rumah dan tanah yang saya ulas dua minggu lalu).
Lembaga konsultan Boston Consulting Group dalam surveinya menyebut : dalam 10 – 20 tahun ke depan,
Laju ekspansi bisnis yang kian pesat tidak diimbangi dengan laju pertumbuhan jumlah manajer kapabel yang memadai.
Sekarangpun sudah terjadi : lihat saja iklan lowongan pekerjaan level “experienced hire” (bukan fresh grad) di harian Kompas Sabtu. Posisi yang kosong selalu bejibun, dan kelihatan sekali banyak perusahaan yang frustasi karena tetap susah mendapatkan manajer yang andal dan sesuai kebutuhan.
Akibatnya sering terjadi “talent war” – banyak perusahaan memanfaatkan jasa head hunter untuk membajak manajer andal bahkan kalau perlu dari perusahaan pesaing. Di industri bank, consumer goods, agensi periklanan, hal ini amat lazim terjadi.
Akibat perang memperebutkan manajer andal itu, maka otomatis gaji dengan mudah melejit.
Wani piro? Demikian ucapan yang diberikan manajer-manajer kompeten yang terus diburu oleh para headhunters. Dan hasilnya : gaji Rp 45 juta per bulan - sebuah angka yang mengesankan.
Reason #2 : Working at The
Perusahaan-perusahaan multi nasional seperti Citibank, Unilever, Chevron ataupun perusahaan nasional besar seperti Astra, Bank Danamon dan Indofood relatif bisa memberikan gaji yang atraktif bagi para manajer dan karyawannya.
Nah, kalau Anda merasa sekarang bekerja di perusahaan yang relatif kecil dalam memberi gaji (bukan karena pemiliknya pelit, tapi mungkin karena profit-nya rendah akibat biaya operasional yang terlalu tinggi), maka Anda bisa mencari peluang pindah ke perusahaan lain yang lebih bonafid.
Sebab ingat, banyak perusahaan lain yang juga amat membutuhkan tenaga Anda yang kompeten dan andal itu (kalau memang kompetensi Anda oke ya. Kalau kompetensi-mu abal-abal, ya wasalam).
Tempo hari ada pembaca
Reason #3 : Your Competency Defines Your Salary. Pada akhirnya yang menentukan berapa salary yang layak Anda terima, ya level kompetensi-mu.
Dengan kompetensi kelas dunia, Anda bisa dengan mudah bekerja di perusahaan kelas dunia, dan dengan gaji kelas dunia (sekarang gajinya sudah kelas dunia juga sih, dunia lain).
Dengan kompetensi yang mak nyus, Anda akan terus diburu oleh para headhunters yang akan membujuk Anda untuk pindah ke perusahaan lain dengan gaji yang lebih menggiurkan. Lalu Anda bisa mengajukan dua kata magis itu : Wani piro?
Nah jika Anda mau meningkatkan level kompetensi-mu ke level kelas dunia (agar gaji bisa naik ke standar kelas dunia), Anda bisa cek CARANYA DISINI.
Demikianlah sekilas ulasan mengenai standar gaji manajer di Indonesia. Yah, semua harus tetap disyukuri. Gaji 45 juta per bulan, syukur alhamdulilah. Gaji 4,5 juta per bulan ya tetap syukur.
Sebab urip iku mung sekedar mampir ngombe.Monggo mas/mbak, diminum dulu teh atau kopi hangatnya.
__._,_.___
Posted by: vmc_value@yahoo.co.id